- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
![Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/09/7213687_20171009032458.jpg)
CREDIT PICT: AGAN CATUR SAPUTRA
assalamualaikum
selamat siang kaskusers,
ane akan melanjutkan cerita dari thread ane sebelumnya.
untuk readers yang belum membaca kisah sebelumnya, silahkan baca di kisah keluarga perantau.
untuk cerita tentang perjalanan hidup dimana ane sudah mandiri,
cerita tersebut akan ane link dibawah,
selamat menikmati.... :
1. the beggining
2. tanah pertama
3. rumah pakdhe
4. kerja
5. belajar mengendalikan diri
6. desi
7. panggilan tes
8. Training
9. nilai dari sebuah perjalanan
10. misteri baung part 1
11. misteri baung part 2
12. misteri baung part 3
13. misteri baung part 4
14. mister baung part 5
15. misteri baung last part
16. perkenalan
17 teror
18. shita
19. shita 2
20. fighting
21. rendi
22. drama[belajar dewasa]
23. finally, we are. . .
24. another side from shita
25. moments
26. crash
27. about rendi
28. perpisahan 1
29. suasana baru
30. quality time 1
31. quality time 2
32. :'(
33. last memories of shita
34. TAKDIR
35. sisi gelapku
36. misteri mimpi nyata 1
37. misteri mimpi nyata 2
38. misteri mimpi nyata 3
39. resolusi
40. arah perubahan
41. rumah mas malik 1
42. rumah mas malik 2
43. rumah mas malik 3
44. rumah mas malik 4
45. maung dan mbah
46. rumah mas malik last chapter
47. sheryi 1
48. sheryl 2
49. djakarta; first impression
50. pemberitahuan
51. samapta
52. 2nd test
53. jangan sok
54. masa peralihan
55. tes kerja lagii
56. UPDATE SPESIAL TENTANG CV
57. indonesia
58. misteri divisi siang 1
59. misteri divisi siang 2 ( the story )
60. misteri divisi siang ( last part )
61. kematian itu pasti
62. PHK
63. adikku bernama dian 1
64. adikku bernama dian 2
65. titik balik
66. terus berjuang!!
67. SEMANGAT MERDEKA SAUDARAKU!
68. OJT 1
69. OJT 2
70. adek 1
71. adek 2
72. tulungagung, wecome to the jungle
73. pengalaman misteri baru
74. traveling with shita's family, [sakit]
75. she is. . .
76. hujan sore itu
77. aku ingin memastikan
78. sheryl's stories 1
79. sheryl's stories 2
80. sheryl's stories 3
81. my choice is, ,
82. teror 1; mabuk
83. alasanku memilih
84. teror 2, santet 1
85. teror 2, santet 2
86. karena kamu berbeda
87. teror 3, gangguan semakin berat
88. teror4, akhir
89. mimpi
90. hari yang dinanti nanti??
91. pertengkaran 1, fakta
92. pertengkaran 2, itu bukan kamu yang kukenal
93. PERTENGKARAN 3, AKHIR
94. SHERYL; FINAL CHAPTER
95. EPILOG
Diubah oleh prestant18 09-10-2017 03:30
zoekyvalkrye dan 65 lainnya memberi reputasi
62
1.3M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#2605
pertengkaran 1 , fakta
" aku boleh main ke rumah ya sayang? "
pertanyaan itu terus bergaung didalam kepalaku.
disetiap gaungnya semakin membuatku jauh dari kewarasan.
dan amarah pun semakin kuat menguasai hati ini.
" mas, sampean kenapa? "
ifa bertanya kepadaku.
aku cuma melirik ke arah ifa.
wajah cemasnya terasa palsu. .
" sampean sakit mas? "
ifa kembali bertanya kepadaku.
" nggak "
jawabku pendek.
aku kembali menghantamkan palu ke es batu yang kupegang.
ayunan tanganku sengaja kubuat lebih keras,
agar kemarahan di dalam hatiku bisa terlampiaskan.
" PRAKKK!!! "
es batu langsung pecah menjadi bagian kecil.
kumasukan pecahan tersebut kedalam termos dan kulemparkan palu ke bawah meja.
" GLODAKK!! "
suara palu yang menghantam kaki meja dan kemudian masuk ke dalam wadah dari anyaman bambu.
ifa melonjak kaget.
" mas! apaan sih? kok dilempar lempar? "
tanyanya.
" gapapa "
jawabku singkat sambil menghindari kontak mata dengan ifa.
aku sedang malas menatap wajahnya.
" mas? sampean itu kenapa? kok sikapmu kaya gitu si? "
aku berjalan masuk tanpa menghiraukan ifa.
kuambil HP didalam kamar yang masih di charging.
lalu aku keluar dan pamit kepada bu umi.
" bu umi, saya mau pamit dulu, ada keperluan "
kataku.
aku nyaris tidak bisa mengendalikan diri lagi,
karenanya ketika aku berbicara, nafasku agak memburu.
" oh, iya mas tiyo, , mau kemana? "
bu umi bertanya kepadaku,
beliau sedang memasukan ikan goreng ke wadah yang akan dibawa ke depan.
aku tidak menjawab dan segera berlalu keluar, melalui ifa yang masih berdiri menatapku.
" mas? sampean itu kenapa?? ditanyain diam aja, ada masalah apa sih? "
ifa bertanya lagi kepadaku,
kali ini nadanya agak meninggi.
nampaknya dia juga merasa tersinggung karena kuacuhkan.
aku berhenti sebentar,
kemudian menatap wajahnya yang sedari tadi berusaha kuhindari.
" gapapa, SAYANG! "
jawabku dengan nada yang ketus.
ifa nampak terperangah.
mungkin dia terkejut karena selama ini aku tidak pernah sekalipun menunjukan emosiku didepannya.
aku segera naik ke atas motorku dan pergi meninggalkan rumah ifa.
////
sepeda motorku kupacu dengan cepat.
rasa rasanya ditengah ketidakwarasan ini aku ingin melakukan sesuatu yang menantang agar hatiku tenang.
beberapa kali aku nyaris terserempet mobil,
pengemudinya berteriak kepadaku dari jendela yang terbuka.
aku hanya melirik spion dan tersenyum sinis.
akupun tiba di tepi pantai.
entah mengapa ketika kemarahan menguasai diriku seperti sekarang,
satu yang terlintas di kepalaku adalah pergi ke tempat yang tidak banyak orang dan juga luas.
maka tujuanku adalah ke pantai di bagian depan PLTA yang jauh dari perumahan warga.
" AAAARRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!! "
aku berteriak sekuat mungkin ke arah lautan.
seakan akan aku sedang memanggil seseorang diseberang yang tidak nampak sana.
setelah berteriak,
hatiku terasa agak lega.
beban kemarahan yang terus terakumulasi semenjak tadi seakan akan hilang, ,
menyisakan perasaan kecewa.
kecewa yang amat sangat berbeda dengan perasaan kecewa di waktu yang lalu.
sebuah perasaan kecewa baru. .
yang timbul dari prasangka pengkhianatan.
aku duduk di pasir pantai, ,
menikmati setiap inchi dari panas matahari sore yang menyinari kulitku.
dan juga meresapi setiap desiran angin laut yang terus menerus menerpa wajahku tanpa henti.
" ifa, kamu tega ya? padahal aku adalah seorang laki laki yang menjunjung tinggi loyalitas dan kesetiaan "
kataku dalam hati.
" apa maksudmu menunjukan keseriusan jika kemudian seperti ini?! "
aku mengangkat kepalaku menatap ke langit.
langit yang cerah itu tak lagi terasa menyenangkan, ,
karena perasaan kecewa yang ada di dalam hatiku sudah menimbulkan luka menganga.
hapeku berbunyi, ,
aku mengambilnya dan kulihat panggilan masuk dari ifa.
kumatikan panggilan itu.
padahal sebelumnya terpikirkan untuk mengangkat panggilan dan marah kepada ifa.
tapi aku tidak ingin kemarahanku saat ini membuatku melakukan hal yang malah menyakiti ifa.
karena biar bagaimanapun,
prinsipku berkata bahwa laki laki tidak boleh kasar kepada perempuan, apapun kondisinya.
lebih baik aku diam dan menenangkan diri terlebih dahulu.
penggilan masuk kembali terdengar. .
aku membiarkan panggilan tersebut dan meletakan hapeku diatas pasir.
aku sedang butuh waktu untuk diam,,
jangan hubungi dahulu. .
" astaghfirullaah, , , astaghfirullaah "
aku mencoba beristighfar terus menerus sambil mengatur nafas.
kuatur setiap tarikan nafasku agar bisa teratur kembali melalui hirupan dan helaan panjang.
pelan, , perlahaan, ,
aku mulai bisa mengembalikan kendali atas kepalaku yang sedari tadi buntu.
walau sebenarnya didalam hati masih terasa sakit.
ini lebih baik karena selama kepalaku bisa dipakai berpikir,
aku tidak akan melakukan hal hal tolol yang tidak ada manfaatnya dan cenderung merugikan.
" astaghfirullaah, , ya Allah, maafkan hamba yang sempat dikuasai kemarahan "
kataku dalam hati.
" mungkin barusan cuma salah paham, , aku perlu bertabayyun kepada ifa tentang pesan tadi "
kembali kepalaku berkata kepada hatiku sendiri.
disaat seperti sekarang,
kepala harus tetap dingin agar bisa berpikir jernih dan tetap memelihara prasangka baik selama belum ada kejelasan.
aku tidak boleh menuruti suasana hati. .
aku kembali berdiri setelah barusan menenagkan diri cukup lama.
mungkin ada sekitar setengah jam. .
kuambil Hp yang tadi kuletakan di pasir.
disana muncul beberapa panggilan tak terjawab dari ifa,
dan juga ada pesan darinya.
kubuka pesan tersebut.
" mas, kamu marah? marah kenapa mas? "
" mas, kemarahanmu kaya anak kecil tau nggak "
" kalau ada masalah kan bisa ngomong, jangan banting banting barang kaya tadi, "
" kalau memang ada masalah, bicara langsung denganku, jangan bersikap seperti tadi sehingga semua orang tau kalau kamu sedang marah "
" mas tiyo "
" ping "
" ping "
pesan pesan itu terus berdatangan kepadaku.
aku hendak langsung membalasnya karena sedikit tersinggung dengan tulisan ifa.
namun kuurungkan,
hp kembali kusimpan dan aku pergi meninggalkan pantai.
===
keesokan harinya.
aku duduk di ruang tamu.
ifa berada diseberangku, sedangkan bu umi sedang keluar berbelanja.
kulihat wajah ifa tidak sehangat biasanya,
dia nampak kesal dan hanya sesekali menatap ke arahku.
aku sendiri juga merasa jengah, ,
aku: " fa "
ifa: " apa? "
aku: " kemarin aku memang marah "
ifa: " sudah tau "
aku: " kamu tau aku marah kenapa? "
ifa: " nggak, kamu nggak ngomong mana aku tau "
ifa menjawab pertanyaanku dengan ketus, ,
entah mengapa dia tidak seperti ifa yang biasanya hangat.
aku jadi ikut sedikit tersulut oleh sikapnya.
namun kepalaku masih tetap dingin.
aku: " aku mau tanya sesuatu "
ifa: " nanya apa? "
aku: " kamu bisa dipercaya? "
ifa menatap ke arahku dengan tatapan bingung.
pertanyaanku mungkin terdengar aneh, ,
ifa: " maksudnya? "
aku: " apakah selama ini kamu bisa dipercaya? "
ekspresi ifa kembali berubah,
kali ini dia nampak tersinggung.
ifa: " maksudnya apa bertanya seperti itu? "
aku: " udahlah, gini aja, , siapa yang memanggilmu sayang? "
ifa terkejut,
perubahan air mukanya kembali nampak.
namun tidak lama, karena dia kembali memasang wajah marah.
ifa: " nggak ada, paling sampean kan? itupun kadang kadang "
aku: " jangan bohong fa, jujur aja "
ifa: " beneran mas, ngapain aku bohong sama orang yang akan jadi suamiku nanti "
aku mendengus mendengar jawaban barusan.
jawaban paling bohong yang pernah kudengar.
aku: " kalau gitu coba kamu buka hapemu, biar aku lihat "
ifa: " kok gitu? "
wajah ifa kembali berubah, dia nampak kuatir ketika aku menanyakan hapenya.
aku: " nih, silahkan lihat hapeku, selama ini aku nggak pernah merahasiakan apapun, kamu tau sandinya, kamu bebas mau buka buka, , tapi aku belum sekalipun melihat hapemu "
aku menjulurkan hapeku kepada ifa.
ifa tidak menerimanya dan hanya melirik, ,
dia terlihat ragu ragu.
aku: " ayo? mana coba? katanya mau nikah? ya harus transparan dong "
aku kembali menekankan perkataanku kepada ifa.
kali ini aku merasa diatas angin untuk mendapatkan kebenaran.
namun aku tetap berusaha tenang agar tidak membuat suasana rumit.
ifa: " hapeku low bat, sedang ku charging, tadi mati total, , "
aku: " ah, alesan "
ifa: " beneran mas tiyo, ngapain aku bohong? "
aku memasukan hapeku kedalam saku celana dan berdiri.
aku: " udahlah, percuma, kalau semua maling ngaku, penjara udah penuh dari dulu fa. . "
ifa ikut berdiri,
dia nampak marah.
matanya yang selama ini memandangku dengan manja dan ramah,
berubah menjadi melotot.
ifa: " maksudnya apa bilang gitu sampean mas? "
aku berlalu keluar sambil berkata enteng, ,
" buka saja hapemu kalau sudah nggak lowbat, liat di line, terus cari siapa laki laki yang memanggil kamu sayang, katanya mau main kesini, , dibales dulu, boleh apa enggak, aku tak pulang aja, mbok dia mau main to? "
aku keluar tanpa menghiraukan ifa lagi,
ifa berhenti didepan pintu menatap ke arahku.
dia tidak bicara dan ekspresinya kacau.
aku naik ke atas motor,
dan bu umi yang baru saja datang,
menstandarkan sepeda motornya.
bu umi: " mas tiyo? sudah mau pulang? "
aku: " nggih bu, pulang dulu "
aku membantu bu umi menurunkan barang belanjaannya.
dan kemudian aku pamit pergi.
meninggalkan bu umi yang memanggil ifa untuk membantunya membawa belanjaan masuk. .
===
ifa: " mass, itu bukan siapa siapa mas, mbok percaya sama aku "
suara ifa yang berulang kali meyakinkanku via telepon.
sedangkan aku hanya menjawab seperlunya, ,
selebihnya aku memilih untuk diam.
aku: " katanya nggak bohong? "
ifa: " beneran mas, itu bukan siapa siapaku, , "
aku: " mosok to? "
ifa: " sekarang kalau sampean nggak percaya, jika aku gandeng dengan laki laki lain, kapan ada waktunya coba? sampean kan selalu tau aku dimana, , aku selalu memberikan kabar jika aku pergi "
aku: " yo embuh . . . " ( mana kutau )
ifa kembali berbicara banyak untuk membela dirinya.
namun semakin banyak dia membela diri,
aku malah semakin yakin jika ada sesuatu, ,
karena ifa yang kukenal adalah ifa yang pendiam dan tidak banyak beralasan.
aku: " fa, udahlah, kalau memang ada apa apa, tinggal kamu akui, , itu lebih baik, , tiga hari lagi bapak dan ibuku kesini, besok pagi mau berangkat dari rumah dan mampir ke rumah pakdhe di bangil, , baru kemudian rombongan berangkat dari bangil.
jika keadaannya begini terus bagaimana?? "
ifa: " mas tiyo, terserah sampean deh, aku capek meyakinkannya "
aku: " kalau begitu coba jelaskan dengan jujur, siapa pengirim line tersebut? "
ifa: " bukan siapa siapa masss , , duuh "
aku: " kalau bukan siapa siapa, coba hapemu kasih liat kemaren, kan enak "
ifa: " hapeku kemarin tu mati mas, hih, kok masih ngeyel aja sih? "
aku: " oke, berarti selamanya nggak akan terjawab dong, habis buktinya kamu sembunyikan, , kalaupun tak minta besok palingan udah dihapus sama kamu "
ifa tidak menjawab.
akupun malas melanjutkan perdebatan ini.
maka telepon kututup dengan perasaan sangat tidak menyenangkan.
pertengkaran kami belum ketemu pemecahannya.
sebab ifa masih sangat defensif, ,
jika dia mau mengakui siapa sebenarnya pengirim line tersebut dan menunjukan kepadaku isi hapenya,
semua masalah beres.
toh selama ini aku selalu menghormati privasi ifa,
aku tidak pernah mempermasalahkan dia hendak berteman dengan siapa,
hendak chatting dengan siapa, ,
karena dia belum menjadi milikku, ,
tapi sekarang?
dengan semakin seriusnya hubungan kami,
aku berhak tau dong.
aku tidak mau calon istriku ternyata menyembunyikan sesuatu yang nantinya malah berdampak buruk bagi kehidupan kami setelah menikah.
sebisa mungkin semua masalah ketika lajang harus diselesaikan sebelum menikah agar setelahnya kami menjadi pribadi yang baru dan siap untuk saling terbuka.
apalagi coba kunci dari hubungan yang sehat kecuali komunikasi yang berjalan lancar dan transparan.
aku menghela nafas panjang.
hatiku terasa sangat kecewa, ,
dan perasaanku kepada ifa yang selama ini begitu besar,
mulai terdegradasi sedikit demi sedikit seiring tidak terbukanya dia.
agak malam,
mungkin berselang hampir satu jam, ketika jam sudah menunjukan pukul 22:30
aku mendapatkan telepon.
rupanya dari bu umi.
aku: " assalamu'alaikum, halo bu? ada apa ya? "
bu umi: " wa'alaikum salam mas tiyo, sudah istirahat to? "
aku: " belum bu, belum bisa istirahat, mumet "
bu umi: " masalah ifa to? "
aku: " ibu kok tau? "
bu umi: " aku wong wes pengalaman mas tiyo, tau lah kalau ada yang nggak bener, ada apa memangnya? kok dua hari ini tak lihat sampean uring uringan "
aku diam sejenak,
apakah aku harus membuka permasalahan ini dengan bu umi?
apakah tidak masalah??
namun jika tidak kukatakan, aku juga pusing.
mungkin bu umi sebagai ibu dari ifa bisa membantu.
aku: " gini bu, saya mau nanya ya? "
bu umi: " silahkan mas "
aku: " apakah sebelum ifa bersama saya, ifa sudah pernah berhubungan dengan laki laki? "
bu umi: " kayaknya sudah mas, dulu dia pernah pacaran dengan anaknya temanku, tapi pas jaman sekolah, , kemudian putus karena katanya si anak laki lakinya selingkuh dengan adik sepupunya sendiri "
aku: " ooh, , berarti sudah lama ya bu? "
bu umi: " sudah mas, ada empat tahun yang lalu "
aku: " terus bu? apa ada lagi? "
bu umi: " aku nggak tau mas, tapi aku sempat nggak suka sama anak kampung sebelah yang naksir ifa, sekarang anaknya sudah nggak disini lagi "
aku: " nggak suka kenapa bu? "
bu umi: " lha anaknya berandalan mas, masih satu genk sama yang tempo hari mabuk di depan warung malam malam itu mas "
aku: " ooh, , apa ifa pacaran dengan orang itu? "
bu umi: " kalau tak tanyain katanya enggak, cuma berteman, tapi adikku bilang kalau ifa dulu kadang2 disamperin ke rumah pas aku masih di luar negeri "
perasaanku mendadak tidak nyaman.
aku: " namanya siapa bu? "
bu umi: " bendot, tapi dipanggil ben ( bukan nama sebenarnya ) "
aku terkejut mendengar nama itu,
sebab nama itu sama persis dengan yang tertera di line ifa tempo hari.
ifa menamainya " mas ben "
amarahku kembali naik.
aku: " bener berarti " ( nafasku tersengal sengal karena emosi yang terpicu )
bu umi: " bener apa mas tiyo? "
aku: " bener ifa masih berhubungan dengan bendot itu, , "
bu umi: " mosok to mas? "
bu umi juga terdengar terkejut.
nadanya ikut emosi.
aku: " gini ya bu umi, dari kemarin saya marah kepada ifa karena pas saya nanya charger itu, saya nggak sengaja lihat ada pesan line di hapenya ifa dari orang dengan nama " mas ben " "
bu umi: " yang bener mas tiyo?! bilang apa dia? "
aku: " dia bilang sayang, aku boleh main ke rumah ya? "
bu umi terdengar marah diseberang sana.
bu umi: " kurang ajar!! sek tak bangunin ifanya, mau tak tanyain! "
aku: " jangan bu umi, biar ifa istirahat dulu saja, besok pagi kan bisa, kasihan "
bu umi: " nggak ada kasihan kasihanan, ini namanya kurang ajar! mau bikin ibunya malu! "
aku: " bu, sabar, istighfar, jangan dibangunkan ifanya. mungkin cuma salah paham saja bu "
bu umi: " salah paham gimana? kemarin kayaknya sama mas tiyo sudah yakin bener, malah bilang ke aku kalau nanti nikah sama mas tiyo, ibu tak tinggal ya, aku ikut mas tiyo kemanapun dia pergi, karena aku istrinya, , , lha kok ada kaya gini?!! "
aku: " makanya itu bu, jangan dimarahi sekarang, besok saja kalau sudah bangun, ditanyain baik baik, ya? "
bu umi terdiam disana.
akupun diam,
mungkin aku barusan salah sudah memberi tahu bu umi, ,
tapi jika aku tidak memberi tahunya,
apa aku tahu jika ternyata dulu ada hal semacam ini?
walau sebenarnya aku tidak mempermasalahkan masa lalu seseorang.
namun jika masa lalunya terus datang dan mengusik?
tetap harus diklarifikasi dan diluruskan dong.
sayangnya ifa bersikap defensif, , ,
akhirnya bu umi meminta maaf kepadaku atas kejadian ini.
aku hanya mengiyakan dan berusaha terdengar baik baik saja di telinga bu umi agar tidak membuat beliau semakin marah dengan ifa.
selama ini memang bu umi lebih banyak memarahi ifa ketika bersanding denganku dan ada sesuatu kesalahan yang ifa lakukan, namun tidak pas.
kesannya bu umi lebih pro kepadaku daripada putrinya sendiri.
namun tujuan bu umi baik,
yaitu mendidik putrinya agar terus berinstropeksi sebelum nantinya berumah tangga.
bu umi mengakhiri panggilan telepon beliau dan kemudian berpesan kepadaku agar aku jangan bersedih,
semuanya akan baik baik saja.
bu umi akan menasehati dan menanyakan hal tersebut kepada putrinya.
sebelum nanti bapak dan ibuku sampai di sini.
===
symoel08 dan 11 lainnya memberi reputasi
12