- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe..
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe..


Salam Kenal gan and Sis.. Ane really fresh newbie nih.. Awalnya cuma jadi SR yg suka baca cerita2 yg keren-keren di Kaskus.. Sekarang ane nyoba buat nyalurin hobi menulis ane..Karena ane termasuk kategori penulis kacangan alias yg masih belajar, jadi harap maklum jika dari gaya penulisan dan bahasa serta jalan ceritanya bisa tiba2 ga nyambung.. Cerita ane ini fiksi koq..
Rules nya sama dengan Rules SFTH pada umumnya Gan and Sis..
PROLOG
Kata orang, setiap anak kecil yang di ambil Kolong wewe psikologisnya akan terganggu. Ada yg bilang jika sampai di beri makan oleh mahluk tersebut maka si anak akan bisu. Tapi yg terjadi dengan gw berbeda.. Justru itu lah yang menjadi Titik awal perubahan hidup gw saat menginjak remaja.. Banyak pengalaman yg gw rasakan terutama yang berhubungan dengan MEREKA...
Anak Hilang
Anak Hilang (2)..
Anak Hilang (3)..
Kolong Wewe..
kolong wewe (2)..
10 Tahun Kemudian..
Me and The Gank..
Apes Banget Gw Sama Rio..
Cleaning Service Sehari
Cleaning Service sehari (2)
Ngerokok Dulu kita, Men..
Hutan Bambu..
Mimpi..
Sekar Kencana..
Ki Suta...
Terbukanya Mata Bathin..
Para Penghuni Gedung Sekolah..
Aura.. Tanpa Kasih..
Kekuatan Mata Batin Yang Sama..
Serunya Ngerjain Sekar Dan Rio..
Viny Ayundha, Gw Sayang Lu, Tapi...
Mati Satu Tumbuh Seribu..
Me Versus Ramon..
Pengakuan Viny..
Ki Sabdo, Penjaga Gerbang Utara..
Tasya..
Ngerjain Rio, lagi....
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pembalasan Ramon Dan Kesempatan Gw Menjajal Ilmu..
Rio, Orang Pertama Yang Tahu Rahasia Gw..
Maafin Aku, Sya...
Munculnya Calon Penjaga Batu Mustika Gerbang Selatan..
Bangun Donk, Sya...
Beraninya Keroyokan, Kampungan!!!
Pedang Jagat..
Munculnya Kedua Calon Penjaga Batu Mustika Terakhir..
Berkumpulnya Keempat Calon Penjaga Batu Mustika..
Empat Penjaga Gerbang...
Empat Penjaga Gerbang (2)...
Sekar Ikutan Nge'Lounge...
Terima Kasih, Tasya...
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On???..
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On??? (2)..
No Woman No Cry..
Anggie Angelita Hapsari, Will You Be My....
Retaknya Hubungan Persaudaraan..
Retaknya Hubungan Persaudaraan (2)...
Suluh, Gw Dan Rangga...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan (2)..
Kami Akan Menjaga Mu Suluh...
Munculnya Pengganti Rangga...
Manisnya Anggie Gw..
Pertunangan Tasya Dengan Rasya Bin Kampret..
Hilangnya Suluh...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat (2)...
Binar, Sang Juru Kunci...
Ungkapan Hati Tasya...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan (2)..
Liburan Bareng Suluh Dan Sebuah Pengakuan (3)
Pelet Si Bayang Bayang
Rampak Tantra...
Kedua Putra Yang terbuang, Rampak Tantra Dan Bimo..
Galau...
Terluka...
Tapa Brata...
Tapa Brata (2)...
Aku Kembali...
Empat Senjata Sakti...
Empat Senjata Sakti (2)...
Sebuah Permintaan Tolong..
Sebuah Permintaan Tolong (2)...
Bad Day For Love...
Sekar Kembali...
Pertarungan Tanpa Hati...
Pertarungan Tanpa Hati (2)...
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...?
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...? (2)
Cinta Tanpa Syarat...
Santet...
Santet (2)...
Datangnya Si Pengirim Santet...
Munculnya Ratu Kala Wanara...
Munculnya Ratu Kala Wanara (2)...
Pemberian Batu Mustika Penjaga Gerbang..
Melepas Mu...
The Last Moment With Her...
Pertempuran Terakhir...
Pertempuran Terakhir (2)...
Pertempuran Terakhir (3)...
Pertarungan Terakhir (4)...
Puncak Pertempuran Terakhir...Lenyapnya Satu Angkara Murka (Tamat, jilid satu)
Diubah oleh juraganpengki 15-10-2017 22:10
alasjurik721 dan 57 lainnya memberi reputasi
56
752.3K
1.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1483
Pertarungan Terakhir (3)...
“Terima kasih atas kedatangan mu, Tuan Senopati” Ucap gw setengah menundukan kepala ke Senopati Kerajaan Laut Utara..
“Terima Kasih, Dewi Arum Kesuma” Kata gw ke arah gadis cantik berbaju laksana seorang puteri kerajaan berwarna biru laut, yang berwajah sedikit jutek..
Berbeda dengan Senopati Jaka Wastra yang menyambut ungkapan rasa terima kasih gw dengan senyuman hangat, Dewi Arum Kesuma hanya menyunggingkan senyuman kecil yang terkesan hambar..
Dari arah Bimo dan seribu jin bantuan Penguasa Merapi, Nyai Lingga juga sudah mendatangkan ratusan anak buahnya berupa sosok jin laki-laki dan perempuan, berpakaian kulit buaya berwarna putih dengan senjata pedang bergerigi laksana gigi buaya.. Sosok-sosok jin wanita yang merupakan pasukan Nyai Lingga tersebut, terlihat berpenampilan paling seronok.. Yakni hanya berselimut kulit buaya putih tipis yang menutupi bagian alat vital dan buah dada mereka masing-masing saja..
“Kau lihat, jumlah kami sudah bertambah dengan bantuan semua mahluk yang sudah muak atas tingkah laku mu” Teriak Ki Suta ke arah Raja Siluman yang berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya..
“Baiklah, sesuai dengan kemauan kalian.. Aku dan seluruh pasukan ku akan dengan senang hati menerima nyawa kalian semua” Jawab Raja Siluman dengan diiringi senyuman menyeringai..
Perlahan, tangan mahluk yang menjadi musuh utama kami itu, mulai naik ke atas dan sambil berteriak “ SERAAAANG!!!” Semua pasukannya yang ada di belakang melesat ke arah kami..
Kami yang memang sudah bersiap, ikut melesat menyongsong kedatangan musuh.. Sekar yang sudah menjelma menjadi Kolong Wewe putih menghadang Nilam Segara yang juga sudah berubah ke sosok Kolong Wewe berkulit hangus menghitam.. Beberapa gerakan ilmu kanuragan mereka gunakan untuk mencoba melukai satu sama lain..
Nyi Roro Ranggas yang melayang di dekat Sekar, melengkingkan suara tawa nya ke arah puluhan Jin yang melesat maju.. Sesaat, puluhan Jin anak buah Raja Siluman nampak berhenti melesat sambil memegangi telinga mereka masing-masing, begitu gelombang suara mengandung kesaktian tinggi milik Nyi Roro Ranggas menerpa mereka.. Semua mata Jin yang memegangi telinga nya itu, terlihat mendelik, lalu satu per satu kepala mereka meledak hingga memuncratkan darah hitam kemana-mana..
Gw yang menggunakan Pedang Jagat Samudera mengayunkan Pedang itu ke arah puluhan Jin anak buah Raja Siluman dan berhasil membuat tubuh mereka terbelah menjadi beberapa bagian.. Dentang suara senjata tajam yang beradu dari berbagai arah Cumiakkan telinga, di susul bau anyir darah hitam yang menusuk indera penciuman.. Jeritan-jeritan mahluk yang sedang meregang nyawa terdengar di sana sini..
Di arah lain, Bimo nampak sangat bernafsu untuk membunuh Raja Rampak.. Beberapa kali ia mencoba menusukkan Tombak Geni ke mahluk yang tubuhnya di penuhi bulu-bulu panjang nan kasar, tapi dengan mudah dapat ia elakkan..
Sementara, Ridho melecutkan Cambuk Langit Selatan ke arah Jerangkong Api.. Beberapa sinar emas dilapisi sinar kehijauan keluar dari Cambuk Langit Selatan ke mahluk berbentuk tengkorak berkobar api.. Melihat beberapa kekuatan sakti melesat ke arahnya, jerangkong Api memutar kedua tangannya yang hanya tulang ke arah depan..
Satu kobaran api besar berwarna merah kehitaman tersembur keluar dari tulang telapak tangan mahluk tersebut dan menghadang kesaktian dari Cambuk Langit Selatan.. Kedua kesaktian mengandung tenaga dahsyat nampak beradu dan menimbulkan ledakan cukup kuat.. Tiba-tiba, Ridho melompat ke atas dan melecutkan kembali Cambuk Langit Selatan dengan berputar..
Empat cahaya keemasan yang dilapisi sinar hijau terang keluar dari Cambuk sakti dengan pola melingkar, berputar putar terus ke arah Jerangkong Api.. Mahluk tengkorak tersebut nampak menggerakkan tulang rahangnya beberapa kali seperti terkejut, lalu berusaha melompat untuk menghindar, sambil mengayunkan tongkat putih berbentuk tulang betis yang tersambung..
Dua larik sinar putih berbalut sinar hitam dari tongkat milik Jerangkong Api, menyambar empat sinar dari Cambuk Langit Selatan, dan berhasil mengadang dua dari sinar emas.. Tapi sayangnya dua buah lingkaran sinar emas kehijauan dari cambuk Langit Selatan berhasil lolos dan mengenai tulang rusuk Jerangkong Api serta tempurung kepalanya hingga hancur berkeping-keping..
Sebuah acungan jempol gw beri ke Ridho yang berhasil melenyapkan musuh bebuyutannya.. Ridho tersenyum sesaat sambil menepuk dada.. Kemudian melesat ke arah Suluh yang sepertinya sedang melawan Aryo dengan setengah hati..
Beberapa kali Suluh sempat terkena pukulan dan tendangan tangan kosong dari sepupunya tersebut.. Padahal jika gadis itu menggunakan Keris Banyu Geledek, dengan mudah ia bisa mengalahkan pemuda itu.. Hingga sebuah sinar berwarna merah keluar dari kedua tangan Aryo dan melesat ke arah Suluh yang masih belum siap.. Dengan cepat Ridho menghadang kedua sinar merah menggunakan Cambuk langit Selatan yang ia lecutkan ujungnya ke arah dua sinar merah..
DUARR!!! DUARR!!!
Dua ledakan cukup keras hasil bentrokan dua kekuatan tercipta, membuat pijaran api berkobar untuk sesaat dan membuat Aryo terpental ke belakang, sementara Ridho sendiri hanya tersurut beberapa tombak.. Saat Ridho hendak kembali mengarahkan Cambuk saktinya, tiba-tiba Suluh menghadang di depan Aryo yang berusaha bangkit..
“Cukup, Dho.. Jangan bunuh dia” Pinta Suluh dengan tatapan mengiba..
Ridho yang melihat Suluh mencegahnya, sedikit mendengus kesal.. Kemudian ia lemparkan Cambuk Langit Selatan ke arah Aryo dan langsung membelit sukma pemuda tersebut.. Cambuk sakti milik Ridho untuk sesaat berubah warna menjadi merah, seiring sukma Aryo yang ambruk karena lemas..
“Cambuk Langit Selatan gw sudah menyedot semua kekuatan sekaligus ilmu nya.. Sekarang sepupu lu ga lebih dari seorang pemuda angkuh, Suluh” Ucap Ridho lirih, bersamaan dengan sukma Aryo yang tersedot dari bawah dan menghilang..
Di arah lain, pasukan manusia setengah ular milik Nyi Durga Daksa terlihat membelit ratusaan Jin yang mencoba menyerang pimpinan mereka.. Duo Sanca Prawira dan Sanca Dwira nampak bertarung dengan sengit melawan Jin berukuran tubuh seperti raksasa..
Beberapa kali Duo Sanca tersebut menerima pukulan sakti dari senjata gada yang di ayunkan oleh lawan.. Melihat anak buahnya sedikit terdesak, Nyi Durga Daksa segera melesat untuk membantu dan mengibaskan ekornya yang berukuran sebatang pohon kelapa yang berhasil membuat raksasa tersebut terpental..
Mengetahui lawannya sedikit lengah, Jin Wanita Penjaga Gerbang Selatan itu langsung merubah wujudnya menjadi seekor ular raksasa berwarna hijau.. Ekornya yang besar segera membelit tubuh lawan yang juga berukuran besar.. Secepat kilat Nyi Durga Daksa membuka mulut dan menelan tubuh musuhnya bulat-bulat..
Bayu Barata, Nyai Lingga dan Naga Saksana bersama ratusan pasukan harimau dan manusia jelmaan buaya putih terlihat sibuk menghabisi Jin pengikut Raja Siluman.. Jin Penjaga gw yang kedua, yaitu Bayu Barata nampak sudah merubah wujudnya menjadi harimau belang hitam dan biru dengan tubuh 10 kali lipat besarnya dari harimau lain.. Harimau jelmaan Bayu Barata nampak sangat menikmati saat ia merobek setiap tubuh lawan atau memenggal kepala musuh dengan taring-taring tajam yang ada di mulutnya..
Gw yang sempat melirik ke arah Bimo, terkejut begitu melihat Bimo jatuh terkena pukulan Raja Rampak, lalu segera melesat untuk membantunya, namun gerakan gw terhenti saat melihat sosok Rampak Tantra muncul menghadang ayahnya sendiri.. Untuk sesaat, gw melihat mereka berkomunikasi dengan suara layaknya ringkikan kuda, sambil mengayunkan Pedang Jagat Samudera ke arah puluhan pasukan musuh yang mendekat.. Sebuah gelombang angin sangat panas keluar dari ayunan Pedang Jagat Samudera, dan menghanguskan pasukan Raja Siluman..
Tak beberapa lama, Raja Rampak terlihat melompat sambil melemparkan segenggam rambut kasarnya yang langsung menjelma menjadi puluhan tombak.. Rampak Tantra yang melihat serangan dari ayahnya itu melakukan hal sama.. Puluhan tombak berujung tajam tampak saling serang di atas, seiring gerakan tangan mereka yang berputar-putar di bawahnya.. Seakan senjata-senjata tajam tersebut mengikuti gerakan tangan kedua mahluk yang masih satu darah itu..
Hingga Bimo kembali berdiri dan mengayun kan Tombak Geninya.. Selarik sinar merah berbalut sinar biru melesat dari ayunan Tombak Geni dan menyambar telak di perut Raja Rampak dan membuatnya terpental jauh.. Rampak Tantra meringkik keras melihat ayahnya, dan langsung melompat untuk menangkap tubuh Raja Rampak..
Sejenak gw tertegun melihat kedua mahluk sama jenis itu, berkomunikasi dengan suara lirih.. Perlahan tangan Raja Rampak menyentuh wajah anaknya yang di tutupi bulu-bulu panjang untuk sesaat, kemudian terkulai lemah dalam pangkuan Rampak Tantra.. Jin Penjaga Bimo yang kedua itu meringkik keras dengan suara menyayat hati, lalu sosok Rampak Tantra melesat meninggalkan medan pertempuran sambil membawa jasad ayahnya..
Dari arah lain, Sekar yang sudah kembali ke wujudnya yang cantik, bersama Nyi Roro Ranggas terlihat berhasil membuat Nilam Segara terluka cukup parah.. Darah hitam nampak mengalir di sudut bibir Nilam Segara yang kembali ke sosok wanita.. Saat Jin Wanita musuh bebuyutannya Sekar itu hendak melarikan diri dari medan pertempuran, Sekar tiba-tiba mengarahkan kedua tangannya di atas kepala dengan posisi tegak lurus.. Dua buah kilat tanpa suara nampak menyambar kedua tangannya.. Aliran sengatan listrik yang berwarna biru menggulung kedua tangan Jin Penjaga gw yang pertama itu..
Dari arah utara dan selatan, nampak angin besar laksana topan mulai muncul dengan suara menderu.. Mata gw terpana melihat dua gulungan angin puyuh seperti tersedot perlahan dan bergabung dengan cahaya biru dari aliran listrik di kedua tangan Sekar..
“Ajian Manunggal Alam” Ucap gw lirih yang pernah melihat ajian dahsyat milik Sekar sewaktu bertempur melawannya tempo hari..
Sekar mengayunkan kedua tangannya ke arah Nilam Segara yang sudah melesat sedikit jauh.. Sebuah sinar biru mengandung aliran listrik dan di selimuti angin topan yang menderu, seketika melesat dan menyambar tubuh Nilam Segara.. Sesaat sebelum ajian Manunggal Alam menghancurkan tubuhnya, Nilam Segara terdengar Cumiik dengan jeritan pilu.. Serpihan tubuh musuh bebuyutannya Sekar, mulai menguap menjadi asap hitam dan hilang terbawa angin..
Sekar yang menatap nanar ke arah serpihan tubuh Nilam Segara mendadak terkulai lemas dan segera di tangkap oleh Nyi Roro Ranggas.. Ajian Manunggal Alam yang barusan ia keluarkan ternyata sudah menguras hampir semua tenaganya..
“Terima kasih atas kedatangan mu, Tuan Senopati” Ucap gw setengah menundukan kepala ke Senopati Kerajaan Laut Utara..
“Terima Kasih, Dewi Arum Kesuma” Kata gw ke arah gadis cantik berbaju laksana seorang puteri kerajaan berwarna biru laut, yang berwajah sedikit jutek..
Berbeda dengan Senopati Jaka Wastra yang menyambut ungkapan rasa terima kasih gw dengan senyuman hangat, Dewi Arum Kesuma hanya menyunggingkan senyuman kecil yang terkesan hambar..
Dari arah Bimo dan seribu jin bantuan Penguasa Merapi, Nyai Lingga juga sudah mendatangkan ratusan anak buahnya berupa sosok jin laki-laki dan perempuan, berpakaian kulit buaya berwarna putih dengan senjata pedang bergerigi laksana gigi buaya.. Sosok-sosok jin wanita yang merupakan pasukan Nyai Lingga tersebut, terlihat berpenampilan paling seronok.. Yakni hanya berselimut kulit buaya putih tipis yang menutupi bagian alat vital dan buah dada mereka masing-masing saja..
“Kau lihat, jumlah kami sudah bertambah dengan bantuan semua mahluk yang sudah muak atas tingkah laku mu” Teriak Ki Suta ke arah Raja Siluman yang berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya..
“Baiklah, sesuai dengan kemauan kalian.. Aku dan seluruh pasukan ku akan dengan senang hati menerima nyawa kalian semua” Jawab Raja Siluman dengan diiringi senyuman menyeringai..
Perlahan, tangan mahluk yang menjadi musuh utama kami itu, mulai naik ke atas dan sambil berteriak “ SERAAAANG!!!” Semua pasukannya yang ada di belakang melesat ke arah kami..
Kami yang memang sudah bersiap, ikut melesat menyongsong kedatangan musuh.. Sekar yang sudah menjelma menjadi Kolong Wewe putih menghadang Nilam Segara yang juga sudah berubah ke sosok Kolong Wewe berkulit hangus menghitam.. Beberapa gerakan ilmu kanuragan mereka gunakan untuk mencoba melukai satu sama lain..
Nyi Roro Ranggas yang melayang di dekat Sekar, melengkingkan suara tawa nya ke arah puluhan Jin yang melesat maju.. Sesaat, puluhan Jin anak buah Raja Siluman nampak berhenti melesat sambil memegangi telinga mereka masing-masing, begitu gelombang suara mengandung kesaktian tinggi milik Nyi Roro Ranggas menerpa mereka.. Semua mata Jin yang memegangi telinga nya itu, terlihat mendelik, lalu satu per satu kepala mereka meledak hingga memuncratkan darah hitam kemana-mana..
Gw yang menggunakan Pedang Jagat Samudera mengayunkan Pedang itu ke arah puluhan Jin anak buah Raja Siluman dan berhasil membuat tubuh mereka terbelah menjadi beberapa bagian.. Dentang suara senjata tajam yang beradu dari berbagai arah Cumiakkan telinga, di susul bau anyir darah hitam yang menusuk indera penciuman.. Jeritan-jeritan mahluk yang sedang meregang nyawa terdengar di sana sini..
Di arah lain, Bimo nampak sangat bernafsu untuk membunuh Raja Rampak.. Beberapa kali ia mencoba menusukkan Tombak Geni ke mahluk yang tubuhnya di penuhi bulu-bulu panjang nan kasar, tapi dengan mudah dapat ia elakkan..
Sementara, Ridho melecutkan Cambuk Langit Selatan ke arah Jerangkong Api.. Beberapa sinar emas dilapisi sinar kehijauan keluar dari Cambuk Langit Selatan ke mahluk berbentuk tengkorak berkobar api.. Melihat beberapa kekuatan sakti melesat ke arahnya, jerangkong Api memutar kedua tangannya yang hanya tulang ke arah depan..
Satu kobaran api besar berwarna merah kehitaman tersembur keluar dari tulang telapak tangan mahluk tersebut dan menghadang kesaktian dari Cambuk Langit Selatan.. Kedua kesaktian mengandung tenaga dahsyat nampak beradu dan menimbulkan ledakan cukup kuat.. Tiba-tiba, Ridho melompat ke atas dan melecutkan kembali Cambuk Langit Selatan dengan berputar..
Empat cahaya keemasan yang dilapisi sinar hijau terang keluar dari Cambuk sakti dengan pola melingkar, berputar putar terus ke arah Jerangkong Api.. Mahluk tengkorak tersebut nampak menggerakkan tulang rahangnya beberapa kali seperti terkejut, lalu berusaha melompat untuk menghindar, sambil mengayunkan tongkat putih berbentuk tulang betis yang tersambung..
Dua larik sinar putih berbalut sinar hitam dari tongkat milik Jerangkong Api, menyambar empat sinar dari Cambuk Langit Selatan, dan berhasil mengadang dua dari sinar emas.. Tapi sayangnya dua buah lingkaran sinar emas kehijauan dari cambuk Langit Selatan berhasil lolos dan mengenai tulang rusuk Jerangkong Api serta tempurung kepalanya hingga hancur berkeping-keping..
Sebuah acungan jempol gw beri ke Ridho yang berhasil melenyapkan musuh bebuyutannya.. Ridho tersenyum sesaat sambil menepuk dada.. Kemudian melesat ke arah Suluh yang sepertinya sedang melawan Aryo dengan setengah hati..
Beberapa kali Suluh sempat terkena pukulan dan tendangan tangan kosong dari sepupunya tersebut.. Padahal jika gadis itu menggunakan Keris Banyu Geledek, dengan mudah ia bisa mengalahkan pemuda itu.. Hingga sebuah sinar berwarna merah keluar dari kedua tangan Aryo dan melesat ke arah Suluh yang masih belum siap.. Dengan cepat Ridho menghadang kedua sinar merah menggunakan Cambuk langit Selatan yang ia lecutkan ujungnya ke arah dua sinar merah..
DUARR!!! DUARR!!!
Dua ledakan cukup keras hasil bentrokan dua kekuatan tercipta, membuat pijaran api berkobar untuk sesaat dan membuat Aryo terpental ke belakang, sementara Ridho sendiri hanya tersurut beberapa tombak.. Saat Ridho hendak kembali mengarahkan Cambuk saktinya, tiba-tiba Suluh menghadang di depan Aryo yang berusaha bangkit..
“Cukup, Dho.. Jangan bunuh dia” Pinta Suluh dengan tatapan mengiba..
Ridho yang melihat Suluh mencegahnya, sedikit mendengus kesal.. Kemudian ia lemparkan Cambuk Langit Selatan ke arah Aryo dan langsung membelit sukma pemuda tersebut.. Cambuk sakti milik Ridho untuk sesaat berubah warna menjadi merah, seiring sukma Aryo yang ambruk karena lemas..
“Cambuk Langit Selatan gw sudah menyedot semua kekuatan sekaligus ilmu nya.. Sekarang sepupu lu ga lebih dari seorang pemuda angkuh, Suluh” Ucap Ridho lirih, bersamaan dengan sukma Aryo yang tersedot dari bawah dan menghilang..
Di arah lain, pasukan manusia setengah ular milik Nyi Durga Daksa terlihat membelit ratusaan Jin yang mencoba menyerang pimpinan mereka.. Duo Sanca Prawira dan Sanca Dwira nampak bertarung dengan sengit melawan Jin berukuran tubuh seperti raksasa..
Beberapa kali Duo Sanca tersebut menerima pukulan sakti dari senjata gada yang di ayunkan oleh lawan.. Melihat anak buahnya sedikit terdesak, Nyi Durga Daksa segera melesat untuk membantu dan mengibaskan ekornya yang berukuran sebatang pohon kelapa yang berhasil membuat raksasa tersebut terpental..
Mengetahui lawannya sedikit lengah, Jin Wanita Penjaga Gerbang Selatan itu langsung merubah wujudnya menjadi seekor ular raksasa berwarna hijau.. Ekornya yang besar segera membelit tubuh lawan yang juga berukuran besar.. Secepat kilat Nyi Durga Daksa membuka mulut dan menelan tubuh musuhnya bulat-bulat..
Bayu Barata, Nyai Lingga dan Naga Saksana bersama ratusan pasukan harimau dan manusia jelmaan buaya putih terlihat sibuk menghabisi Jin pengikut Raja Siluman.. Jin Penjaga gw yang kedua, yaitu Bayu Barata nampak sudah merubah wujudnya menjadi harimau belang hitam dan biru dengan tubuh 10 kali lipat besarnya dari harimau lain.. Harimau jelmaan Bayu Barata nampak sangat menikmati saat ia merobek setiap tubuh lawan atau memenggal kepala musuh dengan taring-taring tajam yang ada di mulutnya..
Gw yang sempat melirik ke arah Bimo, terkejut begitu melihat Bimo jatuh terkena pukulan Raja Rampak, lalu segera melesat untuk membantunya, namun gerakan gw terhenti saat melihat sosok Rampak Tantra muncul menghadang ayahnya sendiri.. Untuk sesaat, gw melihat mereka berkomunikasi dengan suara layaknya ringkikan kuda, sambil mengayunkan Pedang Jagat Samudera ke arah puluhan pasukan musuh yang mendekat.. Sebuah gelombang angin sangat panas keluar dari ayunan Pedang Jagat Samudera, dan menghanguskan pasukan Raja Siluman..
Tak beberapa lama, Raja Rampak terlihat melompat sambil melemparkan segenggam rambut kasarnya yang langsung menjelma menjadi puluhan tombak.. Rampak Tantra yang melihat serangan dari ayahnya itu melakukan hal sama.. Puluhan tombak berujung tajam tampak saling serang di atas, seiring gerakan tangan mereka yang berputar-putar di bawahnya.. Seakan senjata-senjata tajam tersebut mengikuti gerakan tangan kedua mahluk yang masih satu darah itu..
Hingga Bimo kembali berdiri dan mengayun kan Tombak Geninya.. Selarik sinar merah berbalut sinar biru melesat dari ayunan Tombak Geni dan menyambar telak di perut Raja Rampak dan membuatnya terpental jauh.. Rampak Tantra meringkik keras melihat ayahnya, dan langsung melompat untuk menangkap tubuh Raja Rampak..
Sejenak gw tertegun melihat kedua mahluk sama jenis itu, berkomunikasi dengan suara lirih.. Perlahan tangan Raja Rampak menyentuh wajah anaknya yang di tutupi bulu-bulu panjang untuk sesaat, kemudian terkulai lemah dalam pangkuan Rampak Tantra.. Jin Penjaga Bimo yang kedua itu meringkik keras dengan suara menyayat hati, lalu sosok Rampak Tantra melesat meninggalkan medan pertempuran sambil membawa jasad ayahnya..
Dari arah lain, Sekar yang sudah kembali ke wujudnya yang cantik, bersama Nyi Roro Ranggas terlihat berhasil membuat Nilam Segara terluka cukup parah.. Darah hitam nampak mengalir di sudut bibir Nilam Segara yang kembali ke sosok wanita.. Saat Jin Wanita musuh bebuyutannya Sekar itu hendak melarikan diri dari medan pertempuran, Sekar tiba-tiba mengarahkan kedua tangannya di atas kepala dengan posisi tegak lurus.. Dua buah kilat tanpa suara nampak menyambar kedua tangannya.. Aliran sengatan listrik yang berwarna biru menggulung kedua tangan Jin Penjaga gw yang pertama itu..
Dari arah utara dan selatan, nampak angin besar laksana topan mulai muncul dengan suara menderu.. Mata gw terpana melihat dua gulungan angin puyuh seperti tersedot perlahan dan bergabung dengan cahaya biru dari aliran listrik di kedua tangan Sekar..
“Ajian Manunggal Alam” Ucap gw lirih yang pernah melihat ajian dahsyat milik Sekar sewaktu bertempur melawannya tempo hari..
Sekar mengayunkan kedua tangannya ke arah Nilam Segara yang sudah melesat sedikit jauh.. Sebuah sinar biru mengandung aliran listrik dan di selimuti angin topan yang menderu, seketika melesat dan menyambar tubuh Nilam Segara.. Sesaat sebelum ajian Manunggal Alam menghancurkan tubuhnya, Nilam Segara terdengar Cumiik dengan jeritan pilu.. Serpihan tubuh musuh bebuyutannya Sekar, mulai menguap menjadi asap hitam dan hilang terbawa angin..
Sekar yang menatap nanar ke arah serpihan tubuh Nilam Segara mendadak terkulai lemas dan segera di tangkap oleh Nyi Roro Ranggas.. Ajian Manunggal Alam yang barusan ia keluarkan ternyata sudah menguras hampir semua tenaganya..
dodolgarut134 dan 11 lainnya memberi reputasi
12