- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe..
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe..


Salam Kenal gan and Sis.. Ane really fresh newbie nih.. Awalnya cuma jadi SR yg suka baca cerita2 yg keren-keren di Kaskus.. Sekarang ane nyoba buat nyalurin hobi menulis ane..Karena ane termasuk kategori penulis kacangan alias yg masih belajar, jadi harap maklum jika dari gaya penulisan dan bahasa serta jalan ceritanya bisa tiba2 ga nyambung.. Cerita ane ini fiksi koq..
Rules nya sama dengan Rules SFTH pada umumnya Gan and Sis..
PROLOG
Kata orang, setiap anak kecil yang di ambil Kolong wewe psikologisnya akan terganggu. Ada yg bilang jika sampai di beri makan oleh mahluk tersebut maka si anak akan bisu. Tapi yg terjadi dengan gw berbeda.. Justru itu lah yang menjadi Titik awal perubahan hidup gw saat menginjak remaja.. Banyak pengalaman yg gw rasakan terutama yang berhubungan dengan MEREKA...
Anak Hilang
Anak Hilang (2)..
Anak Hilang (3)..
Kolong Wewe..
kolong wewe (2)..
10 Tahun Kemudian..
Me and The Gank..
Apes Banget Gw Sama Rio..
Cleaning Service Sehari
Cleaning Service sehari (2)
Ngerokok Dulu kita, Men..
Hutan Bambu..
Mimpi..
Sekar Kencana..
Ki Suta...
Terbukanya Mata Bathin..
Para Penghuni Gedung Sekolah..
Aura.. Tanpa Kasih..
Kekuatan Mata Batin Yang Sama..
Serunya Ngerjain Sekar Dan Rio..
Viny Ayundha, Gw Sayang Lu, Tapi...
Mati Satu Tumbuh Seribu..
Me Versus Ramon..
Pengakuan Viny..
Ki Sabdo, Penjaga Gerbang Utara..
Tasya..
Ngerjain Rio, lagi....
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pembalasan Ramon Dan Kesempatan Gw Menjajal Ilmu..
Rio, Orang Pertama Yang Tahu Rahasia Gw..
Maafin Aku, Sya...
Munculnya Calon Penjaga Batu Mustika Gerbang Selatan..
Bangun Donk, Sya...
Beraninya Keroyokan, Kampungan!!!
Pedang Jagat..
Munculnya Kedua Calon Penjaga Batu Mustika Terakhir..
Berkumpulnya Keempat Calon Penjaga Batu Mustika..
Empat Penjaga Gerbang...
Empat Penjaga Gerbang (2)...
Sekar Ikutan Nge'Lounge...
Terima Kasih, Tasya...
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On???..
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On??? (2)..
No Woman No Cry..
Anggie Angelita Hapsari, Will You Be My....
Retaknya Hubungan Persaudaraan..
Retaknya Hubungan Persaudaraan (2)...
Suluh, Gw Dan Rangga...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan (2)..
Kami Akan Menjaga Mu Suluh...
Munculnya Pengganti Rangga...
Manisnya Anggie Gw..
Pertunangan Tasya Dengan Rasya Bin Kampret..
Hilangnya Suluh...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat (2)...
Binar, Sang Juru Kunci...
Ungkapan Hati Tasya...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan (2)..
Liburan Bareng Suluh Dan Sebuah Pengakuan (3)
Pelet Si Bayang Bayang
Rampak Tantra...
Kedua Putra Yang terbuang, Rampak Tantra Dan Bimo..
Galau...
Terluka...
Tapa Brata...
Tapa Brata (2)...
Aku Kembali...
Empat Senjata Sakti...
Empat Senjata Sakti (2)...
Sebuah Permintaan Tolong..
Sebuah Permintaan Tolong (2)...
Bad Day For Love...
Sekar Kembali...
Pertarungan Tanpa Hati...
Pertarungan Tanpa Hati (2)...
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...?
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...? (2)
Cinta Tanpa Syarat...
Santet...
Santet (2)...
Datangnya Si Pengirim Santet...
Munculnya Ratu Kala Wanara...
Munculnya Ratu Kala Wanara (2)...
Pemberian Batu Mustika Penjaga Gerbang..
Melepas Mu...
The Last Moment With Her...
Pertempuran Terakhir...
Pertempuran Terakhir (2)...
Pertempuran Terakhir (3)...
Pertarungan Terakhir (4)...
Puncak Pertempuran Terakhir...Lenyapnya Satu Angkara Murka (Tamat, jilid satu)
Diubah oleh juraganpengki 15-10-2017 22:10
alasjurik721 dan 57 lainnya memberi reputasi
56
752.4K
1.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#1444
Pertempuran Terakhir (2)..
“HIAATT!!!” Terdengar suara Sekar berteriak dan mengayunkan Pedang Emas jelmaan Tasbih ke atas nya dan melesat turun sambil terus menggenggam Pedang Emas yang nampak seperti membelah sesuatu..
Kami semua terkesiap begitu melihat sebuah tabir hitam yang nampak terbelah oleh ayunan Pedang Sekar, mulai membuka pada dua sisinya..
“Lekas masuk, aku akan menutup tabir gaib ini agar tidak ada satupun musuh yang menyusup keluar” Kata Sekar sedikit berteriak ke arah kami semua..
Dengan cepat ketiga Jin Penjaga kami dan kami sendiri melesat masuk ke dalam tabir gaib yang di buat Ki Suta.. Di dalamnya, kedua mata gw terbelalak melihat ribuan mahluk dengan berbagai bentuk tubuh dan wajah yang mengerikan sedang melawan Ki Suta dan Keempat Jin Penjaga Gerbang.. Tiba-tiba sebuah siulan panjang terdengar dari arah lawan dan membuat semua mahluk yang sedang menyerang, melayang mundur seketika..
Bahu gw mulai terasa panas seakan berinteraksi dengan pandangan gw yang nanar menatap ke depan.. Tanpa pikir panjang gw pun mengeluarkan Pedang Jagat Samudera dari bahu..
SRIIEENG!!!
Suara dua besi bergesekan terdengar nyaring dan membuat Ki Sabdo menoleh ke arah gw yang sudah menghunus Pedang yang bersinar putih dan di selimuti sinar biru.. Jin Penjaga Gerbang Utara tersebut terlihat mengayunkan tongkatnya ke arah puluhan mahluk yang sedang melayang mundur..
Sebuah Sinar Biru keluar dari tongkat tersebut dan seketika membuat semua mahluk itu terbungkus es dan membeku, lalu sebuah pukulan yang mengeluarkan sinar merah dari tangan Ki Sabdo berhasil menghancurkan sosok-sosok tersebut..
Gw sempat melirik ke arah ketiga saudara gw yang sama-sama sudah mengeluarkan senjata mereka masing-masing.. Cambuk Langit Selatan yang pangkalnya di genggam Ridho, terlihat mengeluarkan sinar berwarna keemasan di selimuti warna hijau dan nampak bergerak-gerak ujungnya seperti kepala ular..
Keris Banyu Geledek yang di pegang Suluh nampak semakin terang warna hitam dan kuningnya, saat petir menggelegar.. Sementara, Tombak Geni yang berwarna merah berlapis warna biru nampak sudah terhunus di genggaman Bimo..
“Kalian kesini untuk menonton atau membantu kami?” Tanya Ki Sabdo dengan suara berteriak..
Kami semua tersentak dan langsung melesat ke arah Jin Penjaga Gerbang Utara itu yang masih melayang bersama Ki Suta dan Ketiga Jin Penjaga Gerbang.. Di hadapan kami, nampak lima sosok yang sedang melayang puluhan meter jaraknya dari tempat kami melayang, dan di belakang mereka ribuan mahluk terlihat siap menyerang kembali dengan berbagai senjata..
Selain Nilam Segara yang sudah gw kenal, sosok asing yang pertama adalah Jin dengan aura hitam cukup kuat dengan bentuk tengkorak namun di selimuti kobaran api dengan senjata berupa tongkat putih, seperti dua tulang betis yang tersambung dan di selimuti sinar gelap..
Sosok kedua mirip dengan Jin Penjaga Bimo yaitu Rampak Tantra yang sampai saat ini masih meninggalkan Bimo, bedanya hanya sebuah mahkota cukup besar yang tersemat di kepala mahluk tersebut.. Sebuah seringai muncul di wajahnya yang dipenuhi bulu kasar berwarna coklat saat melihat Bimo..
Sosok ketiga adalah seorang pemuda yang wajahnya nampak tak asing bagi gw, namun gw lupa dimana gw pernah melihatnya..
“Jadi benar, Aryo bersekutu dengan Raja Siluman” Ucap Suluh dengan tatapan mata tajam ke arah sepupunya..
Gw sempat terkejut begitu ingat, jika pemuda yang melayang di antara lima sosok tersebut adalah Aryo, sepupu Suluh yang sempat mengancam kami dahulu..
“Bagian gw adalah Raja Rampak, Mam” Ucap Bimo yang melayang di samping gw dengan tatapan tajam ke arah mahluk yang ternyata adalah ayah dari Rampak Tantra..
“Jerangkong Api bagian gw, buat balas dendam karena udah bikin gw koma dahulu” Timpal Ridho diiringi dengan ujung Cambuk Langit Selatan yang bergerak-gerak ke arah mahluk yang ia maksud..
Gw tersenyum mendengar perkataan mereka berdua.. Nampak sekali nada kesal dan tatapan penuh dendam di mata kedua saudara gw itu..
“Sisakan Aryo buat gw” Ucap Suluh dengan suara bergetar, yang membuat gw sempat meliriknya untuk sesaat..
Tapi tunggu sosok yang terakhir itu siapa, dengan tubuh tinggi besar dan wajah seperti raksasa, laksana sosok Rahwana dalam cerita Ramayana.. Sosok yang baru pertama kali gw lihat itu memiliki mahkota berupa tengkorak kepala manusia berwarna hitam yang tersisa bagian rahang keatas saja, menutupi rambut panjangnya nan kasar..
Pakaian yang ia kenakan pun terbilang menyeramkan, yaitu berupa kulit manusia yang masih berlumuran darah yang ia gunakan sebagai penutup bagian vitalnya hingga pangkal paha.. Sementara perut nya yang besar nampak bergerak-gerak seakan ada sesuatu di dalamnya yang mencoba keluar.. Sebuah Tombak berwarna hitam nampak mengkilat di terpa cahaya kilat yang menggelegar..
“Dialah Raja Siluman, Ngger” Ucap Ki Suta di batin gw yang berhasil membuat gw tercekat..
“Hahaha!!! Akhirnya para Pembawa Batu Mustika datang sendiri menghantarkan nyawa” Ucap Raja Siluman dengan nada suara yang mampu menggetarkan semua hati manusia untuk merasa takut..
Berbeda dengan gw, sedikit pun gw tidak gentar dengan ancaman mahluk yang tidak pantas untuk di takuti.. Dengan sedikit melayang maju, gw menghunus Pedang Jagat Samudera ke arah depan..
“Kami sedikit pun tak merasa takut padamu, karena kami yakin Kekuatan Sang Maha Pencipta jauh lebih tinggi dari kekuatan mahluk seperti mu” Kata gw setengah berteriak..
Sesaat, mahluk yang di sebut sebagai Raja Siluman menajamkan pandangan bola matanya yang sebesar cangkir ke arah gw..
“Hahaha.. Aku suka manusia penuh percaya diri seperti mu, anak Adam.. Bergabunglah dengan ku, niscaya aku akan menjadikan mu Senopati di kerajaan ku” Jawab Raja Siluman..
Gw tersenyum dingin mendengar bujukannya barusan, lalu melayang lagi dua tombak ke depan..
“Aku lebih baik mati daripada harus bersekutu dengan mu” Jawab gw dengan penuh keyakinan, lalu melayang mundur ke belakang..
Suara Raja Siluman terdengar menggeram untuk beberapa saat.. Lalu kembali tertawa terbahak-bahak yang membuat tubuh kami semua bergoyang meski masih sama-sama melayang.. Sejenak, gw terdiam tertegun, menyadari bahwa kekuatan mahluk yang menjadi lawan utama kami sangat lah kuat.. Tapi dalam hati, gw yakin akan kekuatan Sang Khaliq yang berada di atas segalanya..
“Kau lihat sendiri, Suta.. Jumlah kalian kalah banyak dengan pasukan ku.. Sama saja menghantarkan nyawa kepada ku, setelah mengambil Empat Batu Mustika dari keempat keturunan mu yang kau pilih, aku akan memaksa Sang Juru Kunci untuk menggunakan Batu Mustika Putih agar Penjara Gaib terbuka, dan semua mahluk dari golongan ku bisa keluar menguasai dua alam.. Hahaaha ” Kata Raja Siluman yang sesekali masih tertawa dengan perut buncitnya yang bergoyang-goyang..
Gw melirik ke arah samping kiri dan kanan.. Ucapan Raja Siluman memang benar adanya tentang jumlah kami yang jauh lebih sedikit.. Tapi tunggu, bukannya Bimo sempat berkata bahwa ia diberikan bala bantuan seribu Jin dari puncak Merapi dengan kunci yang ada di Tombak Geni miliknya..
“Bim, panggil bala bantuan dari Merapi” Ucap gw lewat batin ke arah Bimo..
Saudara gw tersebut sempat melirik lalu mengangguk.. Perlahan Bimo menyematkan Tombak Geni nya di depan dada.. Kedua matanya terpejam di sertai mulutnya yang berkomat kamit.. Pelan namun pasti, hawa di sekeliling kami mulai terasa dingin dan mencekam.. Gw sempat melihat Ki Suta saling berpandangan dengan Ki Sabdo, lalu keduanya sama-sama tersenyum..
Tiba-tiba dari arah belakang Bimo, ribuan suara tawa terdengar seiring kemunculan seribu Jin berbentuk hampir serupa dengan wujud genderuwo.. Semua mata mereka nampak merah menyala dengan mulut bertaring yang menyeringai..
“Bayu Barata, tolong panggil pasukan harimau milik mu” Pinta gw yang langsung di sambut dengan anggukan kepala dari Bayu Barata..
Sejenak, Jin Penjaga gw yang kedua itu mencabut sesuatu dari balik pinggangnya.. Sebuah keris kecil berwarna hitam yang saat ini ada di dalam genggaman Bayu Barata, ia lemparkan ke belakang dan langsung menjelma menjadi sesosok harimau besar berwarna belang hitam dan biru..
Tanpa di perintah harimau yang tubuhnya di selimuti sinar kebiruan tersebut mengaum keras.. Mendadak terdengar sahutan puluhan auman lain seiring munculnya sosok puluhan harimau dengan ukuran sama namun berbeda warna..
Bayu Barata tersenyum ke arah pasukan harimau yang baru hadir, dan di sambut dengan anggukan kepala semua sosok harimau.. Di belakang Nyi Durga Daksa, Jin Penjaga Gerbang Selatan pun sudah muncul Sanca Prawira dan Sanca Dwira yang sempat bertarung dengan gw saat liburan bersama Anggie.. Duo Sanca tersebut tersenyum ke arah gw.. Mereka membawa ratusan mahluk bertubuh setengah ular dan setengah manusia..
Gw yang teringat akan Raden Jaka Wastra, Senopati Kerajaan Laut Utara yang sempat menawarkan bantuan segera memanggil nama nya tiga kali dalam batin.. Tak beberapa lama kemudian, terdengar sayup-sayup suara deburan ombak di sekeliling kami, seiring munculnya dua sosok laki-laki dan perempuan cantik di samping gw..
“Lama tak jumpa, anak muda.. Aku yang sudah berjanji untuk membantu, sengaja mengajak Dewi Arum Kesuma, barangkali kau rindu dengan nya” Ucap Raden Jaka Wastra yang dibalas dengan senyuman dingin dari sosok cantik Penjaga Pintu Gerbang Kerajaan Laut Utara, yang memegang sebuah Trisula berwarna perak..
“HIAATT!!!” Terdengar suara Sekar berteriak dan mengayunkan Pedang Emas jelmaan Tasbih ke atas nya dan melesat turun sambil terus menggenggam Pedang Emas yang nampak seperti membelah sesuatu..
Kami semua terkesiap begitu melihat sebuah tabir hitam yang nampak terbelah oleh ayunan Pedang Sekar, mulai membuka pada dua sisinya..
“Lekas masuk, aku akan menutup tabir gaib ini agar tidak ada satupun musuh yang menyusup keluar” Kata Sekar sedikit berteriak ke arah kami semua..
Dengan cepat ketiga Jin Penjaga kami dan kami sendiri melesat masuk ke dalam tabir gaib yang di buat Ki Suta.. Di dalamnya, kedua mata gw terbelalak melihat ribuan mahluk dengan berbagai bentuk tubuh dan wajah yang mengerikan sedang melawan Ki Suta dan Keempat Jin Penjaga Gerbang.. Tiba-tiba sebuah siulan panjang terdengar dari arah lawan dan membuat semua mahluk yang sedang menyerang, melayang mundur seketika..
Bahu gw mulai terasa panas seakan berinteraksi dengan pandangan gw yang nanar menatap ke depan.. Tanpa pikir panjang gw pun mengeluarkan Pedang Jagat Samudera dari bahu..
SRIIEENG!!!
Suara dua besi bergesekan terdengar nyaring dan membuat Ki Sabdo menoleh ke arah gw yang sudah menghunus Pedang yang bersinar putih dan di selimuti sinar biru.. Jin Penjaga Gerbang Utara tersebut terlihat mengayunkan tongkatnya ke arah puluhan mahluk yang sedang melayang mundur..
Sebuah Sinar Biru keluar dari tongkat tersebut dan seketika membuat semua mahluk itu terbungkus es dan membeku, lalu sebuah pukulan yang mengeluarkan sinar merah dari tangan Ki Sabdo berhasil menghancurkan sosok-sosok tersebut..
Gw sempat melirik ke arah ketiga saudara gw yang sama-sama sudah mengeluarkan senjata mereka masing-masing.. Cambuk Langit Selatan yang pangkalnya di genggam Ridho, terlihat mengeluarkan sinar berwarna keemasan di selimuti warna hijau dan nampak bergerak-gerak ujungnya seperti kepala ular..
Keris Banyu Geledek yang di pegang Suluh nampak semakin terang warna hitam dan kuningnya, saat petir menggelegar.. Sementara, Tombak Geni yang berwarna merah berlapis warna biru nampak sudah terhunus di genggaman Bimo..
“Kalian kesini untuk menonton atau membantu kami?” Tanya Ki Sabdo dengan suara berteriak..
Kami semua tersentak dan langsung melesat ke arah Jin Penjaga Gerbang Utara itu yang masih melayang bersama Ki Suta dan Ketiga Jin Penjaga Gerbang.. Di hadapan kami, nampak lima sosok yang sedang melayang puluhan meter jaraknya dari tempat kami melayang, dan di belakang mereka ribuan mahluk terlihat siap menyerang kembali dengan berbagai senjata..
Selain Nilam Segara yang sudah gw kenal, sosok asing yang pertama adalah Jin dengan aura hitam cukup kuat dengan bentuk tengkorak namun di selimuti kobaran api dengan senjata berupa tongkat putih, seperti dua tulang betis yang tersambung dan di selimuti sinar gelap..
Sosok kedua mirip dengan Jin Penjaga Bimo yaitu Rampak Tantra yang sampai saat ini masih meninggalkan Bimo, bedanya hanya sebuah mahkota cukup besar yang tersemat di kepala mahluk tersebut.. Sebuah seringai muncul di wajahnya yang dipenuhi bulu kasar berwarna coklat saat melihat Bimo..
Sosok ketiga adalah seorang pemuda yang wajahnya nampak tak asing bagi gw, namun gw lupa dimana gw pernah melihatnya..
“Jadi benar, Aryo bersekutu dengan Raja Siluman” Ucap Suluh dengan tatapan mata tajam ke arah sepupunya..
Gw sempat terkejut begitu ingat, jika pemuda yang melayang di antara lima sosok tersebut adalah Aryo, sepupu Suluh yang sempat mengancam kami dahulu..
“Bagian gw adalah Raja Rampak, Mam” Ucap Bimo yang melayang di samping gw dengan tatapan tajam ke arah mahluk yang ternyata adalah ayah dari Rampak Tantra..
“Jerangkong Api bagian gw, buat balas dendam karena udah bikin gw koma dahulu” Timpal Ridho diiringi dengan ujung Cambuk Langit Selatan yang bergerak-gerak ke arah mahluk yang ia maksud..
Gw tersenyum mendengar perkataan mereka berdua.. Nampak sekali nada kesal dan tatapan penuh dendam di mata kedua saudara gw itu..
“Sisakan Aryo buat gw” Ucap Suluh dengan suara bergetar, yang membuat gw sempat meliriknya untuk sesaat..
Tapi tunggu sosok yang terakhir itu siapa, dengan tubuh tinggi besar dan wajah seperti raksasa, laksana sosok Rahwana dalam cerita Ramayana.. Sosok yang baru pertama kali gw lihat itu memiliki mahkota berupa tengkorak kepala manusia berwarna hitam yang tersisa bagian rahang keatas saja, menutupi rambut panjangnya nan kasar..
Pakaian yang ia kenakan pun terbilang menyeramkan, yaitu berupa kulit manusia yang masih berlumuran darah yang ia gunakan sebagai penutup bagian vitalnya hingga pangkal paha.. Sementara perut nya yang besar nampak bergerak-gerak seakan ada sesuatu di dalamnya yang mencoba keluar.. Sebuah Tombak berwarna hitam nampak mengkilat di terpa cahaya kilat yang menggelegar..
“Dialah Raja Siluman, Ngger” Ucap Ki Suta di batin gw yang berhasil membuat gw tercekat..
“Hahaha!!! Akhirnya para Pembawa Batu Mustika datang sendiri menghantarkan nyawa” Ucap Raja Siluman dengan nada suara yang mampu menggetarkan semua hati manusia untuk merasa takut..
Berbeda dengan gw, sedikit pun gw tidak gentar dengan ancaman mahluk yang tidak pantas untuk di takuti.. Dengan sedikit melayang maju, gw menghunus Pedang Jagat Samudera ke arah depan..
“Kami sedikit pun tak merasa takut padamu, karena kami yakin Kekuatan Sang Maha Pencipta jauh lebih tinggi dari kekuatan mahluk seperti mu” Kata gw setengah berteriak..
Sesaat, mahluk yang di sebut sebagai Raja Siluman menajamkan pandangan bola matanya yang sebesar cangkir ke arah gw..
“Hahaha.. Aku suka manusia penuh percaya diri seperti mu, anak Adam.. Bergabunglah dengan ku, niscaya aku akan menjadikan mu Senopati di kerajaan ku” Jawab Raja Siluman..
Gw tersenyum dingin mendengar bujukannya barusan, lalu melayang lagi dua tombak ke depan..
“Aku lebih baik mati daripada harus bersekutu dengan mu” Jawab gw dengan penuh keyakinan, lalu melayang mundur ke belakang..
Suara Raja Siluman terdengar menggeram untuk beberapa saat.. Lalu kembali tertawa terbahak-bahak yang membuat tubuh kami semua bergoyang meski masih sama-sama melayang.. Sejenak, gw terdiam tertegun, menyadari bahwa kekuatan mahluk yang menjadi lawan utama kami sangat lah kuat.. Tapi dalam hati, gw yakin akan kekuatan Sang Khaliq yang berada di atas segalanya..
“Kau lihat sendiri, Suta.. Jumlah kalian kalah banyak dengan pasukan ku.. Sama saja menghantarkan nyawa kepada ku, setelah mengambil Empat Batu Mustika dari keempat keturunan mu yang kau pilih, aku akan memaksa Sang Juru Kunci untuk menggunakan Batu Mustika Putih agar Penjara Gaib terbuka, dan semua mahluk dari golongan ku bisa keluar menguasai dua alam.. Hahaaha ” Kata Raja Siluman yang sesekali masih tertawa dengan perut buncitnya yang bergoyang-goyang..
Gw melirik ke arah samping kiri dan kanan.. Ucapan Raja Siluman memang benar adanya tentang jumlah kami yang jauh lebih sedikit.. Tapi tunggu, bukannya Bimo sempat berkata bahwa ia diberikan bala bantuan seribu Jin dari puncak Merapi dengan kunci yang ada di Tombak Geni miliknya..
“Bim, panggil bala bantuan dari Merapi” Ucap gw lewat batin ke arah Bimo..
Saudara gw tersebut sempat melirik lalu mengangguk.. Perlahan Bimo menyematkan Tombak Geni nya di depan dada.. Kedua matanya terpejam di sertai mulutnya yang berkomat kamit.. Pelan namun pasti, hawa di sekeliling kami mulai terasa dingin dan mencekam.. Gw sempat melihat Ki Suta saling berpandangan dengan Ki Sabdo, lalu keduanya sama-sama tersenyum..
Tiba-tiba dari arah belakang Bimo, ribuan suara tawa terdengar seiring kemunculan seribu Jin berbentuk hampir serupa dengan wujud genderuwo.. Semua mata mereka nampak merah menyala dengan mulut bertaring yang menyeringai..
“Bayu Barata, tolong panggil pasukan harimau milik mu” Pinta gw yang langsung di sambut dengan anggukan kepala dari Bayu Barata..
Sejenak, Jin Penjaga gw yang kedua itu mencabut sesuatu dari balik pinggangnya.. Sebuah keris kecil berwarna hitam yang saat ini ada di dalam genggaman Bayu Barata, ia lemparkan ke belakang dan langsung menjelma menjadi sesosok harimau besar berwarna belang hitam dan biru..
Tanpa di perintah harimau yang tubuhnya di selimuti sinar kebiruan tersebut mengaum keras.. Mendadak terdengar sahutan puluhan auman lain seiring munculnya sosok puluhan harimau dengan ukuran sama namun berbeda warna..
Bayu Barata tersenyum ke arah pasukan harimau yang baru hadir, dan di sambut dengan anggukan kepala semua sosok harimau.. Di belakang Nyi Durga Daksa, Jin Penjaga Gerbang Selatan pun sudah muncul Sanca Prawira dan Sanca Dwira yang sempat bertarung dengan gw saat liburan bersama Anggie.. Duo Sanca tersebut tersenyum ke arah gw.. Mereka membawa ratusan mahluk bertubuh setengah ular dan setengah manusia..
Gw yang teringat akan Raden Jaka Wastra, Senopati Kerajaan Laut Utara yang sempat menawarkan bantuan segera memanggil nama nya tiga kali dalam batin.. Tak beberapa lama kemudian, terdengar sayup-sayup suara deburan ombak di sekeliling kami, seiring munculnya dua sosok laki-laki dan perempuan cantik di samping gw..
“Lama tak jumpa, anak muda.. Aku yang sudah berjanji untuk membantu, sengaja mengajak Dewi Arum Kesuma, barangkali kau rindu dengan nya” Ucap Raden Jaka Wastra yang dibalas dengan senyuman dingin dari sosok cantik Penjaga Pintu Gerbang Kerajaan Laut Utara, yang memegang sebuah Trisula berwarna perak..
qthing12 dan 12 lainnya memberi reputasi
13