- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
![Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/09/7213687_20171009032458.jpg)
CREDIT PICT: AGAN CATUR SAPUTRA
assalamualaikum
selamat siang kaskusers,
ane akan melanjutkan cerita dari thread ane sebelumnya.
untuk readers yang belum membaca kisah sebelumnya, silahkan baca di kisah keluarga perantau.
untuk cerita tentang perjalanan hidup dimana ane sudah mandiri,
cerita tersebut akan ane link dibawah,
selamat menikmati.... :
1. the beggining
2. tanah pertama
3. rumah pakdhe
4. kerja
5. belajar mengendalikan diri
6. desi
7. panggilan tes
8. Training
9. nilai dari sebuah perjalanan
10. misteri baung part 1
11. misteri baung part 2
12. misteri baung part 3
13. misteri baung part 4
14. mister baung part 5
15. misteri baung last part
16. perkenalan
17 teror
18. shita
19. shita 2
20. fighting
21. rendi
22. drama[belajar dewasa]
23. finally, we are. . .
24. another side from shita
25. moments
26. crash
27. about rendi
28. perpisahan 1
29. suasana baru
30. quality time 1
31. quality time 2
32. :'(
33. last memories of shita
34. TAKDIR
35. sisi gelapku
36. misteri mimpi nyata 1
37. misteri mimpi nyata 2
38. misteri mimpi nyata 3
39. resolusi
40. arah perubahan
41. rumah mas malik 1
42. rumah mas malik 2
43. rumah mas malik 3
44. rumah mas malik 4
45. maung dan mbah
46. rumah mas malik last chapter
47. sheryi 1
48. sheryl 2
49. djakarta; first impression
50. pemberitahuan
51. samapta
52. 2nd test
53. jangan sok
54. masa peralihan
55. tes kerja lagii
56. UPDATE SPESIAL TENTANG CV
57. indonesia
58. misteri divisi siang 1
59. misteri divisi siang 2 ( the story )
60. misteri divisi siang ( last part )
61. kematian itu pasti
62. PHK
63. adikku bernama dian 1
64. adikku bernama dian 2
65. titik balik
66. terus berjuang!!
67. SEMANGAT MERDEKA SAUDARAKU!
68. OJT 1
69. OJT 2
70. adek 1
71. adek 2
72. tulungagung, wecome to the jungle
73. pengalaman misteri baru
74. traveling with shita's family, [sakit]
75. she is. . .
76. hujan sore itu
77. aku ingin memastikan
78. sheryl's stories 1
79. sheryl's stories 2
80. sheryl's stories 3
81. my choice is, ,
82. teror 1; mabuk
83. alasanku memilih
84. teror 2, santet 1
85. teror 2, santet 2
86. karena kamu berbeda
87. teror 3, gangguan semakin berat
88. teror4, akhir
89. mimpi
90. hari yang dinanti nanti??
91. pertengkaran 1, fakta
92. pertengkaran 2, itu bukan kamu yang kukenal
93. PERTENGKARAN 3, AKHIR
94. SHERYL; FINAL CHAPTER
95. EPILOG
Diubah oleh prestant18 09-10-2017 03:30
zoekyvalkrye dan 65 lainnya memberi reputasi
62
1.3M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#2071
sheryl's stories 2
liburan usai.
aku kembali masuk sekolah dan bersiap untuk kelulusan karena aku sudah kelas 3.
semenjak kembali dari rumah mas tiyo.
aku memang mendapatkan pencerahan.
kesederhanaan keluarga mas tiyo mengajarkanku agar lebih rendah hati dan lebih banyak bersyukur.
mbak shita juga sudah kembali ke jakarta dan sibuk dengan pekerjaannya.
seminggu sekali mbak menelpon menanyakan kabar rumah.
dia juga memberikan semangat kepadaku yang sudah menjejak tahun terakhir di SMP.
mbak menjanjikan kepadaku akan membelikan HP baru jika hasil UAN ku besok rata ratanya bisa di atas sembilan.
aku makin bersemangat oleh janji dari mbak.
sebab ayah dan mamah melarang mbak memberikan HP kepadaku sebelum aku masuk jenjang SMA.
dan kemudian tibalah hari itu.
seminggu sebelum hari itu mbak menelpon rumah dan berkata jika mungkin akan mengambil cuti untuk pulang minggu depan.
aku sudah merasa bahagia karena kakak perempuanku yang selama ini sangat kusayangi akan pulang.
kami sudah merencanakan banyak hal ketika mbak pulang esok.
mulai dari liburan ke pantai, sampai camping dan bakar ikan.
mbak shita sudah merencanakannya sekaligus melepaskan rindu yang tiba tiba begitu sering menyerangnya di sana.
" kriiing "
suara telepon berbunyi.
ayah yang saat itu baru saja pulang dan duduk di sebelah telepon segera mengangkatnya.
ayah bercakap cakap dengan seseorang diseberang sana.
nampaknya serius.
aku hanya sesekali melirik kepada ayah karena sedang mengerjakan materi ujian.
ayah menutup telepon perlahan lahan.
beliau nampak tegang dan gelisah, ,
mamah: " kenapa yah? dari siapa tadi? "
ayah tidak menjawab.
beliau nampak benar benar gelisah.
aku jadi penasaran.
ayah menyuruh kami mendekat dan duduk disebelah beliau.
ayah: " mah, dek, , "
kami: " iya? "
ayah: " ayah malam ini mau langsung ke jakarta "
mamah: " memangnya kenapa yah? "
ayah: " em, , tadi ayah di telepon dari temannya shita "
mamah: " shita? kenapa memangnya? "
mendadak aku merasa tidak nyaman.
hatiku yang sedari tadi siang sudah merasa tidak nyaman jadi makin khawatir.
ayah: " shita tadi jatuh, trus sekarang di rumah sakit "
" ASTAGHFIRULLAHALADZIIM "
aku dan mamah kontan beristighfar bersama.
air mata langsung mengalir dari mataku.
hatiku seketika menjadi kalut.
ayah: " tapi nggak papa, katanya shita masih sadar tadi, , jadi sekarang ayah mau langsung nyari tiket pesawat "
mamah: " yah, cari tiket dua yah, , mamah ikut "
aku: " adek juga ikut yah, , "
aku dan mamah langsung menangis terisak isak.
ayah: " jangan, biar mobilitasnya mudah, biar ayah aja yang ke jakarta, ,
adek sama mamah di rumah ya "
aku: " tapi yah, tapi, , "
ayah: " enggak tapi tapian, , kamu temenin mamah di rumah ya, , doakan saja, insyaAllah mbak nggak papa "
aku tidak membalas kata kata ayah lagi.
kupeluk mamah yang kakinya lemas.
kuajak beliau duduk di sofa tengah,
sedangkan ayah segera bersiap siap dan kemudian keluar.
//
malam itu aku dan mamah tidak dapat tidur karena menanti kabar dari ayah.
bahkan hingga pagi ketika tante dan om berdatangan ke rumah setelah kuberi kabar, aku masih belum bisa memejamkan mata.
subuh tadi ayah sudah sampai di soetta dan langsung menuju ke rumah sakit dimana mbak dirawat.
berdasarkan cerita ayah,
saat ini mbak dirawat di ruang ICU.
kondisinya belum sadar,
ada pendarahan karena luka di kepala.
dan dari cerita teman teman mbak shita,
mbak terjatuh dari atas sepeda motor setelah mengalami penjambretan.
mamah berulang kali pingsan dan menangis karena mendengar kondisi mbak.
akupun hanya bisa menangis dan mencoba agar tetap kuat.
aku tidak boleh ikut pingsan.
bibirku tak henti henti berdoa untuk kondisi mbak disana.
namun ternyata Allah mentakdirkan hal lain.
pukul setengah sepuluh pagi,
ayah menelponku dan menyampaikan berita yang sama sekali tidak ingin kami dengar.
Mbak shita telah meninggalkan kami semua.
aku langsung terduduk lemas dan menangis meraung raung
" MBAAAAAKKKKKKK, , EMBAAAK OJO MENINGGAAAAALLLLL, , HUAAAAAAA, , EMOOOHHHHH, , , MBAAK SHITAA GAK OLEH MENINGGAAAAAALLLLL!!!!! "

teriakan dan tangisanku menjadi jadi.
aku tidak tahu siapa yang menahanku agar tidak terjatuh,
namun yang jelas kemudian semua gelap, ,
aku pingsan.
==
aku bangun dengan kepala yang berat.
kutengok ke kanan dan kekiri,
rupanya aku berada di kamarku.
tante yang melihatku bangun segera mendatangiku dan memelukku.
" sabar ya deek, , sabaar, , kamu yang sabaar "
tante menangis terisak isak.
membuatku kembali menangis karena teringat telepon ayah tadi.
" tanteee, , kenapa mbak shita harus ninggal to , huee, , huee "

aku kembali menangis dengan keras.
beberapa orang sanak saudara dan tetangga masuk ke dalam kamarku untuk ikut menenangkanku.
mereka memelukku dan mengelus elus kepalaku.
bu wandi, tetangga sebelah membawakan air putih kepadaku.
kuminum air putih itu sedikit untuk mengobati tenggorokanku yang terasa serak oleh tangisan.
mas tiyo?!
aku teringat mas tiyo!
tidak ada seorangpun yang memberitahukan berita ini kepadanya.
aku melihat jam di dinding, ,
sudah jam setengah empat sore. .
aku bangun setelah meminta orang orang melepaskan pelukannya.
kubilang jika aku ingin menghubungi mas tiyo.
tante: " tiyo siapa dek? "
aku: " pacarnya mbak shita tante "
tante: " dimana memangnya sekarang? "
aku: " di pasuruan tante, dia belum diberi tahu tentang hal ini "
tante: " pasuruan? "
aku: " iya, , "
aku mendatangi telepon di ruang tengah,
kemudian kucari nomor telepon mas tiyo yang ditulis sama mbak beberapa bulan lalu di buku telepon.
telepon tersambung, namun masih nada tunggu. .
tante: " eh, dek dek, "
aku berhenti sebentar.
tante: " jangan bilang kalau shita meninggal, , "
aku: " trus bilang apa tante? "
tante: " ee, , ee, , bilang aja suruh kesini sekarang gitu, penting "
aku segera menerima telepon lagi karena sudah diangkat diseberang sana.
mas tiyo: " haloo? assalamu'alaikum om? "
aku masih bingung untuk bilang apa.
kepalaku terasa buntu karena memikirkan mbak shita.
aku: " duh, bilang apa inii "
mas tiyo: " halo? sheryl ya? "
aku: " mas tiyooo " ( sambil menahan tangis )
mas tiyo: " iya sher, ada apa? kok suaramu gitu
aku: " maasss, , , cepat kesini maass, , hiks hiks "
mas tiyo: " kenapa sher? kamu kok nangis? ada apa? "
aku: " udah mass, mas tiyo habis ini kesini yaa? habis ini pulang kerja kan? "
mas tiyo: " iya sher, , ada apa memangnya?? "
aku: " mas tiyo kesini aja mas ya, penting "
mas tiyo: " iya iya sher, kamu nangis kenapa? " ( diseberang sana mas tiyo terdengar panik )
aku: " nggak mas, pokoknya nanti ke rumah ya? assalamu'alaikum "
telepon kututup karena aku tidak ingin mas tiyo tau jika aku mulai menangis lagi.
hatiku ikut hancur membayangkan jika mas tiyo yahu mbak shita meninggal.
Ya tuhaan, , kenapa seperti inii , , ,
aku terduduk didepan telepon.
==
hari sudah malam,
aku sudah lebih baik setelah berulang kali beristighfar dan mengingat Allah.
jenasah saat ini sudah diberangkatkan menggunakan pesawat,
ayah ikut serta disana, ,
orang orang juga sudah ramai dan ruang tamu kini sudah kosong beralaskan karpet.
aku menatap nanar kearah luar dimana banyak orang yang membantu bersiap siap.
masih ada rasa tidak percaya karena mbak shita, ,
kakakku yang kusayang, harus meninggal di usia semuda itu.
tak lama,
aku melihat mas tiyo sudah ada didepan.
aku bangkit dan menghampirinya.
aku: " mas tiyoooooo, , hu hu hu hu hu "
kupeluk tubuh mas tiyo erat erat.
dan aku kembali menangis di dadanya.
mas tiyo: " kenapa sher, ada apa ini? "
aku: " maasssss, , , huhuhuhuhuhuhu embaaaakkkkk "
aku tak sampai hati untuk mengatakan kepada mas tiyo mengenai keadaan sebenarnya.
mas tiyo: " embak? mbak shita? mbak shita kenapaa sher? "
aku tidak bisa menjawab lebih jauh dan malah menangis semakin keras.
tante yang tadi duduk disebelahku menghampiri kami berdua.
seseorang juga berusaha menenangkanku.
tante: " mas tiyo ya? "
mas tiyo: " iya bu ada apa ini to? "
tante: " anu mas, sini duduk dulu "
mas tiyo: " enggak bu, ini kenapa? "
tante: " mas tiyo istighfar ya? "
mas tiyo: " kenapa saya harus istighfar? ada apa bu? "
aku mendengar degub jantung di dada mas tiyo semakin kencang.
degubannya membuatku ikut merasakan perasaan sakit yang sama.
aku jadi menangis semakin keras. .
orang orang berusaha menarikku yang sudah menangis histeris.
tapi aku nggak mau melepaskan mas tiyo, ,
aku ingin menangis di dalam dekapan mas tiyo, ,
karena ayah yang biasa ada disaat saat sulit kini tidak disisiku.
tante: " shita meninggal mas "
syuuutttt, ,
tubuh mas tiyo mendadak limbung.
aku berusaha menahannya agar tidak jatuh, ,
dan orang orang segera membantuku, ,
yang masih menangis sambil menahan agar mas tiyo tidak terjatuh. .
//
menjelang pukul 03:00, ,
kudengar suara sirine dari ujung jalan.
bulu romaku langsung berdiri, ,
kilatan cahaya dari lampu bagian atas menerangi daerah sekitar rumah.
orang orang berbondong bondong mendatangi mobil jenasah.
aku berdiri bersama tante, ,
perlahan tapi pasti, ,
ambulan sudah sampai di depan rumah dan pintu belakang dibuka.
aku melihat ayah turun dari sana.
wajahnya nampak pucat, ,
air mataku kembali meleleh, , ,
aku menangis. . .
setelah itu jenasah dibawa masuk dan dikeluarkan dari peti.
jenasah diperlakukan layaknya jenasah muslim seperti biasa.
aku masih sempat melihat untuk terakhir kalinya wajah kakakky yang kusayang.
wajah cantiknya yang selalu mewarnai hari hari bahagia kami kini sudah terdiam pucat.
kucium wajahnya berulang kali sambil menangis. . .
dan setelahnya aku kembali lemas.
hingga orang orang membantuku untuk berdiri kembali.
mbak shita sungguh sungguh sudah tiada. . .
keesokan harinya jenasah dimakamkan.
aku tidak ikut mengiringi kepergian jenasah karena kasihan dengan mamah.
mamah sudah berulang kali pingsan semenjak pertama kali mendengar berita dari ayah.
maka kuputuskan untuk menemani mamah yang masih tertidur lemas di kamar bersama tante dan ibu mas tiyo
ibu mas tiyo juga berulang kali memeluk dan menenangkanku.
dalam tangisannya, beliau menyisipkan doa doa dan juga kata kata penyemangat bagiku.
aku mengiyakan dan berusaha sekuat mungkin untuk tabah, ,
agar mamah juga terdorong ikut tabah.
====
hari berganti hari, ,
bulan berganti bulan. .
aku sudah kembali ke aktifitasku seperti biasa.
mamah juga sudah kembali sehat dan mulai bisa melupakan kesedihannya.
memang terasa ada yang kurang didalam kehidupan kami selepas meninggalnya mbak.
foto keluarga yang menampilkan kami berempat kini terasa menyakitkan jika dilihat kembali.
disisi lain aku juga jadi merasa kehilangan mas tiyo.
sosok mas tiyo yang selama ini seperti sepaket dengan mbak,
ikut menghilang bersama meninggalnya mbak.
kata ayah, mas tiyo sangat berduka dengan kematian mbak.
mungkin butuh waktu baginya untuk mengumpulkan semangat lagi.
aku jadi teringat hari dimana mbak meninggal.
sosok mas tiyo yang selama ini tenang & dewasa, ,
berubah menjadi lemah tak berdaya.
aku merasa kasihan dengannya, ,
disini, aku bisa berbagi kesedihan bersama ayah dan mamah, ,
sedangkan mas tiyo?
siapa yang bisa memahami kesedihannya selain kami?
untuk mengobati rasa kangenku kepada mbak shita, ,
aku sering membongkar bongkar lemari baju miliknya.
kukeluarkan baju baju tersebut, lalu kucoba satu persatu.
baju mbak kini sudah mulai muat olehku.
akupun memutuskan untuk memotong rambut panjangku,
kuubah gayanya menjadi mirip mbak semasa hidup.
setiap berkaca,, rasa rindu akan sosok mbak sedikit terobati, ,
karena kata mamah, penampilanku mengingatkan beliau pada mbak.
dan pada suatu hari, ,
kurang lebih lima bulan setelah mbak meninggal, ,
mas tiyo muncul lagi di rumah.
dia terbengong menatapku yang baru saja pulang les.
" shita? "
sapa mas tiyo.
aku tersenyum kepadanya.
" mas tiyo, ini sheryl mas "
kataku.
mas tiyo mengusap matanya,
lalu kemudian baru sadar.
" eh, kamu sher, udah gede jadi pangling aku"
kata mas tiyo.
aku berjabat tangan dan menciumtangannya seperti biasanya.
aku: " mas tiyo lama nggak kesini nih, mentang mentang udah nggak ada mbak "
mas tiyo: " yaa, maaf sher, banyak hal yang terjadi "
aku: " ya tapi jangan gitu dong "
mas tiyo: " iya iya, maaf yaa "
aku tertawa melihat mas tiyo sudah bisa tersenyum normal lagi.
kehadiran mas tiyo ke rumah ini seperti memperbaiki puzzle yang sempat tidak enak dilihat karena hilang sebagian kecilnya.
memang tidak bisa kembali seperti semula,
namun sudah lebih baik daripada sebelumnya.
karena aku juga melihat mamah bisa tertawa setelah sekian lama.
malam itu mas tiyo dipaksa untuk menginap oleh mamah.
akupun ikut senang,
karena sosok kakak yang hilang sepeninggal mbak shita, bisa hadir kembali lewat sosok mas tiyo.
aku bercanda dan ngobrol banyak bhal dengannya malam itu.
hingga kemudian mas tiyo nampak sudah mengantuk.
aku merasa tidak enak walau sebenarnya masih kangen, ,
kamipun memutuskan untuk pergi tidur di kamar masing masing.
pagi harinya,
aku dibangunkan ayah untuk shalat subuh.
ketika aku keluar kamar, kulihat ayah dan mas tiyo keluar ke masjid.
aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk bersih bersih.
setelah sholat,
aku mendapati ayah sedang mengaji di mushola, ,
suara beliau sedikit terisak isak.
aku yakin ayah sedang tringat mbak.
akupun duduk disebelah mas tiyo yang nampak melamun di kursi sofa ruang tamu.
tak lama mas tiyo bangun dari duduknya dan mengajakku berjalan jalan menikmati udara pagi.
mas tiyo bertanya kepadaku tentang ayah yang mengaji tadi.
kukatakan kepadanya jika ayah menjadi lebih rajin beribadah sepeninggal mbak.
mas tiyo juga menyarankanku agar lebih banyak beribadah,
terlebih aku sudah mendekati ujian.
aku: " iya mas, doain aku ya, biar bisa banggain ayah sama mamah kaya embak "
mas tiyo: " iyaa, pasti kamu bisa banggain mereka kok "
mas tiyo berkata seperti itu sambil mengelus elus kepalaku.
kebiasaan lama mbak shita yang sudah tidak kurasakan lagi.
aku tersipu malu,
aku: " tapi aku nggak pede ni, soalnya aku nggak sepinter mbak "
mas tiyo: " pede aja lagi, nggak usah minder "
aku: " habisnya kalau aku liat nilai nilai embak dulu, rata2nya 9, lha aku 9 itu udah bagus banget mas "
mas tiyo berhenti.
dia berpaling kearahku dan memegang kedua pundakku.
matanya menatap kedua mataku lekat lekat.
aku jadi salah tingkah oleh perlakuan mas tiyo,
matanya tak berani kutatap lama lama. .
mas tiyo: " dek, aku kasih tau satu hal penting buat pedoman kamu kedepannya ya,
setiap orang itu terlahir istimewa dengan kelebihannya masing masing,
jadi kamu nggak usah minder karena mbak shita itu cerdas.
aku yakin kamu juga cerdas kok, yang penting berusaha yang terbaik.
dan untuk urusan membanggakan orang tua,
kamu bisa membanggakan beliau berdua dengan caramu sendiri , , ya? "
hatiku tersentuh mendengar kata kata mas tiyo.
dia benar, ,
selama ini aku sendirilah yang berpikir kalau mbak shita itu terlampau tinggi untuk kugapai.
mungkin kalau aku berpikir meneruskan cita cita mbak dengan caranya,
akan terasa berat.
seharusnya aku berpikir menggunakan jalanku sendiri.
agar bisa menjadi seperti embak.
aku mengangguk mengiyakan nasehat mas tiyo.
mas tiyo: " naah, kalau udah, senyum dong, , kamu itu kebanggannya ayah sama mamah, , semangat!! "
aku: ' iya mas, makasih ya, hehe "
aku tersenyum.
mas tiyo: " ya udah, ayo balik, mandi terus kita ziarah, , , kita tengokin mbak shita biar nggak kesepian "
aku: " ayuk mas "
aku dan mas tiyo berbalik badan untuk pulang.
==
aku kembali masuk sekolah dan bersiap untuk kelulusan karena aku sudah kelas 3.
semenjak kembali dari rumah mas tiyo.
aku memang mendapatkan pencerahan.
kesederhanaan keluarga mas tiyo mengajarkanku agar lebih rendah hati dan lebih banyak bersyukur.
mbak shita juga sudah kembali ke jakarta dan sibuk dengan pekerjaannya.
seminggu sekali mbak menelpon menanyakan kabar rumah.
dia juga memberikan semangat kepadaku yang sudah menjejak tahun terakhir di SMP.
mbak menjanjikan kepadaku akan membelikan HP baru jika hasil UAN ku besok rata ratanya bisa di atas sembilan.
aku makin bersemangat oleh janji dari mbak.
sebab ayah dan mamah melarang mbak memberikan HP kepadaku sebelum aku masuk jenjang SMA.
dan kemudian tibalah hari itu.
seminggu sebelum hari itu mbak menelpon rumah dan berkata jika mungkin akan mengambil cuti untuk pulang minggu depan.
aku sudah merasa bahagia karena kakak perempuanku yang selama ini sangat kusayangi akan pulang.
kami sudah merencanakan banyak hal ketika mbak pulang esok.
mulai dari liburan ke pantai, sampai camping dan bakar ikan.
mbak shita sudah merencanakannya sekaligus melepaskan rindu yang tiba tiba begitu sering menyerangnya di sana.
" kriiing "
suara telepon berbunyi.
ayah yang saat itu baru saja pulang dan duduk di sebelah telepon segera mengangkatnya.
ayah bercakap cakap dengan seseorang diseberang sana.
nampaknya serius.
aku hanya sesekali melirik kepada ayah karena sedang mengerjakan materi ujian.
ayah menutup telepon perlahan lahan.
beliau nampak tegang dan gelisah, ,
mamah: " kenapa yah? dari siapa tadi? "
ayah tidak menjawab.
beliau nampak benar benar gelisah.
aku jadi penasaran.
ayah menyuruh kami mendekat dan duduk disebelah beliau.
ayah: " mah, dek, , "
kami: " iya? "
ayah: " ayah malam ini mau langsung ke jakarta "
mamah: " memangnya kenapa yah? "
ayah: " em, , tadi ayah di telepon dari temannya shita "
mamah: " shita? kenapa memangnya? "
mendadak aku merasa tidak nyaman.
hatiku yang sedari tadi siang sudah merasa tidak nyaman jadi makin khawatir.
ayah: " shita tadi jatuh, trus sekarang di rumah sakit "
" ASTAGHFIRULLAHALADZIIM "
aku dan mamah kontan beristighfar bersama.
air mata langsung mengalir dari mataku.
hatiku seketika menjadi kalut.
ayah: " tapi nggak papa, katanya shita masih sadar tadi, , jadi sekarang ayah mau langsung nyari tiket pesawat "
mamah: " yah, cari tiket dua yah, , mamah ikut "
aku: " adek juga ikut yah, , "
aku dan mamah langsung menangis terisak isak.
ayah: " jangan, biar mobilitasnya mudah, biar ayah aja yang ke jakarta, ,
adek sama mamah di rumah ya "
aku: " tapi yah, tapi, , "
ayah: " enggak tapi tapian, , kamu temenin mamah di rumah ya, , doakan saja, insyaAllah mbak nggak papa "
aku tidak membalas kata kata ayah lagi.
kupeluk mamah yang kakinya lemas.
kuajak beliau duduk di sofa tengah,
sedangkan ayah segera bersiap siap dan kemudian keluar.
//
malam itu aku dan mamah tidak dapat tidur karena menanti kabar dari ayah.
bahkan hingga pagi ketika tante dan om berdatangan ke rumah setelah kuberi kabar, aku masih belum bisa memejamkan mata.
subuh tadi ayah sudah sampai di soetta dan langsung menuju ke rumah sakit dimana mbak dirawat.
berdasarkan cerita ayah,
saat ini mbak dirawat di ruang ICU.
kondisinya belum sadar,
ada pendarahan karena luka di kepala.
dan dari cerita teman teman mbak shita,
mbak terjatuh dari atas sepeda motor setelah mengalami penjambretan.
mamah berulang kali pingsan dan menangis karena mendengar kondisi mbak.
akupun hanya bisa menangis dan mencoba agar tetap kuat.
aku tidak boleh ikut pingsan.
bibirku tak henti henti berdoa untuk kondisi mbak disana.
namun ternyata Allah mentakdirkan hal lain.
pukul setengah sepuluh pagi,
ayah menelponku dan menyampaikan berita yang sama sekali tidak ingin kami dengar.
Mbak shita telah meninggalkan kami semua.
aku langsung terduduk lemas dan menangis meraung raung
" MBAAAAAKKKKKKK, , EMBAAAK OJO MENINGGAAAAALLLLL, , HUAAAAAAA, , EMOOOHHHHH, , , MBAAK SHITAA GAK OLEH MENINGGAAAAAALLLLL!!!!! "

teriakan dan tangisanku menjadi jadi.
aku tidak tahu siapa yang menahanku agar tidak terjatuh,
namun yang jelas kemudian semua gelap, ,
aku pingsan.
==
aku bangun dengan kepala yang berat.
kutengok ke kanan dan kekiri,
rupanya aku berada di kamarku.
tante yang melihatku bangun segera mendatangiku dan memelukku.
" sabar ya deek, , sabaar, , kamu yang sabaar "
tante menangis terisak isak.
membuatku kembali menangis karena teringat telepon ayah tadi.
" tanteee, , kenapa mbak shita harus ninggal to , huee, , huee "

aku kembali menangis dengan keras.
beberapa orang sanak saudara dan tetangga masuk ke dalam kamarku untuk ikut menenangkanku.
mereka memelukku dan mengelus elus kepalaku.
bu wandi, tetangga sebelah membawakan air putih kepadaku.
kuminum air putih itu sedikit untuk mengobati tenggorokanku yang terasa serak oleh tangisan.
mas tiyo?!
aku teringat mas tiyo!
tidak ada seorangpun yang memberitahukan berita ini kepadanya.
aku melihat jam di dinding, ,
sudah jam setengah empat sore. .
aku bangun setelah meminta orang orang melepaskan pelukannya.
kubilang jika aku ingin menghubungi mas tiyo.
tante: " tiyo siapa dek? "
aku: " pacarnya mbak shita tante "
tante: " dimana memangnya sekarang? "
aku: " di pasuruan tante, dia belum diberi tahu tentang hal ini "
tante: " pasuruan? "
aku: " iya, , "
aku mendatangi telepon di ruang tengah,
kemudian kucari nomor telepon mas tiyo yang ditulis sama mbak beberapa bulan lalu di buku telepon.
telepon tersambung, namun masih nada tunggu. .
tante: " eh, dek dek, "
aku berhenti sebentar.
tante: " jangan bilang kalau shita meninggal, , "
aku: " trus bilang apa tante? "
tante: " ee, , ee, , bilang aja suruh kesini sekarang gitu, penting "
aku segera menerima telepon lagi karena sudah diangkat diseberang sana.
mas tiyo: " haloo? assalamu'alaikum om? "
aku masih bingung untuk bilang apa.
kepalaku terasa buntu karena memikirkan mbak shita.
aku: " duh, bilang apa inii "
mas tiyo: " halo? sheryl ya? "
aku: " mas tiyooo " ( sambil menahan tangis )
mas tiyo: " iya sher, ada apa? kok suaramu gitu
aku: " maasss, , , cepat kesini maass, , hiks hiks "
mas tiyo: " kenapa sher? kamu kok nangis? ada apa? "
aku: " udah mass, mas tiyo habis ini kesini yaa? habis ini pulang kerja kan? "
mas tiyo: " iya sher, , ada apa memangnya?? "
aku: " mas tiyo kesini aja mas ya, penting "
mas tiyo: " iya iya sher, kamu nangis kenapa? " ( diseberang sana mas tiyo terdengar panik )
aku: " nggak mas, pokoknya nanti ke rumah ya? assalamu'alaikum "
telepon kututup karena aku tidak ingin mas tiyo tau jika aku mulai menangis lagi.
hatiku ikut hancur membayangkan jika mas tiyo yahu mbak shita meninggal.
Ya tuhaan, , kenapa seperti inii , , ,
aku terduduk didepan telepon.
==
hari sudah malam,
aku sudah lebih baik setelah berulang kali beristighfar dan mengingat Allah.
jenasah saat ini sudah diberangkatkan menggunakan pesawat,
ayah ikut serta disana, ,
orang orang juga sudah ramai dan ruang tamu kini sudah kosong beralaskan karpet.
aku menatap nanar kearah luar dimana banyak orang yang membantu bersiap siap.
masih ada rasa tidak percaya karena mbak shita, ,
kakakku yang kusayang, harus meninggal di usia semuda itu.
tak lama,
aku melihat mas tiyo sudah ada didepan.
aku bangkit dan menghampirinya.
aku: " mas tiyoooooo, , hu hu hu hu hu "
kupeluk tubuh mas tiyo erat erat.
dan aku kembali menangis di dadanya.
mas tiyo: " kenapa sher, ada apa ini? "
aku: " maasssss, , , huhuhuhuhuhuhu embaaaakkkkk "
aku tak sampai hati untuk mengatakan kepada mas tiyo mengenai keadaan sebenarnya.
mas tiyo: " embak? mbak shita? mbak shita kenapaa sher? "
aku tidak bisa menjawab lebih jauh dan malah menangis semakin keras.
tante yang tadi duduk disebelahku menghampiri kami berdua.
seseorang juga berusaha menenangkanku.
tante: " mas tiyo ya? "
mas tiyo: " iya bu ada apa ini to? "
tante: " anu mas, sini duduk dulu "
mas tiyo: " enggak bu, ini kenapa? "
tante: " mas tiyo istighfar ya? "
mas tiyo: " kenapa saya harus istighfar? ada apa bu? "
aku mendengar degub jantung di dada mas tiyo semakin kencang.
degubannya membuatku ikut merasakan perasaan sakit yang sama.
aku jadi menangis semakin keras. .
orang orang berusaha menarikku yang sudah menangis histeris.
tapi aku nggak mau melepaskan mas tiyo, ,
aku ingin menangis di dalam dekapan mas tiyo, ,
karena ayah yang biasa ada disaat saat sulit kini tidak disisiku.
tante: " shita meninggal mas "
syuuutttt, ,
tubuh mas tiyo mendadak limbung.
aku berusaha menahannya agar tidak jatuh, ,
dan orang orang segera membantuku, ,
yang masih menangis sambil menahan agar mas tiyo tidak terjatuh. .
//
menjelang pukul 03:00, ,
kudengar suara sirine dari ujung jalan.
bulu romaku langsung berdiri, ,
kilatan cahaya dari lampu bagian atas menerangi daerah sekitar rumah.
orang orang berbondong bondong mendatangi mobil jenasah.
aku berdiri bersama tante, ,
perlahan tapi pasti, ,
ambulan sudah sampai di depan rumah dan pintu belakang dibuka.
aku melihat ayah turun dari sana.
wajahnya nampak pucat, ,
air mataku kembali meleleh, , ,
aku menangis. . .
setelah itu jenasah dibawa masuk dan dikeluarkan dari peti.
jenasah diperlakukan layaknya jenasah muslim seperti biasa.
aku masih sempat melihat untuk terakhir kalinya wajah kakakky yang kusayang.
wajah cantiknya yang selalu mewarnai hari hari bahagia kami kini sudah terdiam pucat.
kucium wajahnya berulang kali sambil menangis. . .
dan setelahnya aku kembali lemas.
hingga orang orang membantuku untuk berdiri kembali.
mbak shita sungguh sungguh sudah tiada. . .
keesokan harinya jenasah dimakamkan.
aku tidak ikut mengiringi kepergian jenasah karena kasihan dengan mamah.
mamah sudah berulang kali pingsan semenjak pertama kali mendengar berita dari ayah.
maka kuputuskan untuk menemani mamah yang masih tertidur lemas di kamar bersama tante dan ibu mas tiyo
ibu mas tiyo juga berulang kali memeluk dan menenangkanku.
dalam tangisannya, beliau menyisipkan doa doa dan juga kata kata penyemangat bagiku.
aku mengiyakan dan berusaha sekuat mungkin untuk tabah, ,
agar mamah juga terdorong ikut tabah.
====
hari berganti hari, ,
bulan berganti bulan. .
aku sudah kembali ke aktifitasku seperti biasa.
mamah juga sudah kembali sehat dan mulai bisa melupakan kesedihannya.
memang terasa ada yang kurang didalam kehidupan kami selepas meninggalnya mbak.
foto keluarga yang menampilkan kami berempat kini terasa menyakitkan jika dilihat kembali.
disisi lain aku juga jadi merasa kehilangan mas tiyo.
sosok mas tiyo yang selama ini seperti sepaket dengan mbak,
ikut menghilang bersama meninggalnya mbak.
kata ayah, mas tiyo sangat berduka dengan kematian mbak.
mungkin butuh waktu baginya untuk mengumpulkan semangat lagi.
aku jadi teringat hari dimana mbak meninggal.
sosok mas tiyo yang selama ini tenang & dewasa, ,
berubah menjadi lemah tak berdaya.
aku merasa kasihan dengannya, ,
disini, aku bisa berbagi kesedihan bersama ayah dan mamah, ,
sedangkan mas tiyo?
siapa yang bisa memahami kesedihannya selain kami?
untuk mengobati rasa kangenku kepada mbak shita, ,
aku sering membongkar bongkar lemari baju miliknya.
kukeluarkan baju baju tersebut, lalu kucoba satu persatu.
baju mbak kini sudah mulai muat olehku.
akupun memutuskan untuk memotong rambut panjangku,
kuubah gayanya menjadi mirip mbak semasa hidup.
setiap berkaca,, rasa rindu akan sosok mbak sedikit terobati, ,
karena kata mamah, penampilanku mengingatkan beliau pada mbak.
dan pada suatu hari, ,
kurang lebih lima bulan setelah mbak meninggal, ,
mas tiyo muncul lagi di rumah.
dia terbengong menatapku yang baru saja pulang les.
" shita? "
sapa mas tiyo.
aku tersenyum kepadanya.
" mas tiyo, ini sheryl mas "
kataku.
mas tiyo mengusap matanya,
lalu kemudian baru sadar.
" eh, kamu sher, udah gede jadi pangling aku"
kata mas tiyo.
aku berjabat tangan dan menciumtangannya seperti biasanya.
aku: " mas tiyo lama nggak kesini nih, mentang mentang udah nggak ada mbak "
mas tiyo: " yaa, maaf sher, banyak hal yang terjadi "
aku: " ya tapi jangan gitu dong "
mas tiyo: " iya iya, maaf yaa "
aku tertawa melihat mas tiyo sudah bisa tersenyum normal lagi.
kehadiran mas tiyo ke rumah ini seperti memperbaiki puzzle yang sempat tidak enak dilihat karena hilang sebagian kecilnya.
memang tidak bisa kembali seperti semula,
namun sudah lebih baik daripada sebelumnya.
karena aku juga melihat mamah bisa tertawa setelah sekian lama.
malam itu mas tiyo dipaksa untuk menginap oleh mamah.
akupun ikut senang,
karena sosok kakak yang hilang sepeninggal mbak shita, bisa hadir kembali lewat sosok mas tiyo.
aku bercanda dan ngobrol banyak bhal dengannya malam itu.
hingga kemudian mas tiyo nampak sudah mengantuk.
aku merasa tidak enak walau sebenarnya masih kangen, ,
kamipun memutuskan untuk pergi tidur di kamar masing masing.
pagi harinya,
aku dibangunkan ayah untuk shalat subuh.
ketika aku keluar kamar, kulihat ayah dan mas tiyo keluar ke masjid.
aku beranjak menuju ke kamar mandi untuk bersih bersih.
setelah sholat,
aku mendapati ayah sedang mengaji di mushola, ,
suara beliau sedikit terisak isak.
aku yakin ayah sedang tringat mbak.
akupun duduk disebelah mas tiyo yang nampak melamun di kursi sofa ruang tamu.
tak lama mas tiyo bangun dari duduknya dan mengajakku berjalan jalan menikmati udara pagi.
mas tiyo bertanya kepadaku tentang ayah yang mengaji tadi.
kukatakan kepadanya jika ayah menjadi lebih rajin beribadah sepeninggal mbak.
mas tiyo juga menyarankanku agar lebih banyak beribadah,
terlebih aku sudah mendekati ujian.
aku: " iya mas, doain aku ya, biar bisa banggain ayah sama mamah kaya embak "
mas tiyo: " iyaa, pasti kamu bisa banggain mereka kok "
mas tiyo berkata seperti itu sambil mengelus elus kepalaku.
kebiasaan lama mbak shita yang sudah tidak kurasakan lagi.
aku tersipu malu,
aku: " tapi aku nggak pede ni, soalnya aku nggak sepinter mbak "
mas tiyo: " pede aja lagi, nggak usah minder "
aku: " habisnya kalau aku liat nilai nilai embak dulu, rata2nya 9, lha aku 9 itu udah bagus banget mas "
mas tiyo berhenti.
dia berpaling kearahku dan memegang kedua pundakku.
matanya menatap kedua mataku lekat lekat.
aku jadi salah tingkah oleh perlakuan mas tiyo,
matanya tak berani kutatap lama lama. .
mas tiyo: " dek, aku kasih tau satu hal penting buat pedoman kamu kedepannya ya,
setiap orang itu terlahir istimewa dengan kelebihannya masing masing,
jadi kamu nggak usah minder karena mbak shita itu cerdas.
aku yakin kamu juga cerdas kok, yang penting berusaha yang terbaik.
dan untuk urusan membanggakan orang tua,
kamu bisa membanggakan beliau berdua dengan caramu sendiri , , ya? "
hatiku tersentuh mendengar kata kata mas tiyo.
dia benar, ,
selama ini aku sendirilah yang berpikir kalau mbak shita itu terlampau tinggi untuk kugapai.
mungkin kalau aku berpikir meneruskan cita cita mbak dengan caranya,
akan terasa berat.
seharusnya aku berpikir menggunakan jalanku sendiri.
agar bisa menjadi seperti embak.
aku mengangguk mengiyakan nasehat mas tiyo.
mas tiyo: " naah, kalau udah, senyum dong, , kamu itu kebanggannya ayah sama mamah, , semangat!! "
aku: ' iya mas, makasih ya, hehe "
aku tersenyum.
mas tiyo: " ya udah, ayo balik, mandi terus kita ziarah, , , kita tengokin mbak shita biar nggak kesepian "
aku: " ayuk mas "
aku dan mas tiyo berbalik badan untuk pulang.
==
symoel08 dan 9 lainnya memberi reputasi
10