Serius?
Quote:
“udah dulu yang”, kata Luna yang bersandar di sofa
Akupun memakai kembali celanaku dan pergi ke dapur. My headache is worst now. Sakit kepala yang ku tahan dari tadi semakin parah sekarang, setelah minum segelas air putih rasanya sedikit lumayan. Akupun kembali ke ruang tamu.
“makan lagi yang”, tanya Luna
“minum, haus”, kataku
“aku juga belum sempet minum kayanya”, kata Luna yang berlari kecil ke dapur
Akupun mengambil hp dan ada sms dari Wina.
“yang”, isi smsnya
“apa?”, balasku
“kamu sekarang aja sih kesininya”, balasnya
“kan udah bilang hari kamis yang”, balasku
“kelamaan”, balasnya
“sabar sih, ga kerasa”, balasku
Wina pun tidak membalasnya.
“bentar lagi aku pulang kayanya yang”, kata Luna yang duduk di sampingku.
“iya, celana kamu jangan lupa, bisa berabe nanti”, kataku
“tenang sih, udah aku masukin tas ko”, katanya
Tak lama ortuku pulang.
“udah pada pulang? cepet banget”, kata Luna
Akupun membuka pintu pagar. Ayahku langsung masuk ke kamarnya sedangkan ibuku menyiapkan minuman di dapur, Violet langsung tidur di kamarnya. Luna pun pamit ke ibuku dan aku mengantarnya sampai gerbang.
“kamu pulangnya hati-hati”, kataku
“iya, bye”, katanya melambaikan tangan
Di rumah aku langsung duduk di sofa ruang tamu.
“nih susu anget”, kata ibuku
“aku kan ga minta”, kataku
“nanti juga di minum kan”, kata ibuku sambil membawa baki berisi cemilan dan kopi ke kamarnya.
Acara tv tidak ada yang menarik sama sekali, karena bosan akupun pergi ke kamar. Merebahkan tubuhku. Rasa sakit di kepala ini belum juga hilang, sekitar 30 menit aku uring-uringan dengan rasa sakit ini sampai perhatianku teralihkan ke hp yang bergetar.
“halo yang”, kataku
“aku udah sampe rumah yang”, kata Luna
“yaudah kamu istirahat”, kataku
“iya ini mau mandi dulu, lengket soalnya”, katanya
“yaudah nanti kalo mau tidur bilang ya”, kataku
“cepet banget sih telponannya, kamu lagi sibuk?”, tanya Luna
“lagi sakit kepala yang”, kataku
“baru sakitnya?”, tanya Luna
“daritadi sih Cuma baru kerasa banget sekarang”, kataku
“kamu minum obat atuh yang”, kata Luna
“iya, ini juga udah siap obatnya”, kataku bohong
“yaudah aku mau mandi dulu, kamu istirahat yang, jangan lupa obatnya di minum”, kata Luna
“iya yang, dah”, kataku menutup telepon.
Kepalaku berdenyut-denyut, sakit. Aku pernah merasakan sakit seperti ini. Hp kembali bergetar.
“halo yang kamu ga apa-apa?”, suara Wina
“ga yang, emang kenapa?”, tanyaku
“tadi Luna sms, katanya kamu lagi sakit kepala”, kata Wina
“udah mendingan ko baru minum obat”, kataku bohong lagi
“kayanya pernah deh kamu sakit kepala kaya gini”, kata Wina
“iya, tapi ga tau lupa”, kataku
“yaudah kamu istirahat, jangan begadang”, katanya
“iya yang, yaudah aku istirahat dulu ya”, kataku
“ok, bye”, kata Wina menutup telepon.
Akupun mencoba memejamkan mataku, berusaha untuk tidur. Berharap sakit ini akan hilang keesokan harinya.
Tidurku lumayan nyenyak tadi malam, aku terbangun karena suara alarm yang hp yang memang ku setting untuk berangkat sekolah. Ku lihat jam sudah jam set 7 pagi. Ah, perpisahan. Akupun bersiap untuk berangkat. Setelah rapi aku di antar oleh mamang yang bekerja dengan ayahku ke gedung tempat perpisahan kami. Jas ini terlihat terlalu pas di badanku, begitu juga dengan jeans hitam yang kupakai terasa ketat sehingga aku agak risih di buatnya. Aku menggunakan kemeja berwarna putih tanpa menggunakan dasi, dan di leherku ada sepasang headset yang memang selalu siap di gunakan. Sekitar 20 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di tempat tujuan. Setelah pamit ke mamang, akupun masuk gedung, di gerbang sudah banyak yang datang. Sesampainya di pintu masuk gedung.
“ganteng banget sih yang”, sapa Luna dari belakang
“eh, kamu yang. Ngagetin”, kataku
Luna tidak bersama ortunya, lebih tepatnya ortu Luna 10 meter dari Luna di belakang, sedang ngobrol dengan salah satu guruku.
“ortu kamu ga ikut?”, tanya Luna
Akupun menggelengkan kepala.
“hmm. Sini kan ada aku”, kata Luna merangkul tanganku
Aku memang tidak terlalu berharap ortuku bisa hadir ke perpisahan ini, karena aku tahu kesibukan mereka seperti apa.
“widih, si kampret pake jas”, sapa Iam
“elu sendiri pake sih. Sue”, kataku
“sekali-sekali lah. Hei Lun, cantik banget pake kebaya”, goda Iam
“iya dong, cewe lu mana Am?”, tanya Luna
“Di dalem, lagi sama temen-temennya, ayo masuk dah”, kata Iam menarik tanganku
Sesampainya di dalam gedung bisa terlihat keramaian dari angkatanku, ada beberapa orang gedung yang melakukan pengecekan terakhir pada panggung, makanan dan lain-lain. Sampai acara dimulai tidak banyak hal yang bisa ku lakukan, karena kepa ini kembali berdenyut. Sekitar jam 9 acarapun dimulai, di awali dari sambutan-sambutan sampai dengan pengumuman siswa/i terbaik. Setelah acara resmi selesai langsung di lanjut acara makan-makan dan band.
“buset dah ni bocah, gua cariin kemana-mana. Sini buruan”, kata Abay yang langusng menarikku
Kami berada di belakang panggung.
“nih stik lu, ga lupa kan?”, tanyanya
“iya”, kataku yang waktu itu lupa harus tampil bersama Abay dkk.
Kami tampil membawakan lagu dewa 19 yang berjudul elang dan pangeran cinta, selesai tampil aku sengaja duduk sebentar di tangga
belakang panggung.
“hei”, sapa seseorang
Belum sempat aku membalas sapaannya dia sudah menarikku ke arah belakang gedung yang ternyata ada pintu kecil untuk keluar.
“ssssssttt. Ga perlu komentar apa-apa”, katanya yang membuatku diam sesaat.