Rampak Tantra

Sisa liburan tinggal 1 minggu lagi.. Biasa setelah UKK liburan kami yang biasanya hanya 1 minggu menjadi lebih lama.. Gw masih intens berhubungan dengan Anggie.. Berkali-kali gw mengantarnya, entah itu shopping, main ke rumah tantenya atau sekedar jalan-jalan ke Mall yang hanya untuk membeli hal-hal sepele.. Tapi diantara itu semua, yang paling bikin gw males adalah nganterin shopping.. (Yang setubuh ngacung tangan, Gan?”

Namanya mahluk betina kalo udah shopping, ga kaya kita bree, yang udah liet, cek sebentar barang yang kita suka trus ke kasir buat bayar.. Tapi kalo cewe, hal yang sebenarnya simple itu harus di buat rumit.. Awalnya udah liet barang yang ia suka, trus di coba di kamar pas, begitu udah setuju buat bayar harus mundur lagi saat melihat barang lain yang kelihatannya serupa bagi kita tapi nampak istimewa dimata nya.. Padahal Cuma beda warna doank..

Gw terduduk di sebuah bangku plastik kecil di sebelah toko tempat Anggie masih memilih-milih baju yang akan di belinya untuk pergi ke pesta ulang tahun teman SMA nya.. Beberapa plastik berisi belanjaan, sengaja gw letakkan di atas lantai.. Maksud gw biar Anggie tahu kalo gw udah BT tingkat dewa.. Gw mencoba mengusir rasa bosan dengan main AOV di hp..

“Mam, lekas datang ke sini.. Gw ga sanggup lawan mereka lagi” Kata Bimo yang tiba-tiba terdengar lirih..

Gw sempat merasa heran karena mengetahui Bimo sedang berada di kediaman neneknya di daerah Sumedang saat ini.. Gw coba memanggilnya lewat batin, namun tak ada suara batin balasan dari nya.. Gw segera keluar dari aplikasi AOV dan mencoba menelpon nya, tapi sama saja.. Nomor Bimo yang tadi gw hubungi hanya dibalas oleh operator.. Perasaan gw mulai berubah tidak enak.. Ada sesuatu yang sedang terjadi dengan Bimo..

Gw langsung memasukkan hp ke saku jeans yang gw pakai dan lekas menghampiri Anggie, menarik lengannya dan mengajaknya agak menjauh dari pelayan toko tempat ia berniat membeli sebuah baju..

“Yank, buruan.. Bimo barusan minta tolong ke aku.. Kita harus ketempat Bimo sekarang, maksudnya aku harus ke Bimo sekarang” Kata gw yang sedikit terpeleset lidah karena khawatir dengan keselamatan Bimo..

“Kamu, sedari tadi BT nemenin aku belanja.. Giliran ada temen minta tolong malah langsung panik” Jawab Anggie dengan wajah yang tidak enak..

“Aku ga mau debat, kita pulang sekarang sama-sama atau aku pulang duluan?” Kata gw dengan nada sedikit ketus..

“Ya udah, pulang aja kamu duluan.. Temenin tuh temen kamu yang kata nya minta tolong” Jawab Anggie yang malah membuat gw emosi..

Tanpa fikir panjang gw lempar semua tas plastik berisi belanjaan Anggie dan langsung berlari meninggalkannya.. Gw sengaja mencari toilet terdekat di Mall tersebut.. Saat menemukan tempat yang gw cari, gw langsung menutup pintu toilet yang kebetulan sedang tak ada seorang pun disana..

Gw memejamkan mata dan memanggil nama Bayu Barata sebanyak tiga kali dalam hati.. Jin Penjaga gw itu pun langsung muncul di hadapan gw..

“Kau bisa bawa aku ke tempat Bimo sekarang, di dusun Curug di kota Sumedang?” Tanya gw tanpa banyak basa basi..

Bayu Barata mengangguk dan langsung memegang bahu gw saat kedua mata sudah terpejam.. SEETT..

Hawa dingin khas area pegunungan menyambut gw begitu membuka mata dan tiba di tempat yang kami tuju.. Sebuah danau yang airnya sekilas berwarna biru hasil pantulan warna langit, mengalir indah di hadapan gw dan Bayu Barata.. Di tambah deretan pohon-pohon berukuran sedang dan sebagian sangat besar membuat gw sadar, jika saat ini gw sudah berada di sebuah hutan kecil.. Gw langsung menyuruh Bayu Barata untuk kembali ke tempat Anggie berada, gw harus memastikan cewe gw tersebut aman di bawah pengawasan nya..

Setelah jin penjaga gw itu menghilang, gw mulai memusatkan tenaga dalam ke arah mata dan menggunakan ilmu tembus pandang.. Beberapa penampakan berupa sosok seperti manusia namun berbulu lebat terlihat berkelebat saat gw mengedarkan ilmu tembus pandang ke semua penjuru hutan..

Tepat di satu titik, gw memfokuskan pandangan pada beberapa sosok yang terlihat samar-samar sedang saling serang.. Gw mencoba mengalirkan tenaga dalam lebih banyak, karena ilmu tembus pandang gw terasa di halangi suatu kekuatan yang hebat.. Kedua mata gw terasa mulai panas, namun gw terus mencoba untuk tidak menutup ilmu tembus pandang..

“Itu Bimo” Kata gw yang langsung berlari dengan cepat menembus semak belukar..

Setelah tiba di tempat Bimo berada, gw tercekat begitu melihat saudara gw tersebut ada dua.. Bimo yang pertama nampak terduduk bersila dengan wajah pucat pasi, sementara sosok lain yang serupa dengannya sedang bertempur melawan empat sosok mahluk berbentuk manusia namun sekujur tubuhnya di tutupi bulu-bulu hitam yang panjang dan lebat.. Sekilas, sosok yang mirip dengan Bimo berubah-ubah wujudnya menjadi mahluk yang sama namun jauh lebih tinggi dan besar di banding lawannya..

Gw langsung mendekat ke arah Bimo dan membantunya berdiri agar menjauh dari pertempuran itu..

“Itu siapa, Bim.. Koq bisa berubah-ubah gitu jadi lu, trus jadi mahluk yang sama dengan lawan-lawannya?” Tanya gw yang memang penasaran dengan keanehan sosok yang menyerupai saudara gw..

“Itu Rampak Tantra, salah satu Jin Penjaga gw selain Nyai Lingga, Mam” Jawab Bimo

Gw mengerutkan dahi saat menyadari jika mahluk yang bisa berubah menjadi Bimo dan kembali lagi ke wujud aslinya adalah Rampak Tantra.. Sejenak, gw mendengar mahluk-mahluk tersebut mengeluarkan suara seperti ringkikan kuda sambil terus bertempur satu sama lain..

Tiba-tiba mahluk tinggi besar yang merupakan jelmaan Rampak Tantra, melompat jauh ke belakang dan mencabut beberapa helai bulu hitam yang menutupi wajahnya lalu melemparkan ke arah empat sosok lawan.. Bulu-bulu hitam nan panjang tersebut seketika berubah menjadi beberapa tombak yang juga berwarna hitam dan melesat dengan cepat menembus empat sosok di hadapannya.. Saat itu juga sosok-sosok aneh itu tewas dan berubah menjadi empat kepulan asap hitam..

Suara ringkikan keras layaknya suara kuda, kembali di keluarkan oleh Rampak Tantra sambil menengadahkan wajahnya ke atas dengan mulut terbuka.. Seketika dari mulutnya keluar cahaya merah dengan hawa panas yang dahsyat melesat secepat kilat ke atas.. Tak lama kemudian terdengar suara guntur bersahutan dari atas langit.. Rampak Tantra terlihat jatuh berlutut di tanah dengan sesekali masih mengeluarkan suara ringkikan namun terdengar jauh lebih lirih..

“Rampak Tantra barusan membunuh empat orang saudaranya, Mam” Ucap Bimo dengan pandangan sendu..

Gw terkejut mendengar kalimatnya, lalu melemparkan pandangan lagi ke arah jin penjaga kedua milik Bimo yang terlihat menundukkan wajahnya ke bawah.. Nampak sekali jika Rampak Tantra menyesali apa yang sudah terjadi..

“Rampak Tantra adalah pangeran bungsu sebuah kerajaan gaib di kawasan ini, setelah memutuskan untuk menjadi jin penjaga gw, dia meninggalkan kerajaannya dan di cap sebagai penghianat.. Rampak Tantra sudah beberapa kali menghabisi utusan ayahnya, baru kali ini dia terpaksa untuk membunuh saudaranya” Jelas Bimo lagi..

“Mengapa dia menjadi incaran mahluk sebangsanya, Bim?” Tanya gw yang masih memandangi jin penjaga nya Bimo, yang kini mulai berdiri..

“Karena bangsanya menganggap manusia derajatnya lebih rendah daripada mereka.. Tadi nya gw ga mau Rampak Tantra sampai muncul saat gw di serang oleh empat saudaranya, tapi hawa hitam nya terasa mulai menguasai gw, dan akhirnya gw pun terpaksa mengeluarkan Rampak Tantra dari dalam badan gw, Mam” Kata Bimo menambahkan..

Tiba-tiba mahluk yang berbentuk seperti manusia dengan tinggi dan besar badannya hampir dua kali lipat itu, melesat dengan cepat masuk ke dalam tubuh Bimo dalam bentuk sebuah cahaya merah.. Bimo nampak terhempas ke belakang dan dengan cepat gw tahan tubuhnya yang hampir menghantam sebuah pohon.. Seketika kedua bola mata Bimo menghitam dan tubuhnya yang masih bersandar di gw terguncang hebat..

Gw yang merasa panik hendak menarik Rampak Tantra dari dalam tubuh Bimo namun sesaat kemudian, saudara gw itu kembali berangsur-angsur pulih lalu terbatuk-batuk beberapa kali..

“Kenapa lu biarin jin itu tinggal di raga lu, Bim?” Tanya gw dengan nada kesal kepada Bimo yang sudah berdiri..

Bimo memandang gw dengan tatapan aneh lalu tiba-tiba mendorong bahu gw dengan keras..