- Beranda
- Sejarah & Xenology
Douglas MacArthur: Revolusi Meksiko, Perang Dunia 1 & 2, Perang Korea
...
TS
dragonroar
Douglas MacArthur: Revolusi Meksiko, Perang Dunia 1 & 2, Perang Korea
Quote:
Spoiler for pic:
Berawal dari banyaknya peristiwa dr Perang Dunia II sampe Perang Korea yang membahas tokoh ini, saya jadi tertarik ngebahas ni orang.
Douglas MacArthur adalah seorang jenderal dan marsekal lapangan bintang lima asal Amerika dari Angkatan Darat Filipina. Ia adalah Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat pada 1930an dan memainkan peran penting di teater Pasifik pada Perang Dunia II. Ia meraih Medal of Honor atas jasanya dalam Kampanye Filipina, yang membuatnya dan ayahnya Arthur MacArthur, Jr., menjadi pasangan ayah dan putra yang dianugerahi medali tersebut. Ia adalah salah satu dari hanya lima orang yang meraih pangkat Jenderal Angkatan Darat dalam Angkatan Darat AS, dan satu-satunya orang yang pernah menjadi marsekal lapangan dalam Angkatan Darat Filipina.
MacArthur masih menjadi figur kontroversial dan enigmatik. Ia telah digambarkan sebagai orang reaksioner, meskipun ia beberapa kali respek pada masanya. Ia menunjukkan sebuah tindakan progresif terhadap rekonstruksi masyarakat Jepang, menyatakan bahwa seluruh pendudukan secara mutlak berakhir jelek bagi pihak yang menduduki dan pihak yang diduduki. Ia seringkali dicemooh dengan orang-orang semasanya, seperti pada 1941 saat ia menyatakan bahwa Jerman Nazi tak akan mengalahkan Uni Soviet, saat ia menyatakan bahwa Korea Utara dan Tiongkok tak lebih dari boneka Soviet, dan sepanjang karirnya dalam insistensinya agar masa depan membentang di Timur Jauh. Ini secara implisit menyangkal pernyataan-pernyataan kontemporer orang kulit putih Amerika terhadap keutamaan rasial mereka sendiri. Ia selalu memperlakukan para pemimpin Filipina dan Jepang dengan cara yang sama. Pada saat yang sama, sensibilitas Victorian-nya timbul saat Manila terkena serangan bom udara, sebuah tindakan yang para generasi Perang Dunia II anggap sebagai model lama. Saat ditanya tentang MacArthur, Marsekal Lapangan Sir Thomas Blamey sempat berkata bahwa "hal-hal terburuk dan terbaik yang kau dengar tentangnya sama-sama benar."
Quote:
Quote:
Diubah oleh dragonroar 23-09-2017 10:38
0
32.3K
Kutip
91
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
6.5KThread•11.5KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dragonroar
#11
Perang Korea
Quote:
Film: Operation Chromite (2016)
Spoiler for Poster film:

Spoiler for Liam Neeson sebagai Douglas MacArthur:

Spoiler for Trailer film:
Quote:
Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan, memulai Perang Korea. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan Resolusi 82, yang mendorong pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu Korea Selatan. PBB mendorong pemerintah Amerika untuk memilih seorang komandan, dan Kepala Staf Bersama merekomendasikan MacArthur. Ia kemudian menjadi Kepala Komandan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Command, UNCOM), saat masih menjadi SCAP di Jepang dan Komandan USAFFE. Seluruh pasukan Korea Selatan juga ditempatkan di bawah komandonya. Saat mereka berretret sebelum penyerangan Korea Utara, MacArthur meraih ijin untuk memajukan angkatan darat AS. Seluruh unit pertama yang datang adalah pasukan dagang dan darat pada masa itu, yang dikerahkan ke Perimeter Pusan. Pada akhir Agustus, sebuah krisis timbul. Serangan-serangan Korea Utara di perimeter tersebut bermunculan. Meskipun pasukan Korea Utara berjumlah 88,000 orang, Eighth Army pimpinan Letjen Walton Walker memiliki 180,000 pasukan, dan ia memiliki lebih banyak tank dan artileri.
Pada 1949, Ketua dari Kepala Staf Bersama, Jenderal Angkatan Darat Omar Bradley, memprediksi bahwa "operasi-operasi amfibi terkombinasi skala besar ... tak akan pernah terjadi lagi," namun pada Juli 1950, MacArthur merencanakan sebuah operasi semacam itu. MacArthur membandingan rencananya dengan tindakan yang dilakukan oleh Jenderal James Wolfe di Pertempuran Dataran Abraham, dan mengamati masalah-masalah pergerakan, hidrografi dan keadaan tanah. Pada September, disamping perhatian kecil dari para petinggi, para prajurit dan marinir MacArthur membuat sebuah pendaratan sukses di Inchon, yang berada di balik garis Korea Utara. Diluncurkan dengan dukungan udara dan angkatan laut, pendaratan tersebut memukul mundur pasukan Korea Utara, menaklukkan kembali Seoul dan memaksa mereka beretret ke kawasan utara. Mengunjungi medan tempur pada 17 September, MacArthur mensurvei enam tank T-34 yang telah dikerahkan oleh Marinir, menghiraukan baku tembak di sekitarnya, menganggap bahwa pasukan Korea Utara kurang terlatih.
Pada 11 September, Truman mengeluarkan perintah untuk memajukan pasukan ke-38 ke Korea Utara. MacArthur sekarang merencanakan serangan amfibi lainnya, di pantai timur Wonsan, namun pasukan Korea Selatan kalah sebelum 1st Marine Division mendatanginya melalui laut. Pada Oktober, MacArthur bertemu dengan Truman di Konferensi Pulau Wake, dengan Truman membandingkannya dengan pertemuan masa perang Roosevelt dengan MacArthur di Hawaii. Presiden tersebut menganugerahi MacArthur dengan Distinguished Service Medal kelimanya. Banyak mempertanyakan tentang ancaman Tiongkok, MacArthur menyangkalnya, berkata bahwa ia berharap dapat menarik Eighth Army ke Jepang pada masa Natal, dan untuk mengerahkan sebuah divisi untuk penugasan di Eropa pada bulan Januari. Ia menganggap kemungkinan keterlibatan Soviet sebagai ancaman yang lebih serius.
Sebulan kemudian, hal-hal telah berganti. Musuh diserang oleh pasukan PBB di Pertempuran Unsan pada akhir Oktober, yang menunjukkan keberadaan pasukan Tiongkok di Korea dan memberikan kekalahan signifikan terhadap pasukan Amerika dan pasukan PBB lainnya. Meskipun demikian, Willoughby masih menghiraukan keberadaan keterlibatan Tiongkok dalam perang tersebut. Ia memperkirakan bahwa lebih dari 71,000 prajurit Tiongkok berada di negara tersebut, sementara jumlah sebenarnya hampir mencapai 300,000. Ia tak sendirian dalam kesalahan penghitungan tersebut. Pada 24 November, Central Intelligence Agency melaporkan kepada Truman bahwa meskipun terdapat sekitar 200,000 pasukan Tiongkok di Korea, "tak ada bukti bahwa Komunis Tiongkok merencanakan operasi-operasi serangan besar-besaran."
Pada hari tersebut, MacArthur terbang ke markas besar Walker dan ia kemudian menyatakan:
MacArthur terbang di atas garis depannya sendiri memakai Douglas C-54 Skymaster namun tak menyaksikan tanda-tanda penghimpunan pasukan Tiongkok dan sehingga memutuskan untuk menunggu sebelum memerintahkan pergerakan atau pemunduran. Bukti kegiatan Tiongkok disembunyikan kepada MacArthur: Tentara Tiongkok bergerak pada malam hari dan berdiam pada siang hari. Atas upaya pemulihannya, MacArthur kemudian dianugerahi Distinguished Flying Cross dan sayap kehormatan pilot penyerang.
Keesokan harinya, 25 November 1950, Eighth Army pimpinan Walker diserang oleh pasukan Tiongkok dan kemudian pasukan PBB menarik diri. MacArthur menyediakan Kepala Staf, Jenderal J. Lawton Collins dengan serangkaian sembilan garis penarikan suksesif. Pada 23 Desember, Walker tewas saat jipnya bertabrakan dengan sebuah truk, dan digantikan oleh Letjen Matthew B. Ridgway, yang MacArthur telah pilih pada masa berikutnya. Ridgway menyatakan bahwa keputusan MacArthur, "yang telah memberikan pergerakan luar biasa setelah Inch'on, sangat menyayat. Kredibilitasnya tersemat dalam kejadian yang tak tersaksikan dari serangan November ..."
Collins mendiskusikan kemungkinan pemakaian senjata nuklir di Korea dengan MacArthur pada Desember, dan kemudian menanyainya tentang daftar target di Uni Soviet jika negara tersebut memasuki perang tersebut. MacArthur menyatakan kepada Kongres pada 1951 bahwa ia tak pernah merekomendasikan pemakaian senjata nuklir. Ia pada suatu waktu memajukan sebuah rencana untuk memotong Korea Utara dengan racun-racun radioaktif; ia tak pernah merekomendasikannya pada masa itu, meskipun ia kemudian memajukan materi tersebut kepada Eisenhower, presiden terpilih masa itu, pada 1952. Pada 1954, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan setelah kematiannya, ia berkata bahwa ia ingin menjatuhkan bom-bom atom ke pangkalan-pangkalan musuh, namun pada 1960, ia menentang sebuah pernyataan dari Trumen yang menyatakan bahwa ia mengadvokasikan pemakaian bom-bom nuklir. Truman mengeluarkan sebuah pernyataan ulang, yang menyatakan bahwa ia tak memiliki bukti dari klaim tersebut; ini dianggap merupakan opini pribadinya
Pada April 1951, Kepala Staf Bersama memajukan perintah-perintah agar MacArthur mengadakan serangan-serangan nuklir di Manchuria dan Semenanjung Shantung jika Tiongkok meluncurkan serangan-serangan udara yang berasal dari sana terhadap pasukannya. Keesokan harinya, Truman bertemu dengan ketua Komisi Tenaga Atom Amerika Serikat, Gordon Dean, dan membujuk pengiriman sembilan bom nuklir Mark 4 ke kontrol militer. Dean mengiyakan pelaksanaan keputusan tersebut dengan memberitahukan cara pemakaiannya kepada MacArthur, yang kurang memahami pengetahuan teknis dari persenjataan tersebut dan dampaknya. Kepala Bersama tak secara keseluruhan sepakat dengan pemberian persenjataan tersebut kepada MacArthur, karena khawatir ia terlalu dini melaksanakan perintahnya. Sebagai gantinya, mereka memutuskan agar pasukan penyerang nuklir akan dikabarkan kepada Strategic Air Command.
Spoiler for MacArthur mengamati pergerakan angkatan laut Inchon dari USS Mount McKinley, 15 September 1950 dengan Brigjen Courtney Whitney (kiri) dan Mayjen Edward M. Almond (kanan).:
Pada 1949, Ketua dari Kepala Staf Bersama, Jenderal Angkatan Darat Omar Bradley, memprediksi bahwa "operasi-operasi amfibi terkombinasi skala besar ... tak akan pernah terjadi lagi," namun pada Juli 1950, MacArthur merencanakan sebuah operasi semacam itu. MacArthur membandingan rencananya dengan tindakan yang dilakukan oleh Jenderal James Wolfe di Pertempuran Dataran Abraham, dan mengamati masalah-masalah pergerakan, hidrografi dan keadaan tanah. Pada September, disamping perhatian kecil dari para petinggi, para prajurit dan marinir MacArthur membuat sebuah pendaratan sukses di Inchon, yang berada di balik garis Korea Utara. Diluncurkan dengan dukungan udara dan angkatan laut, pendaratan tersebut memukul mundur pasukan Korea Utara, menaklukkan kembali Seoul dan memaksa mereka beretret ke kawasan utara. Mengunjungi medan tempur pada 17 September, MacArthur mensurvei enam tank T-34 yang telah dikerahkan oleh Marinir, menghiraukan baku tembak di sekitarnya, menganggap bahwa pasukan Korea Utara kurang terlatih.
Pada 11 September, Truman mengeluarkan perintah untuk memajukan pasukan ke-38 ke Korea Utara. MacArthur sekarang merencanakan serangan amfibi lainnya, di pantai timur Wonsan, namun pasukan Korea Selatan kalah sebelum 1st Marine Division mendatanginya melalui laut. Pada Oktober, MacArthur bertemu dengan Truman di Konferensi Pulau Wake, dengan Truman membandingkannya dengan pertemuan masa perang Roosevelt dengan MacArthur di Hawaii. Presiden tersebut menganugerahi MacArthur dengan Distinguished Service Medal kelimanya. Banyak mempertanyakan tentang ancaman Tiongkok, MacArthur menyangkalnya, berkata bahwa ia berharap dapat menarik Eighth Army ke Jepang pada masa Natal, dan untuk mengerahkan sebuah divisi untuk penugasan di Eropa pada bulan Januari. Ia menganggap kemungkinan keterlibatan Soviet sebagai ancaman yang lebih serius.
Spoiler for Perubahan wilayah pada Perang Korea:

Sebulan kemudian, hal-hal telah berganti. Musuh diserang oleh pasukan PBB di Pertempuran Unsan pada akhir Oktober, yang menunjukkan keberadaan pasukan Tiongkok di Korea dan memberikan kekalahan signifikan terhadap pasukan Amerika dan pasukan PBB lainnya. Meskipun demikian, Willoughby masih menghiraukan keberadaan keterlibatan Tiongkok dalam perang tersebut. Ia memperkirakan bahwa lebih dari 71,000 prajurit Tiongkok berada di negara tersebut, sementara jumlah sebenarnya hampir mencapai 300,000. Ia tak sendirian dalam kesalahan penghitungan tersebut. Pada 24 November, Central Intelligence Agency melaporkan kepada Truman bahwa meskipun terdapat sekitar 200,000 pasukan Tiongkok di Korea, "tak ada bukti bahwa Komunis Tiongkok merencanakan operasi-operasi serangan besar-besaran."
Pada hari tersebut, MacArthur terbang ke markas besar Walker dan ia kemudian menyatakan:
Quote:
Selama lima jam, aku mengelilingi garis-garis depan. Dalam perbincangan dengan sejumlah perwira, aku berkata kepada mereka tentang keputusan Jenderal Bradley dan harapan untuk memiliki dua divisi yang ditempatkan pada hari Natal ... Apa yang aku lihat di garis depan sangat mengkhawatirkanku. Pasukan R.O.K. sangat tak berbentuk bagus, dan seluruh garis tersebut menunjukkan kekalahan jumlah. Jika Tiongkok benar-benar mengerahkan pasukan besar, aku memutuskan bahwa aku akan mengundurkan pasukan kami dan meniadakan upaya apapun untuk bergerak ke utara. Aku memutuskan untuk menampik dan berusaha untuk menyaksikan dengan mataku sendiri, dan menafsirkan dengan pengalaman panjangku sendiri terhadap apa yang terjadi ...
MacArthur terbang di atas garis depannya sendiri memakai Douglas C-54 Skymaster namun tak menyaksikan tanda-tanda penghimpunan pasukan Tiongkok dan sehingga memutuskan untuk menunggu sebelum memerintahkan pergerakan atau pemunduran. Bukti kegiatan Tiongkok disembunyikan kepada MacArthur: Tentara Tiongkok bergerak pada malam hari dan berdiam pada siang hari. Atas upaya pemulihannya, MacArthur kemudian dianugerahi Distinguished Flying Cross dan sayap kehormatan pilot penyerang.
Keesokan harinya, 25 November 1950, Eighth Army pimpinan Walker diserang oleh pasukan Tiongkok dan kemudian pasukan PBB menarik diri. MacArthur menyediakan Kepala Staf, Jenderal J. Lawton Collins dengan serangkaian sembilan garis penarikan suksesif. Pada 23 Desember, Walker tewas saat jipnya bertabrakan dengan sebuah truk, dan digantikan oleh Letjen Matthew B. Ridgway, yang MacArthur telah pilih pada masa berikutnya. Ridgway menyatakan bahwa keputusan MacArthur, "yang telah memberikan pergerakan luar biasa setelah Inch'on, sangat menyayat. Kredibilitasnya tersemat dalam kejadian yang tak tersaksikan dari serangan November ..."
Collins mendiskusikan kemungkinan pemakaian senjata nuklir di Korea dengan MacArthur pada Desember, dan kemudian menanyainya tentang daftar target di Uni Soviet jika negara tersebut memasuki perang tersebut. MacArthur menyatakan kepada Kongres pada 1951 bahwa ia tak pernah merekomendasikan pemakaian senjata nuklir. Ia pada suatu waktu memajukan sebuah rencana untuk memotong Korea Utara dengan racun-racun radioaktif; ia tak pernah merekomendasikannya pada masa itu, meskipun ia kemudian memajukan materi tersebut kepada Eisenhower, presiden terpilih masa itu, pada 1952. Pada 1954, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan setelah kematiannya, ia berkata bahwa ia ingin menjatuhkan bom-bom atom ke pangkalan-pangkalan musuh, namun pada 1960, ia menentang sebuah pernyataan dari Trumen yang menyatakan bahwa ia mengadvokasikan pemakaian bom-bom nuklir. Truman mengeluarkan sebuah pernyataan ulang, yang menyatakan bahwa ia tak memiliki bukti dari klaim tersebut; ini dianggap merupakan opini pribadinya
Pada April 1951, Kepala Staf Bersama memajukan perintah-perintah agar MacArthur mengadakan serangan-serangan nuklir di Manchuria dan Semenanjung Shantung jika Tiongkok meluncurkan serangan-serangan udara yang berasal dari sana terhadap pasukannya. Keesokan harinya, Truman bertemu dengan ketua Komisi Tenaga Atom Amerika Serikat, Gordon Dean, dan membujuk pengiriman sembilan bom nuklir Mark 4 ke kontrol militer. Dean mengiyakan pelaksanaan keputusan tersebut dengan memberitahukan cara pemakaiannya kepada MacArthur, yang kurang memahami pengetahuan teknis dari persenjataan tersebut dan dampaknya. Kepala Bersama tak secara keseluruhan sepakat dengan pemberian persenjataan tersebut kepada MacArthur, karena khawatir ia terlalu dini melaksanakan perintahnya. Sebagai gantinya, mereka memutuskan agar pasukan penyerang nuklir akan dikabarkan kepada Strategic Air Command.
Diubah oleh dragonroar 22-11-2017 12:41
0
Kutip
Balas