Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

setiawanariAvatar border
TS
setiawanari
Patahan Salib Bidadari
In the name of Allah, the beneficient, the merciful
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Patahan Salib Bidadari
Terimakasih untuk gambar sampulnya awayeye

Terimakasih Kaskus, khususnya untuk sub forum SFTH yang telah menyediakan tempat menampilkan sebuah cerita. Sebuah fasilitas yang akan saya gunakan untuk menulis dimulai dari hari ini hingga di hari-hari selanjutnya.

Terlepas dari nyata atau tidaknya cerita ini, adalah tidak terlalu penting karena sebagian dari kisah nyata dan sebagian dari imaginasi saya. Harapan saya tokoh-tokoh dalam cerita ini dapat menjadi inspirasi untuk para pembaca cerita yang saya tulis ini dapat menjadikan saya untuk terus berkreatifitas.

Mohon maaf jika materi dalam cerita ini nantinya ada kesalahan dan menyinggung pihak-pihak tertentu sekiranya nasihat, kritik dan saran dari agan/sista yang lebih berpengalaman selalu sangat saya harapkan.

Menemani istirahat untuk menghilangkan lelah setelah pulang kerja/sekolah/kuliah, atau saat sedang menunggu sesuatu mari kita baca ceritanya. Ditemani alunan musik dan segelas kopi/cokelat/susu/teh hangat kita kembali ke beberapa tahun yang lalu!!!.


PEMBUKA CERITA

Terpaku di dalam rasa cinta yang tak mungkin pudar, menanti cinta datang membawa arti sampai segenap organ ini berhenti.

Sore itu saat cuaca cerah di lantai 6 gedung akademisi yang melahirkan sarjana ekonomi terbaik aku termenung. Melamunkan manis, asam, asin dan pahitnya segala kehendak Tuhan yang dianugerahkan kepada salah satu ciptaanNya.

Manusia diberikan otak untuk berfikir dan menggunakan logika lalu diberikan hati untuk merasakan. Hati adalah malaikat sedangkan otak kadang menjadi iblis dan sangat sulit untuk mengontrolnya menjadi malaikat. Hati menjerit saat kita berbuat salah sedangkan otak adalah penyebab semua kesalahan yang dilakukan manusia. Malaikat dan iblis adalah gambaran dari manusia, sebagai simbol antara kebaikan dan kejahatan. Kebaikan tidak akan bersanding dengan kejahatan dan sebaliknya.

“Permisi Mas! Bisa pindah duduknya, lantainya mau di bersihkan!” Sapa seorang petugas cleaning service membuyarkan lamunanku.
“Oh, iya mas”. Jawabku sambil berlalu pergi menuju tempat parkir motor tepatnya dihalaman depan kampus.

Karamnya cinta ini
Tenggelamkanku diduka yang terdalam
Hampa hati terasa
Kau tinggalkanku meski ku tak rela
Salahkah diriku hingga saat ini
Kumasih mengharap
Kau tuk kembali………


Sore itu gerimis turun saat aku pulang, tak terasa sampai ditempat kos yang kebetulan hanya berjarak 10 menit dari kampus air hujan membasahi jaket jeans yang ku kenakan. Segera aku mengambil handuk dan membersihkan diri, bersiap untuk mengucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa. Dengan ritual sholat Ashar aku merasakan kedamaian yang tidak ada bandingannya, sebagai bentuk kepatuhan dan rasa syukur atas semua yang diberikan Tuhan baik itu berkah yang membuat hati senang maupun musibah sebagai ujian kepada hambanya agar menjadi sosok yang lebih kuat.

Waktunya istirahat, kurebahkan badan ini di kasur busa sebagai surga dunia yang paling indah, sambil memutar lagu menemaniku melepas lelah. Secangkir kopi hitam telah kusiapkan untuk menghangatkan suasana karena diluar hujan turun semakin deras. Kupandangi sebuah kalung berwarna emas berliontin salib yang bersanding dengan sebuah kalung perak berliontin lafaz Allah, tergantung dibawah poster foto Ibu Sundari Sukotjo tepat di tengah-tengah dinding kamar kosku. Masih menampakkan kilaunya meski kalung-kalung itu sudah hampir 4 tahun lamanya. Aku bangkit dari tempat tidur, meminum sedikit kopi hitam, sambil menarik nafas dalam sedalam yang aku mampu. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu di sore ini, ya aku merasakan suatu kerinduan yang luar biasa dengan pemilik kalung salib yang tergantung dikamarku, seorang yang sangat suka musik klasik, seseorang pecinta sepakbola, seseorang yang suka kopi hitam dan mungkin pernah mencintaiku walaupun tak pernah mengungkapkan sepatah katapun.

“Ya Tuhan hari ini aku kangen banget sama dia, meski tak sebesar kangen ku kepadaMu, tapi sungguh seolah-olah aku merasa sangat lemah dan sangat kehilangan. Hari ini tepat 4 bulan yang lalu dia beranjak pergi dari tempat ini, dia pergi untuk cita-citanya, untuk impiannya dan bodohnya aku belum sempat mengutarakan seluruh perasaanku kepadanya. Perbedaan keyakinanlah yang menghalangi, aku bahkan hanya bisa diam membisu saat ku ingin mengucapkan seluruh rasa cinta ini aku takut rasa cinta kepada makhluk ciptaanMu melebihi rasa cintaku padaMu. Tak kuasa air mata ini menetes, berusaha ku tahan tapi tak sanggup karena mungkin ini air mata rindu yang mencapai puncaknya.

Aku bukan seorang penulis tetapi hari ini tiba-tiba ingin sekali aku ingin sekali memainkan jariku di keyboard yang biasanya hanya kupakai untuk membuat tugas. Aku ingin menulis tentang dirimu tentang cerita kita, walaupun mungkin tidak berujung bahagia tidak apa karena mungkin dengan tulisan ini aku bisa mencurahkan segala isi hati dan kerinduanku kepada mu. Kenangan indah tentang hari-hari yang pernah kulalui dengan seorang bidadari yang telah merubah seluruh hidupku, meski meninggalkan perasaan yang terus menggantung entah sampai kapan. Bidadari yang datang di hidupku, menemaniku sejenak lalu pergi meninggalkan patahan salibnya di hidupku.


Mungkin suatu saat nanti
Kau temukan bahagia meski tak bersamaku
Bila nanti kau tak kembali
Kenanglah aku sepanjang hidupmu


Sekilas Gambar Tentang Aku
Harapan Sesuai dengan Kenyataan
Kerikil Kecil dan Awan yang Jauh
Pertemuan dengan Sahabat
Sepatu Mengawali Sebuah Impian
Dunia Kampus dan Teman Baru
Keluarga Kecil Bernama HALTE
Sesuatu Mengganggu Pesta Akhir Smester
Diantara Rasa Kagum dan Penasaran
Meluapnya Sebuah Emosi
Hubungan yang Semakin Dekat
Kegelisahan Menghadapi Perasaan yang Berbeda
Siang Menjadi Malam dan Sebaliknya
Perjalanan yang Semakin Indah

Momen Menggelikan dan Warna Kehidupan
Dilema Menghadapi Ungkapan Perasaan
Tetangga di Sekitar Kami
Liontin Salib untuk Leher yang Indah
Kepedihan Cerita di Masa Lalu
Senyuman untuk Hati yang Terluka
Sosok yang Menjadi Pertanyaan
Mencoba Menghilangkan Trauma
Pelangi yang Hilang Bersama Turunnya Hujan
Malam Kebahagiaan Bersama Keluarga Kecil
Bidadari Kecil Kini Telah Dewasa
Kebahagiaan Kini Tinggal Prasasti
Semua Terjadi Sangat Cepat
Sebuah Cinta yang Salah
Surga yang Tak Layak untuk Dilihat
Rumput Dingin Di Bawah Bangku Taman
Pahitnya Sebuah Ucapan
Air Mata Menepis Kerasnya Kata-kata
Satu Langkah ke Arah Normal
Bertahan Hanya dalam Waktu Singkat
Semakin Tenggelam dalam Kedekatan
Lilin Kecil di Malam Penuh Kebahagiaan
Selamat Datang Kemarau
Kerinduan yang Teramat Dalam
Hembusan Angin Masa Lalu
Sayap yang Kuat Untuk Bidadari Kecil
Tinta Biru Menorehkan Luka
Berusaha Menyembunyikan Luka
Hilangnya Rasa Segan
Keberhasilan Tanpa Perayaan
Berharap Hanya Andai Saja
Serpihan Kenangan yang Menyiksa
Tempat Baru
Berita Baik Bersama Undangan
Selamat Menempuh Hidup Baru
Kesan yang Baik di Hari Pertama
Insiden Kecil dan Masa yang Telah Terlewati
Menutup Momen 4 Tahun Kebersamaan
Kotak Makan Siang
Keberanian Untuk Memulai
Pahitnya Sambutan Selamat Datang
Seperti Kembali ke Waktu Itu
Teka Teki dari Perhatian Sederhana
Cerita di Ujung Sore
Peneduh Panasnya Amarah
Mengungungkapkan tak Semudah Membayangkan
Titik Terang yang Terasa Gelap
Patahan Salib Bidadari
Terimakasih Untuk Masa yang Terlewati
Apa yang Sebenarnya Terjadi
Kembali Terjatuh
Dunia Ciptakan Keindahan
Dan Kebahagiaan [TAMAT]

Kata Penutup (Q&A)
Diubah oleh setiawanari 10-07-2018 10:35
calebs12
nona212
nona212 dan calebs12 memberi reputasi
3
110.7K
608
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Tampilkan semua post
setiawanariAvatar border
TS
setiawanari
#23
Hubungan yang Semakin Dekat
“Sher, tas sama motor gua gimana ya tadi masih di halte!”
“Udah tenang aja tadi gua udah sms Ambon buat beresin tas sama motor lo, kuncinya ada di Babe kan?”
“Iya gua titipin disana, makasih ya Sher.” Kataku memasuki ruang pengobatan.
“Kamu ini udah gak sekolah kok masih pada tawuran sih.” Kata dokter Murti, dokter yang bertugas di klinik itu, sambil membersihkan darah di alis dan pipiku.
“Bukan tawuran Dok, tapi digebukin akibat salah sasaran, auh pelan-pelan Dok sakit.” Kataku saat Dokter mulai menjahit lukaku. Sementara Sherly duduk di samping kiriku, memperhatikan sambil sesekali menggigit bibir bawahnya, tangannya memegang erat lenganku.

“Nah udah selesai, ini resepnya kamu sambil di apotik depan ya? Oh iya pacarnya di jagain ya mbak kalau masih suka berantem diputusin aja, dari pada tar kalau udah berkeluarga mbaknya cepet jadi janda.” Kata dokter Murti. Aku Dan Sherly secara bersamaan saling menatap secara tidak sengaja.
“Dokter bisa aj, iya dok kalau masih berantem aja tar aku jewer kupingnya sampai putus, makasih ya dok.” kata Sherly keluar tempat praktek, aku mengikuti di belakangnya menuju apotek. Aku menunggu dimobil, sementara Sherly yang mengambil obatnya.

“Lho, kok lo malah duduk di situ, minggir-minggir.” Kata Sherly.
“Ehm, tadi berapa semuanya.” Kataku
“Udah gak usah, tar aja kalau udah sembuh bayarin gua makan bebek Pak Slamet oke.” Kata Sherly.
“Oh, yaudah berarti sekarang gantian gua yang bawa mobilnya, Lo duduk manis.” Kataku sambil menyalakan mesin mobil.
“Yakin ni lo gapapa Wan? Gak sakit?” Kata sherly duduk di samping kiriku.
“Udah tenang aja baru luka kaya gini ma gak berasa.”
“Sombong.” Kata Sherly sambil memegang alisku yang ditutup perban.
“Auuuww sakit-sakit.” Kataku menahan nyeri.
“Katanya gak berasa, hah coba sini sini gua pencet, katanya gak berasa.”
Jangan, iya-iya sakit-sakit, berasa.”
“Makanya jadi orang jangan belagu, orang sakit bilang gak sakit.”

Akhirnya aku menginjak gas, ternyata lebih enak membawa mobil sedan tidak seperti mobil pik up milik paman dikampung yang sering digunakan untuk mengangkut padi. Setirnya terasa ringan, persenelingnya juga empuk dan baru diinjak gas sedikit saja mobil sudah bisa lari. Tapi sayang mau sekencang apapun mobil yang kita pakai tetap akan kalah dengan kemacetan.

“Lho kok kesini sih Wan, kan tadi gua bilang kalau lo udah sembuh, bukan sekarang.” Kata Sherly dengan nada kesal karena aku hentikan mobil di resto Bebek Goreng Pak Slamet.
“Udah ayook gua laper, tenaga terkuras tadi, jadi sekarang aja makan bebeknya, ayo masuk, lo juga udah laper kan?” Kataku menarik tangan Sherly.

Tempat makan ini belum begitu ramai karena ini baru jam 5 sehingga kami bebas memilih tempat duduk. Aku memilih tempat duduk lesehan dekat dengan kipas angin. Pesanan pun datang 3 porsi nasi putih, dua potong dada bebek goreng sambel hijau, dua porsi tumis kangkung, dan dua gelas besar jeruk hangat.
“Busyet, Gila lo pesen banyak amat Wan, yakin ini habis.” Kata Sherly.
“Hhmm, habis lah Sher makan gua kan banyak, hehehhehe ayok di makan, iler lo udah hampir netes tu.”
“Iih, jorok lo ma mau makan juga.” Kata Sherly lalu memulai menyantap bebek gorengnya.

Resto tidak terlalu besar namun ditata sangat rapi, sehingga membuat pengunjung sangat nyaman. Akhirnya kami habiskan makanan diatas meja, hanya menyisakan tumpukan tulang-belulang bebek.

“Uuh kenyang, Wan lo banyak juga makannya tapi kok gak gendut sih, banyak cacingnya ya dalam perutmu?” Kata sherly.
“Bukan cacing tapi uler! Ya kali gw miara cacing di perut.” Kataku.
“Ya kali aja, hehehehe.” Jawab Sherly.
“Ini ma karena proses metabolisme tubuh gua bagus Sher jadi hanya menyerap zat-zat yang dibutuhkan saja sisanya dibuang, sama diimbangi olahraga yang cukup.”
“Widih, bahasa lo udah kaya ahli gizi, hahahahaha, Wan tadi kok bisa sih?” Tanya Sherly.
“Bisa apa? berantem,? Abis dia yang mulai duluan, padahal gua udah tahan-tahan.”
“Tapi tadi gua takut banget, gemeteran, terus tadi kok lo ngomong, gitu ke Randy?” Tanya sherly
“Ngomong apaan sih? Bentak-bentak dia gitu?”
“Bukan, yang tentang gua itu, kok bisa sih wan,?” Kata Sherly matanya sayu menatapku.
“Ooh, jangan gitu dong liatnya Sher, tadi itu gua emosi aja apalagi pas dia nyebut-nyebut nama lo sekalian aja aku panasin, lagian orang-orang juga nyangkanya begitu kan? Meski kenyataannya enggak, jangan marah ya Sher, please,!! Kataku menjelaskan.
“Ih, siapa yang marah'' Jawab Sherly.
“Itu mukanya sedih gitu, senyumnya dong, kalau lo sedih luka ku sembuhnya tar lama lho.”
“Biarin, biar kapok, Wan gua minta maaf ya gara-gara gua lo jadi begini,'' kata Sherly kembali melihatku dengan tatapan sedih.
“Tu kan liatnya begitu lagi, Sher ini ma bukan gara gara lo tapi emang anak itu udah lama gak suka sama gua, dan mungkin hari ini diluapin semuanya.”
“Randy itu suka sama gua Wan, dia terus deketin gua, Lo inget kan waktu kita jalan ke Starbucks, dia nunggu gua didepan apartemen, terus gua bilang kalau gua udah dijemput cowok, dia gak percaya, makanya gua suruh dia liat gua dijemput lo, biar dia tau kalau gua udah punya cowok, dia pergi, tapi kejadiannya malah begini.” Kata-kata Sherly yang membuatku kaget bercampur kecewa.
“Ooh, jadi lo manfaatin gua buat urusan lo Sher? Jadi selama ini lo, aaahhhh ternyata lo….” Ucapku sambil berlalu pergi meninggalkan meja makan.
“Awan, wan tunggu wan lo mau kemana, dengerin gua dulu Wan, denger dulu.” Kata Sherly mengejarku.
“Apalagi Sher udah jelas-jelas lo deketin gw bukan sebagai temen tapi malah lo manfaatin gw……” Kataku tidak bisa melanjutkan kata-kata karena sangat kecewa.
“Yaudah kita bicara dulu wan biar gua jelasin.” Kata Sherly sambil mengajakku masuk ke mobil dan kami pun pergi dan berhenti di kedai kopi tak jauh dari bebek Pak Slamet. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut kami saat diperjalanan sampai akhirnya kami duduk di sebua kursi yang disediakan pengelola kedai.
“Wan, please Wan jangan marah sama gua dong Wan gua gak pernah ada kepikiran kaya gitu, gua tulus temenan sama lo gak ada kata manfaatin Wan gak ada, semua ini cuma kebetulan disaat gua bingung ternyata ada lo yang jadi korban.” Kata Sherly mengiba.
“Tapi yang gua rasain beda Sher, gua kecewa, bukan karena digebukin tapi, gua merasa apa yang selama ini lo lakuin ke gua ternyata ada maksudnya lain.”
“Ya ampun Wan gimana sih gua jelasin ke lo sih Wan. Randy udah lama deketin gua, dan gw akhirnya kenal sama lo bukan karena masalah Randy. Waktu itu saat kita jalan gak ada niat sedikitpun buat manfaatin lo. Tiba-tiba Randy nekat terus kebetulan lo berada diwaktu yang sama. Gw menganggap lo salah satu jalan keluar Wan, gw gak punya temen cowok kaya lo. Lo itu beda dari yang lain dan gw berfikir dengan adanya lo gua bakal bebas dari cowok freak yang sering telpon tengah malam, ngirim SMS mesum hampir tiap hari. Tapi harapan gw salah, lo udah anggep gua manfaatin lo, gua salah, gua salah mengambil jalan dan bawa lo dalam masalah gua. Sekali lagi gua minta maaf ya Wan. Mungkin lo tega di lain hari lo liat temen lo ini akhirnya jatuh ke tangan cowok nekat kaya Randy.” Penjelasan Sherly sambil meneteskan airmatanya.
“Sherly, aduh jangan nangis dong! Sher yaah iya-iya gua gak marah dan gua akan tetep nemenin lo Sher, gua Bantu lo jauhin Randy dari lo.” Kataku berusaha menghibur.
“Gak perlu Wan, udah cukup lo Bantu gua, gua udah kecewain lo Wan udah gak baik dimata lo,'' Kata sherly terisak.
“Aduuuuh, udah dong Sher nangisnya udah dong. Sher!!! tadi, pas berantem lo inget kan kata-kata gua ke Randy tentang lo Sher? Itu gua ucapin Karena gua gak rela juga lo jadi pacar dia. Gua ucapin biar dia ngejauh, masih banyak cowok diluar sana yang lebih baik buat lo, dan gua bakal selalu jagain lo dari orang-orang jahat macam dia, udah Sher nangisnya gua ada disini. Sher loe lihat ini kan, ini baru sedikit bukti kalau apapun bakal gua lakuin buat jagain temen gua cewek baik kaya lo.” Kataku sambil menunjuk alisku.
“Coba sini lihat.” Kata Sherly sambil menyentuh perban alisku.
“Aauuuuwww auuuwwww malah dipencet, jahatnya anak ini.”
“Biarin, abis tadi lo marah-marah sama gua.”
“Jadi sekarang udah gak sedih lagi ni, udah seneng lagi kan?”
“Iya, udah seneng soalnya gua masih punya temen kaya lo Wan, coba liat alis lo Wan,'' Kata Sherly.
“O tidak bisa, mau dipencet lagi kan?” Kataku sambil menutupi alisku.
Sherly hanya menggelengkan kepala diiringi senyuman licik.

“Tadi siang gua takut banget wan, gak ada yang nyangka orang yang hampir setiap hari ketawa lepas, orang yang paling iseng, suka becanda, tapi tadi siang kaya orang kesurupan. 180 derajat bukan awan yang orang-orang kenal, serem, jangan diulang lagi ya Wan,” Kata Sherly.
“Iya Sher, maaf tadi udah gw tahan kalau cuma kata-kata doang mungkin gak kepancing, tapi karena dia udah dorong gua dua kali aja makanya gua kepancing, untung ada lo, hehehehehe pakai nyebut nama Putri lagi, kaya pernah ketemu aja.”
“Abis gua panik campur takut, akhirnya ya reflek aja.”
“Eh, Sher gua mau Tanya tapi jangan marah ya?”
“Tanya apa, kok pakai marah segala.”
“Eeehm emang lo belum punya pacar ya Sher, masa cewek secantik lo belum punya pacar!”
“Hhhmmmmmm, punya gak ya? Aah jangan dijawab sekarang gapapa kan, tar kalau gua bilang gak punya terus lo bilang Sher mau jadi pacar gua gak? terus kalau gua gak bisa gua bakal kehilangan temen kaya lo wan, hahahahaha.” Jawab Sherly.
“Alaah pedenya selangit ini anak, masa gua segampang itu, beneran ini gua tanyanya Sher.” Kataku
“Ehmmmm menurut lo Putri udah punya pacar belum Wan?” Tanya Sherly.
“Kok malah Putri? Setauku sih belum soalnya pas ditanya jawabnya muter-muter.” Kataku.
“Nah berarti sama kaya gua wan, kan gua wanita begitu juga dengan Putri. Lo sahabat gua jadi cari tau jawabannya jangan langsung dari mulut gua tapi dari kepekaan lo memahami wanita, Putri pasti juga begitu gak mau jawab langsung jika ditanya tapi dia ingin kakak lelakinya tau kalau dia sedang jatuh cinta dari bicaranya, ceritanya dan tingkah lakunya.” Kata Sherly menjelaskan.
“Ooh begitu ya, ribet juga penuh teka-teki, Sher udah magrib pulang yuk, lo gua anterin pulang, si Ambon udah nunggu di depan apartemen.” Kataku.
“Oh, yuuk lo yang bawa mobilnya lagi ya gua ngantuk,'' Jawab Sherly.
“Siap, tuan Putri.”

Kami pulang menuju apartemen, ditengah perjalanan Sherly malah tertidur mungkin karena rasa lelah setelah aktifitas hari ini. Matanya masih terlihat sedikit bengkak karena dua kali Sudah hari ini dia menangis. Dadanya naik turun seiring dengan keluar masuknya udara dari dan keluar paru-parunya.

"Jadi kangen Putri sama indri.” Batinku.

Sampai tiba di depan apartemen Sherly belum juga terbangun ada perasaan kasihan untuk membangunkannya. Kebetulan Ambon juga masih menunggu nasi goreng titipan teman kosnya. Aku pun meminggirkan mobil dan menunggu sampai Sherly terbangun. Kulihat Sherly malah makin pulas, posisi tidurnya membuat nafasku agak berat. Bagaima tidak disampingku sedang tidur seorang wanita cantik, meskipun mengenakan jilbab tapi 3 kancing kemejanya bagian atasnya terlepas. Dengan kaos dalam berwarna putih tipis memperlihatkan pemandangan yang aah sudahlah. Dengan posisi duduk seperti ini pun celana jeansnya juga tampak mengetat dan memperlihatkan lekukan indah kaki seorang wanita. Kulihat di jok belakang mobil ternyata ada kemeja flanel yang tergeletak dan ukurannya hampir seukuran badanku.

“Inikan kemeja cowok, ah mungkin punya temennya.” Batinku.

Aku ambil kemudian aku tutupi bagian depan badan Sherly agar otak ku tidak berfikir terlalu jauh, kunyalakan radio mobil dengan volume kecil. Hampir 15menit aku menunggu Sherly terjaga dengan sendirinya.

Trrrrrrrrr. Trrrrrrrrr. Trrrrrrrrr
I stay to wade to fade away
I dream of you tonight
Tomorrow I become

Dering telpon membangunkan sherly.
“Iya, hallo assalamualaikum Mas.'' Jawab sherly.
“Ooh aku kebubuan mas, belum mandi ini mau mandi, kamu udah mandi to mas?''
“Yo wis, nanti tak telpon lagi kalau udah mandi, ya mas,''
“Iya-iya, walaikumsalam,''
Telpon dimatikan
“Hooaaaah, Lho Wan emang belum sampai to,?" Tanya Sherly.
“Belum nyampai gundulmu, gua nungguin lo tidur.'' Jawabku sambil mematikan radio.
“Terus kok gak dibangunin aja, kalau udah sampai tadi ma.”
“Ya gimana mau bangunin, lo tidurnya pules banget makanya gua tungguin aja sampai lo bangun, eh malah bangunnya sekarang coba bangunnya besuk pagi.”
“Kok gitu? Kalau bangunnya besuk kelamaan dong lo nunggunya?”
“Ya gapapa, tapi kan paling gak gua pernah tidur semalem bareng sama lo, hahahahaha.”
“Iih dasar orang aneh, lha kok flanel ini disini perasaan aku tadi ada dibelakang?”
“Oh itu dipindah in Jin kali Sher.”
“Iya jinnya lo Wan.” Kata Sherly sambil memencet alis kananku.
“Auuuuwwwwww, wah badung banget ini anak.” Kataku sambil memegangi alis kananku.
“Eh maaf maaf lupa, hehehehehe,'' Jawab Sherly.
“Lupa-lupa orang sakit buat mainan, Sher gua pulang ya tu Ambon udah dateng, lo bisa kan parkir sendiri.”
“Bisa lah biasanya juga sendiri, yaudah ati-ati ya Wan, makasih buat hari ini, udah ditraktir makan.”
“Iya sama sama Sher, yaudah sampai ketemu besuk ya.” Kataku menutup pintu mobil dan berjalan ke arah Ambon. Kulihat mobil Sherly masuk menuju apartemen tempat tinggalnya.

“Wah, hebat kali abang Awan ku ini, dapat permaisuri cantik jelita, kaya juga, lengkap lah sudah abang dapat.” Kata Ambon
“Hahahahaha bisa aja lo Mbon, bilang aja kaya majikan sama sopirnya, hahahahaha lo bawa helm satu doang?'' Kataku
“Betul abang, kita punya jalan lewat belakang saja, ayo aku tunjukkan.”
“Oke, eh Mbon barang-barang gua aman kan?"
“Aman kali bang, pokoknya semua sudah terkendali.”
“Lo buang ke kali, mbon tas gua?" Bentakku.
“Aduh, abang sayange aku punya maksud tas punya abang sudah aman, ada itu punya barang dikamar saya.”
“Hahahahaha abis lo kalau ngomong ribet.”
“Abang tadi hebat kali abang berkelahi macam jagoan di film-film saja, tapi sayang.”
“Lha kok sayang?”
“Sayang sekali, tadi abang kalah itu abang punya muka sampai ditambal macam baju nenek saya dikampung sana.”
“Ya gapapalah, keburu dipegangin tadi Mbon coba kalau gak udah mati kali tu orang Dan sekarang w udah di polda mungkin.”
“Seram kali abang ku satu ini, diam terlihat tetapi nyali buas macam Orang Timur.”
“Ah itu ma tergantung keadaan mbon.”

Sampai depan Kos Ambon.

“Tas biar disini aja ya Mbon, besuk gua ambil pas berangkat.”
“Siap abang, tidak istirahat disinikah? Kita minum kopi dulu? Atau tadi abang Sudah terlalu lelah menggoyangkan mobil?”
“Ssssttt kalau ngomong, jaga lah kau punya mulut mbon, Sherly cewe baik-baik gak mungkin kita lakuin kaya gitu mbon. Kataku sedikit kesal.
“Aduh, maaf abang tak maksud saya bikin marah, iya beda itu cewe, cantik, baik, pintar tak macam Lena, itu Dewi, itu Cindy.”
“Yaudah pusing gua ngomong sama lo Mbon lama-lama. Gua cabut lah, besuk berangkat bareng aja ya mbon, tar gua samperin kemari.”
“Siap abang, saya menunggu sini, hati-hati abang.”

Aku kembali tempat kosku yang hanya berjarak, 5menit dari tempat Kos Ambon.
Badan terasa sakit semua terutama di persendian kaki dan tangan, ditambah lagi luka di alis rasanya senut-senut sampai seiring dengan denyut jantung. Akupun meminum obat dari klinik, tempatku berobat tadi Siang, Dan rasa kantuk mulai datang, mungkin efek dari obat yang aku minum. Hingga akhirnya aku tertidur pulas di selimuti hangatnya udara malam Kota Jakarta.

Diubah oleh setiawanari 07-09-2017 16:22
g.gowang
g.gowang memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.