- Beranda
- Stories from the Heart
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
...
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
congyang.jus
#187
Reuni Dalam Duka
*Hari Sabtu, Akhir Bulan Februari
Dengan berseragam identitas yang berwarna khas, gw bersiap berangkat ke sekolah. Sambil menunggu Mbak Oliv, gw menikmati secangkir teh dan sebatang rokok.
Rokok sudah habis, cangkir teh sudah gw kembalikan ke belakang. Mbak Oliv yang gw nantikan tak kunjung datang. Penanda waktu di HP menunjukkan pukul 6.30 lebih. Gw berjalan ke rumahnya untuk memastikan bahwa dia tidak absen ke sekolah hari itu.
"Assalamualaikum" gw ketuk pintu rumahnya yang setengah terbuka
"Bentar dek.." teriak Mbak Oliv dari dalam. Gw duduk di teras rumahnya.. Perasaan gw gelisah.. gw lihat lagi jam HP, sudah jam 6.45 namun Mbak Oliv belum juga siap..
Mami menyerahkan kunci motor Mbak Oliv dan meminta gw untuk memanaskan mesinnya terlebih dahulu. Sekitar jam 6.55, Mbak Oliv sudah siap dengan sepatu sneakers, hoodie gombrong, dan tas old skool nya. Tau lah style anak STM waktu itu.. Mungkin sekarang juga masih.
Syukurlah bensin di tanki motor masih penuh, jadi kami tidak harus mengulur waktu lagi untuk mengisi bensin. Dengan cepat, nekat dan tepat, gw pacu motor matic pabrikan honda ini menuju sekolah. Ambil lajur kanan terus, celah sempit antara 2 mobil tetep libas..
Seperti biasa, jalanan luar sekolahan masih menjadi andalan kami menitipkan sepeda motor.
"Cepet mbak.." gw tarik tangannya agar berjalan lebih cepat. Gw rogoh HP yang berada di saku celana. Wakti sudah menunjukkan puku 7.02
Satpam sekolahan gw sudah siap siaga di depan gerbang. Kami tidak diperbolehkan masuk walaupun hanya terlambat 2 menit.
Kami berdua berjalan lesu menuju warung samping sekolahan yang biasa dijadikan tempat bolos bagi siswa sekolahan gw.
"Maaf ya dek.." Mbak Oliv begitu merasa bersalah. Karena dia terlambat bangun, kami berdua jadi tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar
"Udah lah gausah dipikirin.." jawab gw santai
Baru saja kami hendak memesan minuman, HP gw berdering. Nama Paman terpampang jelas dilayar.
Percakapan via
Gw : halo man?
Paman : lo dimana sekarang
Gw : di mak'e, gimana?
Paman : cungkring ga ada ja
Gw : yang bener aja lo
Paman : beneran ja. Ini gw udah di rumahnya, lo buruan kesini.
Gw benar2 tertunduk lesu.. Antara percaya ga percaya sama omongan paman. Kaki gw berasa ga ada tenaga untuk berdiri. Pantat gw ambruk ke kursi, badan gw tersandar ke tembok. Mata gw berkaca2 menahan tangis
"Kenapa dek?" tanya Mbak Oliv
"..." mulut gw terasa berat untuk mengatakannya
"Dek!.."
"Cungkring ga ada Mbak.." jawab gw lirih
Tangan gw ditarik Mbak Oliv menuju parkiran motor. Dia membonceng gw menuju rumah Cungkring. Perasaan gw sungguh ga karuan, lo kenapa pergi dulu cung?
Sesampainya disana, nampak Paman, dan kawan2 gw yang biasa kumpul di bengkel. Ada banyak siswa yang berseragam sama dengan paman. Gw yakin itu teman satu sekolahnya Cungkring. Terlihat juga wajah2 yang tidak asing di kepala gw. Teman2 SMP gw yang sudah berbeda seragam dengan gw juga nampak hadir.
Gw memberi tahu Bagas tentang kabar meninggalnya Cungkring. Dia meminta maaf karena tidak bisa mendapatkan Izin keluar sekolah untuk mengantar Cungkring menuju tempat perisitirahatan terakhirnya.
3 tahun lebih gw kenal dia. Walaupun tidak pernah sekelas, dulu semasa masih SMP gw sangat dekat dengan Cungkring. Setiap hari gw pulang bersama dia. Entah jalan berdua, maupun berboncengan menaiki sepeda. Baru waktu masuk SLTA, gw agak renggang. Bergantian Paman yang selalu menemani Cungkring di sekolah.
Gw menghampiri Paman menanyakan kronlogis nya. Paman bercerita dengan nada menahan tangis, kalau cungkring diduga menjadi korban pembunuhan. Entah siapa pelaku nya atau pun modusnya. Yang jelas, motor cungkring ditemukan di kampung sebelah. Dan jasadnya ditemukan oleh anak kecil yang sedang mencari ikan disungai.
"Liat aja kalau mereka ketemu gw dulu, jangan harap mereka bisa senang sudah dilahirkan di dunia. Kalaupun mereka sudah masuk lapas sebelum ketemu gw, bakalan gw buat mereka tersiksa selama sisa hidupnya" ucap Paman emosi. Gw kenal Paman dari kecil, dan ucapan dia ga bisa dianggap remeh. Banyak temannya yang sudah ada nama di lapas. Mudah bagi dia untuk meminta salah satu temannya menyiksa tersangka yang membunuh cungkring di lapas nanti.
Baru setelah beberapa hari, tersangka yang membuat Cungkring menghembuskan nafas terakhir tertangkap.
Saat itu sekitar pukul 00.00 WIB tiga pelaku pesta minuman keras. Namun ketika salah satu tersangka memisahkan diri dan melintas di jalan yang melawan arus, ia bertemu Cungkring yang juga mengendarai motor dan terjadi tabrakan.
Dua pelaku lain yang melihat kejadian itu langsung mengejar Cungkring. Karena panik, Cungkring menabrak portal dan jatuh tersungkur. Seketika itu kedua tersangka memukuli dan menginjak Cungkring yang tak berdaya.
Cungkring sempat dibawa ke kosan salah satu tersangka dan kembali dihajar tanpa ampun. Salah satu tersangka mengaku ia memukul dan menginjak tubuh korban yang terkapar. Kemudian mereka bertiga membuang Cungkring ke sungai. sadisnya tiga tersangka ini menceburkan Cungkring ke sungai saat sekarat.
Gw masuk ke dalam rumahnya. Terlihat ia terbujur kaku.. Ah berat bagi gw menjelaskan kondisi detailnya
Sungguh ga tega melihat sahabat gw sendiri dengan kondisi mengenaskan seperti itu. Gw keluar menuju tenda hijau di depan rumahnya. Gw duduk di kursi yang juga berwarna sama, kedua tangan menutup muka gw. Tak terasa kedua mata gw mengeluarkan air.
"Sabar ja.." Mbak Oliv mengelus pundak gw mencoba menenangkan
"Cung, kita lagi reunian.. Sayang nya lo udah ga ada disini ya.." kata gw dalam hati.
Kalau kalian pernah tahu berita ini, berarti kita seangkatan. Paling tidak kalian masih seumuran dengan saya. Dan jika kalian mengenal salah satu atau pun beberapa tokoh di dalam cerita ini, saya mohon tetap menjaga identitas saya dan semua tokoh di dalam cerita
Dengan berseragam identitas yang berwarna khas, gw bersiap berangkat ke sekolah. Sambil menunggu Mbak Oliv, gw menikmati secangkir teh dan sebatang rokok.
Rokok sudah habis, cangkir teh sudah gw kembalikan ke belakang. Mbak Oliv yang gw nantikan tak kunjung datang. Penanda waktu di HP menunjukkan pukul 6.30 lebih. Gw berjalan ke rumahnya untuk memastikan bahwa dia tidak absen ke sekolah hari itu.
"Assalamualaikum" gw ketuk pintu rumahnya yang setengah terbuka
"Bentar dek.." teriak Mbak Oliv dari dalam. Gw duduk di teras rumahnya.. Perasaan gw gelisah.. gw lihat lagi jam HP, sudah jam 6.45 namun Mbak Oliv belum juga siap..
Mami menyerahkan kunci motor Mbak Oliv dan meminta gw untuk memanaskan mesinnya terlebih dahulu. Sekitar jam 6.55, Mbak Oliv sudah siap dengan sepatu sneakers, hoodie gombrong, dan tas old skool nya. Tau lah style anak STM waktu itu.. Mungkin sekarang juga masih.
Syukurlah bensin di tanki motor masih penuh, jadi kami tidak harus mengulur waktu lagi untuk mengisi bensin. Dengan cepat, nekat dan tepat, gw pacu motor matic pabrikan honda ini menuju sekolah. Ambil lajur kanan terus, celah sempit antara 2 mobil tetep libas..
Seperti biasa, jalanan luar sekolahan masih menjadi andalan kami menitipkan sepeda motor.
"Cepet mbak.." gw tarik tangannya agar berjalan lebih cepat. Gw rogoh HP yang berada di saku celana. Wakti sudah menunjukkan puku 7.02
Satpam sekolahan gw sudah siap siaga di depan gerbang. Kami tidak diperbolehkan masuk walaupun hanya terlambat 2 menit.
Kami berdua berjalan lesu menuju warung samping sekolahan yang biasa dijadikan tempat bolos bagi siswa sekolahan gw.
"Maaf ya dek.." Mbak Oliv begitu merasa bersalah. Karena dia terlambat bangun, kami berdua jadi tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar
"Udah lah gausah dipikirin.." jawab gw santai
Baru saja kami hendak memesan minuman, HP gw berdering. Nama Paman terpampang jelas dilayar.
Percakapan via

Gw : halo man?
Paman : lo dimana sekarang
Gw : di mak'e, gimana?
Paman : cungkring ga ada ja

Gw : yang bener aja lo

Paman : beneran ja. Ini gw udah di rumahnya, lo buruan kesini.
Gw benar2 tertunduk lesu.. Antara percaya ga percaya sama omongan paman. Kaki gw berasa ga ada tenaga untuk berdiri. Pantat gw ambruk ke kursi, badan gw tersandar ke tembok. Mata gw berkaca2 menahan tangis
"Kenapa dek?" tanya Mbak Oliv
"..." mulut gw terasa berat untuk mengatakannya
"Dek!.."
"Cungkring ga ada Mbak.." jawab gw lirih
Tangan gw ditarik Mbak Oliv menuju parkiran motor. Dia membonceng gw menuju rumah Cungkring. Perasaan gw sungguh ga karuan, lo kenapa pergi dulu cung?
Sesampainya disana, nampak Paman, dan kawan2 gw yang biasa kumpul di bengkel. Ada banyak siswa yang berseragam sama dengan paman. Gw yakin itu teman satu sekolahnya Cungkring. Terlihat juga wajah2 yang tidak asing di kepala gw. Teman2 SMP gw yang sudah berbeda seragam dengan gw juga nampak hadir.
Gw memberi tahu Bagas tentang kabar meninggalnya Cungkring. Dia meminta maaf karena tidak bisa mendapatkan Izin keluar sekolah untuk mengantar Cungkring menuju tempat perisitirahatan terakhirnya.
3 tahun lebih gw kenal dia. Walaupun tidak pernah sekelas, dulu semasa masih SMP gw sangat dekat dengan Cungkring. Setiap hari gw pulang bersama dia. Entah jalan berdua, maupun berboncengan menaiki sepeda. Baru waktu masuk SLTA, gw agak renggang. Bergantian Paman yang selalu menemani Cungkring di sekolah.
Gw menghampiri Paman menanyakan kronlogis nya. Paman bercerita dengan nada menahan tangis, kalau cungkring diduga menjadi korban pembunuhan. Entah siapa pelaku nya atau pun modusnya. Yang jelas, motor cungkring ditemukan di kampung sebelah. Dan jasadnya ditemukan oleh anak kecil yang sedang mencari ikan disungai.
"Liat aja kalau mereka ketemu gw dulu, jangan harap mereka bisa senang sudah dilahirkan di dunia. Kalaupun mereka sudah masuk lapas sebelum ketemu gw, bakalan gw buat mereka tersiksa selama sisa hidupnya" ucap Paman emosi. Gw kenal Paman dari kecil, dan ucapan dia ga bisa dianggap remeh. Banyak temannya yang sudah ada nama di lapas. Mudah bagi dia untuk meminta salah satu temannya menyiksa tersangka yang membunuh cungkring di lapas nanti.
Baru setelah beberapa hari, tersangka yang membuat Cungkring menghembuskan nafas terakhir tertangkap.
Saat itu sekitar pukul 00.00 WIB tiga pelaku pesta minuman keras. Namun ketika salah satu tersangka memisahkan diri dan melintas di jalan yang melawan arus, ia bertemu Cungkring yang juga mengendarai motor dan terjadi tabrakan.
Dua pelaku lain yang melihat kejadian itu langsung mengejar Cungkring. Karena panik, Cungkring menabrak portal dan jatuh tersungkur. Seketika itu kedua tersangka memukuli dan menginjak Cungkring yang tak berdaya.
Cungkring sempat dibawa ke kosan salah satu tersangka dan kembali dihajar tanpa ampun. Salah satu tersangka mengaku ia memukul dan menginjak tubuh korban yang terkapar. Kemudian mereka bertiga membuang Cungkring ke sungai. sadisnya tiga tersangka ini menceburkan Cungkring ke sungai saat sekarat.
Gw masuk ke dalam rumahnya. Terlihat ia terbujur kaku.. Ah berat bagi gw menjelaskan kondisi detailnya
Sungguh ga tega melihat sahabat gw sendiri dengan kondisi mengenaskan seperti itu. Gw keluar menuju tenda hijau di depan rumahnya. Gw duduk di kursi yang juga berwarna sama, kedua tangan menutup muka gw. Tak terasa kedua mata gw mengeluarkan air.
"Sabar ja.." Mbak Oliv mengelus pundak gw mencoba menenangkan
"Cung, kita lagi reunian.. Sayang nya lo udah ga ada disini ya.." kata gw dalam hati.
Rest in Peace, Cungkring Kurniawan
Kalau kalian pernah tahu berita ini, berarti kita seangkatan. Paling tidak kalian masih seumuran dengan saya. Dan jika kalian mengenal salah satu atau pun beberapa tokoh di dalam cerita ini, saya mohon tetap menjaga identitas saya dan semua tokoh di dalam cerita
Diubah oleh congyang.jus 18-08-2018 04:10
japraha47 dan 12 lainnya memberi reputasi
13