- Beranda
- Stories from the Heart
(HORROR) Kisah Untuk Malam Seratus Lilin - (Diary Gadis Bermata Indigo return)
...
TS
ayanorei
(HORROR) Kisah Untuk Malam Seratus Lilin - (Diary Gadis Bermata Indigo return)
Hallo All,
We come back!!

thanks all for HT
Setelah sekian lama vakum di Kaskus dan hanya menulis di tempat lain. Akhirnya kami memutuskan kembali. Yap, Ayano dan Elisa kembali akan membagikan kisah kami di Kaskus.
Tadinya, kami tidak berpikir untuk kembali ke Kaskus, tapi ternyata banyak Inbox ke ID ini maupun ke ID Ayanokouji (yang sayangnya sedang bermasalah untuk Login) supaya kami mau kembali melanjutkan cerita di Kaskus ini. Jadi, here we are, we came back.
Post #1 ini akan khusus untuk INDEX. Cerita akan dimulai di Post selanjutnya.
Yang mau baca season 1 nya ada di sini
INDEX
Kisah Pertama - Hantu Pembawa Janin
Kisah Kedua - Mereka Mengawasiku?
Kisah Ketiga - Lily (Bagian Pertama)
Kisah keempat - Lily (bagian kedua)
Kisah Kelima - Penguntit (bagian pertama)
Kisah Keenam - Penguntit (Bagian Kedua)
Kisah Ketujuh - Possession (part 1)
Kisah Kedelapan - Possession (part 2)
Kisah Kesembilan - Mahluk di langit-langit
Kisah Kesepuluh - Susahnya kalau yang ngefans 'mereka'
Kisah Kesebelas - Hantu di gedung tua
Kisah Keduabelas - Ternyata
Kisah Ketigabelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (Bag pertama)
Kisah Keempatbelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (bag kedua)
Kisah Kelimabelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (1)
Kisah Keenambelas - Kisah hantu di sekolah - Sri (2)
Kisah Ketujuhbelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (3)
Kisah Kedelapanbelas - Kisah hantu di sekolah - Belum berakhir
Kisah Kesembilanbelas - Kisah hantu di sekolah - Cerita dari Bi Sumi (1)
Kisah Keduapuluh - Kisah Hantu Disekolah - Cerita dari Bi Sumi (2)
Kisah Keduapuluhsatu - Kisah hantu disekolah - Gangguan Dimulai Lagi
Kisah Keduapuluhdua - Kisah Hantu Disekolah - Terkuak
Kisah KeduapuluhTiga - Kisah Hantu Di Kantor - Prologue
Kisah KeduapuluhEmpat - Kisah Hantu Di Kantor - Putih, Hitam dan Ungu
Kisah KeduapuluhLima - Kisah Hantu di Kantor - Sidestory
Kisah Keduapuluhenam - Kisah hantu di Kantor - Resign
Kisah Keduapuluhtujuh - Kisah Hantu di Kantor - Kembali Bekerja (1)

We come back!!

thanks all for HT
Setelah sekian lama vakum di Kaskus dan hanya menulis di tempat lain. Akhirnya kami memutuskan kembali. Yap, Ayano dan Elisa kembali akan membagikan kisah kami di Kaskus.
Tadinya, kami tidak berpikir untuk kembali ke Kaskus, tapi ternyata banyak Inbox ke ID ini maupun ke ID Ayanokouji (yang sayangnya sedang bermasalah untuk Login) supaya kami mau kembali melanjutkan cerita di Kaskus ini. Jadi, here we are, we came back.
Post #1 ini akan khusus untuk INDEX. Cerita akan dimulai di Post selanjutnya.
Yang mau baca season 1 nya ada di sini
Quote:
INDEX
Kisah Pertama - Hantu Pembawa Janin
Kisah Kedua - Mereka Mengawasiku?
Kisah Ketiga - Lily (Bagian Pertama)
Kisah keempat - Lily (bagian kedua)
Kisah Kelima - Penguntit (bagian pertama)
Kisah Keenam - Penguntit (Bagian Kedua)
Kisah Ketujuh - Possession (part 1)
Kisah Kedelapan - Possession (part 2)
Kisah Kesembilan - Mahluk di langit-langit
Kisah Kesepuluh - Susahnya kalau yang ngefans 'mereka'
Kisah Kesebelas - Hantu di gedung tua
Kisah Keduabelas - Ternyata
Kisah Ketigabelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (Bag pertama)
Kisah Keempatbelas - Jumat Kliwon tanggal 13 (bag kedua)
Kisah Kelimabelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (1)
Kisah Keenambelas - Kisah hantu di sekolah - Sri (2)
Kisah Ketujuhbelas - Kisah Hantu di Sekolah - Sri (3)
Kisah Kedelapanbelas - Kisah hantu di sekolah - Belum berakhir
Kisah Kesembilanbelas - Kisah hantu di sekolah - Cerita dari Bi Sumi (1)
Kisah Keduapuluh - Kisah Hantu Disekolah - Cerita dari Bi Sumi (2)
Kisah Keduapuluhsatu - Kisah hantu disekolah - Gangguan Dimulai Lagi
Kisah Keduapuluhdua - Kisah Hantu Disekolah - Terkuak
Kisah KeduapuluhTiga - Kisah Hantu Di Kantor - Prologue
Kisah KeduapuluhEmpat - Kisah Hantu Di Kantor - Putih, Hitam dan Ungu
Kisah KeduapuluhLima - Kisah Hantu di Kantor - Sidestory
Kisah Keduapuluhenam - Kisah hantu di Kantor - Resign
Kisah Keduapuluhtujuh - Kisah Hantu di Kantor - Kembali Bekerja (1)

Diubah oleh ayanorei 20-10-2017 13:04
scorpiolama dan 15 lainnya memberi reputasi
16
119.7K
Kutip
380
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ayanorei
#314
Setelah kelar di Sekolah, mari kita lanjutkan dengan kisah hantu di kantoran.
Kisah Keduapuluh Tiga - Kisah hantu di kantor - Prologue
KHdK - (1)
Setelah membahas tentang pengalamanku di SMU.
Aku memutuskan untuk menceritakan pengalamanku yang cukup panjang di tempat lain. Yaitu kantor.
Mungkin ada yang pernah ingat, kalau aku pernah mengatakan bahwa aku sudah kapok kerja di kantor dan lebih memilih usaha sendiri saja?
Ya begitulah....
Memang alasannya karena 'mereka'...
Baiklah, aku akan mulai perlahan-lahan saja ya..?
Part ini baru pembuka, jadi mungkin tidak akan terlalu panjang.
===
Lulus kuliah... saatnya bekerja seperti teman-temanku yang lain.
Aku menolak semua tawaran Ayano untuk masuk ke beberapa kantor lewat koneksi yang dia berikan untukku.
Sebenarnya aku heran juga sih... bisa-bisanya Ayano memiliki begitu banyak koneksi dengan teman-teman yang bekerja di tempat-tempat yang sangat kukenal, tapi dia sendiri tidak tertarik untuk bekerja di salah satunya.
Yah.. waktu itu, aku memang menganggapnya teman baikku yang sangat misterius sekali..
Dia mengakunya sih "Koko terlalu malas untuk bekerja di kantor".
Tapi beberapa kali aku mendapatinya sudah bangun jam 5 pagi untuk bekerja di depan komputernya, dan tidur sangat malam setelahnya. Masih bekerja di depan komputernya itu.
Jadi, kurasa malas bukan alasan sebenarnya.
Padahal teman-temannya banyak yang bekerja di perusahaan bonafit dan sering sekali mengajaknya bergabung ke tempat mereka.
Alih-alih mengambil kesempatan itu, dia malah meminta teman-temannya itu untuk memberikan koneksi padaku.
Dan ya, memang banyak koneksi yang ditawarkan padaku. Menurut Ayano, aku sudah "50%" pasti diterima, sisanya adalah bagaimana aku membawa diriku pada user yang bersangkutan.
Tapi aku menolak semuanya itu.
Bukan, bukan karena aku ingin memberontak atau apa.
Aku sangat berterimakasih pada Ayano untuk tawarannya itu, dan bahkan sebenarnya sangat ingin untuk menerimanya.
Tapi, aku ini menderita sesuatu yang namanya 'kompleks ketidakpercayaan diri'.
Atau, apabila mau dikatakan dengan sangat jujur : aku takut.
Aku takut kalau teman-teman Ayano itu berharap kemampuanku menyamai Ayano. Aku tidak mau mengecewakan mereka dan membuat Ayano malu.. jadi aku memutuskan untuk mencari sendiri pekerjaan pertamaku.
Dan aku mendapatkannya.
Perusahaan yang bergerak di Food and Beverages , tidak terlalu besar. Tapi gaji yang ditawarkan cukup lumayan bagiku. Dan dari deskripsi pekerjaannya, sepertinya aku akan mampu melakukannya.
Hanya saja kekurangannya hanya satu, jaraknya cukup jauh. Aku perlu berganti beberapa bus dan harus melanjutkan menggunakan ojek apabila kerja di sana. Yang artinya aku harus pergi pagi-pagi sekali dan sepertinya akan pulang malam setiap harinya walaupun tidak lembur.
Tapi, tentu saja mister selalu-khawatir, tidak mengijinkannya.
Dia setengah memaksaku untuk mau diantar dan dijemput setiap harinya.
Awalnya tentu saja aku protes, mana mungkin aku membiarkannya untuk mengantar dan menjemputku? Bukan saja tempatnya jauh dari apartemen, tapi juga macet. Sedangkan aku tau betapa sibuknya cowok ini meskipun dia selalu saja ada waktu untuk mengantar dan menjemputku.
Tapi, semenjak aku memergokinya bekerja dengan laptop selama menungguiku pulang dari interviewku di kantor ini, aku terang-terangan menolak untuk diantar jemput olehnya.
Dan tentu saja penolakanku itu percuma....
Karena Ayano sudah menungguiku semenjak pagi. Lengkap dengan sarapan untukku.
Karena percuma saja melawannya, akhirnya aku terima saja diantarkan olehnya hari itu.
---
Aku tiba di kantor tepat waktu, berkat Ayano.
Aku tidak menyangka daerah kantorku ini akan sebegitu macetnya di hari Senin. Entah harus berangkat jam berapa dari rumah apabila aku tidak di antar oleh Ayano...
Entahlah, akan kupikirkan itu untuk besok, pikirku...
Aku tiba di kantor itu dan duduk di resepsionisnya.
Kantor itu tidak terlalu besar, namun sepertinya situasi kerjanya cukup nyaman. Aku sudah sekali datang ke tempat ini pada saat tes masuk dan interview pertama kalinya. Sisa dari kegiatan penerimaan karyawan baru, seperti psikotes dan negosiasi gaji, semuanya tidak dilakukan di kantor ini.
Tidak lama aku duduk, datanglah Manajer HRD yang harus ketemui terlebih dulu sebelum ditempatkan di kantor ini. Ibu Gita namanya.
Ibu Gita kemudian membawaku ke ruang divisi keuangan, tempat dimana aku akan ditempatkan nantinya.
Di sana, aku kembali bertemu dengan atasanku, ibu Imelda yang pernah mewawancaraiku selaku user sebelumnya.
Setelah berbasa basi sedikit, bu Imel menjelaskan tugasku nanti dan kemudian memanggil salah satu anak buahnya, yang dipanggil ci Yuni, sebagai supervisorku nantinya.
Untuk hari pertama itu, pekerjaanku adalah mencoba membiasakan diri dengan formulir-formulir yang digunakan di perusahaan itu.
Semua karyawan di divisi keuangan tempatku di tempatkan, hampir seluruhnya adalah wanita secara fisik, dan secara mental semuanya adalah wanita.
Untuk satu orang laki-laki itu... kurasa aku tidak perlu menjelaskan lebih detail....
Dan, seperti biasanya. Apabila pada satu tempat berkumpul banyak wanita, gosip akan dimulai.
Tidak terkecuali di kantor ini.
Biasanya aku tidak terlalu suka ikut-ikutan menggosip. Tapi kali ini, gosip yang mereka ceritakan mau tidak mau membuatku memasang telinga baik-baik.
"Si Desy ngeliat lagi tuh... di WC bawah katanya" kata salah seorang wanita bernama Enno (Desy yang dimaksudkan di sini bukan ci Desy yang itu)
"Hah? waduh.. gue selalu ke WC bawah lagi..." keluh wanita lainnya yang bernama Qina.
"Ngeliat apa kali ini?" tanya wanita lainnya, yang bernama Yuli.
"Si kunti...." jawab Enno.
"Kunti!!?" teriak Yuli agak keras. Gadis itu kemudian tersadar dan buru-buru menutup mulutnya.
Tapi, lelaki kemayu yang duduk di pojok ruangan, sepertinya mendengar teriakan itu dan segera berlari-lari kecil dari kubikelnya ke arah kumpulan wanita yang sedang bergosip itu.
"Eh..eh... ada kunti katanya? di mana?" tanyanya dengan gaya yang dilebih-lebihkan.
Oh, lelaki itu bernama cukup unik : Maradona. Menurut Ayano sih itu nama legenda sepak bola, tapi aku tidak mengenalnya. Dan lelaki ini juga bersikeras agar orang-orang memanggilnya Dona. Setidaknya para karyawan di divisi keuangan ini menuruti kemauannya dan memanggilnya Dona, meskipun ibu Imelda tetap memanggilnya dengan panggilan "Don".
"Iya lho Dona, katanya ada di bawah. Si Desy ngeliat di WC" jelas Enno pada Maradona.
"Ahh?! di WC??!" teriak Maradona dramatis "Tapi, bukannya si kunti itu biasanya cuma keliatan di lorong? kenapa bisa di WC siiiiiih?"
"Nah, justru itu kita juga bingung nih" kata Qina.
"Bener tuh kata Dona, biasanya kan nggak pernah pindah. Kenapa bisa tiba-tiba aja nongol di WC sih?" protes Yuli.
"Yee.. tanya sama kuntinya kaliii, mana gue tau. Suka-suka dia lah" ketus Enno.
"Ehh.. sssttt lhoo!! anak baru denger ituuu" kata Maradona sambil menunjuk ke arahku.
Seketika kumpulan wanita itu melihat ke arahku semua.
"Eh.. sorry ya, Lisa kan namanya? sorry yah... takut sama setan?" tanya Yuli.
"Eh.. nggak apa. Iya, aku Lisa. Nggak apa kok. Aku takut sih memang..." jawabku.
"Ohh... kalau begitu, sebaiknya kamu jangan sendirian kalau mau ke toilet. Ajak kita-kita aja" kata Yuli lagi.
"Lagak lu, Yul. Kayak berani aja. Ntar nongol beneran, lu malah kabur lagi ninggalin si Lisa" ledek Qina.
"Yee.. nggak juga kali.." protes Yuli.
"Mendingan lu ajak si Dona aja tuh, Lis" goda Enno.
"Ihhhh... !!! nggak ahh.. aku takut sama gitu-gituan, iiihhh!!" tolak Maradona.
"Hahahahaha, badan lu doang yang kekar. Malah lebih cupu dari kita yang cewek beneran" ledek Enno.
"Bodo!! noh, kalau mau yang berani mah si Sherly noh!!" kata Maradona.
"Wah, gila lu. Kalau sama si Sherly mah malah didatengin kalii" kata Enno.
"Ya, tapi kan dia berani. Malah pernah coba-coba ngusir" kata Maradona lagi.
"Ngusir?" potongku.
Enno dan Maradona melihat ke arahku, Maradona duluan yang membuka mulutnya "Iyaah, tu cewek satu emang kayaknya keturunan dukun atau gimanaaa gitu"
"Huss, sembarangan lu kalau ngomong" tegur Yuli "Sherly itu punya kelebihan, Lis. Dia bisa ngeliat gitu. Makanya paling sering diganggu deh"
Uh-oh.... gawat dong...
"Diganggu sama kunti?" tanyaku takut-takut.
"Ohh, bukaan. Kunti itu cuma salah satunyaa" kata Maradona yang semakin membuatku gugup.
"Jangan bikin anak baru takut, bisa nggak?" protes Yuli.
"Eh.. ada banyak?" tanyaku khawatir.
"Yahh...." Yuli tidak menyelesaikan kata-katanya dan hanya mengangguk pelan.
"Tapi tenang aja, Lis. Biasanya kita jarang-jarang liat kok. Yang sering liat tuh Sherly justru, mungkin karena dianya punya bakat ya?" kata Yuli berusaha menenangkanku.
Yang sebenarnya, kata-katanya itu justru sukses membuatku semakin takut...
Setelah itu, waktu istirahat berakhir, dan aku berusaha fokus semampuku untuk menyelesaikan pekerjaan pengenalanku di kantor ini.
Aku benar-benar harus bersyukur karena Ayano menjemputku hari ini...
Sepertinya aku terlalu takut sehingga kakiku serasa lemas.
Pukul lima sore, saatnya bubar kantor.
Aku mengikuti teman-teman satu divisiku untuk bergegas beres-beres dan pulang.
Ketika menyusuri lorong, aku melihat sekilas wanita bergaun putih yang duduk di tempat resepsionis sambil lewat.
Aku merasa aneh.
Sepertinya tadi resepsionis itu tidak memakai gaun deh... apalagi gaun putih panjang begitu...
Baru saja aku menengok sedikit ke arah tempat duduk resepsionis itu, ketika sesuatu berwarna putih dan panjang tiba-tiba nampak melesat bagai melompat di depan mataku. Sambil meninggalkan suara yang sangat mengerikan...
"Hi..hi..hi...hi..hi..hi..hiiii!!!"
Aku langsung merasa lemas.... dan sangat shock...
Hingga tepukan di bahuku membuatku sangat terkejut "Ah... sorry.... aku liat kamu bengong.. ada apa?" tanya ci Yuni, supervisorku.
"Ah.. eh... nggak ci. Aku cuma mikir apa ada yang ketinggalan nggak ya..." kilahku.
"Oh? ada yang ketinggalan? ayo cici temenin kalau begitu" tawar ci Yuni.
"Eh.. nggak, sepertinya udah nggak ada sih, ci" kataku cepat-cepat.
"Ohh gitu, kalau begitu ayo cepet pulang yuk. Jangan bengong di sini, nanti kesambet repot" kata ci Yuni sambil tersenyum.
Kemudian aku keluar bersama ci Yuni. Aku tidak berani menanyakan apakah ci Yuni juga mendengar suara tertawa melengking tadi. Tapi sepertinya tidak...
Di jalan menuju ke parkiran, aku berpapasan dengan seorang gadis yang kurang lebih sedikit lebih tua dariku. Wajahnya nampak pucat sambil sesekali menengok ke arah gedung kantor kami.
Dan saat itulah aku menyadari. Sepertinya gadis itulah yang bernama Sherly.. dan dia mendengarnya...
Dia sepertinya sama sepertiku...
Setidaknya bisa melihat 'mereka'....
Dan inilah hari perkenalanku di kantor yang ternyata banyak ditinggali oleh 'mereka'. Kenapa bisa aku dapat kantor yang kebetulan sekali dipenuhi oleh 'mereka'?
Entahlah... mungkin memang kesialanku yang memegang kendali di sini...
Untuk beberapa hari kedepan, sepertinya pekerjaanku di kantor ini akan jauh dari kata 'lancar dan aman'.....
Kisah Keduapuluh Tiga - Kisah hantu di kantor - Prologue
KHdK - (1)
Spoiler for KHdK - (1) - Prologue:
Setelah membahas tentang pengalamanku di SMU.
Aku memutuskan untuk menceritakan pengalamanku yang cukup panjang di tempat lain. Yaitu kantor.
Mungkin ada yang pernah ingat, kalau aku pernah mengatakan bahwa aku sudah kapok kerja di kantor dan lebih memilih usaha sendiri saja?
Ya begitulah....
Memang alasannya karena 'mereka'...
Baiklah, aku akan mulai perlahan-lahan saja ya..?
Part ini baru pembuka, jadi mungkin tidak akan terlalu panjang.
===
Lulus kuliah... saatnya bekerja seperti teman-temanku yang lain.
Aku menolak semua tawaran Ayano untuk masuk ke beberapa kantor lewat koneksi yang dia berikan untukku.
Sebenarnya aku heran juga sih... bisa-bisanya Ayano memiliki begitu banyak koneksi dengan teman-teman yang bekerja di tempat-tempat yang sangat kukenal, tapi dia sendiri tidak tertarik untuk bekerja di salah satunya.
Yah.. waktu itu, aku memang menganggapnya teman baikku yang sangat misterius sekali..
Dia mengakunya sih "Koko terlalu malas untuk bekerja di kantor".
Tapi beberapa kali aku mendapatinya sudah bangun jam 5 pagi untuk bekerja di depan komputernya, dan tidur sangat malam setelahnya. Masih bekerja di depan komputernya itu.
Jadi, kurasa malas bukan alasan sebenarnya.
Padahal teman-temannya banyak yang bekerja di perusahaan bonafit dan sering sekali mengajaknya bergabung ke tempat mereka.
Alih-alih mengambil kesempatan itu, dia malah meminta teman-temannya itu untuk memberikan koneksi padaku.
Dan ya, memang banyak koneksi yang ditawarkan padaku. Menurut Ayano, aku sudah "50%" pasti diterima, sisanya adalah bagaimana aku membawa diriku pada user yang bersangkutan.
Tapi aku menolak semuanya itu.
Bukan, bukan karena aku ingin memberontak atau apa.
Aku sangat berterimakasih pada Ayano untuk tawarannya itu, dan bahkan sebenarnya sangat ingin untuk menerimanya.
Tapi, aku ini menderita sesuatu yang namanya 'kompleks ketidakpercayaan diri'.
Atau, apabila mau dikatakan dengan sangat jujur : aku takut.
Aku takut kalau teman-teman Ayano itu berharap kemampuanku menyamai Ayano. Aku tidak mau mengecewakan mereka dan membuat Ayano malu.. jadi aku memutuskan untuk mencari sendiri pekerjaan pertamaku.
Dan aku mendapatkannya.
Perusahaan yang bergerak di Food and Beverages , tidak terlalu besar. Tapi gaji yang ditawarkan cukup lumayan bagiku. Dan dari deskripsi pekerjaannya, sepertinya aku akan mampu melakukannya.
Hanya saja kekurangannya hanya satu, jaraknya cukup jauh. Aku perlu berganti beberapa bus dan harus melanjutkan menggunakan ojek apabila kerja di sana. Yang artinya aku harus pergi pagi-pagi sekali dan sepertinya akan pulang malam setiap harinya walaupun tidak lembur.
Tapi, tentu saja mister selalu-khawatir, tidak mengijinkannya.
Dia setengah memaksaku untuk mau diantar dan dijemput setiap harinya.
Awalnya tentu saja aku protes, mana mungkin aku membiarkannya untuk mengantar dan menjemputku? Bukan saja tempatnya jauh dari apartemen, tapi juga macet. Sedangkan aku tau betapa sibuknya cowok ini meskipun dia selalu saja ada waktu untuk mengantar dan menjemputku.
Tapi, semenjak aku memergokinya bekerja dengan laptop selama menungguiku pulang dari interviewku di kantor ini, aku terang-terangan menolak untuk diantar jemput olehnya.
Dan tentu saja penolakanku itu percuma....
Karena Ayano sudah menungguiku semenjak pagi. Lengkap dengan sarapan untukku.
Karena percuma saja melawannya, akhirnya aku terima saja diantarkan olehnya hari itu.
---
Aku tiba di kantor tepat waktu, berkat Ayano.
Aku tidak menyangka daerah kantorku ini akan sebegitu macetnya di hari Senin. Entah harus berangkat jam berapa dari rumah apabila aku tidak di antar oleh Ayano...
Entahlah, akan kupikirkan itu untuk besok, pikirku...
Aku tiba di kantor itu dan duduk di resepsionisnya.
Kantor itu tidak terlalu besar, namun sepertinya situasi kerjanya cukup nyaman. Aku sudah sekali datang ke tempat ini pada saat tes masuk dan interview pertama kalinya. Sisa dari kegiatan penerimaan karyawan baru, seperti psikotes dan negosiasi gaji, semuanya tidak dilakukan di kantor ini.
Tidak lama aku duduk, datanglah Manajer HRD yang harus ketemui terlebih dulu sebelum ditempatkan di kantor ini. Ibu Gita namanya.
Ibu Gita kemudian membawaku ke ruang divisi keuangan, tempat dimana aku akan ditempatkan nantinya.
Di sana, aku kembali bertemu dengan atasanku, ibu Imelda yang pernah mewawancaraiku selaku user sebelumnya.
Setelah berbasa basi sedikit, bu Imel menjelaskan tugasku nanti dan kemudian memanggil salah satu anak buahnya, yang dipanggil ci Yuni, sebagai supervisorku nantinya.
Untuk hari pertama itu, pekerjaanku adalah mencoba membiasakan diri dengan formulir-formulir yang digunakan di perusahaan itu.
Semua karyawan di divisi keuangan tempatku di tempatkan, hampir seluruhnya adalah wanita secara fisik, dan secara mental semuanya adalah wanita.
Untuk satu orang laki-laki itu... kurasa aku tidak perlu menjelaskan lebih detail....
Dan, seperti biasanya. Apabila pada satu tempat berkumpul banyak wanita, gosip akan dimulai.

Tidak terkecuali di kantor ini.
Biasanya aku tidak terlalu suka ikut-ikutan menggosip. Tapi kali ini, gosip yang mereka ceritakan mau tidak mau membuatku memasang telinga baik-baik.
"Si Desy ngeliat lagi tuh... di WC bawah katanya" kata salah seorang wanita bernama Enno (Desy yang dimaksudkan di sini bukan ci Desy yang itu)
"Hah? waduh.. gue selalu ke WC bawah lagi..." keluh wanita lainnya yang bernama Qina.
"Ngeliat apa kali ini?" tanya wanita lainnya, yang bernama Yuli.
"Si kunti...." jawab Enno.
"Kunti!!?" teriak Yuli agak keras. Gadis itu kemudian tersadar dan buru-buru menutup mulutnya.
Tapi, lelaki kemayu yang duduk di pojok ruangan, sepertinya mendengar teriakan itu dan segera berlari-lari kecil dari kubikelnya ke arah kumpulan wanita yang sedang bergosip itu.
"Eh..eh... ada kunti katanya? di mana?" tanyanya dengan gaya yang dilebih-lebihkan.
Oh, lelaki itu bernama cukup unik : Maradona. Menurut Ayano sih itu nama legenda sepak bola, tapi aku tidak mengenalnya. Dan lelaki ini juga bersikeras agar orang-orang memanggilnya Dona. Setidaknya para karyawan di divisi keuangan ini menuruti kemauannya dan memanggilnya Dona, meskipun ibu Imelda tetap memanggilnya dengan panggilan "Don".
"Iya lho Dona, katanya ada di bawah. Si Desy ngeliat di WC" jelas Enno pada Maradona.
"Ahh?! di WC??!" teriak Maradona dramatis "Tapi, bukannya si kunti itu biasanya cuma keliatan di lorong? kenapa bisa di WC siiiiiih?"
"Nah, justru itu kita juga bingung nih" kata Qina.
"Bener tuh kata Dona, biasanya kan nggak pernah pindah. Kenapa bisa tiba-tiba aja nongol di WC sih?" protes Yuli.
"Yee.. tanya sama kuntinya kaliii, mana gue tau. Suka-suka dia lah" ketus Enno.
"Ehh.. sssttt lhoo!! anak baru denger ituuu" kata Maradona sambil menunjuk ke arahku.
Seketika kumpulan wanita itu melihat ke arahku semua.
"Eh.. sorry ya, Lisa kan namanya? sorry yah... takut sama setan?" tanya Yuli.
"Eh.. nggak apa. Iya, aku Lisa. Nggak apa kok. Aku takut sih memang..." jawabku.
"Ohh... kalau begitu, sebaiknya kamu jangan sendirian kalau mau ke toilet. Ajak kita-kita aja" kata Yuli lagi.
"Lagak lu, Yul. Kayak berani aja. Ntar nongol beneran, lu malah kabur lagi ninggalin si Lisa" ledek Qina.
"Yee.. nggak juga kali.." protes Yuli.
"Mendingan lu ajak si Dona aja tuh, Lis" goda Enno.
"Ihhhh... !!! nggak ahh.. aku takut sama gitu-gituan, iiihhh!!" tolak Maradona.
"Hahahahaha, badan lu doang yang kekar. Malah lebih cupu dari kita yang cewek beneran" ledek Enno.
"Bodo!! noh, kalau mau yang berani mah si Sherly noh!!" kata Maradona.
"Wah, gila lu. Kalau sama si Sherly mah malah didatengin kalii" kata Enno.
"Ya, tapi kan dia berani. Malah pernah coba-coba ngusir" kata Maradona lagi.
"Ngusir?" potongku.
Enno dan Maradona melihat ke arahku, Maradona duluan yang membuka mulutnya "Iyaah, tu cewek satu emang kayaknya keturunan dukun atau gimanaaa gitu"
"Huss, sembarangan lu kalau ngomong" tegur Yuli "Sherly itu punya kelebihan, Lis. Dia bisa ngeliat gitu. Makanya paling sering diganggu deh"
Uh-oh.... gawat dong...
"Diganggu sama kunti?" tanyaku takut-takut.
"Ohh, bukaan. Kunti itu cuma salah satunyaa" kata Maradona yang semakin membuatku gugup.
"Jangan bikin anak baru takut, bisa nggak?" protes Yuli.
"Eh.. ada banyak?" tanyaku khawatir.
"Yahh...." Yuli tidak menyelesaikan kata-katanya dan hanya mengangguk pelan.
"Tapi tenang aja, Lis. Biasanya kita jarang-jarang liat kok. Yang sering liat tuh Sherly justru, mungkin karena dianya punya bakat ya?" kata Yuli berusaha menenangkanku.
Yang sebenarnya, kata-katanya itu justru sukses membuatku semakin takut...
Setelah itu, waktu istirahat berakhir, dan aku berusaha fokus semampuku untuk menyelesaikan pekerjaan pengenalanku di kantor ini.
Aku benar-benar harus bersyukur karena Ayano menjemputku hari ini...
Sepertinya aku terlalu takut sehingga kakiku serasa lemas.
Pukul lima sore, saatnya bubar kantor.
Aku mengikuti teman-teman satu divisiku untuk bergegas beres-beres dan pulang.
Ketika menyusuri lorong, aku melihat sekilas wanita bergaun putih yang duduk di tempat resepsionis sambil lewat.
Aku merasa aneh.
Sepertinya tadi resepsionis itu tidak memakai gaun deh... apalagi gaun putih panjang begitu...
Baru saja aku menengok sedikit ke arah tempat duduk resepsionis itu, ketika sesuatu berwarna putih dan panjang tiba-tiba nampak melesat bagai melompat di depan mataku. Sambil meninggalkan suara yang sangat mengerikan...
"Hi..hi..hi...hi..hi..hi..hiiii!!!"
Aku langsung merasa lemas.... dan sangat shock...
Hingga tepukan di bahuku membuatku sangat terkejut "Ah... sorry.... aku liat kamu bengong.. ada apa?" tanya ci Yuni, supervisorku.
"Ah.. eh... nggak ci. Aku cuma mikir apa ada yang ketinggalan nggak ya..." kilahku.
"Oh? ada yang ketinggalan? ayo cici temenin kalau begitu" tawar ci Yuni.
"Eh.. nggak, sepertinya udah nggak ada sih, ci" kataku cepat-cepat.
"Ohh gitu, kalau begitu ayo cepet pulang yuk. Jangan bengong di sini, nanti kesambet repot" kata ci Yuni sambil tersenyum.
Kemudian aku keluar bersama ci Yuni. Aku tidak berani menanyakan apakah ci Yuni juga mendengar suara tertawa melengking tadi. Tapi sepertinya tidak...
Di jalan menuju ke parkiran, aku berpapasan dengan seorang gadis yang kurang lebih sedikit lebih tua dariku. Wajahnya nampak pucat sambil sesekali menengok ke arah gedung kantor kami.
Dan saat itulah aku menyadari. Sepertinya gadis itulah yang bernama Sherly.. dan dia mendengarnya...
Dia sepertinya sama sepertiku...
Setidaknya bisa melihat 'mereka'....
Dan inilah hari perkenalanku di kantor yang ternyata banyak ditinggali oleh 'mereka'. Kenapa bisa aku dapat kantor yang kebetulan sekali dipenuhi oleh 'mereka'?
Entahlah... mungkin memang kesialanku yang memegang kendali di sini...
Untuk beberapa hari kedepan, sepertinya pekerjaanku di kantor ini akan jauh dari kata 'lancar dan aman'.....
oldmanpapa memberi reputasi
2
Kutip
Balas