- Beranda
- Stories from the Heart
[TAMAT] Setangkai Bunga Lily di Tanah Yang Tandus
...
TS
ummi85
[TAMAT] Setangkai Bunga Lily di Tanah Yang Tandus
![[TAMAT] Setangkai Bunga Lily di Tanah Yang Tandus](https://s.kaskus.id/images/2017/10/01/9250205_201710010724140114.jpg)
Thanks to agan awayaye
![[TAMAT] Setangkai Bunga Lily di Tanah Yang Tandus](https://s.kaskus.id/images/2017/11/06/9250205_20171106073558.jpg)
Thanks to agan yg gak mau di sebut nama nya
nice cover BTW
nice cover BTW
prologue
Quote:
Quote:
Spoiler for Q & A:
Spoiler for Episode 1:
Spoiler for Episode 2:
Spoiler for Last Episode:
Spoiler for SIDE STORY:
Spoiler for MULUS KAKI BAU TRASI:
Polling
0 suara
bagaimanakah kehidupan yuki akan berakhir?
Diubah oleh ummi85 19-11-2017 18:55
ugalugalih dan 13 lainnya memberi reputasi
14
541.2K
1.8K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
ummi85
#465
PART 61
"aargghhhh hhhhh" nafas ku serasa berat
ku atur kembali nafas ku agar kembali stabil, kesadaran ku belum pulih seutuh nya, masih merasa kalau aku ini sehabis jatuh dari tebing
"oh... bunga lily... mana bunga lily tadi?" aku sibuk mencari bunga lily yg aku pegang karna seingat ku aku masing menggenggam nya tadi
ku coba menggerak kan tangan ku, tapi tangan ku terasa sangant sakit sekali, ku coba untuk bangun namun percuma... badan ku sakit semua, ku tengok kan kepala ku tapi seperti ada selang yg menahan hidung ku, dan saat aku melirik nya ternyata benar... kidungku di sumpal dengan sebuah selang kecil
kali ini kesadaran ku sudah pulih seutuh nya, ku pandangi sekeliling ku banyak orang yg tidur di ranjang perawatan dan di dampingi orang2 di sekitar mereka, ku pandangi kedua tangan ku, ternyata tangan kiri ku sudah di gips sedangkan sebuah jarum dan selang infusan tertancap di tangan kanan ku, ku tengok juga kaki kiri ku karna aku merasa ada yg aneh ternya juga sudah terpasang gips
"ya ALLOH kenapa seperti ini lagi..." ucap kilirih dan seketika air mata ku memgalir
orang2 di sekitar ku pun mulai memperhatikan ku yg mulai terisak, aku tidak memperdulikan mereka yg memandang ku iba... aku hanya terus meratapi keadaan ku yg sangat kacau balau ini, "kenapa tidak engkau cabut saja nyawa ku ini ya ALLOH... hamba sudah letih dengan semua ujian MU" fikir ku menyeracau
"adek gak papa...? adek sendirian...?" tanya seorang ibu2 yg sedang menunggui pasien di samping ku
aku hanya menganggukan kepala ku, karna sesak sekali dada ku untuk sekedar berbicara
"mbaak, tolong panggilin mbak perawat ya... ini pasien nya udah siuman" ujar beliau pada seorang gadis di samping nya
"iya bu..." ucap gadis itu
tak lama setelah itu datang lah seorang perawat yg di ikuti gadis tadi dari belakang nya... perawat itu pun memeriksa semua luka2 ku dengan sangat teliti, dan terakhir dia menyuntikan sesuatu di selang infus ku
"adek ada yg nunggu di sini...?"
aku menggelengkan kepala ku
"ada nomer telfon rumah adek biar kami bantu menghubungi mereka..."
aku kembali menggelengkan kepal ku
"hahhhhh... gimana cara kami menghubungi rumah adek kalu adek saja gak tau nomer telfon rumah adek, kami membutuhkan tanda tangan mereka untuk melanjutkan administrasi rumah sakit" beliau mendengus panjang karna bingung
"anu... buk, maaf saya sudah tidak punya orang tua lagi... jadi soal administrasi biar saya yg mengurus sendiri" ucap ku dengan suara parau dan membuat semua orang di dalam ruangan ini terkejut dengan ucapan ku
mereka semua membisu, bahka sampai ada yg terlihat membelalakan mata nya sangking tidak percaya nya dengan ucapan ku
"ya sudah... kalau begitu nanti saya bawakan berkas2 nya ya yg untuk di urus..."ujar kakak perawat ini dengan lembut
"iya buk... trimakasih banyak" ujar ku dengan tersenyum
tatapan iba masih saja terpancar di ruangan ini, jujur aku lebih suka di pandang sinis daripada di pandang iba seperti ini walau pun kedua nya sama sekali tidak mengenakan tapi aku sangat benci untuk di kasihani... itu lah alasan ku
aku mencoba untuk tidak menghirau kan mereka dan memilih memejamkan mata ku kembali, jujur badan ku sakit semua... entah bagaimana cerita nya aku bisa disini, dan kenapa aku bisa sampai di rumah sakit, entah ini berada di rumah sakit mana aku sekarang
///
aku kembali terbangun karna perut ku terasa sangat lapar, ku buka mata ku dan ku dapati sebagian lampu ruang rawat sudah di padam kan sebagian, ku lirik jam dinding yg tertempel di dalam ruangan ternyata sudah menunjukan pukul 2 dini hari, ku tengok lagi sekeliling ku tapi semua tirai sudah di tutup oleh penghuni nya... "ahhhh, sial laper banget perut ku" gerutu ku
ku tengok meja di samping ku ternyata ada makanan di atas nya, "ahhh, syukurlah..." gumam ku
ku coba untuk bangun dan mengambil hidangan khas rumah sakit ini, ku angkat sedikit punggung ku dan
"ARGGHHH SSHHHH"
punggung ku terasa ingin patah rasa nya, dan sial nya suara ku tadi membangun kan orang2 di sekitar ku
"kenapa dek...?" tanya ibu2 tadi dengan wajah panik
"e... enggak kok bu" suara ku sedikit tertahan karna menahan rasa sakit
"beneran gak papa dek...?" selidik nya
"i... iya bu, cuman mimpi buruk aja kok tadi..." ujar ku berbohong
"ya sudah kalau begitu... tapi kalau ada apa2 bilang sam ibu ya dek..."
"iya bu... terimakasih" ujar ku sungkan
ibu itu pun kembali menutup tirai nya, tapi saat sebelum tirai itu tertutup sempur na... aku sempat melihat anak perempuan nya memperhati kan ku
aku pun mencoba untuk tidur kembali dan berharap dengan tidur aku bisa menunda rasa lapar ku ini, tapi belum juga aku terlelap terdengar suara tirai yg di buka oleh sesorang dan melangkah mendekati ku, terdengar juga suara sendok yg beradu dengan piring dan kursi yg di tarik
"mas... ayo makan dulu, aku tau mas nya pasti lapar kan" ujar suara seorang perempuan yg membangun kan ku
ku buka kembali mata ku untuk melihat siapa kah yg telah membangun kan ku ini
"eh...?!" aku terkaget karena ternyata ada seorang gadis yg sudah duduk di samping ku dengan membawa sepiring makanan dari meja ku
"ayu makan dulu... pasti mas nya lapar kan?" ujar nya
"i... iya" ujar ku yg masih terkejut
"aku suapin ya mas..."
"emm... a.. aku bisa sendiri kok mbak" tolak ku
"aku tau mas nya buat bangun aja susah, apa lagi buat megang sendok... udah aku suapi ya" sembari berjalan ke depan kaki ku untuk memutar tuas ranjang ku agar aku bisa agak tegap
"emmm... makasih ya mbak" ujar ku malu karna di menyuapi ku
"gak papa mas..." ujar nya dengan tersenyum
kemudian suasana menjadi hening, hanya suara sendok dan piring yg saling beradu
dengan telaten dia menyuapi ku, gadis ini adalah anak dari ibu yg tadi, gadis yg sudah memanggil kan perawat untuk ku tadi... aku tidak dapat mendepskripsi kan wajah nya karna memang cahaya penerangan yg kurang dan di tambah lagi aku tidak memakai kacamata ku
"mas nya orang mana mas...?" tanya nya memecah keheningan
"aku orang ** mbak... mbak nya sendiri?" balas ku bertanya
"aku orang sini mas... rumah ku gak jauh dari sini kok, berarti mas nya bukan orang sini ya...?
"emang ini daerah mana ya mbak?" tanya ku
"ini daerah gunung ***** mas...?"
"waduh... jauh banget ya... aku kira ini rumah sakit di m***o mbak"
"emang mas nya gak inget pas di bawa kesini ya?"
"aku inget nya... YA ALLOH SPEDA KU...?!" ujar ku kaget karena aku ingat membawa speda kemarin
"kenapa mas...?" tanya nya
"enggak mbak, enggak... emh, skali lagi makasih ya mbak"
"iya mas, sama2... kalo gitu mas nya istiahat lagi aja ya"
"iya mbak..."
dia kembali ke ruangan di samping ku... aku sendiri malah tidak bisa kembali beristirahat karna mengingat speda ku, pasti bos bakal marah besar ini karna aku merusak kan speda infentaris kerja, bahkan mungkin bukan rusak lagi dan bisa jadi sudah hilang... fikiran ku kembali resah karna aku jauh dari rumah, untung nya aku kemarin membawa hampir semua uang ku yg ku simpan dalam saku cadangan ku di dalam celana, entah bisa cukup atau tidak untuk biaya ku berobat ini
haahhh... sial, sial, siaalll... kenapa bisa jadi begini sih...
oh ya... mbak tadi saiapa ya nama nya? aku benar2 lupa menanyakan nama nya, sungguh tidak sopan sekali aku ini
ku atur kembali nafas ku agar kembali stabil, kesadaran ku belum pulih seutuh nya, masih merasa kalau aku ini sehabis jatuh dari tebing
"oh... bunga lily... mana bunga lily tadi?" aku sibuk mencari bunga lily yg aku pegang karna seingat ku aku masing menggenggam nya tadi
ku coba menggerak kan tangan ku, tapi tangan ku terasa sangant sakit sekali, ku coba untuk bangun namun percuma... badan ku sakit semua, ku tengok kan kepala ku tapi seperti ada selang yg menahan hidung ku, dan saat aku melirik nya ternyata benar... kidungku di sumpal dengan sebuah selang kecil
kali ini kesadaran ku sudah pulih seutuh nya, ku pandangi sekeliling ku banyak orang yg tidur di ranjang perawatan dan di dampingi orang2 di sekitar mereka, ku pandangi kedua tangan ku, ternyata tangan kiri ku sudah di gips sedangkan sebuah jarum dan selang infusan tertancap di tangan kanan ku, ku tengok juga kaki kiri ku karna aku merasa ada yg aneh ternya juga sudah terpasang gips
"ya ALLOH kenapa seperti ini lagi..." ucap kilirih dan seketika air mata ku memgalir
orang2 di sekitar ku pun mulai memperhatikan ku yg mulai terisak, aku tidak memperdulikan mereka yg memandang ku iba... aku hanya terus meratapi keadaan ku yg sangat kacau balau ini, "kenapa tidak engkau cabut saja nyawa ku ini ya ALLOH... hamba sudah letih dengan semua ujian MU" fikir ku menyeracau
"adek gak papa...? adek sendirian...?" tanya seorang ibu2 yg sedang menunggui pasien di samping ku
aku hanya menganggukan kepala ku, karna sesak sekali dada ku untuk sekedar berbicara
"mbaak, tolong panggilin mbak perawat ya... ini pasien nya udah siuman" ujar beliau pada seorang gadis di samping nya
"iya bu..." ucap gadis itu
tak lama setelah itu datang lah seorang perawat yg di ikuti gadis tadi dari belakang nya... perawat itu pun memeriksa semua luka2 ku dengan sangat teliti, dan terakhir dia menyuntikan sesuatu di selang infus ku
"adek ada yg nunggu di sini...?"
aku menggelengkan kepala ku
"ada nomer telfon rumah adek biar kami bantu menghubungi mereka..."
aku kembali menggelengkan kepal ku
"hahhhhh... gimana cara kami menghubungi rumah adek kalu adek saja gak tau nomer telfon rumah adek, kami membutuhkan tanda tangan mereka untuk melanjutkan administrasi rumah sakit" beliau mendengus panjang karna bingung
"anu... buk, maaf saya sudah tidak punya orang tua lagi... jadi soal administrasi biar saya yg mengurus sendiri" ucap ku dengan suara parau dan membuat semua orang di dalam ruangan ini terkejut dengan ucapan ku
mereka semua membisu, bahka sampai ada yg terlihat membelalakan mata nya sangking tidak percaya nya dengan ucapan ku
"ya sudah... kalau begitu nanti saya bawakan berkas2 nya ya yg untuk di urus..."ujar kakak perawat ini dengan lembut
"iya buk... trimakasih banyak" ujar ku dengan tersenyum
tatapan iba masih saja terpancar di ruangan ini, jujur aku lebih suka di pandang sinis daripada di pandang iba seperti ini walau pun kedua nya sama sekali tidak mengenakan tapi aku sangat benci untuk di kasihani... itu lah alasan ku
aku mencoba untuk tidak menghirau kan mereka dan memilih memejamkan mata ku kembali, jujur badan ku sakit semua... entah bagaimana cerita nya aku bisa disini, dan kenapa aku bisa sampai di rumah sakit, entah ini berada di rumah sakit mana aku sekarang
///
aku kembali terbangun karna perut ku terasa sangat lapar, ku buka mata ku dan ku dapati sebagian lampu ruang rawat sudah di padam kan sebagian, ku lirik jam dinding yg tertempel di dalam ruangan ternyata sudah menunjukan pukul 2 dini hari, ku tengok lagi sekeliling ku tapi semua tirai sudah di tutup oleh penghuni nya... "ahhhh, sial laper banget perut ku" gerutu ku
ku tengok meja di samping ku ternyata ada makanan di atas nya, "ahhh, syukurlah..." gumam ku
ku coba untuk bangun dan mengambil hidangan khas rumah sakit ini, ku angkat sedikit punggung ku dan
"ARGGHHH SSHHHH"
punggung ku terasa ingin patah rasa nya, dan sial nya suara ku tadi membangun kan orang2 di sekitar ku
"kenapa dek...?" tanya ibu2 tadi dengan wajah panik
"e... enggak kok bu" suara ku sedikit tertahan karna menahan rasa sakit
"beneran gak papa dek...?" selidik nya
"i... iya bu, cuman mimpi buruk aja kok tadi..." ujar ku berbohong
"ya sudah kalau begitu... tapi kalau ada apa2 bilang sam ibu ya dek..."
"iya bu... terimakasih" ujar ku sungkan
ibu itu pun kembali menutup tirai nya, tapi saat sebelum tirai itu tertutup sempur na... aku sempat melihat anak perempuan nya memperhati kan ku
aku pun mencoba untuk tidur kembali dan berharap dengan tidur aku bisa menunda rasa lapar ku ini, tapi belum juga aku terlelap terdengar suara tirai yg di buka oleh sesorang dan melangkah mendekati ku, terdengar juga suara sendok yg beradu dengan piring dan kursi yg di tarik
"mas... ayo makan dulu, aku tau mas nya pasti lapar kan" ujar suara seorang perempuan yg membangun kan ku
ku buka kembali mata ku untuk melihat siapa kah yg telah membangun kan ku ini
"eh...?!" aku terkaget karena ternyata ada seorang gadis yg sudah duduk di samping ku dengan membawa sepiring makanan dari meja ku
"ayu makan dulu... pasti mas nya lapar kan?" ujar nya
"i... iya" ujar ku yg masih terkejut
"aku suapin ya mas..."
"emm... a.. aku bisa sendiri kok mbak" tolak ku
"aku tau mas nya buat bangun aja susah, apa lagi buat megang sendok... udah aku suapi ya" sembari berjalan ke depan kaki ku untuk memutar tuas ranjang ku agar aku bisa agak tegap
"emmm... makasih ya mbak" ujar ku malu karna di menyuapi ku
"gak papa mas..." ujar nya dengan tersenyum
kemudian suasana menjadi hening, hanya suara sendok dan piring yg saling beradu
dengan telaten dia menyuapi ku, gadis ini adalah anak dari ibu yg tadi, gadis yg sudah memanggil kan perawat untuk ku tadi... aku tidak dapat mendepskripsi kan wajah nya karna memang cahaya penerangan yg kurang dan di tambah lagi aku tidak memakai kacamata ku
"mas nya orang mana mas...?" tanya nya memecah keheningan
"aku orang ** mbak... mbak nya sendiri?" balas ku bertanya
"aku orang sini mas... rumah ku gak jauh dari sini kok, berarti mas nya bukan orang sini ya...?
"emang ini daerah mana ya mbak?" tanya ku
"ini daerah gunung ***** mas...?"
"waduh... jauh banget ya... aku kira ini rumah sakit di m***o mbak"
"emang mas nya gak inget pas di bawa kesini ya?"
"aku inget nya... YA ALLOH SPEDA KU...?!" ujar ku kaget karena aku ingat membawa speda kemarin
"kenapa mas...?" tanya nya
"enggak mbak, enggak... emh, skali lagi makasih ya mbak"
"iya mas, sama2... kalo gitu mas nya istiahat lagi aja ya"
"iya mbak..."
dia kembali ke ruangan di samping ku... aku sendiri malah tidak bisa kembali beristirahat karna mengingat speda ku, pasti bos bakal marah besar ini karna aku merusak kan speda infentaris kerja, bahkan mungkin bukan rusak lagi dan bisa jadi sudah hilang... fikiran ku kembali resah karna aku jauh dari rumah, untung nya aku kemarin membawa hampir semua uang ku yg ku simpan dalam saku cadangan ku di dalam celana, entah bisa cukup atau tidak untuk biaya ku berobat ini
haahhh... sial, sial, siaalll... kenapa bisa jadi begini sih...
oh ya... mbak tadi saiapa ya nama nya? aku benar2 lupa menanyakan nama nya, sungguh tidak sopan sekali aku ini
Diubah oleh ummi85 27-09-2017 19:03
JabLai cOY dan 3 lainnya memberi reputasi
4
