- Beranda
- Stories from the Heart
Bersamamu Aku Khilaf
...
TS
sukagelap
Bersamamu Aku Khilaf
Sobat Story From The Heart
Bersamamu Aku Khilaf
"karna kepergianmu bukan tentang merindu, lebih dari itu, separuh aku bersamamu."
Hai sobat kaskuser khususnya bagi pembaca di Story From The Heart ^^
Cerita ini berdasarkan dari apa yang pernah TS jalani, semoga kalian bisa menikmatinya.
April,
Sebuah kedai di kota Bandung terletak di dekat Sabuga, itu adalah tempat dimana pertama kali aku melihatmu.
Hawa dingin menjelang jam 9 malam, membuat hidungku mulai meler, temanku Danil menawarkan segelas minuman keras sejenis anggur merah, aku menolaknya karna emang sudah berhenti minum-minum sejak setahun lalu.
"Owh didinya mah uda berhenti minum di,aslinya ga akan nih" ujar Danil menggoda.
Aku menolaknya dan lebih memilih minum kopi yang ada di meja.
Aku dan Danil belum lama berteman, kita ketemu karna ini adalah acara komunitas yang ada di group, setiap sabtu sering di adakan meet up, kebetulan aku dan Danil baru mengikuti meet up yang pertama.
Waktu lambat laun berlalu, kita asik ngobrol, teman-teman baru itu membuatku semakin asik.
Aku emang gondrong semenjak galau, sekitar 2 tahun aku sudah gondrong.
Dan selama 2 tahun pula aku memilih sendiri. Ada hal yang membuatku sendiri, aku masih memikirkan dan berharap pada dia.
Terimakasih sudah membaca ^^
Di tunggu ya lanjutan ceritanya...
INDEX
Bersamamu Aku Khilaf
"karna kepergianmu bukan tentang merindu, lebih dari itu, separuh aku bersamamu."
Hai sobat kaskuser khususnya bagi pembaca di Story From The Heart ^^
Cerita ini berdasarkan dari apa yang pernah TS jalani, semoga kalian bisa menikmatinya.
April,
Sebuah kedai di kota Bandung terletak di dekat Sabuga, itu adalah tempat dimana pertama kali aku melihatmu.
Hawa dingin menjelang jam 9 malam, membuat hidungku mulai meler, temanku Danil menawarkan segelas minuman keras sejenis anggur merah, aku menolaknya karna emang sudah berhenti minum-minum sejak setahun lalu.
"Owh didinya mah uda berhenti minum di,aslinya ga akan nih" ujar Danil menggoda.
Aku menolaknya dan lebih memilih minum kopi yang ada di meja.
Aku dan Danil belum lama berteman, kita ketemu karna ini adalah acara komunitas yang ada di group, setiap sabtu sering di adakan meet up, kebetulan aku dan Danil baru mengikuti meet up yang pertama.
Waktu lambat laun berlalu, kita asik ngobrol, teman-teman baru itu membuatku semakin asik.
Aku emang gondrong semenjak galau, sekitar 2 tahun aku sudah gondrong.
Dan selama 2 tahun pula aku memilih sendiri. Ada hal yang membuatku sendiri, aku masih memikirkan dan berharap pada dia.
Terimakasih sudah membaca ^^
Di tunggu ya lanjutan ceritanya...
INDEX
Spoiler for Index:
Diubah oleh sukagelap 07-09-2017 11:08
anasabila memberi reputasi
1
3.3K
16
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
sukagelap
#14
Kehampaan
Sudah 3 hari aku dan Sasa chat terus, hampir tiap waktu, setiap malam yang biasanya sepi, kini ada Sasa yang bikin hp ga sepi. Tiap malam dia sering telepon ampe subuh, Sasa sering cerita tentang masalahnya. Masalah yang sebenarnya serupa dengan yang aku alami.
Menjelang jam 3 pagi...
"di, ko suara kamu pelan gitu sih, suara kamu tuh, nafasnya itu tuh kaya ngajak" ujar Sasa di balik telepon.
"hah, da aku mah emang gini suaranya, seksi ya, haha serak serak banjir hahaha"....." Ngajak apa ai kamu," kataku
"ngajak itu tuh, aku ga kuat sumpat itu nafasnya kedengeran"
"iya kan aku pake headset, ini microfonnya aku tempelin di mulut, biar jelas suara akunya"
"jelas sih, tapi nafasnya kedengeran juga, itu jadi bikin deg degan tau, kamu yah."
"hahaha, ih kamu baru sama suara aja uda deg degan, gimana kalau ketemu, nanti serangan jantung, liat aku tinggi, gondrong, kumisan, nanti aku culik kamu yah, hehe"
"mau dong di culik kamu di, hahaha" Sasa tertawa puas.
kita teleponan dari jam 2 an sampe jam set 6, beres teleponan aku ke pasar deket rumah beli kupat tahu, serabi, sama martabak kacang ala ala pasar yang murah meriah, itu enak buat sarapan.
Ke pasar jaraknya kurang lebih 700 meter, aku jalan kaki sambil menghirup udara pagi yang sejuk.
Entah kenapa aku suka sekali beli makanan atau belanja di pasar, bagiku pasar adalah surga buat jajan.
Di samping banyak mahmudnya. Entahlah mamah muda itu selalu membuatku ingin meliriknya. Setelah sarapan lalu tidur nyenyak, begitu menyenangkan hidup bebas seperti ini.
Namun di balik kebebasanku, aku terpikir untuk hidup lebih baik lagi, dulu semasa kerja rutinitas normalku buat aku produktif, namun sekarang aku egois, hanya memikirkan hari ini, dan mengabaikan masa depan.
Aku tau dan sadar, semua impianku hancur hanya karna sakit hati. Tuhan aku terlalu bodoh sekarang, namun aku terjebak dalam kehampaan ini.
Note : mahmud = mamah muda
Terimakasih sudah membaca ^^
Sudah 3 hari aku dan Sasa chat terus, hampir tiap waktu, setiap malam yang biasanya sepi, kini ada Sasa yang bikin hp ga sepi. Tiap malam dia sering telepon ampe subuh, Sasa sering cerita tentang masalahnya. Masalah yang sebenarnya serupa dengan yang aku alami.
Menjelang jam 3 pagi...
"di, ko suara kamu pelan gitu sih, suara kamu tuh, nafasnya itu tuh kaya ngajak" ujar Sasa di balik telepon.
"hah, da aku mah emang gini suaranya, seksi ya, haha serak serak banjir hahaha"....." Ngajak apa ai kamu," kataku
"ngajak itu tuh, aku ga kuat sumpat itu nafasnya kedengeran"
"iya kan aku pake headset, ini microfonnya aku tempelin di mulut, biar jelas suara akunya"
"jelas sih, tapi nafasnya kedengeran juga, itu jadi bikin deg degan tau, kamu yah."
"hahaha, ih kamu baru sama suara aja uda deg degan, gimana kalau ketemu, nanti serangan jantung, liat aku tinggi, gondrong, kumisan, nanti aku culik kamu yah, hehe"
"mau dong di culik kamu di, hahaha" Sasa tertawa puas.
kita teleponan dari jam 2 an sampe jam set 6, beres teleponan aku ke pasar deket rumah beli kupat tahu, serabi, sama martabak kacang ala ala pasar yang murah meriah, itu enak buat sarapan.
Ke pasar jaraknya kurang lebih 700 meter, aku jalan kaki sambil menghirup udara pagi yang sejuk.
Entah kenapa aku suka sekali beli makanan atau belanja di pasar, bagiku pasar adalah surga buat jajan.
Di samping banyak mahmudnya. Entahlah mamah muda itu selalu membuatku ingin meliriknya. Setelah sarapan lalu tidur nyenyak, begitu menyenangkan hidup bebas seperti ini.
Namun di balik kebebasanku, aku terpikir untuk hidup lebih baik lagi, dulu semasa kerja rutinitas normalku buat aku produktif, namun sekarang aku egois, hanya memikirkan hari ini, dan mengabaikan masa depan.
Aku tau dan sadar, semua impianku hancur hanya karna sakit hati. Tuhan aku terlalu bodoh sekarang, namun aku terjebak dalam kehampaan ini.
Note : mahmud = mamah muda
Terimakasih sudah membaca ^^
0