- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe..
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe..


Salam Kenal gan and Sis.. Ane really fresh newbie nih.. Awalnya cuma jadi SR yg suka baca cerita2 yg keren-keren di Kaskus.. Sekarang ane nyoba buat nyalurin hobi menulis ane..Karena ane termasuk kategori penulis kacangan alias yg masih belajar, jadi harap maklum jika dari gaya penulisan dan bahasa serta jalan ceritanya bisa tiba2 ga nyambung.. Cerita ane ini fiksi koq..
Rules nya sama dengan Rules SFTH pada umumnya Gan and Sis..
PROLOG
Kata orang, setiap anak kecil yang di ambil Kolong wewe psikologisnya akan terganggu. Ada yg bilang jika sampai di beri makan oleh mahluk tersebut maka si anak akan bisu. Tapi yg terjadi dengan gw berbeda.. Justru itu lah yang menjadi Titik awal perubahan hidup gw saat menginjak remaja.. Banyak pengalaman yg gw rasakan terutama yang berhubungan dengan MEREKA...
Anak Hilang
Anak Hilang (2)..
Anak Hilang (3)..
Kolong Wewe..
kolong wewe (2)..
10 Tahun Kemudian..
Me and The Gank..
Apes Banget Gw Sama Rio..
Cleaning Service Sehari
Cleaning Service sehari (2)
Ngerokok Dulu kita, Men..
Hutan Bambu..
Mimpi..
Sekar Kencana..
Ki Suta...
Terbukanya Mata Bathin..
Para Penghuni Gedung Sekolah..
Aura.. Tanpa Kasih..
Kekuatan Mata Batin Yang Sama..
Serunya Ngerjain Sekar Dan Rio..
Viny Ayundha, Gw Sayang Lu, Tapi...
Mati Satu Tumbuh Seribu..
Me Versus Ramon..
Pengakuan Viny..
Ki Sabdo, Penjaga Gerbang Utara..
Tasya..
Ngerjain Rio, lagi....
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pembalasan Ramon Dan Kesempatan Gw Menjajal Ilmu..
Rio, Orang Pertama Yang Tahu Rahasia Gw..
Maafin Aku, Sya...
Munculnya Calon Penjaga Batu Mustika Gerbang Selatan..
Bangun Donk, Sya...
Beraninya Keroyokan, Kampungan!!!
Pedang Jagat..
Munculnya Kedua Calon Penjaga Batu Mustika Terakhir..
Berkumpulnya Keempat Calon Penjaga Batu Mustika..
Empat Penjaga Gerbang...
Empat Penjaga Gerbang (2)...
Sekar Ikutan Nge'Lounge...
Terima Kasih, Tasya...
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On???..
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On??? (2)..
No Woman No Cry..
Anggie Angelita Hapsari, Will You Be My....
Retaknya Hubungan Persaudaraan..
Retaknya Hubungan Persaudaraan (2)...
Suluh, Gw Dan Rangga...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan (2)..
Kami Akan Menjaga Mu Suluh...
Munculnya Pengganti Rangga...
Manisnya Anggie Gw..
Pertunangan Tasya Dengan Rasya Bin Kampret..
Hilangnya Suluh...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat (2)...
Binar, Sang Juru Kunci...
Ungkapan Hati Tasya...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan (2)..
Liburan Bareng Suluh Dan Sebuah Pengakuan (3)
Pelet Si Bayang Bayang
Rampak Tantra...
Kedua Putra Yang terbuang, Rampak Tantra Dan Bimo..
Galau...
Terluka...
Tapa Brata...
Tapa Brata (2)...
Aku Kembali...
Empat Senjata Sakti...
Empat Senjata Sakti (2)...
Sebuah Permintaan Tolong..
Sebuah Permintaan Tolong (2)...
Bad Day For Love...
Sekar Kembali...
Pertarungan Tanpa Hati...
Pertarungan Tanpa Hati (2)...
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...?
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...? (2)
Cinta Tanpa Syarat...
Santet...
Santet (2)...
Datangnya Si Pengirim Santet...
Munculnya Ratu Kala Wanara...
Munculnya Ratu Kala Wanara (2)...
Pemberian Batu Mustika Penjaga Gerbang..
Melepas Mu...
The Last Moment With Her...
Pertempuran Terakhir...
Pertempuran Terakhir (2)...
Pertempuran Terakhir (3)...
Pertarungan Terakhir (4)...
Puncak Pertempuran Terakhir...Lenyapnya Satu Angkara Murka (Tamat, jilid satu)
Diubah oleh juraganpengki 15-10-2017 22:10
alasjurik721 dan 57 lainnya memberi reputasi
56
752.3K
1.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#908
Tapa Brata (2)...
“Assalammualaikum Wr Wb” Ucap Ki Suta memberi salam dengan suara berwibawa..
“Waailaikum salamm Wr Wb” Kami semua serentak menjawab tanpa terkecuali dengan pandangan tertunduk..
“Selamat datang di tempatku.. Semua memang sengaja ku undang kesini sebagai persiapan melawan serangan Raja Siluman.. Kalian Para Jin Penjaga, ku harap dapat membantu dengan mengerahkan semua pasukan yang kalian punya, segera kabari mereka jika pertempuran melawan angkara murka sudah semakin dekat” Ucap Ki Suta ke arah empat Jin Penjaga kami..
Keempat Jin Penjaga nampak menganggukkan kepala sebagai pertanda mereka semua menyanggupi perintah kakek Moyang kami, Ki Suta..
“Kami mohon diri, guna memberitahu pasukan kami untuk bersiap” Ucap Bayu Barata yang di jawab oleh anggukan kepala Ki Suta..
Keempat Jin Penjaga kami langsung melesat terbang ke empat penjuru mata angin..
“Kalian cucu-cucu ku, selepas ini harus melakukan laku Tapa Brata di empat tempat berbeda guna menambah kemampuan kalian.. Sukma kalian akan segera menerima keempat Batu Mustika Penjaga Gerbang yang akan diserahkan langsung oleh keempat Jin Penjaga Gerbang” Kata Ki Suta yang di susul dengan anggukan kepala kami berempat..
“Ridho pergilah ke Laut Selatan, Suluh ke Puncak Gunung Gede, dan Bimo ke Puncak Merapi, sementara kau, Ngger.. Bertapa lah di tengah Laut Utara.. Aku sudah menemui semua penguasa masing-masing wilayah dan Alhamdulillah, mereka mengizinkan kalian berlaku Tapa Brata disana.. Tunjukkan Senjata pemberian ku ke tiap Penjaga yang akan menemui kalian disana.. Lalu sesudah menyelesaikan laku Tapa Brata, kembalilah kalian segera ke raga masing-masing” Perintah Ki Suta..
“Dan kau cah ayu, tetaplah disini bersama ku” Tambahnya ke arah Binar..
Kami semua mengangguk lalu mulai bangkit berdiri.. Kami pun berpelukan sebelum masing-masing melesat pergi menuju tempat yang ditunjukkan Kakek Moyang kami.. Ketiga saudara gw sudah melesat cepat ke arah berbeda..
“Tunggu, Ngger” Tiba-tiba Ki Suta menghentikan gw yang sudah bersiap pergi menyusul mereka.. Gw berjalan kembali ke arah Kakek Moyang gw itu..
“Ada satu hal yang ingin aku sampaikan langsung kepada mu perihal Sekar Kencana.. Ketahuilah bahwa saat ini Jin Penjaga mu itu berada di kerajaan siluman” Ucap Ki Suta yang membuat gw sangat terkejut..
“Sejak kapan mereka menangkap Sekar, Eyang?” Tanya gw penasaran..
Ki Suta nampak terdiam beberapa saat sambil mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang..
“Entahlah, Ngger.. Semua terjadi karena kealfaan ku, selepas Tasbih Emas ku ambil kembali dari Sekar Kencana, semenjak itu pula aku tidak bisa mengetahui jejaknya” Ucap Ki Suta tertahan, seraut rasa penyesalan nampak tersirat dari wajahnya..
“Aku tahu perihal Sekar, dari ucapan Nilam Segara sebelum ia lolos bersama Pedang Neraka dengan luka cukup parah akibat terkena serangan ku pada saat menyelamatkan mu, dan anak manusia yang mendapat Pedang Neraka dari Raja Siluman, telah aku tarik semua kesaktian dan aura hitamnya, sepertinya pikiran anak gadis itu akan terganggu untuk waktu yang lama” Jawab Ki Suta yang membuat gw langsung terdiam..
Dalam hati gw memikirkan nasib Sekar Kencana, Jin Wanita yang sudah sangat berjasa dalam menyelamatkan gw dalam beberapa kali pertempuran..
“Aku akan menyelamatkan mu, Sekar” Ucap gw dalam hati..
“Lekaslah ke pergi ke Laut Utara, Ngger” Perintah Ki Suta yang menyadarkan gw dari lamunan akan Sekar Kencana..
Gw menganggukan kepala dan langsung melesat ke arah laut utara..
Tak berapa lama gw pun sudah melihat lautan luas yang terbentang dengan air berwarna sebiru langit.. Dari jauh nampak sebuah istana megah yang berkilauan tertimpa cahaya matahari.. Gw mulai melayang turun untuk mendekat..
Tiba-tiba, seorang wanita cantik berpakaian layaknya seorang puteri kerajaan menghadang langkah gw..
“Tunggu!!! Siapa kau dan apa maksud mu datang ke Kerajaan Laut Utara?” Tanya wanita cantik yang memegang sebuah trisula berwarna perak berkilauan..
“Mohon maaf atas kelancangan ku.. Aku hanya seorang utusan dari Ki Suta yang hendak bertapa di tengah Laut ini” Ucap gw dengan sebuah senyuman..
Gadis cantik itu menatap gw dengan tatapan menyelidik.. Tanpa fikir panjang, gw langsung mengeluarkan Pedang Jagat dari bahu kanan sebagai tanda pengenal..
SRIEENG..
Suara dua besi bergesekan terdengar seiring Pedang Jagat mulai gw tarik keluar dari bahu.. Pedang sakti itu gw hadapkan ke depan gadis cantik yang saat ini sudah mulai tersenyum manis begitu melihat Pedang Jagat..
“Namaku Dewi Arum Kesuma, aku adalah penjaga pertama pintu gerbang Kerajaan kami.. Selamat datang, Kisanak.. Aku akan menunjukkan tempat kau akan melakukan Tapa Brata” Ucap gadis tersebut yang terdengar ramah, lalu mulai melesat..
Gw pun ikut melesat menyusul Dewi Arum Kesuma, hingga tiba di sebuah pusaran air yang ada di tengah laut utara..
“Tanggalkan semua pakaian mu, Kisanak dan tinggalkan Pedang Jagat kepadaku” Kata Dewi Arum Kesuma sambil mengulurkan tangannya ke depan..
Gw sempat terkejut mendengar penuturan gadis tersebut, ada sekelumit keraguan untuk menyerahkan Pedang Jagat kepadanya..
“Percayalah, aku tidak bernafsu untuk memiliki Pedang Sakti tersebut, Kisanak” Ucap Dewi Arum Kesuma yang sepertinya merasakan keraguan dalam hati gw..
“Baiklah, aku titipkan Pedang ini kepada mu” Kata gw sambil menyerahkan Pedang Jagat ke tangannya..
Tatapan gw terpaku pada sosok Dewi Arum Kesuma yang masih berdiri di hadapan gw.. Sepertinya dia merasakan ada hal yang ingin gw sampaikan..
“Ada apa, kenapa menatapku seperti itu?” Tanya nya dengan wajah penasaran..
“Apakah kau harus berada disini saat aku menanggalkan semua pakaian?” Tanya gw yang terdengar sedikit konyol..
Wajah Dewi Arum Kesuma nampak memerah, lalu dengan cepat dia pun pergi melesat meninggalkan gw..
Pandangan gw sempat beredar ke sekeliling lautan sebelum membuka semua pakaian, kan ga lucu kalo ada jin mengintip dan merekam adegan gw yang sedang telanjang nanti terus di upload di Yo* Tu*e.. wkwkwkwk
Satu persatu pakaian mulai gw tanggalkan, meski hanya sukma saja tapi gw masih mengenakan pakaian terakhir sebelum gw koma.. Entah apa penyebabnya, yang pasti pakaian gw masih sama seperti saat gw melawan Cindy dan Nilam Segara,, Bahkan jejak darah yang mengering dan robekan di jeans dan kaus serta jaket gw pun masih ada..
Saat sudah telanjang bulat, gw yang melayang diatas permukaan air laut mulai mendekat ke arah pusaran air dan mencoba duduk bersila diatasnya.. Daya putar pusaran air tersebut sangat kuat.. Beberapa kali gw sempat akan tersedot namun gw tahan hingga akhir nya gw dapat menguasai putaran pusaran air itu..
Kedua mata gw mulai terpejam sambil duduk bersila tepat di inti pusaran air dengan kedua tangan yang gw sematkan di depan dada.. Hawa murni mulai tersalurkan ke seluruh tubuh.. Suara air laut yang beriak dan cuitan burung camar masih terdengar oleh kedua indera pendengaran.. Dinginnya air laut terasa sekali menyentuh.. Perlahan-lahan semua panca indera gw mulai tertutup, yang tersisa hanya fikiran dan hati saja..
Suasana damai dan hening mulai menyergap di sekeliling gw, seiring sudah selarasnya semua indera menjadi satu.. Tak ada fikiran apapun yang saat ini terbersit dalam benak, selain mensyukuri segala karunia Illahi Penguasa Alam..
Entah sudah berapa lama gw melakukan laku Tapa Brata di tengah laut utara.. Hingga sebuah suara terdengar dalam batin gw..
“Bangun lah anak muda, sudah saatnya kau membuka mata” Ucap suara seorang laki-laki..
Perlahan gw membuka mata dan sedikit terkejut melihat gw sudah berada dalam sebuah istana sangat megah.. Semua ornamen indah yang ada di dalam istana tersebut berwarna biru laut.. Ribuan batu permata warna warni dan mutiara berwarna perak nampak terhampar di lantai marmer yang sangat indah.. Pemandangan dalam laut di luar istana ini terlihat menawan..
Gw sampai kehabisan kata-kata untuk melukiskan keindahan-keindahan tersebut.. Beberapa orang punggawa dan dayang-dayang cantik berlalu lalang dan tersenyum ke arah gw.. Seorang laki-laki bertubuh tegap dan berpakaian layaknya seorang raja sedang berdiri di hadapan gw sambil tersenyum..
“Selamat datang di istana Kerajaan Laut Utara, anak muda.. Aku adalah Raden Jaka Wastra, senopati di kerajaan ini akan memberikan mu sebuah Senjata Sakti bernama Pedang Samudera, pemberian Penguasa Laut Utara” Ucapnya sambil menyerahkan sebuah pedang yang sepintas mirip dengan Pedang Jagat..
“Pedang Jagat milikmu sudah bersatu dengan Pedang Samudera, dan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat.. Beri nama Pedang itu dengan sebutan Pedang Jagat Samudera ” Ucap Laki-laki yang bernama Raden Jaka Wastra ke arah gw yang tak berkedip menatap Pedang Sakti yang kini sudah berada di atas kedua telapak tangan..
Gw dapat merasakan hawa sakti dari Pedang Jagat yang sudah menyatu dengan Pedang Samudera pemberian Penguasa Laut Utara sangat kuat.. Sinar putih yang dilapisi sinar kebiruan nampak selaras menggulung Pedang tersebut.. Terlebih lagi dengan taburan batu pemata berwarna biru laut yang halus pada gagang atau pangkal pedang..
“Terimakasih atas pemberian yang istimewa ini, Senopati Jaka Wastra” Ucap gw dengan raut wajah senang..
“Satu lagi, kau boleh meminta bantuan ku jika akan berhadapan dengan Raja Siluman atau ketiga jin pengawalnya.. Sebut saja namaku tiga kali, niscaya aku akan muncul dan membantu mu, anak muda.. Sampaikan salam dari Penguasa Laut Utara untuk Ki Suta” Jawab Senopati Jaka Wastra sambil tersenyum penuh wibawa..
Gw yang semula tercengang mendengar kalimatnya langsung menganggukan kepala satu kali..
“Sekarang pulang lah kau ke asal mu, lihat sinar putih di atas, itu adalah pintu keluar dari istana kami” Ucap Senopati Jaka Wastra sambil menunjuk setitik sinar putih yang berada di atas kami, persisnya di atap Istana Kerajaan Laut utara..
Gw kembali mengangguk dan segera memasukan Pedang Jagat Samudera ke dalam bahu kanan.. Sebuah tenaga dalam sangat besar mulai terasa merasuk ke dalam tubuh seiring Pedang Jagat Samudera yang sudah seluruhnya terbenam dalam bahu gw.. Satu senyuman gw simpulkan ke arah Senopati Jaka Wastra.. Lalu, dengan sekali lompat gw melesat menuju sinar putih dan keluar dari Kerajaan Laut Utara..
Gw sempat melihat Dewi Arum Kesuma yang masih berdiri beberapa tombak di depan Gerbang Kerajaan Laut Utara.. Penjaga pertama Kerajaan Laut Utara itu tersenyum saat gw melintas di atasnya.. Konyolnya, gw sempat melambaikan tangan yang langsung di balas dengan tatapan mata jutek oleh Dewi Arum Kesuma.. Dengan kekuatan penuh, gw terus melesat menuju raga gw yang saat ini berada di rumah sakit..
“Assalammualaikum Wr Wb” Ucap Ki Suta memberi salam dengan suara berwibawa..
“Waailaikum salamm Wr Wb” Kami semua serentak menjawab tanpa terkecuali dengan pandangan tertunduk..
“Selamat datang di tempatku.. Semua memang sengaja ku undang kesini sebagai persiapan melawan serangan Raja Siluman.. Kalian Para Jin Penjaga, ku harap dapat membantu dengan mengerahkan semua pasukan yang kalian punya, segera kabari mereka jika pertempuran melawan angkara murka sudah semakin dekat” Ucap Ki Suta ke arah empat Jin Penjaga kami..
Keempat Jin Penjaga nampak menganggukkan kepala sebagai pertanda mereka semua menyanggupi perintah kakek Moyang kami, Ki Suta..
“Kami mohon diri, guna memberitahu pasukan kami untuk bersiap” Ucap Bayu Barata yang di jawab oleh anggukan kepala Ki Suta..
Keempat Jin Penjaga kami langsung melesat terbang ke empat penjuru mata angin..
“Kalian cucu-cucu ku, selepas ini harus melakukan laku Tapa Brata di empat tempat berbeda guna menambah kemampuan kalian.. Sukma kalian akan segera menerima keempat Batu Mustika Penjaga Gerbang yang akan diserahkan langsung oleh keempat Jin Penjaga Gerbang” Kata Ki Suta yang di susul dengan anggukan kepala kami berempat..
“Ridho pergilah ke Laut Selatan, Suluh ke Puncak Gunung Gede, dan Bimo ke Puncak Merapi, sementara kau, Ngger.. Bertapa lah di tengah Laut Utara.. Aku sudah menemui semua penguasa masing-masing wilayah dan Alhamdulillah, mereka mengizinkan kalian berlaku Tapa Brata disana.. Tunjukkan Senjata pemberian ku ke tiap Penjaga yang akan menemui kalian disana.. Lalu sesudah menyelesaikan laku Tapa Brata, kembalilah kalian segera ke raga masing-masing” Perintah Ki Suta..
“Dan kau cah ayu, tetaplah disini bersama ku” Tambahnya ke arah Binar..
Kami semua mengangguk lalu mulai bangkit berdiri.. Kami pun berpelukan sebelum masing-masing melesat pergi menuju tempat yang ditunjukkan Kakek Moyang kami.. Ketiga saudara gw sudah melesat cepat ke arah berbeda..
“Tunggu, Ngger” Tiba-tiba Ki Suta menghentikan gw yang sudah bersiap pergi menyusul mereka.. Gw berjalan kembali ke arah Kakek Moyang gw itu..
“Ada satu hal yang ingin aku sampaikan langsung kepada mu perihal Sekar Kencana.. Ketahuilah bahwa saat ini Jin Penjaga mu itu berada di kerajaan siluman” Ucap Ki Suta yang membuat gw sangat terkejut..
“Sejak kapan mereka menangkap Sekar, Eyang?” Tanya gw penasaran..
Ki Suta nampak terdiam beberapa saat sambil mengelus-elus jenggot putihnya yang panjang..
“Entahlah, Ngger.. Semua terjadi karena kealfaan ku, selepas Tasbih Emas ku ambil kembali dari Sekar Kencana, semenjak itu pula aku tidak bisa mengetahui jejaknya” Ucap Ki Suta tertahan, seraut rasa penyesalan nampak tersirat dari wajahnya..
“Aku tahu perihal Sekar, dari ucapan Nilam Segara sebelum ia lolos bersama Pedang Neraka dengan luka cukup parah akibat terkena serangan ku pada saat menyelamatkan mu, dan anak manusia yang mendapat Pedang Neraka dari Raja Siluman, telah aku tarik semua kesaktian dan aura hitamnya, sepertinya pikiran anak gadis itu akan terganggu untuk waktu yang lama” Jawab Ki Suta yang membuat gw langsung terdiam..
Dalam hati gw memikirkan nasib Sekar Kencana, Jin Wanita yang sudah sangat berjasa dalam menyelamatkan gw dalam beberapa kali pertempuran..
“Aku akan menyelamatkan mu, Sekar” Ucap gw dalam hati..
“Lekaslah ke pergi ke Laut Utara, Ngger” Perintah Ki Suta yang menyadarkan gw dari lamunan akan Sekar Kencana..
Gw menganggukan kepala dan langsung melesat ke arah laut utara..
Tak berapa lama gw pun sudah melihat lautan luas yang terbentang dengan air berwarna sebiru langit.. Dari jauh nampak sebuah istana megah yang berkilauan tertimpa cahaya matahari.. Gw mulai melayang turun untuk mendekat..
Tiba-tiba, seorang wanita cantik berpakaian layaknya seorang puteri kerajaan menghadang langkah gw..
“Tunggu!!! Siapa kau dan apa maksud mu datang ke Kerajaan Laut Utara?” Tanya wanita cantik yang memegang sebuah trisula berwarna perak berkilauan..
“Mohon maaf atas kelancangan ku.. Aku hanya seorang utusan dari Ki Suta yang hendak bertapa di tengah Laut ini” Ucap gw dengan sebuah senyuman..
Gadis cantik itu menatap gw dengan tatapan menyelidik.. Tanpa fikir panjang, gw langsung mengeluarkan Pedang Jagat dari bahu kanan sebagai tanda pengenal..
SRIEENG..
Suara dua besi bergesekan terdengar seiring Pedang Jagat mulai gw tarik keluar dari bahu.. Pedang sakti itu gw hadapkan ke depan gadis cantik yang saat ini sudah mulai tersenyum manis begitu melihat Pedang Jagat..
“Namaku Dewi Arum Kesuma, aku adalah penjaga pertama pintu gerbang Kerajaan kami.. Selamat datang, Kisanak.. Aku akan menunjukkan tempat kau akan melakukan Tapa Brata” Ucap gadis tersebut yang terdengar ramah, lalu mulai melesat..
Gw pun ikut melesat menyusul Dewi Arum Kesuma, hingga tiba di sebuah pusaran air yang ada di tengah laut utara..
“Tanggalkan semua pakaian mu, Kisanak dan tinggalkan Pedang Jagat kepadaku” Kata Dewi Arum Kesuma sambil mengulurkan tangannya ke depan..
Gw sempat terkejut mendengar penuturan gadis tersebut, ada sekelumit keraguan untuk menyerahkan Pedang Jagat kepadanya..
“Percayalah, aku tidak bernafsu untuk memiliki Pedang Sakti tersebut, Kisanak” Ucap Dewi Arum Kesuma yang sepertinya merasakan keraguan dalam hati gw..
“Baiklah, aku titipkan Pedang ini kepada mu” Kata gw sambil menyerahkan Pedang Jagat ke tangannya..
Tatapan gw terpaku pada sosok Dewi Arum Kesuma yang masih berdiri di hadapan gw.. Sepertinya dia merasakan ada hal yang ingin gw sampaikan..
“Ada apa, kenapa menatapku seperti itu?” Tanya nya dengan wajah penasaran..
“Apakah kau harus berada disini saat aku menanggalkan semua pakaian?” Tanya gw yang terdengar sedikit konyol..
Wajah Dewi Arum Kesuma nampak memerah, lalu dengan cepat dia pun pergi melesat meninggalkan gw..
Pandangan gw sempat beredar ke sekeliling lautan sebelum membuka semua pakaian, kan ga lucu kalo ada jin mengintip dan merekam adegan gw yang sedang telanjang nanti terus di upload di Yo* Tu*e.. wkwkwkwk
Satu persatu pakaian mulai gw tanggalkan, meski hanya sukma saja tapi gw masih mengenakan pakaian terakhir sebelum gw koma.. Entah apa penyebabnya, yang pasti pakaian gw masih sama seperti saat gw melawan Cindy dan Nilam Segara,, Bahkan jejak darah yang mengering dan robekan di jeans dan kaus serta jaket gw pun masih ada..
Saat sudah telanjang bulat, gw yang melayang diatas permukaan air laut mulai mendekat ke arah pusaran air dan mencoba duduk bersila diatasnya.. Daya putar pusaran air tersebut sangat kuat.. Beberapa kali gw sempat akan tersedot namun gw tahan hingga akhir nya gw dapat menguasai putaran pusaran air itu..
Kedua mata gw mulai terpejam sambil duduk bersila tepat di inti pusaran air dengan kedua tangan yang gw sematkan di depan dada.. Hawa murni mulai tersalurkan ke seluruh tubuh.. Suara air laut yang beriak dan cuitan burung camar masih terdengar oleh kedua indera pendengaran.. Dinginnya air laut terasa sekali menyentuh.. Perlahan-lahan semua panca indera gw mulai tertutup, yang tersisa hanya fikiran dan hati saja..
Suasana damai dan hening mulai menyergap di sekeliling gw, seiring sudah selarasnya semua indera menjadi satu.. Tak ada fikiran apapun yang saat ini terbersit dalam benak, selain mensyukuri segala karunia Illahi Penguasa Alam..
Entah sudah berapa lama gw melakukan laku Tapa Brata di tengah laut utara.. Hingga sebuah suara terdengar dalam batin gw..
“Bangun lah anak muda, sudah saatnya kau membuka mata” Ucap suara seorang laki-laki..
Perlahan gw membuka mata dan sedikit terkejut melihat gw sudah berada dalam sebuah istana sangat megah.. Semua ornamen indah yang ada di dalam istana tersebut berwarna biru laut.. Ribuan batu permata warna warni dan mutiara berwarna perak nampak terhampar di lantai marmer yang sangat indah.. Pemandangan dalam laut di luar istana ini terlihat menawan..
Gw sampai kehabisan kata-kata untuk melukiskan keindahan-keindahan tersebut.. Beberapa orang punggawa dan dayang-dayang cantik berlalu lalang dan tersenyum ke arah gw.. Seorang laki-laki bertubuh tegap dan berpakaian layaknya seorang raja sedang berdiri di hadapan gw sambil tersenyum..
“Selamat datang di istana Kerajaan Laut Utara, anak muda.. Aku adalah Raden Jaka Wastra, senopati di kerajaan ini akan memberikan mu sebuah Senjata Sakti bernama Pedang Samudera, pemberian Penguasa Laut Utara” Ucapnya sambil menyerahkan sebuah pedang yang sepintas mirip dengan Pedang Jagat..
“Pedang Jagat milikmu sudah bersatu dengan Pedang Samudera, dan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat.. Beri nama Pedang itu dengan sebutan Pedang Jagat Samudera ” Ucap Laki-laki yang bernama Raden Jaka Wastra ke arah gw yang tak berkedip menatap Pedang Sakti yang kini sudah berada di atas kedua telapak tangan..
Gw dapat merasakan hawa sakti dari Pedang Jagat yang sudah menyatu dengan Pedang Samudera pemberian Penguasa Laut Utara sangat kuat.. Sinar putih yang dilapisi sinar kebiruan nampak selaras menggulung Pedang tersebut.. Terlebih lagi dengan taburan batu pemata berwarna biru laut yang halus pada gagang atau pangkal pedang..
“Terimakasih atas pemberian yang istimewa ini, Senopati Jaka Wastra” Ucap gw dengan raut wajah senang..
“Satu lagi, kau boleh meminta bantuan ku jika akan berhadapan dengan Raja Siluman atau ketiga jin pengawalnya.. Sebut saja namaku tiga kali, niscaya aku akan muncul dan membantu mu, anak muda.. Sampaikan salam dari Penguasa Laut Utara untuk Ki Suta” Jawab Senopati Jaka Wastra sambil tersenyum penuh wibawa..
Gw yang semula tercengang mendengar kalimatnya langsung menganggukan kepala satu kali..
“Sekarang pulang lah kau ke asal mu, lihat sinar putih di atas, itu adalah pintu keluar dari istana kami” Ucap Senopati Jaka Wastra sambil menunjuk setitik sinar putih yang berada di atas kami, persisnya di atap Istana Kerajaan Laut utara..
Gw kembali mengangguk dan segera memasukan Pedang Jagat Samudera ke dalam bahu kanan.. Sebuah tenaga dalam sangat besar mulai terasa merasuk ke dalam tubuh seiring Pedang Jagat Samudera yang sudah seluruhnya terbenam dalam bahu gw.. Satu senyuman gw simpulkan ke arah Senopati Jaka Wastra.. Lalu, dengan sekali lompat gw melesat menuju sinar putih dan keluar dari Kerajaan Laut Utara..
Gw sempat melihat Dewi Arum Kesuma yang masih berdiri beberapa tombak di depan Gerbang Kerajaan Laut Utara.. Penjaga pertama Kerajaan Laut Utara itu tersenyum saat gw melintas di atasnya.. Konyolnya, gw sempat melambaikan tangan yang langsung di balas dengan tatapan mata jutek oleh Dewi Arum Kesuma.. Dengan kekuatan penuh, gw terus melesat menuju raga gw yang saat ini berada di rumah sakit..
qthing12 dan 15 lainnya memberi reputasi
16