Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#3301
The Gifted Can Not Choose The Gift Part 4
Enam ratus tiga puluh sembilan kali, ya enam ratus tiga puluh sembilan kali sudah gw mengedipkan mata diruangan ini, dan ya, gw menghitung semua itu atas kesadaran sendiri, menandakan betapa besar rasa bosan yang gw rasakan ini. Gw mengedikan mata lagi dan melirik ke arah layar besar diatas dimana apa yang dilakukan para dokter di depan itu terlihat secara jelas dan detail dengan data statistik yang di sajikan. Dan benar saja, rasa bosan ini pun juga tidak bisa ditahan oleh dr.Leo, terlihat ia tertidur pulas di atas meja nya. Dan rasa bosan gw pun bertambah parah mengingat ini baru hari pertama, masih ada entah berapa hari lagi gw stuck di negara ini.

‘oi dr.Leo’

‘......hmmm?....’ sautnya

‘Laper’

‘Ugh udah berapa lama saya tidur?’

‘Dari awal. Lebih tepatnya, Delapan jam dua puluh tiga menit empat puluh tujuh detik. Serius, gw gak ngerti apa yang mereka lakukan didepan? Dan mereka adalah orang terbaik yang ada disini?’

‘Hmm, lambat juga ya. Hmm, teknik yang mereka gunakan, sepertinya familiar.’ Ucap dr.Leo

‘Familiar karena, itu mirip teknik DSA, di modifikasi sedemikian rupa. Sia sia.’

‘Kenapa sia sia?’

‘Liat itu, barat daya bagian kiri otak. Tertutup rapat.’

‘Hoo. Ya ya, aneh, mereka ga sadar kalau itu tertutup?’

‘Hmm mungkin mereka pikir itu adalah jalan buntu, atau sesuatu yang permanen, jadi mereka lebih memilih membuka jalan lain. Dan... oooh, ini menarik dr.Leo, pasien itu ga bakal bertahan lama lagi.’

‘Berapa lama waktu yang orang itu punya sebelum point of no return?’

‘Tiga setengah jam? Nah, satu jam buat margin error.’

*CLAP*

Dr.Leo menepuk kedua tangannya keras, sangat keras hingga satu ruangan langsung diam, berhenti dari semua kegiatan yang mereka kerjakan. Gw gak terlalu memperhatikan jelas apa yang dr.Leo katakan karena rasa bosan gw yang amat sangat ini mulai berubah menjadi rasa kantuk, yang jelas, dr.Leo memberhentikan semua operasi, atau lebih tepatnya tes operasi ini karena ia menganggap orang orang jepang ini sudah gagal dalam apa yang mereka kerjakan, sebelum nyawa pasien malang yang tergeletak itu, hilang sia sia. Well, kejadian seperti ini sudah lumrah, pasien yang sudah tidak punya harapan karena mereka mengidap penyakit yang “gak bisa disembuhkan”, biasanya akan di datangi oleh dokter tertentu yang membawa tawaran “kontrak” untuk mencoba metode baru dalam pengobatan mereka, dimana jika pengobatan baru mereka berhasil, pasien itu akan sembuh, jika tidak, pasien itu akan mati, namun tidak akan membawa nama jelek kepada dokter dan rumah sakit yang bersangkutan.

Gw menuruni anak tangga menuju inti ruangan dimana eksaminasi dilakukan. Terlihat dr.Leo mengatakan bahwa percobaan mereka telah gagal dan sebaiknya semua kegiatan diselesaikan. Namun segerombolan orang jepang yang gw asumsi adalah para dokter mulai turun dari tempat duduk masing masing dan memohon untuk kesempatan ke dua ke dr.Leo. dr.Leo pun hanya bisa menghembuskan nafas tanpa mengatakan apapun, kebiasaan yang dia lakukan jika dihadapi oleh orang orang hopeless. Gw berinisiatif untuk membantu dr.Leo keluar dari keadaan ga mengenakan ini.

‘Kalau dr.Leo sudah bilang kalian gagal ya gagal.’ Ucap gw ke arah mereka

‘Diam kau bocah! Kau hanya assisten dr.Leo tau apa hah? Jangan coba angkat bicara kepada yang lebih senior.’ Ucap salah satu dokter tua yang rambut nya sudah bercampur uban

‘Hm? Senior? Kalian tau? Gw gak perlu jadi seorang dokter untuk tau kalau kalian sudah gagal besar dan menghancurkan tubuh pasien kalian sendiri..’ jawab gw

‘Apa?! Dr.Leo, dengan segala hormat, kontrol assisten tuan!’ ucap salah saktu dokter senior itu ke dr.Leo yang hanya dibales senyuman

‘Tiga jam, itu waktu yang pasien itu punya.’ Jawab gw lagi

‘Omong kosong! Semua data menunjukan data stabil!’

Gw hanya melemparkan senyuman ke arah para dokter itu, sambil memperhatikan situasi dibelakang mereka. Ketika para dokter ‘Senior’ berargumen dengan gw, dibelakang ada seseorang yang sedari tadi sudah sibuk untuk mencari kesalahan dalam analisis mereka. Gw memulai langkah gw untuk keluar ruangan ini, perut gw sudah sangat berisik meminta untuk diisi, langsung gw arahkan langkah kaki gw kearah kafetaria rumah sakit ini, diikuti dengan dr.Leo dibelakang.

‘Dan gw kira negara ini penuh dengan orang berintelegensi tinggi’ Keluh gw sambil menduduki kursi dengan segelas teh dingin.

‘Selalu menyenangkan melihat kamu menarik ulur emosi orang tau gak hahaha’ tawa dr.Leo

‘Well, seenggaknya sekarang gw tau kalo lo gak bawa gw kesini buat ngeliat orang di obok obok doang, to the point, apa kerjaan gw kali ini.’ tanya gw ke dr.Leo yang mana langsung membuka tas nya dan mengambil beberapa tumpuk dokumen.

‘Kerjaan kali ini adalah mencari seseorang, anak kecil tepatnya, perempuan, hilang dua tahun yang lalu, tanpa jejak. Umur sekarang kira kira 14-15 tahun, anak orang penting.’

‘Hee, kerjaan kaya gini cocoknya untuk polisi. Dan apa gw terlihat seperti polisi?’

‘Perhatikan ketika saya bilang anak ini adalah anak orang penting.’

‘Seberapa penting? Penting jabatan? Atau penting karena nama?’

‘Dua dua nya’

‘Kalau orang penting seharusnya mereka bisa mobilisasi polisi dong?’

‘Bukan hanya polisi biasa. Yang terbaik yang ada disini sudah dikerahkan.’

‘Kompetensi?’

‘Nay. Dari tiga tim yang dikirim, tiga tiga nya hilang, tanpa jejak, tanpa mayat, hilang.’

‘Ooo menarik.’

‘Yang ditekankan di informasi ini adalah hilangnya para tim yang mencari. Sangat mencurigakan.’

‘Eeeh? Jadi kerjaan ini bukan dari orang tua anak itu?’

‘Bukan.’

‘Dan kenapa gw yang harus mengerjakan ini? Panggil para pemburu dan masalah ini selesai dalam seminggu.’

‘Kamu gak tertarik?’ tanya dr.Leo

‘Well, gw gak bisa bilang gw gak tertarik.’

‘Jadi? Apa salahnya untuk mencoba kalau begitu? Bukannya kamu bosan? Kenapa gak gunakan kerjaan ini untuk melepaskan semua rasa bosan yang sudah kamu pendam itu?’ ujar dr.Leo

‘Kalau kerjaan ini lo sendiri yang menyampaikan nya, ga mungkin hanya sekedar cari bocah doang. Jadi.. berap tingkat kerjaan ini?’ tanya gw

‘Officially? Tingkat satu.’

‘Menurut lo sendiri?’

‘Tingkat tiga.’ Ucap dr.Leo sambil tersenyum

‘Tingkat tiga huh? Bahkan ayah aja hanya pernah ngajak gw paling maksimal ke tingkat dua’

‘Tertantang?’

‘Oke. Gw ambil.’

‘Gud gud.’

‘Sekarang gw butuh informasi.’

‘Semua informasi sudah gw kasiih tau di awal tadi.’

‘The Fuck? Gw butuh detail. Dimana orang tua nya tinggal, dimana lokasi tim yang hilang etc etc.’

‘Semua informasi lokasi ada di map ini’ ujar dr.Leo menyodorkan map

‘Dan nama anak yang gw cari?’

‘Ai’

‘Hahh. Bagaimana dengan kondisi?’

‘Semua cara dibolehkan.’

‘Termasuk...’

‘Ya terminasi dibolehkan.’

‘Fasilitas?’

‘Gunakan apa yang kamu punya dan kamu tau. Tidak ada bantuan dari kita, karena kamu belum resmi lolos tes terakhir.’

‘Jadi gw harus bekerja tanpa sumber bantuan apapun. Ooukayy.’

‘Ohya, jangan lupa bawa alat itu, karena kemungkinan besar kamu akan bertemu orang bersenjata.’

‘Oh itu pasti itu, dan barang itu sudah gw modifikasi supaya lebih fleksibel.’

‘Oh ya, dan ini hadiah dari saya.’ Dr.Leo melemparkan sebuah kunci ke gw
‘Motor, ambil di parkiran nanti.’

‘Thanks. Oh ya. Apa yang bakal gw dapet dari kerjaan ini?’

‘Oh?! Saya kira kau lupa dengan reward nya hahaha.’

‘sudah terlalu lama kerja keras gw diimbali dengan kertas yang ga berharga.’

‘Reward ya? Hmmm. Bagaimana semua yang kamu lihat diperjalananmu nanti?’

‘Hoo. Reward yang misterius huh? Motivasi gw jadi meningkat.’

Dr.Leo langsung meneguk habis minumannya dan beranjak menuju ruangan tadi. Sedangkan gw, dengan estimasi pekerjaan yang dikasih dr.Leo, sepertinya gw akan stay lumayan lama, dan harus memberi tau orang di kantor. Gw langsung menelpon mr.Bushido untuk koordinasi pengambilalihan tugas dan menjaga Anastasya sekali kali, yang dia iyakan tanpa protes. Tak lupa gw menghubungi Anastasya, untuk menjaga rumah dan dirinya dengan baik.

Gw melirik ke arah jam dinding yang ada di kafetaria ini, gak terasa dua jam sudah berlalu, gw pun langsung meneguk minuman terakhir gw dan berjalan ke ruangan yang tadi. Didalam ruangan operasi ini sudah terlihat para dokter senior yang tadi berargumen dengan gw sedang mengutak atik badan pasien itu sambil mendengarkan updatetan data vital nya. Gw gak ngerti omong kosong apa lagi yang mereka lakukan, namun yang pasti, perkataan gw benar, bahwa kondisi pasien itu sudah tidak tabil, atau lebih tepatnya dalam keadaan deteriorasi yang sangat cepat, mengingat dua jam sudah berlalu, berarti pasien itu hanya punya satu jam sebelum dia mati konyol di tangan para dokter senior itu. Ditempat duduknya di atas, dr.Leo terlihat sedang melihat pantauan data di layar atas dengan senyuman khas nya. Gw gak tau persetujuan apa yang dilakukan para dokter itu dengan dr.Leo, tapi yang pasti, semua itu berakhir ketika pasien yang bersangkutan mati.

Ketika waktu menggerogoti nyawa pasien itu tanpa henti, ketika para dokter senior itu terlarut dalam ego mereka sebagai yang maha tau, ketika hasil akhir sudah terlihat jelas di mata gw dan dr.Leo, seseorang masuk keruangan utama, seorang wanita muda, mungkin seumuran gw, lebih tepatnya seorang dokter, aah dokter yang gw sempat perhatikan sebelum keluar tadi, berjalan kepinggiran ruangan operasi yang berhadapan tepat di depan tempat duduk observasi dimana gw dan dr.Leo duduk ini. Ia lalu membungkukan badannya, ke arah dr.Leo dan menyebutkan perkataan yang diluar dugaan.

‘Maaf sebesar besar nya kepada Leo-sensei atas waktunya yang sudah terbuang sia sia di hari pertamanya sejak datang ke sini. Saya, membawa nama Yumikawa-sensei, untuk memohon perpanjangan waktu untuk mempelajari lebih dalam kasus pasien ini.’ ucap dia

‘Hoo kau murid Yumikawa huh? Dan apa yang menurut kamu saya lakukan kepada pasien yang sudah di ujung tanduk itu? Menunda kematianny?’ tanya dr.Leo terkekeh

‘Sesuatu yang tidak mustahil untuk seorang yang tinggi seperti Leo-sensei.’ Balas dokter itu kali ini mulai mengangkat kepalanya menatap dr.Leo

‘Dan kenapa saya harus memberi kamu waktu lebih?’

‘Karena saya yakin saya tau inti masalah kasus ini, yang saya perlukan hanya waktu.’

‘Berapa lama waktu yang kamu butuhkan?’

‘Dua minggu.’ Ucap dia

Ketika dokter muda itu berbicara, dokter senior yang ada dibelakangnya hanya bisa tertunduk malu, karena memang mereka tidak bisa mengunkiri bahwa apapun yang mereka lakukan saat ini adalah sesuatu yang sia sia. Ketika dr.Leo mendengar permintaan waktu dua minggu dari dokter itu gw memberikan suara gw ke dr.Leo.

‘Oy, dua minggu? Lama banget! Dulu lo kasi gw waktu cuman 36 jam.’ Protes gw.

‘Kamu berbeda.’ Jawb dr.Leo

‘Kalau orang bodoh kaya gw bisa, mer-‘

‘Adi, udah berapa kali saya bilang jangan bicara seperti itu ke diri sendiri?’ tatap dr.Leo ke gw
‘Denger, untuk dengan yakin meberikan kita estimasi waktu selama dua minggu, dokter muda itu pasti, punya kompetensi, cuman saya gak tau seberapa jauh kompetensi dia. Hmm. Menarik.’

‘Well, terserah lo lah, gw punya pekerjaan lain.’ Ucap gw menyerah.

‘Hahaha. Ok!. Permintaan diterima! Saya kasih waktu dua minggu.’ Ucap dr.Leo lalu berdiri sambil menarik kerah gw yang membuat gw berdiri juga.
‘Di, urusin tuh pasien.’ Perintah dia

‘Hee? Bukannya itu kerjaan-‘ gw langsung berenti ketika dr.Leo mengepalkan tangannya ke depan muka gw.

Gw langsung turun ke ruang utama operasi itu, lalu mengambil enam buah jarum, dan segulung benang. Gw juga meminta izin untuk membongkar ECG lalu mengambil sumber energinya. Gw tusukkan enam jarum itu ke enam tempat berbeda, satu di tempurung kepala, satu di tangan masing masing, satu di kaki masing masing, dan satu yang terakhir tepat di jantung. Gw hubungkan keenam jarum itu dengan komponen ECG yang sudah gw utak atik jadi sebuah sumber energi melalui benang sebagai medium. Gw percikkan sedikit listrik dan voila! Pasien ini menjadi seorang manusia abadi, selama jarum yang gw tusukkan ga dilepas.

‘Selesai. Pasien ini tidak akan mati selama sistim yang gw tancapkan tidak diganggu. Jika kalian sudah yakin dengan jawaban kalian, copot semua yang gw tancap dan mulai operasi lagi. Tapi ingat, waktu yang dia punya tetap sama, yaitu tinggal satu jam.’ Gw pun lalu berjalan keluar mengikuti dr.Leo yang menuntun gw untuk amsuk kesebuah ruangan yang gw taksir sebagai gudang. Dia ingin membantu gw menyiapkan alat alat perjalanan gw.

‘jadi apa yang kamu bawa dari Russia?’ tanya dr.Leo

‘Selalu, pisau pisau kesayangan gw.’ ucap gw sambil membuka gulungan tas yang berisi berbagai macam pisau yang gw gunakan.

‘Apalagi yang kamu butuhkan?’

‘Botol kecil yang kosong.’

‘Buat?’

‘Untuk campuran remedi gw.’

‘Terus?’

‘itu aja, semua gw udah punya.’ Ucap gw yakin

‘Yakin ga mau bawa satu atau dua pistol gitu? Siapa tau kamu mau nembak orang hm?’

‘Ah itu gampang, kalau ketemu orang yang bersenjata, gw bisa pinjam dari mereka.’

‘Hm. Ok, Ok. Botol kosong yang kamu mau sudah saya siapkan nih cepet masukin yang rapi.’

‘iya iya bawel.’

‘Inget, kamu harus-‘

‘Bijak dalam memilih keputusan, yaya, udah ribuan kali Ayah berkata seperti itu dulu.’

‘Bagus lah.’

‘Oh ya, dr.Leo.’

‘Hm?’

‘Thanks. Buat kerjaan ini. Gw hampir gila dalam kebosanan.’

‘Kerjaan pertama mu sendirian bukan?’

‘Nah, ini yang kedua.’

‘Oh iya iya. Kalo gak salah kerjaan pertama mu di Jepang juga kan? Bertahun tahun lalu.’

Gw hanya tersenyum. Lalu berjalan keluar dari ruangan ini, menuju ke pintu keluar. Namun apa daya langkah kaki memilih untuk mampir ke kafetaria dulu untuk membeli minuman. Sampai di kafetaria gw berjalan ke penjual dan memesan sebuah kopi. Gw memberikan bayaran gw, ketika kopi yang gw pesan datang. Gw berjalan menjauh dari penjual tadi dan berhenti ketika gw mendengar suara yang familiar yang terdengar dari arah vending machine.

‘Ugh. Hari ini sepertinya hari sialku.’ Suara wanita yang pasrah mengeluh. Gw langsung mencari sumber suara itu, ternyata adalah dokter muda yang memohon ke dr.Leo tadi. Gw langsung menghampiri dia.

‘Minumanmu stuck?’ tanya gw

‘Hm? Oh iya nih.’ Ucap dia pendek masih dalam posisi berjungkuk di depan tempat minum keluar di mesin ini.

Tanpa basa basi gw langsung memukul vending machine itu. Dan dengan instan, minuman yang nyangkut itu turun kebawah.

‘Waaaah. Minumankuu. Terima kasih, terima kasih.’ Ucap dokter muda itu sambil berkali kali menunduk

‘Lain kali kalau sebuah mesin rusak, coba pukul berapa kali dulu. 50% betul.’

‘Hahaha. Eh? Kamu? Bukannya assistennya Leo-sensei?’

‘Assisten ya? Kurang lebih begitu.’

‘O-oh oke. Terima kasih lagi ya.’

‘Oh ya buat saran aja. Untuk pasien itu, coba perhatikan otak kiri dia.’ Ucap gw lalu berbalik dan meninggalkan rumah sakit ini.
Diubah oleh open.minded 08-09-2017 06:32
fakecrash
g.gowang
sormin180
sormin180 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.