- Beranda
- Stories from the Heart
The Story of Us
...
TS
kucingarep
The Story of Us
Halo, Agan-Sista yang budiman dan budiwati...
Perkenalkan, saya kucingarep termasuk kategori sista.
Kebanyakan ide cerita, tapi ga ada realisasinya kan percuma, jadi saya mau latihan nulis di sini dengan tema dan cerita yang sederhana aja dulu.
Kenapa yang sederhana dulu, Cing?
Terus, mau nulis apa nih, Cing?
Jadiii... Selamat membaca! Semoga saya bisa menghibur agan-sista dan agan-sista bisa bantu saya dalam latihan menulis. Terima kasih.
Perkenalkan, saya kucingarep termasuk kategori sista.

Kebanyakan ide cerita, tapi ga ada realisasinya kan percuma, jadi saya mau latihan nulis di sini dengan tema dan cerita yang sederhana aja dulu.
Kenapa yang sederhana dulu, Cing?
- Pemanasan sebelum nulis yang lebih kompleks
- Lebih bisa diterima semua golongan (ngarep)
- Biar cepat selesai

Terus, mau nulis apa nih, Cing?
Spoiler for Yang mau ditulis:
Jadiii... Selamat membaca! Semoga saya bisa menghibur agan-sista dan agan-sista bisa bantu saya dalam latihan menulis. Terima kasih.
Quote:
Spoiler for Disclaimer:
Diubah oleh kucingarep 16-09-2017 22:16
anasabila memberi reputasi
2
900
2
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kucingarep
#2
Prolog
"Kapan target nikah kamu? Aku bisa mewujudkan hal itu."
Mata kita masih saling menatap dengan tugas yang berbeda. Kamu menunjukkan keseriusanmu dan aku menangkapnya. Setidaknya, berusahamenangkap keseriusan pertanyaan dan pernyataanmu barusan.
"Aku maunya 18 Agustus 2018. Yakin, kamu bisa?"
Jemari kedua pasang tangan kita masih bertaut di atas pangkuanku ketika kamu mengangkatnya dan meletakan telapak tanganku di atas dadamu. Dari balik kemeja navyyang sedang kamu pakai aku dapat merasakannya. Jantung yang berdetak cepat tanda kamu gugup. Sama seperti degup milikku.
"Kalau aku bilang bisa, aku bisa. Kita nikah yuk..."
Untuk sepersekian detik jantungku terasa seperti berhenti memompa darah.
"Eh? Kamu ada-ada aja, Mikael. Gampang banget ngajak nikah."
"Aku bukan orang yang sembarangan ngajak nikah, Al. Tapi aku merasa chemistryantara kita kuat. You're my type, Al. And you've told me that I'm yours."
"Tapi ga gini juga caranya, Mikael."
Aku menarik pelan tanganku dari genggamanmu. Namun kamu kembali meraihnya dan mengelus perlahan punggung tanganku dengan ibu jarimu. Kita berdua gugup, tapi sepertinya hanya aku yang salah tingkah. Kamu masih dapat mempertahankan sikapmu yang tenang.
"Terus gimana, Al? Kamu mau aku datang ke rumahmu dan langsung melamar? Oke, kasih aku waktu untuk siapin semuanya, Al."
"Ga segampang itu, Mikael..."
Aku menundukkan pandanganku, antara malu dan mau. Tawaranmu itu sangat menggoda bagi perempuan yang sangat tertarik padamu dan berusia hampir kepala tiga.
"Apa yang bikin sulit, Al? Kita berdua sama-sama tahu perasaan masing-masing. Kita berdua saling tertarik and we can't deny the chemistry is going so well between us."
"I know, Mikael. But I don't think it's appropriatengajak nikah orang yang baru kamu kenal tiga bulan sementara orang tersebut sudah serius dengan pacarnya selama 4 tahun."
"I don't think it's appropriate for someone's girlfriend to kissed another guy too, Al. But you still did it..."
Malam ini, aku dan kamu sama-sama menyadari, apapun langkah yang akan kita pilih nanti, akan ada yang tersakiti.
Namun di malam ini juga tanpa kita akui kita tahu bahwa kita tidak peduli apa yang akan terjadi esok hari.
2
)