- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe..
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe..


Salam Kenal gan and Sis.. Ane really fresh newbie nih.. Awalnya cuma jadi SR yg suka baca cerita2 yg keren-keren di Kaskus.. Sekarang ane nyoba buat nyalurin hobi menulis ane..Karena ane termasuk kategori penulis kacangan alias yg masih belajar, jadi harap maklum jika dari gaya penulisan dan bahasa serta jalan ceritanya bisa tiba2 ga nyambung.. Cerita ane ini fiksi koq..
Rules nya sama dengan Rules SFTH pada umumnya Gan and Sis..
PROLOG
Kata orang, setiap anak kecil yang di ambil Kolong wewe psikologisnya akan terganggu. Ada yg bilang jika sampai di beri makan oleh mahluk tersebut maka si anak akan bisu. Tapi yg terjadi dengan gw berbeda.. Justru itu lah yang menjadi Titik awal perubahan hidup gw saat menginjak remaja.. Banyak pengalaman yg gw rasakan terutama yang berhubungan dengan MEREKA...
Anak Hilang
Anak Hilang (2)..
Anak Hilang (3)..
Kolong Wewe..
kolong wewe (2)..
10 Tahun Kemudian..
Me and The Gank..
Apes Banget Gw Sama Rio..
Cleaning Service Sehari
Cleaning Service sehari (2)
Ngerokok Dulu kita, Men..
Hutan Bambu..
Mimpi..
Sekar Kencana..
Ki Suta...
Terbukanya Mata Bathin..
Para Penghuni Gedung Sekolah..
Aura.. Tanpa Kasih..
Kekuatan Mata Batin Yang Sama..
Serunya Ngerjain Sekar Dan Rio..
Viny Ayundha, Gw Sayang Lu, Tapi...
Mati Satu Tumbuh Seribu..
Me Versus Ramon..
Pengakuan Viny..
Ki Sabdo, Penjaga Gerbang Utara..
Tasya..
Ngerjain Rio, lagi....
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pembalasan Ramon Dan Kesempatan Gw Menjajal Ilmu..
Rio, Orang Pertama Yang Tahu Rahasia Gw..
Maafin Aku, Sya...
Munculnya Calon Penjaga Batu Mustika Gerbang Selatan..
Bangun Donk, Sya...
Beraninya Keroyokan, Kampungan!!!
Pedang Jagat..
Munculnya Kedua Calon Penjaga Batu Mustika Terakhir..
Berkumpulnya Keempat Calon Penjaga Batu Mustika..
Empat Penjaga Gerbang...
Empat Penjaga Gerbang (2)...
Sekar Ikutan Nge'Lounge...
Terima Kasih, Tasya...
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On???..
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On??? (2)..
No Woman No Cry..
Anggie Angelita Hapsari, Will You Be My....
Retaknya Hubungan Persaudaraan..
Retaknya Hubungan Persaudaraan (2)...
Suluh, Gw Dan Rangga...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan (2)..
Kami Akan Menjaga Mu Suluh...
Munculnya Pengganti Rangga...
Manisnya Anggie Gw..
Pertunangan Tasya Dengan Rasya Bin Kampret..
Hilangnya Suluh...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat (2)...
Binar, Sang Juru Kunci...
Ungkapan Hati Tasya...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan (2)..
Liburan Bareng Suluh Dan Sebuah Pengakuan (3)
Pelet Si Bayang Bayang
Rampak Tantra...
Kedua Putra Yang terbuang, Rampak Tantra Dan Bimo..
Galau...
Terluka...
Tapa Brata...
Tapa Brata (2)...
Aku Kembali...
Empat Senjata Sakti...
Empat Senjata Sakti (2)...
Sebuah Permintaan Tolong..
Sebuah Permintaan Tolong (2)...
Bad Day For Love...
Sekar Kembali...
Pertarungan Tanpa Hati...
Pertarungan Tanpa Hati (2)...
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...?
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...? (2)
Cinta Tanpa Syarat...
Santet...
Santet (2)...
Datangnya Si Pengirim Santet...
Munculnya Ratu Kala Wanara...
Munculnya Ratu Kala Wanara (2)...
Pemberian Batu Mustika Penjaga Gerbang..
Melepas Mu...
The Last Moment With Her...
Pertempuran Terakhir...
Pertempuran Terakhir (2)...
Pertempuran Terakhir (3)...
Pertarungan Terakhir (4)...
Puncak Pertempuran Terakhir...Lenyapnya Satu Angkara Murka (Tamat, jilid satu)
Diubah oleh juraganpengki 15-10-2017 22:10
alasjurik721 dan 57 lainnya memberi reputasi
56
752.3K
1.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#248
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pagi-pagi sekali gw sudah sampai di sekolah, tanpa berbarengan dengan adik perempuan gw satu-satunya, Ayu.. Gw sengaja meminta ibu untuk mengantarkan Ayu.. Hari ini jadwal piket gw di kelas bareng Rio dan beberapa teman sekelas gw yang lain.. Mail yang sudah tiba lebih dulu di banding gw memberitahukan gw perihal Rio yang hari ini tidak masuk karena sakit..
“Mungkin dia lelah, men” Kata gw pada saat itu sambil tersenyum jahat.. Karena gw tahu, si kambing item pasti sakit panas gara-gara shock sehabis gw kerjain semalam bersama Sekar..
Gw juga sempat melihat Viny yang lewat di depan gw sambil melirik dingin ke arah gw.. Gw sih cuek aja melihatnya seperti itu.. Semenjak gw bilang jika gw sudah berpacaran dengan Tasya, sikap Viny memang sedikit aneh..
Suasana sekolah masih sepi, karena baru jam 6.30 pagi.. Jam belajar gw di mulai setengah jam lagi.. Sekar juga sudah melayang-layang mengelilingi sekitar wilayah sekolah gw..
Tiba-tiba, begitu gw mau melewati kelas 11.1.. Gw lihat, Pintu kelasnya sudah terbuka lebar.. Beberapa suara terdengar tertawa, ada juga yang sepertinya sedang berbicara satu sama lain.. Gw menatap heran ke arah kelas tersebut.. Biasanya, anak yang piket di kelas itu selalu datang terlambat tapi kali ini kenapa mereka malah datang lebih pagi..
Gw menyempatkan diri berhenti di depan pintu kelas 11.1, untuk sekedar menyapa atau meledek mereka yang piket, karena sudah datang terlalu pagi.. Tapi aneh, setelah memasuki kelas itu, hanya bangku dan meja kosong saja yang gw temui.. Pandangan mata gw menatap ke sekeliling sudut kelas di hadapan gw.. Tidak ada siapapun disana..
“ Siip, yang gw denger barusan berarti gaib.. Ok, mas bro gw mau balik ke kelas dulu” Ucap gw sambil mengambil ancang-ancang untuk lari..
“Kang Mas, mengapa berlari ketakutan.. Itu hanya sebuah ruangan kosong?” Kata Sekar dengan tatapan mengejek..
Gw yang mencoba mengatur nafas selepas berlari, langsung duduk di bangku gw..
“Udah, jangan komen dulu” Kata gw sambil melemparkan tas sekolah di atas meja..
“Sebaiknya kau harus mulai berlatih dengan jin penjaga milik Ki Sabdo, Kang Mas.. Setidaknya kau bisa menguasai rasa takut mu akan hal-hal gaib seperti tadi” Ucap Sekar yang sudah duduk diatas meja guru..
Gw membenarkan ucapannya barusan.. Masalah gw dengan Tasya sudah beres.. Seharusnya gw sudah mulai berlatih dengan Bayu Barata..
“Baiklah, nanti malam aku akan meminta Bayu Barata untuk melatih ku” jawab gw dengan penuh semangat..
3 orang teman gw yang merupakan kelompok piket bareng gw sudah datang.. Kami mulai membereskan letak meja dan bangku.. Yang perempuan menyapu tiap sampah sisa jajanan yang berserakan.. Gw membersihkan Whiteboard yang terlihat masih terdapat banyak tulisan spidol di atasnya..
Sekar tampak mengamati kegiatan kami sesaat, lalu melayang keluar menembus dinding.. Entah mau kemana dia, yang pasti gw tahu Sekar tidak akan berada jauh dari gw..
Sesudah pulang sekolah, gw menemui Rendi, Mail dan Joni yang berencana mengunjungi Rio dengan alasan mau menjemput Tasya, memang benar gw berencana menjemput pacar gw tersebut.. Sepanjang perjalanan yang nampak ramai, gw lajukan motor gw dengan sedikit lebih cepat.. Tiba-tiba mata gw melihat sekerumunan orang menghentikan motornya di arah depan..
“Yahh, ada razia.. Gimana nih?” Gumam gw dengan wajah panik sambil memperlambat laju motor.. Gw menoleh ke belakang guna melihat situasi di arah belakang untuk berencana menghindari razia kendaraan oleh polisi, tapi sepertinya sulit, karena banyak kendaraan dari belakang yang sudah berhenti pula..
“Ada apa Kang Mas, mengapa berhenti?” Tanya Sekar sambil melayang di samping gw.. rambutnya yang panjang bergerak-gerak tertiup angin yang terasa sedikit panas..
Tiba-tiba gw mendapat ide yang boleh di bilang mustahil, tapi segala yang mustahil sudah terasa biasa bagi gw akhir-akhir ini, semenjak datangnya Sekar..
“Sekar, apakah kau bisa membuat ku dan motor ini menjadi tak terlihat bagi orang-orang yang berseragam coklat di depan?”Tanya gw ke Sekar..
Jin wanita tersebut menatap ke arah depan, persisnya ke beberapa polisi yang sedang memeriksa kelngkapan surat-surat kendaraan sebagian orang yng sudah mereka berhentikan..
“Sangat mudah, Kang Mas.. Mulailah berjalan lagi dengan perlahan” Jawab Sekar dengan tersenyum lalu melayang persis di atas gw..
Gw mengangguk senang dengan jawaban Sekar, lalu mulai menjalankan motor gw kembali dengan pelan..
Beberapa orang yang melihat menggelengkan kepala, mungkin bagi mereka gw terlihat seperti anak SMA yang bodoh yang malah menghampiri polisi yang sedang merazia..
Tepat di depan petugas-petugas tersebut, gw melihat dari kaca spion, Sekar sedang menggosok-gosokkan telapak tangannya.. Sebuah asap putih keluar dari tangannya dan dengan cepat mengarah ke wajah mereka.. Beberapa orang polisi tampak mengucek mata.. Seperti orang yang sedang kelilipan.. Gw pun terus melajukan motor melewati polisi dan orang-orang yang terjaring razia.. Ada seorang pengendara motor yang melihat gw berhasil menghindari razia, berteriak sambil menunjuk-nunjuk gw.. Gw tersenyum, lalu mengacungkan jari tengah gw ke arahnya..
Sore itu gw habiskan waktu dengan Tasya, dari mengantarnya membeli buku hingga mampir ke rumah salah satu temannya.. Dan Sekar masih dengan setianya mengikuti kami.. Gw sebenarnya gw ingin bertanya ke Tasya soal sosok wanita menyeramkan yang selalu mengikuti dirinya, namun gw urungkan niat tersebut mengingat gw harus kembali pulang karena sudah hampir petang.. Terlebih, Sekar sempat mengingatkan gw untuk segera berlatih dengan Bayu Barata..
Sesudah mengantar Tasya pulang ke rumahnya, gw yang tadi nya mau langsung pulang, tiba-tiba melihat sosok menyeramkan itu sedang berdiri di belakang pagar di lantai dua rumah Tasya.. Pacar gw sudah masuk ke dalam rumahnya, karena kebelet pipis katanya.. Sementara gw masih menatap sosok tersebut..
“Apakah tidak sebaiknya kau usir mahluk yang sedang berdiri itu, Sekar? Aku takut dia akan menyakiti Tasya” Tanya gw ke Sekar yang juga sedang memperhatikan sosok yang gw maksud..
“Sepertinya, mahluk itu tidak berniat jahat ke keluarga di dalam rumah itu, Kang Mas.. Lebih baik sekarang kau segera meninggalkan tempat ini, di lain waktu aku akan bertanya kepada mahluk tersebut” Ucap Sekar yang gw jawab dengan anggukan kepala..
20 menit kemudian gw sudah tiba di rumah, dan waktu magrib sudah terlewat hampir 15 menit yang lalu.. Gw langsung mandi dan menunaikan Sholat Magrib.. Ibu terdengar menyuruh gw makan namun gw malas, karena masih kenyang sejak makan tadi sore bersama Tasya..
Tepat pukul 21.00, gw berpura-pura berpamitan pada Ayah dan Ibu gw untuk tidur.. Mereka sempat heran, mengetahui gw yang biasanya tidur selalu larut sudah mau masuk kamar pada jam yang menurut mereka mungkin masih terlalu sore untuk tidur..
Segera gw kunci pintu kamar dan mematikan lampu utama, kemudian menyalakan lampu di meja belajar gw yang redup.. Suasana dalam kamar gw terlihat temaram.. Lalu gw mulai duduk bersila di atas kasur..
“Bayu Barata, hadirlah” Ucap gw dalam hati sambil mata terpejam..
Nampak asap biru mulai muncul di hadapan gw dan membentuk sosok Bayu Barata..
“Sudah siap kah engkau untuk mulai berlatih malam ini, Raden?” Tanya nya dengan suara pelan..
“Apakah bisa jika berlatih di dalam ruangan ini, Bay?” Tanya gw sok asiik..
“Pejamkan matamu, kita berpindah tempat sekarang, Raden” Jawab Bayu Barata..
Gw mengangguk lalu mulai memejamkan kedua mata gw.. Terasa bahu gw di pegang oleh Jin Penjaga gw yang di berikan oleh Ki Sabdo.. Gw merasakan hawa dingin yang menusuk kulit.. Hembusan angin dingin dan suara gemuruh air yang sepertinya jatuh dari atas membuat gw penasaran akan tempat dimana Bayu Barata membawa gw.. Namun gw urungkan niat untuk membuka mata, karena Bayu Barata belum menyuruh gw untuk melakukan hal itu..
“Silahkan kau buka matamu, Raden” perintah Bayu Barata dengan suaranya yang terdengar berasal sedikit jauh..
Gw pun membuka mata dan terkejut melihat Bayu Barata sudah duduk bersila diatas sebuah batu berujung runcing.. Dia nampak melayang di atasnya.. Pandangan gw berputar mengelilingi tempat dimana gw sedang berada saat ini.. Sebuah air terjun besar nampak memuntahkan air nya dari atas tebing cukup tinggi di depan gw.. Airnya yang berbuih langsung menyatu dengan derasnya aliran sungai yang dipenuhi batu-batu berukuran besar..
“Kita berada di salah satu air terjun terbesar di Sukabumi, Raden.. Disinilah kita akan mulai berlatih.. Tanggalkan baju yang kau kenakan sekarang hingga menyisakan celana pendek.. Lalu masuk lah ke dalam air sungai yang dangkal sebelah sana, dan duduklah bersila” Kata Bayu sedikit mengagetkan gw, sambil menunjuk ke arah sebuah bagian sungai yang deras..
“Ikuti saja perintahnya, Kang Mas.. Aku hanya bisa berbicara dengan mu saja saat ini..
Kata Sekar yang tiba-tiba terdengar di telinga gw..
Gw mengangguk faham dan mulai melakukan perintah Bayu Barata.. Hembusan angin dingin menerpa tubuh gw yang sudah setengah tanpa busana.. Tanpa memakai kaus yang barusan gw lepaskan, dingin nya angin tersebut terasa lebih menusuk hingga tulang.. Bibir gw bergetar begitu sebagian tubuh gw sudah terendam air sungai yang sedingin es.. Gw menggigil kedinginan dan sempat kesulitan untuk duduk bersila dengan tenang, karena dorongan air deras yang memaksa gw berkali-kali jatuh dari atas batu yang gw duduki..
“Tenangkan hatimu, Raden.. Anggaplah sungai deras ini seperti air kolam yang tenang dan dinginnya hawa air seperti hangatnya sinar mentari, kosongkan pikiran mu dan pusat kan hawa murnimu yang sudah menyatu dengan Tasbih milik Jagat Tirta” Kata Bayu Barata sambil melayang di hadapan gw.. Rambutnya yang terikat sebuah kain berwarna biru, nampak bergoyang goyang di terpa angin..
‘Baiklah, akan gw coba lagi” Ucap gw dalam hati..
Kedua mata mulai gw pejamkan.. Posisi duduk gw yang bersila, gw usahakan untuk lebih tegap.. Gw mulai kosongkan pikiran dan memusatkan hawa murni gw seperti perintah Bayu.. Perlahan, telinga gw yang masih mendengar suara derasnya air terjun dan suara-suara hewan malam yang sempat bersahutan seakan menyambut kami, mulai kehilangan fungsinya..
Suara-suara tersebut berangsur lenyap dan berganti keheningan yang senyap.. Dinginnya angin dan air sungai mulai berkurang seiring ada aliran hawa hangat dari bahu yang menjalar keseluruh tubuh gw.. Yang gw rasakan saat ini adalah kehangatan dan tubuh gw mulai ringan.. Entah berapa lama gw duduk bersila melawan derasnya air sungai hingga akhirnya, gw merasakan tepukan di bahu..
Gw membuka mata dan melihat Bayu Barata sudah duduk bersama gw di atas sebuah gubuk beratap anyaman daun kelapa.. Gw sempat melirik ke bawah dan langsung memegang lengan Bayu dengan wajah ketakutan.. Posisi kami sepertinya ada 50 meter dari atas permukaan tanah..
“Tenanglah, Raden.. Kau tidak akan terjatuh” Kata Bayu Barata sambil tersenyum..
Gw memandangnya heran lalu mulai mencoba melepaskan pegangan tangan gw di lengannya.. Dan benar saja, meski gw duduk hanya bertumpu pada atap gubuk yang harusnya tidak mampu menahan beratnya tubuh, tapi gw merasa sangat ringan.. Gw bahkan sempat mencoba berdiri dan melompat di atasnya, dan yang terjadi tetap sama.. Seakan berat tubuh gw sekarang seperti seringan kapan..
“Tasbih sakti Milik Raden Jagat Tirta telah membantu mu dengan cepat menguasai beberapa ilmu yang sempat tertidur dalam tubuhmu, Raden” Ucap Bayu Barata..
Gw menatapnya dengan bingung, perasaan gw tidak pernah mempunyai ilmu apapun kecuali B.inggris, MTK maupun IPA..
“Berat tubuhmu yang terasa sangat ringan di sebut ilmu meringankan tubuh, Raden” Kata Bayu lagi..
Gw tertawa mendengar penjelasannya.. Setahu gw ilmu-ilmu tersebut hanya ada dalam film kolosal..
“Kau bisa melompat dari atas sini dan mendarat dengan selamat di bawah sana.. Silahkan mencobanya, raden..” Ucap Bayu Barata lagi.. Kali ini pandangan matanya menatap gw dengan yakin..
Gw melirik ke bawah sesaat lalu menggeleng kan kepala ke arah Bayu Barata..
“Nanti sajalah, aku belum siap mati muda sekarang” Jawab gw yang lalu terduduk di sampingnya..
“Boleh aku bertanya tentang hubungan mu dengan Sekar, di masa ratusan tahun lalu?” Tanya gw tiba-tiba..
Bayu Barata nampak terkejut dengan pertanyan spontan gw barusan.. Bahkan membuat Jin itu terbatuk batuk beberapa kali.. Kemudian matanya memandang ke atas langit yang saat itu penuh dengan bintang.. Sinar bulan yang sedang mencapai puncak terangnya membuat aliran sungai yang deras, berkilauan seperti kaca..
“Aku, Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana adalah teman bermain semasa kecil.. Kami tumbuh bersama, meski Sekar yang paling muda saat itu.. Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana terlahirkan dari keluarga berdarah biru.. Keluarga mereka masih ada sangkut pautnya dengan Sang Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, Raja Padjadjaran.. Sedngkan aku hanya putra dari seorang dayang yang bekerja di kediaman Ki Suta” Ucapan Bayu Barata terhenti sesaat, setelah melihat sebuah bintang yang jatuh di langit sebelah utara..
Gw yang mendengarkan penuturannya pun melihat hal tersebut lalu kembali menyimak kelanjutan kalimat Bayu Barata..
“Setiap hari kami bermain dan berlatih ilmu kanuragan bersama.. Dan tanpa aku sadari muncul benih cinta di hatiku untuk Putri Sekar Kencana, namun sayang Raden Jagat Tirta lah yang di pilihnya sebagai orang yang ia cintai.. Aku kemudian pergi dari wilayah tersebut dan dijadikan kepala pasukan oleh Ki Sabdo.. Sementara terdengar kabar bahwa Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana akan melangsungkan perkimpoian.. Entah mengapa setelah mendengar kabar yang sangat baik itu, hatiku tidak merasa gembira.. Malah aku berlari ke dalam hutan jati dan melampiaskan amarah ku kepada pohon-pohon jati yang tak bersalah.. Sampai aku tersadar tentang siapa jati diriku yang sebenarnya.. Putri Sekar Kencana sangat tidak pantas untuk menerima cintaku.. Dan Raden Jagat Tirta lah yang menjadi laki-laki beruntung itu..” Kembali Bayu Barata menghentikan kalimatnya..
Gw dapat melihat ada raut kesedihan di balik wajahnya yang berusaha ia sembunyikan..
“Perasaan ku sangat sedih begitu setahun kemudian mendapat kabar bahwa Putri Sekar Kencana dan jabang bayi dalam kandungannya telah tewas karena Sihir Hitam yang dikirimkan oleh Nilam Segara.. Terlebih saat harus menerima kembali kabar tentang kematian Raden Jagat Tirta, seorang teman sekaligus junjunganku.. Lalu aku pun ikut dalam pertempuran untuk membunuh Raja Siluman bersama Ki Sabdo dan Ki Suta, saat itu lah aku terbunuh, Raden..” Kata Bayu Barata menutup kalimatnya..
Gw mengangguk sesaat , meresapi perjalanan hidup seorang Bayu Barata.. Terutama tentang Kisah Kasih nya yang tak sampai kepada Sekar Kencana..
Pagi-pagi sekali gw sudah sampai di sekolah, tanpa berbarengan dengan adik perempuan gw satu-satunya, Ayu.. Gw sengaja meminta ibu untuk mengantarkan Ayu.. Hari ini jadwal piket gw di kelas bareng Rio dan beberapa teman sekelas gw yang lain.. Mail yang sudah tiba lebih dulu di banding gw memberitahukan gw perihal Rio yang hari ini tidak masuk karena sakit..
“Mungkin dia lelah, men” Kata gw pada saat itu sambil tersenyum jahat.. Karena gw tahu, si kambing item pasti sakit panas gara-gara shock sehabis gw kerjain semalam bersama Sekar..
Gw juga sempat melihat Viny yang lewat di depan gw sambil melirik dingin ke arah gw.. Gw sih cuek aja melihatnya seperti itu.. Semenjak gw bilang jika gw sudah berpacaran dengan Tasya, sikap Viny memang sedikit aneh..
Suasana sekolah masih sepi, karena baru jam 6.30 pagi.. Jam belajar gw di mulai setengah jam lagi.. Sekar juga sudah melayang-layang mengelilingi sekitar wilayah sekolah gw..
Tiba-tiba, begitu gw mau melewati kelas 11.1.. Gw lihat, Pintu kelasnya sudah terbuka lebar.. Beberapa suara terdengar tertawa, ada juga yang sepertinya sedang berbicara satu sama lain.. Gw menatap heran ke arah kelas tersebut.. Biasanya, anak yang piket di kelas itu selalu datang terlambat tapi kali ini kenapa mereka malah datang lebih pagi..
Gw menyempatkan diri berhenti di depan pintu kelas 11.1, untuk sekedar menyapa atau meledek mereka yang piket, karena sudah datang terlalu pagi.. Tapi aneh, setelah memasuki kelas itu, hanya bangku dan meja kosong saja yang gw temui.. Pandangan mata gw menatap ke sekeliling sudut kelas di hadapan gw.. Tidak ada siapapun disana..
“ Siip, yang gw denger barusan berarti gaib.. Ok, mas bro gw mau balik ke kelas dulu” Ucap gw sambil mengambil ancang-ancang untuk lari..
“Kang Mas, mengapa berlari ketakutan.. Itu hanya sebuah ruangan kosong?” Kata Sekar dengan tatapan mengejek..
Gw yang mencoba mengatur nafas selepas berlari, langsung duduk di bangku gw..
“Udah, jangan komen dulu” Kata gw sambil melemparkan tas sekolah di atas meja..
“Sebaiknya kau harus mulai berlatih dengan jin penjaga milik Ki Sabdo, Kang Mas.. Setidaknya kau bisa menguasai rasa takut mu akan hal-hal gaib seperti tadi” Ucap Sekar yang sudah duduk diatas meja guru..
Gw membenarkan ucapannya barusan.. Masalah gw dengan Tasya sudah beres.. Seharusnya gw sudah mulai berlatih dengan Bayu Barata..
“Baiklah, nanti malam aku akan meminta Bayu Barata untuk melatih ku” jawab gw dengan penuh semangat..
3 orang teman gw yang merupakan kelompok piket bareng gw sudah datang.. Kami mulai membereskan letak meja dan bangku.. Yang perempuan menyapu tiap sampah sisa jajanan yang berserakan.. Gw membersihkan Whiteboard yang terlihat masih terdapat banyak tulisan spidol di atasnya..
Sekar tampak mengamati kegiatan kami sesaat, lalu melayang keluar menembus dinding.. Entah mau kemana dia, yang pasti gw tahu Sekar tidak akan berada jauh dari gw..
Sesudah pulang sekolah, gw menemui Rendi, Mail dan Joni yang berencana mengunjungi Rio dengan alasan mau menjemput Tasya, memang benar gw berencana menjemput pacar gw tersebut.. Sepanjang perjalanan yang nampak ramai, gw lajukan motor gw dengan sedikit lebih cepat.. Tiba-tiba mata gw melihat sekerumunan orang menghentikan motornya di arah depan..
“Yahh, ada razia.. Gimana nih?” Gumam gw dengan wajah panik sambil memperlambat laju motor.. Gw menoleh ke belakang guna melihat situasi di arah belakang untuk berencana menghindari razia kendaraan oleh polisi, tapi sepertinya sulit, karena banyak kendaraan dari belakang yang sudah berhenti pula..
“Ada apa Kang Mas, mengapa berhenti?” Tanya Sekar sambil melayang di samping gw.. rambutnya yang panjang bergerak-gerak tertiup angin yang terasa sedikit panas..
Tiba-tiba gw mendapat ide yang boleh di bilang mustahil, tapi segala yang mustahil sudah terasa biasa bagi gw akhir-akhir ini, semenjak datangnya Sekar..
“Sekar, apakah kau bisa membuat ku dan motor ini menjadi tak terlihat bagi orang-orang yang berseragam coklat di depan?”Tanya gw ke Sekar..
Jin wanita tersebut menatap ke arah depan, persisnya ke beberapa polisi yang sedang memeriksa kelngkapan surat-surat kendaraan sebagian orang yng sudah mereka berhentikan..
“Sangat mudah, Kang Mas.. Mulailah berjalan lagi dengan perlahan” Jawab Sekar dengan tersenyum lalu melayang persis di atas gw..
Gw mengangguk senang dengan jawaban Sekar, lalu mulai menjalankan motor gw kembali dengan pelan..
Beberapa orang yang melihat menggelengkan kepala, mungkin bagi mereka gw terlihat seperti anak SMA yang bodoh yang malah menghampiri polisi yang sedang merazia..
Tepat di depan petugas-petugas tersebut, gw melihat dari kaca spion, Sekar sedang menggosok-gosokkan telapak tangannya.. Sebuah asap putih keluar dari tangannya dan dengan cepat mengarah ke wajah mereka.. Beberapa orang polisi tampak mengucek mata.. Seperti orang yang sedang kelilipan.. Gw pun terus melajukan motor melewati polisi dan orang-orang yang terjaring razia.. Ada seorang pengendara motor yang melihat gw berhasil menghindari razia, berteriak sambil menunjuk-nunjuk gw.. Gw tersenyum, lalu mengacungkan jari tengah gw ke arahnya..
Sore itu gw habiskan waktu dengan Tasya, dari mengantarnya membeli buku hingga mampir ke rumah salah satu temannya.. Dan Sekar masih dengan setianya mengikuti kami.. Gw sebenarnya gw ingin bertanya ke Tasya soal sosok wanita menyeramkan yang selalu mengikuti dirinya, namun gw urungkan niat tersebut mengingat gw harus kembali pulang karena sudah hampir petang.. Terlebih, Sekar sempat mengingatkan gw untuk segera berlatih dengan Bayu Barata..
Sesudah mengantar Tasya pulang ke rumahnya, gw yang tadi nya mau langsung pulang, tiba-tiba melihat sosok menyeramkan itu sedang berdiri di belakang pagar di lantai dua rumah Tasya.. Pacar gw sudah masuk ke dalam rumahnya, karena kebelet pipis katanya.. Sementara gw masih menatap sosok tersebut..
“Apakah tidak sebaiknya kau usir mahluk yang sedang berdiri itu, Sekar? Aku takut dia akan menyakiti Tasya” Tanya gw ke Sekar yang juga sedang memperhatikan sosok yang gw maksud..
“Sepertinya, mahluk itu tidak berniat jahat ke keluarga di dalam rumah itu, Kang Mas.. Lebih baik sekarang kau segera meninggalkan tempat ini, di lain waktu aku akan bertanya kepada mahluk tersebut” Ucap Sekar yang gw jawab dengan anggukan kepala..
20 menit kemudian gw sudah tiba di rumah, dan waktu magrib sudah terlewat hampir 15 menit yang lalu.. Gw langsung mandi dan menunaikan Sholat Magrib.. Ibu terdengar menyuruh gw makan namun gw malas, karena masih kenyang sejak makan tadi sore bersama Tasya..
Tepat pukul 21.00, gw berpura-pura berpamitan pada Ayah dan Ibu gw untuk tidur.. Mereka sempat heran, mengetahui gw yang biasanya tidur selalu larut sudah mau masuk kamar pada jam yang menurut mereka mungkin masih terlalu sore untuk tidur..
Segera gw kunci pintu kamar dan mematikan lampu utama, kemudian menyalakan lampu di meja belajar gw yang redup.. Suasana dalam kamar gw terlihat temaram.. Lalu gw mulai duduk bersila di atas kasur..
“Bayu Barata, hadirlah” Ucap gw dalam hati sambil mata terpejam..
Nampak asap biru mulai muncul di hadapan gw dan membentuk sosok Bayu Barata..
“Sudah siap kah engkau untuk mulai berlatih malam ini, Raden?” Tanya nya dengan suara pelan..
“Apakah bisa jika berlatih di dalam ruangan ini, Bay?” Tanya gw sok asiik..
“Pejamkan matamu, kita berpindah tempat sekarang, Raden” Jawab Bayu Barata..
Gw mengangguk lalu mulai memejamkan kedua mata gw.. Terasa bahu gw di pegang oleh Jin Penjaga gw yang di berikan oleh Ki Sabdo.. Gw merasakan hawa dingin yang menusuk kulit.. Hembusan angin dingin dan suara gemuruh air yang sepertinya jatuh dari atas membuat gw penasaran akan tempat dimana Bayu Barata membawa gw.. Namun gw urungkan niat untuk membuka mata, karena Bayu Barata belum menyuruh gw untuk melakukan hal itu..
“Silahkan kau buka matamu, Raden” perintah Bayu Barata dengan suaranya yang terdengar berasal sedikit jauh..
Gw pun membuka mata dan terkejut melihat Bayu Barata sudah duduk bersila diatas sebuah batu berujung runcing.. Dia nampak melayang di atasnya.. Pandangan gw berputar mengelilingi tempat dimana gw sedang berada saat ini.. Sebuah air terjun besar nampak memuntahkan air nya dari atas tebing cukup tinggi di depan gw.. Airnya yang berbuih langsung menyatu dengan derasnya aliran sungai yang dipenuhi batu-batu berukuran besar..
“Kita berada di salah satu air terjun terbesar di Sukabumi, Raden.. Disinilah kita akan mulai berlatih.. Tanggalkan baju yang kau kenakan sekarang hingga menyisakan celana pendek.. Lalu masuk lah ke dalam air sungai yang dangkal sebelah sana, dan duduklah bersila” Kata Bayu sedikit mengagetkan gw, sambil menunjuk ke arah sebuah bagian sungai yang deras..
“Ikuti saja perintahnya, Kang Mas.. Aku hanya bisa berbicara dengan mu saja saat ini..
Kata Sekar yang tiba-tiba terdengar di telinga gw..
Gw mengangguk faham dan mulai melakukan perintah Bayu Barata.. Hembusan angin dingin menerpa tubuh gw yang sudah setengah tanpa busana.. Tanpa memakai kaus yang barusan gw lepaskan, dingin nya angin tersebut terasa lebih menusuk hingga tulang.. Bibir gw bergetar begitu sebagian tubuh gw sudah terendam air sungai yang sedingin es.. Gw menggigil kedinginan dan sempat kesulitan untuk duduk bersila dengan tenang, karena dorongan air deras yang memaksa gw berkali-kali jatuh dari atas batu yang gw duduki..
“Tenangkan hatimu, Raden.. Anggaplah sungai deras ini seperti air kolam yang tenang dan dinginnya hawa air seperti hangatnya sinar mentari, kosongkan pikiran mu dan pusat kan hawa murnimu yang sudah menyatu dengan Tasbih milik Jagat Tirta” Kata Bayu Barata sambil melayang di hadapan gw.. Rambutnya yang terikat sebuah kain berwarna biru, nampak bergoyang goyang di terpa angin..
‘Baiklah, akan gw coba lagi” Ucap gw dalam hati..
Kedua mata mulai gw pejamkan.. Posisi duduk gw yang bersila, gw usahakan untuk lebih tegap.. Gw mulai kosongkan pikiran dan memusatkan hawa murni gw seperti perintah Bayu.. Perlahan, telinga gw yang masih mendengar suara derasnya air terjun dan suara-suara hewan malam yang sempat bersahutan seakan menyambut kami, mulai kehilangan fungsinya..
Suara-suara tersebut berangsur lenyap dan berganti keheningan yang senyap.. Dinginnya angin dan air sungai mulai berkurang seiring ada aliran hawa hangat dari bahu yang menjalar keseluruh tubuh gw.. Yang gw rasakan saat ini adalah kehangatan dan tubuh gw mulai ringan.. Entah berapa lama gw duduk bersila melawan derasnya air sungai hingga akhirnya, gw merasakan tepukan di bahu..
Gw membuka mata dan melihat Bayu Barata sudah duduk bersama gw di atas sebuah gubuk beratap anyaman daun kelapa.. Gw sempat melirik ke bawah dan langsung memegang lengan Bayu dengan wajah ketakutan.. Posisi kami sepertinya ada 50 meter dari atas permukaan tanah..
“Tenanglah, Raden.. Kau tidak akan terjatuh” Kata Bayu Barata sambil tersenyum..
Gw memandangnya heran lalu mulai mencoba melepaskan pegangan tangan gw di lengannya.. Dan benar saja, meski gw duduk hanya bertumpu pada atap gubuk yang harusnya tidak mampu menahan beratnya tubuh, tapi gw merasa sangat ringan.. Gw bahkan sempat mencoba berdiri dan melompat di atasnya, dan yang terjadi tetap sama.. Seakan berat tubuh gw sekarang seperti seringan kapan..
“Tasbih sakti Milik Raden Jagat Tirta telah membantu mu dengan cepat menguasai beberapa ilmu yang sempat tertidur dalam tubuhmu, Raden” Ucap Bayu Barata..
Gw menatapnya dengan bingung, perasaan gw tidak pernah mempunyai ilmu apapun kecuali B.inggris, MTK maupun IPA..
“Berat tubuhmu yang terasa sangat ringan di sebut ilmu meringankan tubuh, Raden” Kata Bayu lagi..
Gw tertawa mendengar penjelasannya.. Setahu gw ilmu-ilmu tersebut hanya ada dalam film kolosal..
“Kau bisa melompat dari atas sini dan mendarat dengan selamat di bawah sana.. Silahkan mencobanya, raden..” Ucap Bayu Barata lagi.. Kali ini pandangan matanya menatap gw dengan yakin..
Gw melirik ke bawah sesaat lalu menggeleng kan kepala ke arah Bayu Barata..
“Nanti sajalah, aku belum siap mati muda sekarang” Jawab gw yang lalu terduduk di sampingnya..
“Boleh aku bertanya tentang hubungan mu dengan Sekar, di masa ratusan tahun lalu?” Tanya gw tiba-tiba..
Bayu Barata nampak terkejut dengan pertanyan spontan gw barusan.. Bahkan membuat Jin itu terbatuk batuk beberapa kali.. Kemudian matanya memandang ke atas langit yang saat itu penuh dengan bintang.. Sinar bulan yang sedang mencapai puncak terangnya membuat aliran sungai yang deras, berkilauan seperti kaca..
“Aku, Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana adalah teman bermain semasa kecil.. Kami tumbuh bersama, meski Sekar yang paling muda saat itu.. Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana terlahirkan dari keluarga berdarah biru.. Keluarga mereka masih ada sangkut pautnya dengan Sang Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, Raja Padjadjaran.. Sedngkan aku hanya putra dari seorang dayang yang bekerja di kediaman Ki Suta” Ucapan Bayu Barata terhenti sesaat, setelah melihat sebuah bintang yang jatuh di langit sebelah utara..
Gw yang mendengarkan penuturannya pun melihat hal tersebut lalu kembali menyimak kelanjutan kalimat Bayu Barata..
“Setiap hari kami bermain dan berlatih ilmu kanuragan bersama.. Dan tanpa aku sadari muncul benih cinta di hatiku untuk Putri Sekar Kencana, namun sayang Raden Jagat Tirta lah yang di pilihnya sebagai orang yang ia cintai.. Aku kemudian pergi dari wilayah tersebut dan dijadikan kepala pasukan oleh Ki Sabdo.. Sementara terdengar kabar bahwa Raden Jagat Tirta dan Putri Sekar Kencana akan melangsungkan perkimpoian.. Entah mengapa setelah mendengar kabar yang sangat baik itu, hatiku tidak merasa gembira.. Malah aku berlari ke dalam hutan jati dan melampiaskan amarah ku kepada pohon-pohon jati yang tak bersalah.. Sampai aku tersadar tentang siapa jati diriku yang sebenarnya.. Putri Sekar Kencana sangat tidak pantas untuk menerima cintaku.. Dan Raden Jagat Tirta lah yang menjadi laki-laki beruntung itu..” Kembali Bayu Barata menghentikan kalimatnya..
Gw dapat melihat ada raut kesedihan di balik wajahnya yang berusaha ia sembunyikan..
“Perasaan ku sangat sedih begitu setahun kemudian mendapat kabar bahwa Putri Sekar Kencana dan jabang bayi dalam kandungannya telah tewas karena Sihir Hitam yang dikirimkan oleh Nilam Segara.. Terlebih saat harus menerima kembali kabar tentang kematian Raden Jagat Tirta, seorang teman sekaligus junjunganku.. Lalu aku pun ikut dalam pertempuran untuk membunuh Raja Siluman bersama Ki Sabdo dan Ki Suta, saat itu lah aku terbunuh, Raden..” Kata Bayu Barata menutup kalimatnya..
Gw mengangguk sesaat , meresapi perjalanan hidup seorang Bayu Barata.. Terutama tentang Kisah Kasih nya yang tak sampai kepada Sekar Kencana..
qthing12 dan 23 lainnya memberi reputasi
24