Di Persimpangan Musim Hujan

Beranda

...

Stories from the Heart
Di Persimpangan Musim Hujan

mrskinny

25-09-2017 22:41

Di Persimpangan Musim Hujan

Quote:

"Aku layaknya hujan, berusaha mencurahkan setiap tetes cinta yang tak terhitung tapi tak pernah sampai di rumahmu"

Quote:

*Gambar diambil dari google
Daftar isi:
Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6: I Used Somebody
Bagian 7: I Used Somebody
Bagian 8: I Used Somebody
Bagian 9: I Used Somebody
Bagian 10: I Used Somebody
Bagian 11: Replaced by Rain
Bagian 12: Replaced by Rain

Diubah oleh mrskinny 04-06-2018 02:16

anasabila memberi reputasi

7.8K

Kutip

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.9KAnggota

Tampilkan semua post

mrskinny

01-10-2017 22:26

#11

Bagian 5

Quote:

"Halo selamat siang Mrs. Skinny"

tuuuutttt...

"Terheran aku, ada apa dengan Anya? kenapa dia harus mematikan telfonku" sesambilnya aku memandangi layar telfon genggamku

"halo Mr. Skinny, dateng aja ya langsung ke kamarku, jemputnya harus depan kamar pokoknya!" seketika masuk pesan singkat dari Anya.

Siang ini aku mengajak Anya untuk mencari makan siang bersamanya karena aku ingin memastikan bahwa Anya tidak apa - apa, tujuan kami esok adalah menunjungi dia, Viola Oktav, dan sekaligus pulang ke tempat kami berasal tapi entah, rasa pulang macam apa ini yang kutahu di setiap aku pulang aku selalu sumringah untuk menjalaninya tetapi kali ini, batinku bergejolak. Seperti tidak ingin tetapi tetap harus kulalui.

Sedari pagi hujan masih lebat menghantui kota ini, biasanya aku menghampiri ke tempat di mana Anya tinggal menggunakan sepeda tapi kali ini kupilih bus untuk sampai di tempatnya, paham perjalananku yang sebentar aku langsung memilih tempat duduk paling depan

"Hello skinny guy, you are not from here right?" sontak aku terkaget karena perempuan lanjut usia di sebelahku memanggilku

"hello mam, oh yess, I'm from Jakarta" aku balas dengan senyum canggung

"seriously? Oh god, me and my grandchild will visit Jakarta tomorrow just for a week" nenek itu menjawab dengan penuh gairah dan sedikit kaget

"What a coincidence! Because tomorrow I will also be headed to Jakarta, so what time your plane will take off?" dan kali ini aku yang lebih terkagetkan dengan suatu kebetulan ini

"ahhh I see... at 10 AM!"

"look!!! same hahaha" ternyata kebetulan ini berlanjut hingga jadwal penerbanganku dan wanita paruh baya itu
"ah mam see you tomorrow" aku berpamitan dengan wanita paruh baya tadi ketika bus berhenti, lalu aku turun, membuka payungku dan menerobos hujan.

Tidak perlu waktu yang begitu lama untuk berjalan menuju tempat Anya, aku berjalan menerjang hujan yang masih setia berkerumunan jatuh. Tiba di sebuah apartemen, kututup kembali payung hitamku ini dan kuletakan di penyimpanan payung yang berada di sisi kanan pintu.
Aku memiliki perasaan buruk pada siang ini, entah mengapa, tapi untuk mencegahnya kupercepat langkahku untuk menuju tempat Anya tinggal. Seperti tidak ada suara apa - apa disekelilingku fokusku hanya tergambarkan wajah Anya yang sedang lelah tapi entah kenapa harus itu yang ada dipikiranku? Ketika lift telah sampai di lantai 16, aku percepat langkahku dengan sedikit berlari kecil,

lalu...

"You must be Adan! You are not deserve for Anya!!!" seorang wanita asing yang tiba - tiba berpapasan denganku dan mengaggetkanku dengan perkataan yang lantang

"I'm sorry? Who are you?" balasku dengan muka yang sedikit sensi karena perkataanya
lalu, wanita itu tidak menjawab pertanyaanku dan pergi begitu saja. Dengan keadaanku yang menyamping memperhatikanya, kepalaku langsung menengok ke arah kanan.

Tidak pakai lama, aku langsung berlari menuju ruangan Anya, entah perasaanku malah semakin bertambah buruk karena perkataan wanita tadi, aku memperhatikan setiap pintu berharap nomor kamar Anya lebih dekat dari biasanya, berharap Anya di kamarnya sedang baik - baik saja, berharap Anya masih menjadi Anya yang aku cintai selalu, berharap Anya adalah penghiburku ketika hujan datang, berharap Anya adalah Anya bukanlah wanita lainya.

Tiba di depan kamar Anya, nafasku tidak karuan, aku berusaha membuatnya tenang, kutarik nafas dalam - dalam lalu kubuang secara perlahan agar lebih tenang dan kuketok pintu kamar Anya...

duk
duk
duk

Masih juga belum terbuka, kucoba lebih keras

duk
duk
duk

ckrek

"Viola? Kamu di sini?" Aku tercengang melihatnya

Diubah oleh mrskinny 15-10-2017 20:48

Kutip

Balas