- Beranda
- Stories from the Heart
Gw berteman dengan Kolong Wewe..
...
TS
juraganpengki
Gw berteman dengan Kolong Wewe..


Salam Kenal gan and Sis.. Ane really fresh newbie nih.. Awalnya cuma jadi SR yg suka baca cerita2 yg keren-keren di Kaskus.. Sekarang ane nyoba buat nyalurin hobi menulis ane..Karena ane termasuk kategori penulis kacangan alias yg masih belajar, jadi harap maklum jika dari gaya penulisan dan bahasa serta jalan ceritanya bisa tiba2 ga nyambung.. Cerita ane ini fiksi koq..
Rules nya sama dengan Rules SFTH pada umumnya Gan and Sis..
PROLOG
Kata orang, setiap anak kecil yang di ambil Kolong wewe psikologisnya akan terganggu. Ada yg bilang jika sampai di beri makan oleh mahluk tersebut maka si anak akan bisu. Tapi yg terjadi dengan gw berbeda.. Justru itu lah yang menjadi Titik awal perubahan hidup gw saat menginjak remaja.. Banyak pengalaman yg gw rasakan terutama yang berhubungan dengan MEREKA...
Anak Hilang
Anak Hilang (2)..
Anak Hilang (3)..
Kolong Wewe..
kolong wewe (2)..
10 Tahun Kemudian..
Me and The Gank..
Apes Banget Gw Sama Rio..
Cleaning Service Sehari
Cleaning Service sehari (2)
Ngerokok Dulu kita, Men..
Hutan Bambu..
Mimpi..
Sekar Kencana..
Ki Suta...
Terbukanya Mata Bathin..
Para Penghuni Gedung Sekolah..
Aura.. Tanpa Kasih..
Kekuatan Mata Batin Yang Sama..
Serunya Ngerjain Sekar Dan Rio..
Viny Ayundha, Gw Sayang Lu, Tapi...
Mati Satu Tumbuh Seribu..
Me Versus Ramon..
Pengakuan Viny..
Ki Sabdo, Penjaga Gerbang Utara..
Tasya..
Ngerjain Rio, lagi....
Kisah Kasih Tak Sampai, Bayu Barata..
Pembalasan Ramon Dan Kesempatan Gw Menjajal Ilmu..
Rio, Orang Pertama Yang Tahu Rahasia Gw..
Maafin Aku, Sya...
Munculnya Calon Penjaga Batu Mustika Gerbang Selatan..
Bangun Donk, Sya...
Beraninya Keroyokan, Kampungan!!!
Pedang Jagat..
Munculnya Kedua Calon Penjaga Batu Mustika Terakhir..
Berkumpulnya Keempat Calon Penjaga Batu Mustika..
Empat Penjaga Gerbang...
Empat Penjaga Gerbang (2)...
Sekar Ikutan Nge'Lounge...
Terima Kasih, Tasya...
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On???..
Masa Keterpurukan Apa Masa Move On??? (2)..
No Woman No Cry..
Anggie Angelita Hapsari, Will You Be My....
Retaknya Hubungan Persaudaraan..
Retaknya Hubungan Persaudaraan (2)...
Suluh, Gw Dan Rangga...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan...
Pedihnya Sebuah Rasa Kehilangan (2)..
Kami Akan Menjaga Mu Suluh...
Munculnya Pengganti Rangga...
Manisnya Anggie Gw..
Pertunangan Tasya Dengan Rasya Bin Kampret..
Hilangnya Suluh...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat...
Kekuatan Batu Mustika Gerbang Barat (2)...
Binar, Sang Juru Kunci...
Ungkapan Hati Tasya...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan...
Liburan Bareng Anggie Dan Sebuah Pengakuan (2)..
Liburan Bareng Suluh Dan Sebuah Pengakuan (3)
Pelet Si Bayang Bayang
Rampak Tantra...
Kedua Putra Yang terbuang, Rampak Tantra Dan Bimo..
Galau...
Terluka...
Tapa Brata...
Tapa Brata (2)...
Aku Kembali...
Empat Senjata Sakti...
Empat Senjata Sakti (2)...
Sebuah Permintaan Tolong..
Sebuah Permintaan Tolong (2)...
Bad Day For Love...
Sekar Kembali...
Pertarungan Tanpa Hati...
Pertarungan Tanpa Hati (2)...
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...?
Sebuah Pengakuan Dan Sebuah Kejutan, Yang...? (2)
Cinta Tanpa Syarat...
Santet...
Santet (2)...
Datangnya Si Pengirim Santet...
Munculnya Ratu Kala Wanara...
Munculnya Ratu Kala Wanara (2)...
Pemberian Batu Mustika Penjaga Gerbang..
Melepas Mu...
The Last Moment With Her...
Pertempuran Terakhir...
Pertempuran Terakhir (2)...
Pertempuran Terakhir (3)...
Pertarungan Terakhir (4)...
Puncak Pertempuran Terakhir...Lenyapnya Satu Angkara Murka (Tamat, jilid satu)
Diubah oleh juraganpengki 15-10-2017 22:10
alasjurik721 dan 57 lainnya memberi reputasi
56
752.4K
1.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
juraganpengki
#236
Tasya..
Sore itu gw sudah nongkrong di warung Es Kelapa depan SMUN..Depok, sekolahnya Tasya.. Benak gw kembali teringat peristiwa beberapa hari lalu, saat Tasya tiba-tiba pergi meninggalkan sekolah gw begitu melihat Viny memeluk gw..
Sejak itu Tasya sulit sekali gw hubungi lewat Hp baru pemberian Ayah.. Sekar yang sedang mengamati sekeliling sekolah Tasya, perlahan melayang dan duduk di sebuah pohon rambutan di samping warung.. Mendadak, jin wanita penjaga gw itu memejamkan kedua matanya..
Sementara, Bayu Barata yang menjadi penjaga kedua gw masih belum terlihat.. Ki Sabdo memang berpesan pada gw untuk hanya memanggil nama Bayu Barata saat hendak berlatih ilmu kanuragan atau pada saat genting.. Dan, Sekar yang sudah menakuti anak yang membuntuti kami sewaktu hendak bertemu Ki Sabdo tempo hari, cuma terdiam begitu melihat ada mahluk lain yang akan menjadi penjaga gw setelahnya.. Tapi gw ingat betul akan wajah Bayu Barata yang terkejut melihat Sekar untuk pertama kali, ada sesuatu yang lain di pandangannya, sesuatu yang akan gw tanyakan langsung pada Bayu Barata setelah gw menyelesaikan masalah gw dengan Tasya..
“ Ada apa?” Tanya gw karena penasaran melihat Sekar masih memejamkan matanya di atas pohon rambutan..
“ Aku merasakan aura gelap di sekolah itu, Kang Mas.. Sepertinya ada seorang anak yang istimewa seperti mu bersekolah disana, namun auranya gelap sekali..” Jawab Sekar yang sudah membuka mata dan kembali menatap ke sana..
Gw termenung mendengar kalimat Sekar.. Ternyata orang-orang dengan kelebihan seperti gw banyak tersebar diluar sana.. Seperti manusia pada umumnya, kemungkinan sifat mereka ada yang baik atau sebaliknya.. Dan yang aura gelapnya sudah di rasakan oleh Sekar mungkin yang masih belum menyadari bahwa kelebihan yang dimilikinya bisa digunakan untuk membantu banyak orang..
“Itu gadis yang kamu cari, Kang Mas” Kata Sekar sambil melemparkan pandangan mata nya ke arah seorang gadis cantik berhijab putih..
Gw melihat Tasya sedang berjalan beriringan dengan seorang gadis, mungkin teman sekelasnya karena seragam yang mereka kenakan serupa.. Sosok perempuan dengan setengah kepalanya hanya tinggal kerangka, masih melayang mengikuti Tasya..
“Tasya!!!” Panggil gw dari arah seberang jalan.. Mereka menoleh ke arah gw, mahluk itu pun sama..
Gw segera menyeberangi jalan yang sedikit lengang, Sekar melayang turun mengikuti gw.. Manakala, gw dan Sekar hampir mendekat, sosok menakutkan yang ada di belakang Tasya pun menghilang.. Tasya tampak tidak menghiraukan panggilan gw yang kedua.. Dia tetap berjalan pelan dengan temannya..
“Sya, tunggu.. Aku mau bicara” Kata gw sambil meraih tangannya.. Sejak sering jalan dengan Tasya, gadis itu memang selalu sedikit merajuk jika gw membahasakan ‘GW-LU’ saat berbicara dengannya.. Awalnya terasa janggal bagi gw untuk menggunakan kalimat ‘AKU-KAMU’, namun seiring waktu berjalan gw pun mulai terbiasa..
Tasya nampak BT melihat gw yang sudah berdiri di hadapannya.. Dengan halus, ia mencoba melepaskan genggaman tangan gw.. Temannya Tasya pun tidak lama berpamitan ke Gw dan Tasya..
“Kita cari tempat enak buat ngobrol, yah..” Pinta gw ke Tasya dengan nada halus..
“Terserah” Jawab Tasya dengan nada dingin sambil memandang ke arah lain.. Nampak nya gadis itu masih marah, karena sedari tadi pandangannya tidak pernah menatap ke arah gw.. Gw segera menyeberang jalan sambil menggenggam tangan Tasya untuk mengambil motor yang gw parkir di depan warung Es Kelapa, mau tidak mau Tasya hanya mengikuti kemana genggaman tangannya gw bawa..
Gw nyalakan motor agak lama karena Tasya masih berdiri sambil memainkan Hp..
“Naik donk, Sya..” Kata gw masih dengan nada lembut.. Gw tau banget, cewe kalo lagi BT atau marah itu ibarat seekor macan yang sedang tertidur, jangan coba-coba kita menaikkan nada suara sedikit saja, taruhannya bakalan nyawa gan..
Setelah Tasya naik di atas motor, dia memboncengannya dengan sengaja di beri jarak, tidak merapat ke punggung atau bahkan melingkarkan tangannya ke pinggang gw dari belakang seperti dulu (berasa kayak ojek gw gan), tapi ga masalah buat gw, yang penting hari ini gw bertekad menyelesaikan masalah antara gw dengan Tasya..
Di sebuah Cafe yang tidak terlalu besar, gw menghentikan laju motor lalu mengajak Tasya untuk masuk dan duduk di sebuah tempat sedikit berada di sudut ruangan.. Gw pesan Jus Jeruk, sementara Tasya meminta Jus melon kesukaannya dengan di tambahkan sedikit es batu..
“Udah cepetan, ngomongnya.. Setengah jam lagi papah mau jemput” Kata Tasya sambil mengaduk-aduk jus melonnya dengan sedotan berwarna putih.. Tatapannya tetap tak mau memandang gw..
“ Yang kamu lihat kemarin itu salah faham, Sya.. Aku ga ada hubungan apapun saat ini dengan cewe itu” Kata gw dengan jujur..
Tasya sesaat menatap singkat ke arah gw, lalu mulai memainkan HP.. Gw mulai sedikit kesal melihat Tasya sebegitu cueknya ke gw yang sedang mencoba untuk menjelaskan semuanya.. Dengan perlahan gw ambil Hp yang sedang gadis itu mainkan.. Tasya menatap gw dengan tajam, seperti tidak suka gw melakukan hal tersebut..
“Kasih aku kesempatan buat jelasin semua, Sya. Please..” Pinta gw lalu meletakkan Hp Tasya di samping hp gw..
“Jujur, Sya.. Aku pernah suka sama cewe itu.. Tapi, dia melakukan satu kesalahan yang buat aku sangat fatal.. Dan kemarin itu dia mencoba untuk meminta maaf ke aku.. Oke, soal pelukan itu, aku ga tau sama sekali.. Aku bahkan ga balas pelukkannya, Sya.. Dan saat aku lihat kamu pergi, aku baru sadar kalau aku sudah membuatmu terluka.. Aku ga bakal membuat mu sakit lagi, Sya.. Karena aku sayang kamu” Ucap gw dengan lembut..
Tasya tampak sedikit terkejut, lalu kembali mengaduk-aduk minumannya yang tinggal setengah.. Lalu, pandangannya menatap kosong ke arah jalan yang tampak ramai dengan kendaraan.. Sesaat suasana antara kami menjadi hening.. Gw sudah menjelaskan semua ke Tasya, meski hanya diam yang gw dapat darinya saat ini..
“Waktu itu, aku menyempatkan izin kepada guru yang mengajar di jam terakhir untuk membuat suprise dengan kedatanganku.. Sepanjang perjalanan, aku membayangkan reaksi lucu kamu yang akan terkejut.. Tapi semua hilang seketika, begitu melihat kalian berdua berpelukan.. Rasanya, aku merasa menjadi gadis paling bodoh yang percaya begitu saja dengan mu, harus merindukan mu, bahkan berbohong demi orang yang hanya membuat aku sakit.. Kamu jahat banget ke aku, Mam.. Benar-benar jahat” Kata Tasya dengan suara bergetar masih dengan memandang ke arah jalan..
Gw lihat beberapa butir air mata menetes di pipinya.. Ada rasa pedih terbit di hati gw setelah mendengar penuturannya dan melihat airmata Tasya harus terjatuh karena gw.. Betapa bodohnya gw yang sudah menyakiti gadis ini..
Beberapa orang cewe yang duduk tidak begitu jauh tampak mentertawakan kami.. Gw menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi.. Sesaat kemudian, tak satupun dari mereka yang berani mengulangi nya..
“Maafin aku, Sya.. Aku tahu cara kita berkenalan adalah atas keisengan ku semata, namun saat sudah lebih jauh mengenalmu, aku ga bisa menolak rasa sayang yang perlahan mulai muncul, Sya.. Aku mohon maafin aku, bila perlu akan aku bawa kamu menemui gadis itu asal kamu percaya dan mau maafin aku” Ucap gw dengan nada bersungguh-sungguh..
Tasya melemparkan pandangannya ke arah gw.. Tatapannya terasa sendu sekali, kemudian
ia menggelengkan kepala nya beberapa kali dan menyeka jejak airmata di pipinya..
“Aku sudah tahu semua, Mam.. Sepupu kamu, rio yang sudah menjelaskannya.. Kamu ingat sewaktu kamu mencari aku di depan gerbang sekolah waktu itu, aku sengaja bersembunyi dengan Rio karena aku ga sanggup untuk bertemu denganmu” Terang Tasya yang membuat gw terkejut..
“Kambing item sialan, kenapa dia kg ngomong ke gw soal ini, awas aja lu ntar malem” Gerutu gw dalam hati..
“ Udah, aaah.. Papah aku udh sms terus nih” Kata Tasya sambil menunjukkan sms dari papahnya ke gw..
Gw yang sedikit berubah BT setelah ia menjelaskan tentang pertemuannya dengan Rio hanya terdiam..
“Ya udah aku maafin, Imam Al Fattah.. Sekarang kita pulang yuk, papah aku udah mau sampai sini” Ucapnya seraya mengambil tas sekolahnya..
Gw langsung menarik tangan Tasya guna menghentikan dirinya yang berniat pergi..
“Sya, kmu beneran udah maafin aku?” Tanya gw dengan pandangan serius..
Tasya yang masih berdiri dengan tas sekolah yang sudah ia sangkutkan di bahu, kemudian tersenyum sangat manis..
“Udah Imam, ga percaya banget sama aku sih” Jawabnya dengan wajah sedikit cemberut..
Hati gw seketika menjadi lega.. Sampai-sampai gw menyandarkan punggung gw kembali di kursi sambil membuang nafas dengan kuat..
“Melihat salah satu orang paling konyol yang aku kenal bisa berbicara dengan penuh kesungguhan. benar-benar lucu” Ejek Tasya yang mulai berjalan sambil tertawa kecil..
Gw langsung mengejar nya dan meraih tangannya lagi.. Langkah kaki Tasya kembali terhenti.. Gw memutar tubuhnya hingga bisa melihat langsung wajah cantiknya..
“Tasya Carliza.. Kamu mau jadi pacar aku” Ucap gw dengan mantap, masih dengan menggenggam kedua telapak tangannya..
Tasya terlihat merona.. Dengan di sertai senyuman Tasya pun berucap..
“Imam Al Fattah, Aku Ga mau”.. Lalu mencubit pinggang gw dengan keras..
Gadis itu lalu setengah berlari meninggalkan gw keluar Cafe, meninggalkan gw yang merasa gemas dengan candaannya barusan..
“Kalo ga ada orang, udah gw cipok lu, Sya”.. Kata gw dalam hati seraya tersenyum dan melangkahkan kaki yang terasa sangat ringan..
Sore itu gw sudah nongkrong di warung Es Kelapa depan SMUN..Depok, sekolahnya Tasya.. Benak gw kembali teringat peristiwa beberapa hari lalu, saat Tasya tiba-tiba pergi meninggalkan sekolah gw begitu melihat Viny memeluk gw..
Sejak itu Tasya sulit sekali gw hubungi lewat Hp baru pemberian Ayah.. Sekar yang sedang mengamati sekeliling sekolah Tasya, perlahan melayang dan duduk di sebuah pohon rambutan di samping warung.. Mendadak, jin wanita penjaga gw itu memejamkan kedua matanya..
Sementara, Bayu Barata yang menjadi penjaga kedua gw masih belum terlihat.. Ki Sabdo memang berpesan pada gw untuk hanya memanggil nama Bayu Barata saat hendak berlatih ilmu kanuragan atau pada saat genting.. Dan, Sekar yang sudah menakuti anak yang membuntuti kami sewaktu hendak bertemu Ki Sabdo tempo hari, cuma terdiam begitu melihat ada mahluk lain yang akan menjadi penjaga gw setelahnya.. Tapi gw ingat betul akan wajah Bayu Barata yang terkejut melihat Sekar untuk pertama kali, ada sesuatu yang lain di pandangannya, sesuatu yang akan gw tanyakan langsung pada Bayu Barata setelah gw menyelesaikan masalah gw dengan Tasya..
“ Ada apa?” Tanya gw karena penasaran melihat Sekar masih memejamkan matanya di atas pohon rambutan..
“ Aku merasakan aura gelap di sekolah itu, Kang Mas.. Sepertinya ada seorang anak yang istimewa seperti mu bersekolah disana, namun auranya gelap sekali..” Jawab Sekar yang sudah membuka mata dan kembali menatap ke sana..
Gw termenung mendengar kalimat Sekar.. Ternyata orang-orang dengan kelebihan seperti gw banyak tersebar diluar sana.. Seperti manusia pada umumnya, kemungkinan sifat mereka ada yang baik atau sebaliknya.. Dan yang aura gelapnya sudah di rasakan oleh Sekar mungkin yang masih belum menyadari bahwa kelebihan yang dimilikinya bisa digunakan untuk membantu banyak orang..
“Itu gadis yang kamu cari, Kang Mas” Kata Sekar sambil melemparkan pandangan mata nya ke arah seorang gadis cantik berhijab putih..
Gw melihat Tasya sedang berjalan beriringan dengan seorang gadis, mungkin teman sekelasnya karena seragam yang mereka kenakan serupa.. Sosok perempuan dengan setengah kepalanya hanya tinggal kerangka, masih melayang mengikuti Tasya..
“Tasya!!!” Panggil gw dari arah seberang jalan.. Mereka menoleh ke arah gw, mahluk itu pun sama..
Gw segera menyeberangi jalan yang sedikit lengang, Sekar melayang turun mengikuti gw.. Manakala, gw dan Sekar hampir mendekat, sosok menakutkan yang ada di belakang Tasya pun menghilang.. Tasya tampak tidak menghiraukan panggilan gw yang kedua.. Dia tetap berjalan pelan dengan temannya..
“Sya, tunggu.. Aku mau bicara” Kata gw sambil meraih tangannya.. Sejak sering jalan dengan Tasya, gadis itu memang selalu sedikit merajuk jika gw membahasakan ‘GW-LU’ saat berbicara dengannya.. Awalnya terasa janggal bagi gw untuk menggunakan kalimat ‘AKU-KAMU’, namun seiring waktu berjalan gw pun mulai terbiasa..
Tasya nampak BT melihat gw yang sudah berdiri di hadapannya.. Dengan halus, ia mencoba melepaskan genggaman tangan gw.. Temannya Tasya pun tidak lama berpamitan ke Gw dan Tasya..
“Kita cari tempat enak buat ngobrol, yah..” Pinta gw ke Tasya dengan nada halus..
“Terserah” Jawab Tasya dengan nada dingin sambil memandang ke arah lain.. Nampak nya gadis itu masih marah, karena sedari tadi pandangannya tidak pernah menatap ke arah gw.. Gw segera menyeberang jalan sambil menggenggam tangan Tasya untuk mengambil motor yang gw parkir di depan warung Es Kelapa, mau tidak mau Tasya hanya mengikuti kemana genggaman tangannya gw bawa..
Gw nyalakan motor agak lama karena Tasya masih berdiri sambil memainkan Hp..
“Naik donk, Sya..” Kata gw masih dengan nada lembut.. Gw tau banget, cewe kalo lagi BT atau marah itu ibarat seekor macan yang sedang tertidur, jangan coba-coba kita menaikkan nada suara sedikit saja, taruhannya bakalan nyawa gan..
Setelah Tasya naik di atas motor, dia memboncengannya dengan sengaja di beri jarak, tidak merapat ke punggung atau bahkan melingkarkan tangannya ke pinggang gw dari belakang seperti dulu (berasa kayak ojek gw gan), tapi ga masalah buat gw, yang penting hari ini gw bertekad menyelesaikan masalah antara gw dengan Tasya..
Di sebuah Cafe yang tidak terlalu besar, gw menghentikan laju motor lalu mengajak Tasya untuk masuk dan duduk di sebuah tempat sedikit berada di sudut ruangan.. Gw pesan Jus Jeruk, sementara Tasya meminta Jus melon kesukaannya dengan di tambahkan sedikit es batu..
“Udah cepetan, ngomongnya.. Setengah jam lagi papah mau jemput” Kata Tasya sambil mengaduk-aduk jus melonnya dengan sedotan berwarna putih.. Tatapannya tetap tak mau memandang gw..
“ Yang kamu lihat kemarin itu salah faham, Sya.. Aku ga ada hubungan apapun saat ini dengan cewe itu” Kata gw dengan jujur..
Tasya sesaat menatap singkat ke arah gw, lalu mulai memainkan HP.. Gw mulai sedikit kesal melihat Tasya sebegitu cueknya ke gw yang sedang mencoba untuk menjelaskan semuanya.. Dengan perlahan gw ambil Hp yang sedang gadis itu mainkan.. Tasya menatap gw dengan tajam, seperti tidak suka gw melakukan hal tersebut..
“Kasih aku kesempatan buat jelasin semua, Sya. Please..” Pinta gw lalu meletakkan Hp Tasya di samping hp gw..
“Jujur, Sya.. Aku pernah suka sama cewe itu.. Tapi, dia melakukan satu kesalahan yang buat aku sangat fatal.. Dan kemarin itu dia mencoba untuk meminta maaf ke aku.. Oke, soal pelukan itu, aku ga tau sama sekali.. Aku bahkan ga balas pelukkannya, Sya.. Dan saat aku lihat kamu pergi, aku baru sadar kalau aku sudah membuatmu terluka.. Aku ga bakal membuat mu sakit lagi, Sya.. Karena aku sayang kamu” Ucap gw dengan lembut..
Tasya tampak sedikit terkejut, lalu kembali mengaduk-aduk minumannya yang tinggal setengah.. Lalu, pandangannya menatap kosong ke arah jalan yang tampak ramai dengan kendaraan.. Sesaat suasana antara kami menjadi hening.. Gw sudah menjelaskan semua ke Tasya, meski hanya diam yang gw dapat darinya saat ini..
“Waktu itu, aku menyempatkan izin kepada guru yang mengajar di jam terakhir untuk membuat suprise dengan kedatanganku.. Sepanjang perjalanan, aku membayangkan reaksi lucu kamu yang akan terkejut.. Tapi semua hilang seketika, begitu melihat kalian berdua berpelukan.. Rasanya, aku merasa menjadi gadis paling bodoh yang percaya begitu saja dengan mu, harus merindukan mu, bahkan berbohong demi orang yang hanya membuat aku sakit.. Kamu jahat banget ke aku, Mam.. Benar-benar jahat” Kata Tasya dengan suara bergetar masih dengan memandang ke arah jalan..
Gw lihat beberapa butir air mata menetes di pipinya.. Ada rasa pedih terbit di hati gw setelah mendengar penuturannya dan melihat airmata Tasya harus terjatuh karena gw.. Betapa bodohnya gw yang sudah menyakiti gadis ini..
Beberapa orang cewe yang duduk tidak begitu jauh tampak mentertawakan kami.. Gw menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi.. Sesaat kemudian, tak satupun dari mereka yang berani mengulangi nya..
“Maafin aku, Sya.. Aku tahu cara kita berkenalan adalah atas keisengan ku semata, namun saat sudah lebih jauh mengenalmu, aku ga bisa menolak rasa sayang yang perlahan mulai muncul, Sya.. Aku mohon maafin aku, bila perlu akan aku bawa kamu menemui gadis itu asal kamu percaya dan mau maafin aku” Ucap gw dengan nada bersungguh-sungguh..
Tasya melemparkan pandangannya ke arah gw.. Tatapannya terasa sendu sekali, kemudian
ia menggelengkan kepala nya beberapa kali dan menyeka jejak airmata di pipinya..
“Aku sudah tahu semua, Mam.. Sepupu kamu, rio yang sudah menjelaskannya.. Kamu ingat sewaktu kamu mencari aku di depan gerbang sekolah waktu itu, aku sengaja bersembunyi dengan Rio karena aku ga sanggup untuk bertemu denganmu” Terang Tasya yang membuat gw terkejut..
“Kambing item sialan, kenapa dia kg ngomong ke gw soal ini, awas aja lu ntar malem” Gerutu gw dalam hati..
“ Udah, aaah.. Papah aku udh sms terus nih” Kata Tasya sambil menunjukkan sms dari papahnya ke gw..
Gw yang sedikit berubah BT setelah ia menjelaskan tentang pertemuannya dengan Rio hanya terdiam..
“Ya udah aku maafin, Imam Al Fattah.. Sekarang kita pulang yuk, papah aku udah mau sampai sini” Ucapnya seraya mengambil tas sekolahnya..
Gw langsung menarik tangan Tasya guna menghentikan dirinya yang berniat pergi..
“Sya, kmu beneran udah maafin aku?” Tanya gw dengan pandangan serius..
Tasya yang masih berdiri dengan tas sekolah yang sudah ia sangkutkan di bahu, kemudian tersenyum sangat manis..
“Udah Imam, ga percaya banget sama aku sih” Jawabnya dengan wajah sedikit cemberut..
Hati gw seketika menjadi lega.. Sampai-sampai gw menyandarkan punggung gw kembali di kursi sambil membuang nafas dengan kuat..
“Melihat salah satu orang paling konyol yang aku kenal bisa berbicara dengan penuh kesungguhan. benar-benar lucu” Ejek Tasya yang mulai berjalan sambil tertawa kecil..
Gw langsung mengejar nya dan meraih tangannya lagi.. Langkah kaki Tasya kembali terhenti.. Gw memutar tubuhnya hingga bisa melihat langsung wajah cantiknya..
“Tasya Carliza.. Kamu mau jadi pacar aku” Ucap gw dengan mantap, masih dengan menggenggam kedua telapak tangannya..
Tasya terlihat merona.. Dengan di sertai senyuman Tasya pun berucap..
“Imam Al Fattah, Aku Ga mau”.. Lalu mencubit pinggang gw dengan keras..
Gadis itu lalu setengah berlari meninggalkan gw keluar Cafe, meninggalkan gw yang merasa gemas dengan candaannya barusan..
“Kalo ga ada orang, udah gw cipok lu, Sya”.. Kata gw dalam hati seraya tersenyum dan melangkahkan kaki yang terasa sangat ringan..
dodolgarut134 dan 13 lainnya memberi reputasi
14