- Beranda
- Stories from the Heart
Private Room
...
TS
missyoudie
Private Room
Kaskuser
Story From The Heart
Private Room

Index
Kau akan terjebak dalam waktu yang lama...
Story From The Heart
Private Room

Quote:
Index
Quote:
Kau akan terjebak dalam waktu yang lama...
Diubah oleh missyoudie 25-07-2018 10:24
0
8K
52
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
missyoudie
#1
satu...
kamar kosku sekarang benar-benar kosong dan berdebu, meja yang dulu ada komputer di atasnya sekarang hanya berdiri 2 botol bir yang telah habis dari 3 hari lalu. Sekarang begitu sepi, tak ada internet, pc, gitar dan juga sepatu-sepatu original yang semuanya aku jual. Hidupku emang sedang berat, aku akui itu semua karna gaya hidupku.
Aku selalu terbiasa menggunakan narkoba, dan sekarang semua itu tidak ada artinya, hanya memberi kehancuran buatku. Untungnya, sebulan ke belakang aku sudah bisa menahan untuk tidak memakai lagi narkoba, walau sesekali ada rasa ingin namun aku tahan. Walau dampaknya aku jadi tak bisa tidur, pagi ketemu pagi, hanya melamun dan ngeroko, makan paling sekali, semua karna pikiranku sedang stuck, tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Hp android yang aku punya, tak pernah terisi pulsa atau kuota, semua karna aku menghindari semua teman-temanku yang selalu memaksa menawarkan barang-barang baru.
untungnya di hp masih tersimpan beberapa lagu dari eksplosions in the sky, mogwai, thiswilldestroyyou, dan beberapa lagu-lagu lainnya yang membuatku lebih tenang.
Aku jarang keluar kamar, pintu selalu terkunci, jika ingin makan atau stock rokok habis baru keluar, itu pun harus sembunyi-sembunyi, takut ketahuan anak buah bang Dani. Aku masih punya hutang 500 rb ke bang Dani. Kadang beberapa orang sering datang ke kosan, menggedor gedor pintu untuk menemuiku. Namun aku tak menjawabnya, berpura-pura tidak ada, untungnya ada Cindy, dia yang kos di sebelah kamarku. Aku selalu nitip pesen kalau ada yang nyari aku bilang ga ada. Berkat Cindy mereka anak buah bang Dani ga pernah lama-lama menggedor pintu.
Uang yang ku simpan di bawah kemeja di lemari tinggal 450 rb, sedangkan bayar kosan 600 rb harus di bayarkan seminggu lagi. Aku terus berpikir keras untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Malam itu aku keluar untuk merefresh pikiran, aku jalan kaki memyusuri jalanan menuju keramaian, keramaian yang aku tuju adalah tempat dimana orang-orang pada nongkrong, sebuat taman fasilitas umum yang di gunakan beberapa orang untuk menikmati malamnya dengan nongkrong, mabuk, main skate, atau pacaran. Resikonya gede sih klu aku ke tempat ini pasti suka ada bang Dani, aku harus bersiap jika nanti ketemu. Saat sampai di taman itu, aneh tak seperti biasanya, malam yang masih jam 10 ko masih sepi, biasanya rame, ini malah ga ada orang sama sekali.
Walaupun sepi aku duduk sendiri di anak tangga sambil menatap ke arah jalanan yang juga sepi.
Kunyalakan roko, kepulan asap nikmat malam ini, begitu tenang, setidaknya aku tak terlalu stress mikirin hidup. Walau sebenernya tetap terpikirkan.
"oiii ngapain di situ" teriak seseorang dari belakangku, aku seketika menolehnya.
"emang kenapa?" Tanyaku
Terlihat orang itu membawa keresek hitam dan berjalan menghampiriku.
"kemana aja lu Gip" ternyata dia itu Arul temanku yang udah lama ga ketemu.
"eh arul, kirain siapa, sini rul, sepi di sini tumben pada kemana ya"
Arul duduk di sampingku, "iya Gip emang sepi, soalnya tadi jam 8 an di sini ada yang pada ribut, terus di bubarin sama polisi." Ujar Arul sambil menyimpan keresek yang ternyata isinya botol minuman keras.
"Barudak mana yang ributnya?" Tanyaku
"biasa barudak si bang Dani, pada rehe emang"
"owh si bang Dani, gua juga ada hutang ke si bang Dani, gua kan di cari-cari dari kemarin." Aku menceritakannya pada Arul.
"gua udah tau, kemari anak-anak yang lain pada ngomongin lu Gip"
"masa Rul, gua uda males sih ketemu mereka, giliran gua lagi gini mereka pada ngilang."
"sabar, kan ada gua, yuk mabok dulu" ujar Arul sambil buka tutup botol miras dengan giginya.
Hampir tengah malam kita mabuk di taman itu dan masih bercerita keresahan satu sama lain, karna udah terlalu malam, aku ajak Arul buat tidur di kosan.
Sesampainya di kosan, kita berdua langsung tepar di kasur.
Besoknya Arul sudah duluan bangun, dia sudah pergi. Perutku terasa masih mual dan juga lapar, aku berniat mengambil uang yang aku simpan di lemari, namun uang itu ga ada, aku keluarkan semua baju. Tetep ga ada. "anjingggggg kemana ini duit" aku coba mengingat kembali, cari di jaket, di saku celana, di bawah kasur tetep ga ada. Aku hanya menyisakan uang 20 rb yang aku temukan di saku celana.
kamar kosku sekarang benar-benar kosong dan berdebu, meja yang dulu ada komputer di atasnya sekarang hanya berdiri 2 botol bir yang telah habis dari 3 hari lalu. Sekarang begitu sepi, tak ada internet, pc, gitar dan juga sepatu-sepatu original yang semuanya aku jual. Hidupku emang sedang berat, aku akui itu semua karna gaya hidupku.
Aku selalu terbiasa menggunakan narkoba, dan sekarang semua itu tidak ada artinya, hanya memberi kehancuran buatku. Untungnya, sebulan ke belakang aku sudah bisa menahan untuk tidak memakai lagi narkoba, walau sesekali ada rasa ingin namun aku tahan. Walau dampaknya aku jadi tak bisa tidur, pagi ketemu pagi, hanya melamun dan ngeroko, makan paling sekali, semua karna pikiranku sedang stuck, tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Hp android yang aku punya, tak pernah terisi pulsa atau kuota, semua karna aku menghindari semua teman-temanku yang selalu memaksa menawarkan barang-barang baru.
untungnya di hp masih tersimpan beberapa lagu dari eksplosions in the sky, mogwai, thiswilldestroyyou, dan beberapa lagu-lagu lainnya yang membuatku lebih tenang.
Aku jarang keluar kamar, pintu selalu terkunci, jika ingin makan atau stock rokok habis baru keluar, itu pun harus sembunyi-sembunyi, takut ketahuan anak buah bang Dani. Aku masih punya hutang 500 rb ke bang Dani. Kadang beberapa orang sering datang ke kosan, menggedor gedor pintu untuk menemuiku. Namun aku tak menjawabnya, berpura-pura tidak ada, untungnya ada Cindy, dia yang kos di sebelah kamarku. Aku selalu nitip pesen kalau ada yang nyari aku bilang ga ada. Berkat Cindy mereka anak buah bang Dani ga pernah lama-lama menggedor pintu.
Uang yang ku simpan di bawah kemeja di lemari tinggal 450 rb, sedangkan bayar kosan 600 rb harus di bayarkan seminggu lagi. Aku terus berpikir keras untuk mencari jalan keluar dari masalah ini.
Malam itu aku keluar untuk merefresh pikiran, aku jalan kaki memyusuri jalanan menuju keramaian, keramaian yang aku tuju adalah tempat dimana orang-orang pada nongkrong, sebuat taman fasilitas umum yang di gunakan beberapa orang untuk menikmati malamnya dengan nongkrong, mabuk, main skate, atau pacaran. Resikonya gede sih klu aku ke tempat ini pasti suka ada bang Dani, aku harus bersiap jika nanti ketemu. Saat sampai di taman itu, aneh tak seperti biasanya, malam yang masih jam 10 ko masih sepi, biasanya rame, ini malah ga ada orang sama sekali.
Walaupun sepi aku duduk sendiri di anak tangga sambil menatap ke arah jalanan yang juga sepi.
Kunyalakan roko, kepulan asap nikmat malam ini, begitu tenang, setidaknya aku tak terlalu stress mikirin hidup. Walau sebenernya tetap terpikirkan.
"oiii ngapain di situ" teriak seseorang dari belakangku, aku seketika menolehnya.
"emang kenapa?" Tanyaku
Terlihat orang itu membawa keresek hitam dan berjalan menghampiriku.
"kemana aja lu Gip" ternyata dia itu Arul temanku yang udah lama ga ketemu.
"eh arul, kirain siapa, sini rul, sepi di sini tumben pada kemana ya"
Arul duduk di sampingku, "iya Gip emang sepi, soalnya tadi jam 8 an di sini ada yang pada ribut, terus di bubarin sama polisi." Ujar Arul sambil menyimpan keresek yang ternyata isinya botol minuman keras.
"Barudak mana yang ributnya?" Tanyaku
"biasa barudak si bang Dani, pada rehe emang"
"owh si bang Dani, gua juga ada hutang ke si bang Dani, gua kan di cari-cari dari kemarin." Aku menceritakannya pada Arul.
"gua udah tau, kemari anak-anak yang lain pada ngomongin lu Gip"
"masa Rul, gua uda males sih ketemu mereka, giliran gua lagi gini mereka pada ngilang."
"sabar, kan ada gua, yuk mabok dulu" ujar Arul sambil buka tutup botol miras dengan giginya.
Hampir tengah malam kita mabuk di taman itu dan masih bercerita keresahan satu sama lain, karna udah terlalu malam, aku ajak Arul buat tidur di kosan.
Sesampainya di kosan, kita berdua langsung tepar di kasur.
Besoknya Arul sudah duluan bangun, dia sudah pergi. Perutku terasa masih mual dan juga lapar, aku berniat mengambil uang yang aku simpan di lemari, namun uang itu ga ada, aku keluarkan semua baju. Tetep ga ada. "anjingggggg kemana ini duit" aku coba mengingat kembali, cari di jaket, di saku celana, di bawah kasur tetep ga ada. Aku hanya menyisakan uang 20 rb yang aku temukan di saku celana.
Diubah oleh missyoudie 25-07-2018 10:36
0