Ternyata bila terlalu banyak makan daging, bisa meningkatkan resiko penyakit ini.
TS
kangjati
Ternyata bila terlalu banyak makan daging, bisa meningkatkan resiko penyakit ini.
Spoiler for Perkenalan dari ane:
Saya Kangjati.
Halo mas dan mbak selamat datang di Thread ane yaa.. hehe
Beberapa hal perlu kita perhatikandalam hidup kita,
apa itu tentang pekerjaan, aktivitas kita, kesehatan kita, hingga pola makan juga nih..
Sebenernya ente udah tahu belum? Apa sih yang bakalan dibahas di Thread hari ini??
Spoiler for Sebelumnya mari kita ulas tentang daging:
Daging ialah bagian lunak pada hewan yang terbungkus kulit dan melekat pada tulang yang menjadi bahan makanan. Daging tersusun sebagian besar dari jaringan otot, ditambah dengan lemak yang melekat padanya, urat, serta tulang rawan.
Sebagai komoditas dagang, daging biasanya disematkan untuk yang berasal dari hewan besar (mamalia dan reptil) saja. Daging semacam ini disebut pula "daging merah", dan diperdagangkan dalam bentuk potongan-potongan, Sementara itu ikan, amfibi, hewan laut dan unggas tidak termasuk komoditas daging, karena dapat diperdagangkan secara utuh. Daging non-komoditas disebut pula "daging putih".
Berdasarkan hewan yang menjadi sumber, dikenal beberapa macam daging, di antaranya
daging sapi
daging kerbau
daging kambing
daging domba
daging babi (termasuk babi hutan)
daging kuda dan daging keledai
daging unta
daging kelinci.
daging unggas (ayam, bebek, burung, dan semacamnya)
Penasaran kan? Kalo gitu langsung aja deh, coba kita simak artikel ane nih, yuk cekidott..
Quote:
Bukan hanya asupan guladan karbohidrat secara berlebih yang bisa meningkatkan risiko diabetes. Makan seporsi daging merah setiap hari juga bisa berefek sama.
Begitu kesimpulan hasil studi di Duke-NUS Medical School Singapura dikutip Straits Times.
Lebih rinci lagi, peneliti menemukan, bahwa mereka yang lebih banyak mengonsumsi daging merah, memiliki kecenderungan 23 persen lebih tinggi untuk terkena diabetes, dibandingkan mereka yang mengonsumsi sedikit daging. Penggemar daging unggas seperti ayam dan bebek juga berisiko terkena diabetes, dengan tingkat kecenderungan 15 persen.
Temuan tersebut merupakan hasil dari Singapore Chinese Health Study. Studi itu melibatkan 63.257 orang penduduk Singapura yang dinyatakan bebas diabetes. Peserta direkrut sekitar tahun 1993 hingga 1998, ketika itu berusia 45-74 tahun.
Mereka diwawancara dua kali tentang diet yang dijalankan, melalui kuesioner yang mencakup 165 jenis makanan, dengan 33 di antaranya mengandung daging. Tujuannya untuk mengetahui dampak pola makan dan faktor lingkungan lain, pada penyakit kronis yang umum seperti kanker dan diabetes.
Faktor yang diperhitungkan meliputi total asupan makanan, status merokok, konsumsi alkohol, indeks massa tubuh (BMI), aktivitas fisik, riwayat hipertensi, dan kepatuhan terhadap diet sehat--tinggi sayuran, buah serta produk kacang kedelai.
Peneliti kemudian melakukan wawancara ulang sekitar 11 tahun kemudian. Saat itulah ditemukan bahwa 5.207 orang menderita diabetes akibat rutin makan daging.
Profesor Koh Woon Puay, penulis senior studi tersebut menginformasikan, rata-rata orang Singapura mengonsumsi 97 gram daging per hari.
Mengapa seporsi daging bisa bermasalah?
Quote:
"Biang masalahnya adalah kandungan heme iron--sejenis zat besi--yang ditemukan pada daging dan unggas," kata Profesor Koh. Tentu, ada kaitan kuat antara kelebihan zat besi dengan risiko diabetes. Penjelasannya bisa dipahami sebagai berikut.
Tubuh sangat membutuhkan zat besi, tetapi tidak dapat memproduksinya sendiri. Zat besi berfungsi memproduksi hemoglobin yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Mengonsumsi makanan mengandung zat besi secara rutin adalah satu-satunya cara.
Secara umum terdapat dua jenis zat besi. Yakni Heme dan nonheme. Heme terdapat dalam makanan hewani seperti ikan, makanan laut, unggas, dan daging merah. Sementara nonheme berasal dari tanaman seperti sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan buah-buahan.
Pada daging merah atau gelap, seperti daging sapi, kambing, babi, termasuk juga paha ayam dan daging bebek--keduanya dianggap daging gelap, terkandung protein mioglobin--di dalamnya terdapat heme--dalam jumlah yang lebih tinggi. Intinya, semakin gelap warna daging, berarti semakin tinggi konsentrasi mioglobin, dan semakin banyak kandungan heme.
Heme lebih cepat diserap tubuh ketimbang nonheme. Namun penyerapan yang berlebihan bisa menyebabkan kelainan sehingga besi terakumulasi di pankreas dan hati.
Akibatnya, kelebihan zat besi tadi bisa menyebabkan stres oksidatif dan peradangan kronis, termasuk kerusakan sel beta di pankreas yang memengaruhi produksi insulin sehingga tubuh kesulitan mengatur kadar glukosa darah, penyebab diabetes.
Tak hanya itu, komponen lain dalam daging merah seperti lemak jenuh, sodium dan nitrit juga diketahui meningkatkan resistensi insulin.
Riset di Singapura ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara, dan diprediksi berlaku menyeluruh di negara lainnya, walau banyak sudah studi di barat memaparkan hal serupa.
Riset di dunia barat
Quote:
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association pernah menyelidiki kematian hampir 700.000 orang pada tahun 2012 akibat penyakit jantung, strok dan diabetes tipe 2.
Peneliti menemukan hampir 50 persen kematian terkait dengan pilihan gizi buruk. Bagi orang yang sudah menderita diabetes, risiko kematian bahkan meningkat jika mengonsumsi lebih banyak daging olahan.
Studi terbaru di Finlandia juga menganalisis diet lebih dari 2.300 pria paruh baya berusia 42 sampai 60 tahun. Pada awalnya, tidak satu pun peserta didiagnosis diabetes tipe 2.
Setelah ditindak lanjuti 19 tahun kemudian, sebanyak 432 peserta dinyatakan positif diabetes. Periset menemukan bahwa orang yang kekurangan protein tumbuh-tumbuhan dan lebih banyak mengonsumsi protein hewani berisiko 35 persen lebih besar terkena diabetes.
Ini mencakup seluruh jenis daging. Baik itu daging merah olahan atau bukan, daging putih, termasuk jeroan seperti lidah atau hati. Studi tersebut menyimpulkan bahwa lebih banyak protein tumbuh-tumbuhan dan telur bisa membantu mencegah diabetes tipe 2.
Begitu pula riset skala besar tahun 2011 di Harvard University. Periset menemukan bahwa orang yang makan satu porsi daging merah setiap hari meningkatkan risiko diabetes 19 persen ketimbang yang tidak.
Bahkan, seporsi daging merah olahan berukuran kecil, seperti satu hot dog atau dua irisan daging asap, meningkatkan risiko hingga 51 persen. Riset ini menyimpulkan bahwa memilih biji-bijian, kacang-kacangan, susu rendah lemak, ikan atau unggas, dan bukan daging merah menurunkan risiko diabetes.
Berdasar simpulan beberapa riset tadi solusi menekan risiko diabetes cukup jelas. Bukan menghindari daging sama sekali, melainkan mengurangi konsumsinya.
Misalnya, daripada makan daging merah terus, alternatif protein sehat berupa dada ayam, ikan atau kerang, juga memperbanyak jenis protein nabati dan produk susu. Tak lupa menerapkan pola makan seimbang 5 sehat * sempurna, lengkap dengan buah dan sayuran.
Nah jadi begitu loh, gimana udah tau kan bahayanya?
Kenapa kita harus menjaga pola makan daging kita.
Terutama nih ya yang suka makan daging, mendingan ente kurang kurangin tuhh...
Ya kemungkinan ente bisa atur misalkan dua hari makan sayuran dan sehari baru makan daging,
selang seling bergilir banyakin makan sayuran, secara rutin sih pastinya.
Si samin, demen warna merah. Mohon diingetin kalo ada yang salah
Quote:
Buat liat informasi menarik lainnya seperti artikel di atas bisa liat Di marih
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng dan cantik deh