- Beranda
- Stories from the Heart
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
...
TS
prestant18
Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]
![Life story: horor, drama, kisah seorang perantau (lanjutan) [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/10/09/7213687_20171009032458.jpg)
CREDIT PICT: AGAN CATUR SAPUTRA
assalamualaikum
selamat siang kaskusers,
ane akan melanjutkan cerita dari thread ane sebelumnya.
untuk readers yang belum membaca kisah sebelumnya, silahkan baca di kisah keluarga perantau.
untuk cerita tentang perjalanan hidup dimana ane sudah mandiri,
cerita tersebut akan ane link dibawah,
selamat menikmati.... :
1. the beggining
2. tanah pertama
3. rumah pakdhe
4. kerja
5. belajar mengendalikan diri
6. desi
7. panggilan tes
8. Training
9. nilai dari sebuah perjalanan
10. misteri baung part 1
11. misteri baung part 2
12. misteri baung part 3
13. misteri baung part 4
14. mister baung part 5
15. misteri baung last part
16. perkenalan
17 teror
18. shita
19. shita 2
20. fighting
21. rendi
22. drama[belajar dewasa]
23. finally, we are. . .
24. another side from shita
25. moments
26. crash
27. about rendi
28. perpisahan 1
29. suasana baru
30. quality time 1
31. quality time 2
32. :'(
33. last memories of shita
34. TAKDIR
35. sisi gelapku
36. misteri mimpi nyata 1
37. misteri mimpi nyata 2
38. misteri mimpi nyata 3
39. resolusi
40. arah perubahan
41. rumah mas malik 1
42. rumah mas malik 2
43. rumah mas malik 3
44. rumah mas malik 4
45. maung dan mbah
46. rumah mas malik last chapter
47. sheryi 1
48. sheryl 2
49. djakarta; first impression
50. pemberitahuan
51. samapta
52. 2nd test
53. jangan sok
54. masa peralihan
55. tes kerja lagii
56. UPDATE SPESIAL TENTANG CV
57. indonesia
58. misteri divisi siang 1
59. misteri divisi siang 2 ( the story )
60. misteri divisi siang ( last part )
61. kematian itu pasti
62. PHK
63. adikku bernama dian 1
64. adikku bernama dian 2
65. titik balik
66. terus berjuang!!
67. SEMANGAT MERDEKA SAUDARAKU!
68. OJT 1
69. OJT 2
70. adek 1
71. adek 2
72. tulungagung, wecome to the jungle
73. pengalaman misteri baru
74. traveling with shita's family, [sakit]
75. she is. . .
76. hujan sore itu
77. aku ingin memastikan
78. sheryl's stories 1
79. sheryl's stories 2
80. sheryl's stories 3
81. my choice is, ,
82. teror 1; mabuk
83. alasanku memilih
84. teror 2, santet 1
85. teror 2, santet 2
86. karena kamu berbeda
87. teror 3, gangguan semakin berat
88. teror4, akhir
89. mimpi
90. hari yang dinanti nanti??
91. pertengkaran 1, fakta
92. pertengkaran 2, itu bukan kamu yang kukenal
93. PERTENGKARAN 3, AKHIR
94. SHERYL; FINAL CHAPTER
95. EPILOG
Diubah oleh prestant18 09-10-2017 03:30
zoekyvalkrye dan 65 lainnya memberi reputasi
62
1.3M
3K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
prestant18
#1810
Tulungagung, welcome to the jungle!
21 Mei 2015
hari keempat training dan pembekalan.
jam menunjukan pukul 11:00 wib
seorang karyawan dari bidang SDM yang biasanya mengisi materi, masuk kedalam ruangan dengan membawa selembar kertas.
tak lama dia mengabsen kami, ,
dan dari absen tersebut, dia membagi kami yang jumlahnya tujuh belas orang untuk ditempatkan di unit2 PLTA yang tersebar di empat kabupaten.
aku ditempatkan di PLTA yang letaknya berada di suatu tempat di kabupaten tulungagung.
ada perasaan berdebar ketika daftar pembagian dan penempatan selesai dibacakan.
Tulungagung, , ,
jujur aku belum pernah sampai ke daerah sana, jadi aku tidak memiliki gambaran sama sekali mengenai tempat itu.
hanya saja aku tetap menyambut ini dengan optimis.
ini jauh lebih baik daripada menganggur seperti kemarin.
berdasarkan arahan dari diklat SDM,
selepas makan siang nanti kami akan langsung dikirim ke unit masing masing.
oleh karenanya, kami diminta untuk pulang ke mess dan membereskan perlengkapan kami.
diklat sdm mengakhiri materi sesi training dan mengucapkan selamat menempuh masa OJT.
maka jadilah setelah selesai makan siang dan membereskan mess,
aku, arif, firman dan har, tiga orang temanku yang juga ditempatkan disana berangkat dengan diantarkan oleh driver.
petualangan baruku resmi dimulai. . .
==
mobil membelah jalanan desa dengan kecepatan sedang.
di kanan dan kiri lebih sering terlihat bentangan sawah dengan siluet perbukitan di kejauhan.
kami baru saja keluar dari kota tulungagung dan berdasarkan cerita dari driver,
kami akan menuju ke PLTA di sisi selatan tulungagung.
aku: " pak, emangnya PLTA tujuan kita nanti itu bagus ya tempatnya? "
driver: " wah, sampean kerja disana kaya liburan mas "
aku: " mosok to pak? "
driver: " iya, liat aja nanti kalau sudah sampai "
aku kembali membetulkan posisi dudukku.
rasa penasaran dengan tempat baru sudah memuncak sedari tadi.
sebab, berdasarkan presentasi kemarin,
PLTA tujuanku nanti adalah satu satunya PLTA di asia tenggara yang terletak di tepi pantai.
tentunya sulit dibayangkan karena selama ini yang letaknya di tepi pantai selalu identik dengan PLTU.
aku membuka HP yang sedari tadi kuletakan di dalam tas.
ternyata di sana sudah ada beberapa notifikasi.
ada pesan dari ibu,
" alhamdulillah, berarti rejeki kamu masih di dekat rumah "
begitulah isi pesan dari ibu ketika beberapa jam lalu kuberi tahu jika aku akan ditempatkan di daerah tulungagung, yang secara geografis, lebih dekat lagi ke rumah daripada di malang.
aku mengamini perkataan ibu.
setelah membalas sms dari ibu, aku membuka WA.
sudah ada pesan dari mamah.
" iya yo, mamah doakan kamu kerasan ya disana, jangan lupa sering main ke malang "
isi pesan WA dari mamah yang tadi juga sudah kupamiti.
aku mengiyakan pesan mamah.
setelah selesai membalas, HP kembali kusimpan.
===
kami sampai di sebuah tempat yang benar benar berada di desa.
perjalanannya sendiri dari kota tulungagung kurang lebih sekitar satu jam,
dan jika di total dari kantor sektor, maka kami menempuh perjalanan selama tiga jam.
kami berbelok menyusuri sebuah sungai yang ukurannya cukup besar.
sungai itu mengarah kearah selatan dimana ada perbukitan yang berdiri tegak memanjang kearah timur dan barat.
kubuka kaca jendela mobil untuk melihat keluar.
begitu jendela terbuka,
udara segar khas desa langsung menyerbu masuk.
aku: " pak, itu sungainya mengalir ke arah bukit? "
driver: " iya mas "
aku: " kok bisa pak? "
driver: " nanti di bawah bukit itu ada trowongan yang mengarah langsung ke laut selatan sana "
aku: " kalau dari sini ke laut masih jauh pak? "
driver: " nggak mas, paling tiga kiloan, tapi jalannya naik turun melewati bukit didepan itu "
aku kembali menatap ke arah depan.
suasana yang hampir maghrib tidak memberikanku kesempatan untuk melihat lebih jelas.
hanya saja aku mendapati jika didepan sana memang aliran sungainya berhenti tepat di bawah bukit.
ada lampu menyala cukup terang yang menandakan ada bangunan di bawah sana.
besok kalau ada kesempatan aku harus eksplorasi,
kayanya tempat ini bagus pemandangannya.
begitu pikirku.
kami berhenti didepan portal yang tertutup.
dari dalam pos yang berada tepat di sebelah portal,
keluarlah seorang petugas sekuriti.
dia sempat bercakap cakap dengan pak driver,
pesannya, kami disuruh untuk turun di mess nomor satu, kami akan tinggal disana kedepannya sesuai amanat pak kepala.
pak driver berterimakasih dan kembali menjalankan mobil masuk ke dalam kawasan perumahan setelah portal dibuka.
tak beberapa jauh dari pos, mobil berhenti di mess dengan nomor satu.
pak driver menyuruh kami menurunkan barang karena kami sudah sampai.
maka jadilah aku, har dan firman turun, ,
sedangkan arif tinggal di dalam mobil untuk diantar ke PLTA satunya yang berletak di sebuah waduk yang masih berada di wilayah kabupaten tulungagung.
kami berterimakasih kepada bapak driver dan tak lupa berjabat tangan dengan arif.
mobil berbalik meninggalkan perumahan,
sedangkan kami disambut oleh seorang bapak yang juga tinggal disitu,
bapak tersebut adalah seorang karyawan senior bagian pemeliharaan mesin.
beliau menyuruh kami untuk masuk dan menempati kamar belakang yang ukurannya cukup lebar untuk bertiga.
kami segera masuk untuk beres beres dilanjutkan istirahat.
///
pagi itu aku berdiri puncak bukit yang berjarak 500 meter dari perumahan.
orang orang menyebutnya dengan puncak neyama.
mataku menyapu kesegala arah,
seakan tidak puas dengan apa yang kupandang.
dari tempatku berdiri saat ini,
yang kurang lebih terletak pada ketinggian 150 mdpl,
dan jarak dari bibir pantai hanya 2 KM,
aku bisa menatap samudra indonesia, dimana pada batas pantainya membentuk teluk,
dan di teluk tersebut lautnya berwarna agak kehijauan.
sedangkan di cakrawala sana lautan biru membentang dengan luas.
" masyaAllah, indah benar ciptaanmu ya Allah! "
bisikku dalam hati.
aku menarik nafas dalam dalam sambil menengadahkan kepala.
mataku kupejamkan untuk meresapi setiap detik waktuku berada disini.
tak sadar, mataku terasa berkaca kaca.
aku berterimakasih kepada Allah karena DIA sudah menuntunku sehingga aku bisa menginjakkan kaki di tempat yang indah ini.
kuambil HP dari dalam saku,
kemudian ku ambil beberapa foto.
setelah kurasa bagus,
kukirimkan foto foto itu kepada dian, dan juga sheryl.
aku memang ingin sedikit pamer kepada mereka berdua,
kalau sekarang aku bekerja di tempat seindah ini.
baru saja selesai mengirimkan foto,
dari arah utara, atau tepatnya dari arah mess,
aku melihat sebuah mobil sedan berwarna merah berjalan menanjak menuju tempatku berada.
setelah mobil itu berada disebelahku,
kacanya terbuka dan muncul wajah si firman.
firman: " ayo sam, bareng ta nggak? "
aku: " oh iya, ayo "
aku buru buru naik ke dalam mobil tersebut.
kulihat pengemudinya adalah seorang laki laki berpenampilan rapi.
beliau tersenyum kepadaku.
firman memperkenalkan aku kepada bapak tersebut.
rupanya beliau adalah kepala PLTA tempat kami akan melaksanakan OJT, nama beliau pak suhar.
pak suhar: " gimana mas? bagus ya? "
aku: " nggih pak, bagus "
pak suhar: " kalau bagus berarti OJT nya yang semangat "
aku: " siap pak, insyaAllah pasti semangat "
aku agak terkejut karena pak suhar tiba tiba mengajakku berbicara.
rupanya beliau orang yang ramah.
menurut firman, barusan pak suhar memang berniat menjemput kami di mess yang letaknya searah dari jalan raya ke PLTA.
di mess, beliau hanya bertemu dengan firman dan har,
sedangkan aku berangkat dua puluh menit lebih awal untuk melihat pemandangan dari atas puncak bukit.
tadinya aku ingin berjalan sampai PLTA, namun setelah aku berada di puncak tadi,
barulah aku sadar jika letaknya masih jauh dan jalannya menurun.
alhamdulillah ada pak kepala yang berbaik hati mengajak kami berangkat bersama.
===
sepuluh menit berkendara perlahan melalui jalan yang menurun dan berkelak kelok, kami tiba di PLTA.
sekali lagi perhatianku langsung tersita oleh laut yang letaknya hanya 100 meter ke arah selatan.
pemandangan yang ditawarkan benar benar luar biasa.
sebab, bangunan PLTA yang berdiri kokoh, dihiasi oleh pepohonan pepohonan besar di sepanjang jalannya.
pepohonan itu tersusun dengan rapi di kiri dan kanan.
dan tepat di ujung sana, saluran pembuangan airnya langsung mengarah ke laut bebas.
aku diajak oleh pak suhar menuju ke ruang kontrol dimana para operator bekerja.
disana kami bertiga diperkenalkan sebagai siswa OJT yang akan menempuh masa training selama satu tahun kedepan.
aku dan kedua temanku yang lain memperkenalkan diri kami masing masing yang kemudian disambut oleh para karyawan yang sebagian besar masih muda.
mulai hari itu, kami bertiga resmi menjadi bagian dari keluarga besar PLTA ini.
hari pertama dilalui dengan baik.
kami diajak berkeliling untuk orientasi tentang PLTA ini,
di dalam gedung terdapat dua buah generator besar yang baru pertama kali kulihat seumur hidup.
diameternya sekitar 10 meter.
kapasitasnya adalah sebesar 2 buah kali 18 MW.
mas ayik yang menjadi mentor kami, menjelaskan mengenai fungsi dan juga spesifikasi dari generator tersebut.
setelah selesai dengan generator,
mas ayik mengajak kami turun ke basement paling bawah.
disana kami langsung menyaksikan dua buah pipa pesat yang diameternya sekitar 2.5 meter.
pipa pesat itu berisi air dari sungai didekat perumahan sana yang dialirkan melalui saluran tunnel.
tunnel ini tertanam didalam bukit, untuk kemudain tersambung dengan pipa pesat atau penstock.
air didalam pipa pesat diarahkan untuk memutar turbin, dimana putaran turbin akan memutar rotor.
putaran rotor diantara stator tadilah yang akan menimbulkan GGL atau gaya gerak listrik.
setelah dibantu oleh sistem eksitasi, baru kemudian generator bisa menghasilkan tegangan.
aku menyimak penjelasan dari mas ayik mengenai konsep kerja generator disini.
kucatat beberapa hal yang nantinya akan kutanyakan kepadanya karena aku merasa kurang mengerti.
begitu pula dengan firman dan juga har.
setelah penjelasan selesai,
mas ayik mengajak kami kembali ke ruang kontrol untuk menerima teori lebih lanjut.
===
dian: " iih, , keren banget mas sumpah, , bikin pengen kesana "
dian membalas whatsapp dariku tadi pagi.
aku: " aku juga tadi pas barusan liat pertama kali cuma bisa melongo, , jarang jarang kan ada pegunungan yang mepet pantai kaya disini "
dian: " iya mas, , sesuk kapan kapan aku mau maen ah "
aku: " boleh, silahkan, nanti kalau ada kesempatan, maen kesini sama bapak ibu, , tapi kamu fokus cari kerja dulu, jangan cuma kepikiran maen terus "
dian: " iyo iyo "
aku: " jangan lupa kasih liat ibu sama bapak nanti fotonya "
dian: " yo, nek eling " ( ya, kalo inget )
dian membalas singkat.
aku cuma tertawa geli karena merasa dian ngambek.
sebab semenjak kepulangannya dari jakarta dulu, dian belum bekerja lagi.
sempat beberapa kali bekerja sebagai penjaga warnet, atau pramuniaga, ,
namun kebanyakan tidak kerasan.
alasannya bermacam macam.
tapi yang jelas dia bersikeras ingin kuliah, ,
namun sayangnya kemauan untuk kuliah itu tidak diimbangi dengan pandangan yang realistis mengenai kondisi keluarga.
aku jadi sering mendorongnya agar lebih berlapang dada,
sebab tidak ada sesuatu yang instan.
semua diawali perlahan lahan dari bawah.
kondisi sulitpun akan terasa enak jika kita bisa menikmati dan selalu bersyukur.
biasanya dian jika sudah mulai kuceramahi begini akan mengalihkan topik, atau mengakhiri percakapan.
membuatku mengelus dada dengan karakternya.
sedangkan sembari berbalas pesan dengan dian,
aku juga berbalas pesan dengan sheryl.
sheryl: " kereen mas, , viewnya cakep bangett, dimana itu mas? "
aku: " di deket mess, kalau mau berangkat kerja lewat sini "
sheryl: " enak bangeett mas, kerjanya serasa liburan "
aku: " alhamdulillah dek, , sori ya tak pamerin, , hihi "
sheryl: " kapan kapan aku maen ya? "
aku: " boleh, tapi jangan lupa ijin ayah, , atau ayah sama mamah diajakin sekalian "
sheryl: " beres mas, , hehe, nanti q mau bilang mamah deh, pasti mau "
aku: " monggo, yang penting pas waktunya longgar gitu "
sheryl: " oke deh mas, , jadi pengen buru buru
"
aku: " buru buru kemana? "
sheryl: " buru buru pulang ke rumah, pamer sama mamah
"
aku: " emang masih dimana? "
sheryl: " kuliah "
aku: " eh, ya udah, kuliah dulu sana, , nanti sambung lagi "
sheryl: " nggih mas "
percakapan kami berakhir.
aku meletakan hp diatas meja.
" hhhhhhh "
kutarik nafas panjang dan dalam.
" coba dian itu kaya sheryl, penurut, tentunya enak kalau dinasehati "
gerutuku.
tanpa sadar aku membandingkan dian dan sheryl.
astaghfirullah, kok aku jadi membandingkan mereka sih ya?
harusnya nggak boleh, ,
tapi barusan momentumnya kok ya pas.
didalam pikiranku memang terbayang,
karakter dian yang cerewet bin keras kepala, berbanding terbalik dengan sheryl yang pendiam dan penurut.
padahal mereka sepantaran,
walau lebih tua sheryl setahun sih.
namun kok rasanya tingkat kedewasaan mereka jauh banget.
kalau mereka ketemu lagi pasti jomplang.
aku kembali meraih hp dan mengantunginya.
jam istirahat hampir usai, aku mau kembali ke kontrol room lagi untuk meneruskan training bersama mas ayik.
====
semenjak hari itu,
aku, firman dan har di pisah kedalam tiga grup berbeda untuk dimasukan kedalam shift.
kami nempel kepada seorang operator yang bertugas di lokal PLTA.
operator lokal adalah operator yang bertanggung jawab dengan kondisi peralatan bantu.
dia berkewajiban terhadap lancar atau tidaknya peralatan yang berfungsi sebagai alat bantu generator.
tugasnya yang paling utama adalah patrol check.
dimana setiap satu jam sekali kami harus melakukan patrol di peralatan bawah hingga ke basement.
aku berada satu shift dengan seorang operator lokal bernama nur.
kebetulan aslinya adalah pasuruan sehingga percakapan kami agak nyambung.
kubilang " agak " karena nur ini orang yang sangat pendiam.
dia tidak akan ngomong kalau tidak diajak ngobrol.
dia mengajariku tentang pekerjaan pekerjaan disini,
dan juga detail tentang apa yang harus dan dilarang untuk dilakukan.
diluar materi pekerjaan, dia kembali diam.
hingga suatu hari, tibalah saat shift malamku yang pertama.
nur memberi tahuku agar nanti ketika aku berangkat kerja ( masuk malam pukul 20:00 )
aku disuruh mampir ke kost dia untuk membawa sepeda motornya.
sebab dia harus membawakan sepeda motor milik satpam yang tadi tertinggal di mess.
nur memang menempati mess nomor 4 yang letaknya berselisih dua rumah dari tempatku.
aku mengiyakan saja permintaan nur.
karena itu, ketika jam menunjukan pukul 19:40,
aku langsung berangkat meninggalkan har yang asyik menonton televisi.
aku keluar dari mess dan langsung menuju mess nur.
disana dia sudah ready diatas motor milik satpam.
nur: " beh, gowokno sepedaku ya? " ( bawakan sepedaku ya )
aku: " oke "
nur langsung berangkat tanpa menungguku setelah aku menjawab permintaannya.
aku menaiki motor bebek milik nur dan segera menyusulnya.
limaratus meter awal, aku merasa biasa.
hanya saja suasana memang gelap gulita tanpa lampu penerangan.
( fyi: posisi jalanan dari mess sampai ke PLTA sejauh 3 KM sama sekali tidak ada penerangan jalan )
akupun sampai di puncak neyama dan langsung merasakn hembusan angin yang sangat kencang dari arah laut.
bulu kudukku meremang.
aku berpikiran positif, ,
mungkin memang karna hawanya dingin, jadi bulu kudukku sampai merinding.
setelah sampai di puncak,
aku mulai berjalan menurun melewati hutan.
masih cukup banyak pohon besar di kanan dan kiri jalan yang membuat suasana semakin gelap.
penerangan satu satunya hanya berasal dari lampu depan.
jalanan mulai turun cukup curam.
aku sampai di kelokan pertama.
belokan ini sudutnya 180 derajat.
setelah itu jalanan kembali menurun, ,
tak sampai 20 meter, aku sampai di belokan kedua yang juga sudutnya 180 derajat.
ketika hendak berbelok,
tiba tiba sepeda motor mati.
reflek aku menurunkan perseneling menjadi setengah kopling karena aku berjalan cukup cepat.
" srrrrrrr "
motor meluncur sambil beberapa kali kutekan rem agak dalam.
" lha ini kenapa motornya mati? perasaan gasnya juga nggak gas kecil? "
aku berusaha menstater motor sambil terus berjalan.
namun motor tetap mati.
akhirnya aku membiarkan motor meluncur begitu saja.
mataku berusaha beradaptasi dengan kegelapan malam agar aku tidak keluar dari jalan aspal.
sebab jika aku keluar dari jalan aspal,
tidak menutup kemungkinan aku akan menyeruduk pepohonan yang membatasi jalanan dengan tebing.
satu, , dua , , tiga tikungan menurun yang tersisa kulewati sambil mencari tempat yang landai atau kalau bisa datar untuk mengetahui mengapa motor mati.
tak beberapa lama setelah aku berhasil melewati kelokan kelokan tadi,
aku sampai di jalanan yang agak datar.
aku segera berhenti dan menyangga motor dengan standar tengah.
suasana sangat gelap sehingga aku harus menggunakan hape untuk penerangan.
" apa bensinnya habis ya? "
pikirku.
akupun meraih kontak dan berniat memutar untuk mematikan kontak,
sebab aku sama sekali belum menyentuh kontak sedari tadi kendaraan mati.
namun ketika aku hendak memutar kontak,
" lho? kok nggak bisa dimatikan? "
aku berusaha lebih keras memutar kontak ke arah kiri.
namun tetap saja.
tunggu?
kok aneh?
pikiranku bertanya tanya.
sebab kontak ini kok sepertinya dalam posisi off.
akhirnya kucoba memutarkan kontak ke arah kanan.
" ceklik "
motor dalam kondisi standby.
aku langsung menginjak kick staternya.
" BREMMMMMMMM "
motor menyala seketika!
" lho! jadi dari tadi motor mati itu karena kontaknya off?! siapa yang matiin kontaknya??? "
aku baru sadar!
aku langsung naik ke atas motor dan kupacu ke arah PLTA.
bulu kudukku meremang.
ini pasti aku dikerjain, ,
begitu pikirku, ,
sebab suasana barusan sangat sepi dan gelap.
tak lama aku sampai di PLTA.
di pos satpam, nur menanyaiku mengapa lama sampainya.
kuceritakan kepada nur penyebab keterlambatanku.
kukatakan apa adanya sesuai kejadian tadi.
satpam yang berjaga mendengarkan ceritaku dan langsung memotong.
" di tikungan nomor dua dari atas ya? "
tanyanya, ,
" iya pak, kok tau? "
tanyaku balik.
" kamu beruntung cuma dimatiin kontaknya, warga sekitar sini kalau malam nggak berani lewat, , soalnya biasanya kalau naik motor sendirian, suka tiba tiba diboncengin perempuan berbaju putih dengan muka rusak "
( bersambung )
hari keempat training dan pembekalan.
jam menunjukan pukul 11:00 wib
seorang karyawan dari bidang SDM yang biasanya mengisi materi, masuk kedalam ruangan dengan membawa selembar kertas.
tak lama dia mengabsen kami, ,
dan dari absen tersebut, dia membagi kami yang jumlahnya tujuh belas orang untuk ditempatkan di unit2 PLTA yang tersebar di empat kabupaten.
aku ditempatkan di PLTA yang letaknya berada di suatu tempat di kabupaten tulungagung.
ada perasaan berdebar ketika daftar pembagian dan penempatan selesai dibacakan.
Tulungagung, , ,
jujur aku belum pernah sampai ke daerah sana, jadi aku tidak memiliki gambaran sama sekali mengenai tempat itu.
hanya saja aku tetap menyambut ini dengan optimis.
ini jauh lebih baik daripada menganggur seperti kemarin.
berdasarkan arahan dari diklat SDM,
selepas makan siang nanti kami akan langsung dikirim ke unit masing masing.
oleh karenanya, kami diminta untuk pulang ke mess dan membereskan perlengkapan kami.
diklat sdm mengakhiri materi sesi training dan mengucapkan selamat menempuh masa OJT.
maka jadilah setelah selesai makan siang dan membereskan mess,
aku, arif, firman dan har, tiga orang temanku yang juga ditempatkan disana berangkat dengan diantarkan oleh driver.
petualangan baruku resmi dimulai. . .
==
mobil membelah jalanan desa dengan kecepatan sedang.
di kanan dan kiri lebih sering terlihat bentangan sawah dengan siluet perbukitan di kejauhan.
kami baru saja keluar dari kota tulungagung dan berdasarkan cerita dari driver,
kami akan menuju ke PLTA di sisi selatan tulungagung.
aku: " pak, emangnya PLTA tujuan kita nanti itu bagus ya tempatnya? "
driver: " wah, sampean kerja disana kaya liburan mas "
aku: " mosok to pak? "
driver: " iya, liat aja nanti kalau sudah sampai "
aku kembali membetulkan posisi dudukku.
rasa penasaran dengan tempat baru sudah memuncak sedari tadi.
sebab, berdasarkan presentasi kemarin,
PLTA tujuanku nanti adalah satu satunya PLTA di asia tenggara yang terletak di tepi pantai.
tentunya sulit dibayangkan karena selama ini yang letaknya di tepi pantai selalu identik dengan PLTU.
aku membuka HP yang sedari tadi kuletakan di dalam tas.
ternyata di sana sudah ada beberapa notifikasi.
ada pesan dari ibu,
" alhamdulillah, berarti rejeki kamu masih di dekat rumah "
begitulah isi pesan dari ibu ketika beberapa jam lalu kuberi tahu jika aku akan ditempatkan di daerah tulungagung, yang secara geografis, lebih dekat lagi ke rumah daripada di malang.
aku mengamini perkataan ibu.
setelah membalas sms dari ibu, aku membuka WA.
sudah ada pesan dari mamah.
" iya yo, mamah doakan kamu kerasan ya disana, jangan lupa sering main ke malang "
isi pesan WA dari mamah yang tadi juga sudah kupamiti.
aku mengiyakan pesan mamah.
setelah selesai membalas, HP kembali kusimpan.
===
kami sampai di sebuah tempat yang benar benar berada di desa.
perjalanannya sendiri dari kota tulungagung kurang lebih sekitar satu jam,
dan jika di total dari kantor sektor, maka kami menempuh perjalanan selama tiga jam.
kami berbelok menyusuri sebuah sungai yang ukurannya cukup besar.
sungai itu mengarah kearah selatan dimana ada perbukitan yang berdiri tegak memanjang kearah timur dan barat.
kubuka kaca jendela mobil untuk melihat keluar.
begitu jendela terbuka,
udara segar khas desa langsung menyerbu masuk.
aku: " pak, itu sungainya mengalir ke arah bukit? "
driver: " iya mas "
aku: " kok bisa pak? "
driver: " nanti di bawah bukit itu ada trowongan yang mengarah langsung ke laut selatan sana "
aku: " kalau dari sini ke laut masih jauh pak? "
driver: " nggak mas, paling tiga kiloan, tapi jalannya naik turun melewati bukit didepan itu "
aku kembali menatap ke arah depan.
suasana yang hampir maghrib tidak memberikanku kesempatan untuk melihat lebih jelas.
hanya saja aku mendapati jika didepan sana memang aliran sungainya berhenti tepat di bawah bukit.
ada lampu menyala cukup terang yang menandakan ada bangunan di bawah sana.
besok kalau ada kesempatan aku harus eksplorasi,
kayanya tempat ini bagus pemandangannya.
begitu pikirku.
kami berhenti didepan portal yang tertutup.
dari dalam pos yang berada tepat di sebelah portal,
keluarlah seorang petugas sekuriti.
dia sempat bercakap cakap dengan pak driver,
pesannya, kami disuruh untuk turun di mess nomor satu, kami akan tinggal disana kedepannya sesuai amanat pak kepala.
pak driver berterimakasih dan kembali menjalankan mobil masuk ke dalam kawasan perumahan setelah portal dibuka.
tak beberapa jauh dari pos, mobil berhenti di mess dengan nomor satu.
pak driver menyuruh kami menurunkan barang karena kami sudah sampai.
maka jadilah aku, har dan firman turun, ,
sedangkan arif tinggal di dalam mobil untuk diantar ke PLTA satunya yang berletak di sebuah waduk yang masih berada di wilayah kabupaten tulungagung.
kami berterimakasih kepada bapak driver dan tak lupa berjabat tangan dengan arif.
mobil berbalik meninggalkan perumahan,
sedangkan kami disambut oleh seorang bapak yang juga tinggal disitu,
bapak tersebut adalah seorang karyawan senior bagian pemeliharaan mesin.
beliau menyuruh kami untuk masuk dan menempati kamar belakang yang ukurannya cukup lebar untuk bertiga.
kami segera masuk untuk beres beres dilanjutkan istirahat.
///
pagi itu aku berdiri puncak bukit yang berjarak 500 meter dari perumahan.
orang orang menyebutnya dengan puncak neyama.
mataku menyapu kesegala arah,
seakan tidak puas dengan apa yang kupandang.
dari tempatku berdiri saat ini,
yang kurang lebih terletak pada ketinggian 150 mdpl,
dan jarak dari bibir pantai hanya 2 KM,
aku bisa menatap samudra indonesia, dimana pada batas pantainya membentuk teluk,
dan di teluk tersebut lautnya berwarna agak kehijauan.
sedangkan di cakrawala sana lautan biru membentang dengan luas.
" masyaAllah, indah benar ciptaanmu ya Allah! "
bisikku dalam hati.
aku menarik nafas dalam dalam sambil menengadahkan kepala.
mataku kupejamkan untuk meresapi setiap detik waktuku berada disini.
tak sadar, mataku terasa berkaca kaca.
aku berterimakasih kepada Allah karena DIA sudah menuntunku sehingga aku bisa menginjakkan kaki di tempat yang indah ini.
kuambil HP dari dalam saku,
kemudian ku ambil beberapa foto.
setelah kurasa bagus,
kukirimkan foto foto itu kepada dian, dan juga sheryl.
aku memang ingin sedikit pamer kepada mereka berdua,
kalau sekarang aku bekerja di tempat seindah ini.
baru saja selesai mengirimkan foto,
dari arah utara, atau tepatnya dari arah mess,
aku melihat sebuah mobil sedan berwarna merah berjalan menanjak menuju tempatku berada.
setelah mobil itu berada disebelahku,
kacanya terbuka dan muncul wajah si firman.
firman: " ayo sam, bareng ta nggak? "
aku: " oh iya, ayo "
aku buru buru naik ke dalam mobil tersebut.
kulihat pengemudinya adalah seorang laki laki berpenampilan rapi.
beliau tersenyum kepadaku.
firman memperkenalkan aku kepada bapak tersebut.
rupanya beliau adalah kepala PLTA tempat kami akan melaksanakan OJT, nama beliau pak suhar.
pak suhar: " gimana mas? bagus ya? "
aku: " nggih pak, bagus "
pak suhar: " kalau bagus berarti OJT nya yang semangat "
aku: " siap pak, insyaAllah pasti semangat "
aku agak terkejut karena pak suhar tiba tiba mengajakku berbicara.
rupanya beliau orang yang ramah.
menurut firman, barusan pak suhar memang berniat menjemput kami di mess yang letaknya searah dari jalan raya ke PLTA.
di mess, beliau hanya bertemu dengan firman dan har,
sedangkan aku berangkat dua puluh menit lebih awal untuk melihat pemandangan dari atas puncak bukit.
tadinya aku ingin berjalan sampai PLTA, namun setelah aku berada di puncak tadi,
barulah aku sadar jika letaknya masih jauh dan jalannya menurun.
alhamdulillah ada pak kepala yang berbaik hati mengajak kami berangkat bersama.
===
sepuluh menit berkendara perlahan melalui jalan yang menurun dan berkelak kelok, kami tiba di PLTA.
sekali lagi perhatianku langsung tersita oleh laut yang letaknya hanya 100 meter ke arah selatan.
pemandangan yang ditawarkan benar benar luar biasa.
sebab, bangunan PLTA yang berdiri kokoh, dihiasi oleh pepohonan pepohonan besar di sepanjang jalannya.
pepohonan itu tersusun dengan rapi di kiri dan kanan.
dan tepat di ujung sana, saluran pembuangan airnya langsung mengarah ke laut bebas.
aku diajak oleh pak suhar menuju ke ruang kontrol dimana para operator bekerja.
disana kami bertiga diperkenalkan sebagai siswa OJT yang akan menempuh masa training selama satu tahun kedepan.
aku dan kedua temanku yang lain memperkenalkan diri kami masing masing yang kemudian disambut oleh para karyawan yang sebagian besar masih muda.
mulai hari itu, kami bertiga resmi menjadi bagian dari keluarga besar PLTA ini.
hari pertama dilalui dengan baik.
kami diajak berkeliling untuk orientasi tentang PLTA ini,
di dalam gedung terdapat dua buah generator besar yang baru pertama kali kulihat seumur hidup.
diameternya sekitar 10 meter.
kapasitasnya adalah sebesar 2 buah kali 18 MW.
mas ayik yang menjadi mentor kami, menjelaskan mengenai fungsi dan juga spesifikasi dari generator tersebut.
setelah selesai dengan generator,
mas ayik mengajak kami turun ke basement paling bawah.
disana kami langsung menyaksikan dua buah pipa pesat yang diameternya sekitar 2.5 meter.
pipa pesat itu berisi air dari sungai didekat perumahan sana yang dialirkan melalui saluran tunnel.
tunnel ini tertanam didalam bukit, untuk kemudain tersambung dengan pipa pesat atau penstock.
air didalam pipa pesat diarahkan untuk memutar turbin, dimana putaran turbin akan memutar rotor.
putaran rotor diantara stator tadilah yang akan menimbulkan GGL atau gaya gerak listrik.
setelah dibantu oleh sistem eksitasi, baru kemudian generator bisa menghasilkan tegangan.
aku menyimak penjelasan dari mas ayik mengenai konsep kerja generator disini.
kucatat beberapa hal yang nantinya akan kutanyakan kepadanya karena aku merasa kurang mengerti.
begitu pula dengan firman dan juga har.
setelah penjelasan selesai,
mas ayik mengajak kami kembali ke ruang kontrol untuk menerima teori lebih lanjut.
===
dian: " iih, , keren banget mas sumpah, , bikin pengen kesana "
dian membalas whatsapp dariku tadi pagi.
aku: " aku juga tadi pas barusan liat pertama kali cuma bisa melongo, , jarang jarang kan ada pegunungan yang mepet pantai kaya disini "
dian: " iya mas, , sesuk kapan kapan aku mau maen ah "
aku: " boleh, silahkan, nanti kalau ada kesempatan, maen kesini sama bapak ibu, , tapi kamu fokus cari kerja dulu, jangan cuma kepikiran maen terus "
dian: " iyo iyo "
aku: " jangan lupa kasih liat ibu sama bapak nanti fotonya "
dian: " yo, nek eling " ( ya, kalo inget )
dian membalas singkat.
aku cuma tertawa geli karena merasa dian ngambek.
sebab semenjak kepulangannya dari jakarta dulu, dian belum bekerja lagi.
sempat beberapa kali bekerja sebagai penjaga warnet, atau pramuniaga, ,
namun kebanyakan tidak kerasan.
alasannya bermacam macam.
tapi yang jelas dia bersikeras ingin kuliah, ,
namun sayangnya kemauan untuk kuliah itu tidak diimbangi dengan pandangan yang realistis mengenai kondisi keluarga.
aku jadi sering mendorongnya agar lebih berlapang dada,
sebab tidak ada sesuatu yang instan.
semua diawali perlahan lahan dari bawah.
kondisi sulitpun akan terasa enak jika kita bisa menikmati dan selalu bersyukur.
biasanya dian jika sudah mulai kuceramahi begini akan mengalihkan topik, atau mengakhiri percakapan.
membuatku mengelus dada dengan karakternya.
sedangkan sembari berbalas pesan dengan dian,
aku juga berbalas pesan dengan sheryl.
sheryl: " kereen mas, , viewnya cakep bangett, dimana itu mas? "
aku: " di deket mess, kalau mau berangkat kerja lewat sini "
sheryl: " enak bangeett mas, kerjanya serasa liburan "
aku: " alhamdulillah dek, , sori ya tak pamerin, , hihi "
sheryl: " kapan kapan aku maen ya? "
aku: " boleh, tapi jangan lupa ijin ayah, , atau ayah sama mamah diajakin sekalian "
sheryl: " beres mas, , hehe, nanti q mau bilang mamah deh, pasti mau "
aku: " monggo, yang penting pas waktunya longgar gitu "
sheryl: " oke deh mas, , jadi pengen buru buru
"aku: " buru buru kemana? "
sheryl: " buru buru pulang ke rumah, pamer sama mamah
"aku: " emang masih dimana? "
sheryl: " kuliah "
aku: " eh, ya udah, kuliah dulu sana, , nanti sambung lagi "
sheryl: " nggih mas "
percakapan kami berakhir.
aku meletakan hp diatas meja.
" hhhhhhh "
kutarik nafas panjang dan dalam.
" coba dian itu kaya sheryl, penurut, tentunya enak kalau dinasehati "
gerutuku.
tanpa sadar aku membandingkan dian dan sheryl.
astaghfirullah, kok aku jadi membandingkan mereka sih ya?
harusnya nggak boleh, ,
tapi barusan momentumnya kok ya pas.
didalam pikiranku memang terbayang,
karakter dian yang cerewet bin keras kepala, berbanding terbalik dengan sheryl yang pendiam dan penurut.
padahal mereka sepantaran,
walau lebih tua sheryl setahun sih.
namun kok rasanya tingkat kedewasaan mereka jauh banget.
kalau mereka ketemu lagi pasti jomplang.
aku kembali meraih hp dan mengantunginya.
jam istirahat hampir usai, aku mau kembali ke kontrol room lagi untuk meneruskan training bersama mas ayik.
====
semenjak hari itu,
aku, firman dan har di pisah kedalam tiga grup berbeda untuk dimasukan kedalam shift.
kami nempel kepada seorang operator yang bertugas di lokal PLTA.
operator lokal adalah operator yang bertanggung jawab dengan kondisi peralatan bantu.
dia berkewajiban terhadap lancar atau tidaknya peralatan yang berfungsi sebagai alat bantu generator.
tugasnya yang paling utama adalah patrol check.
dimana setiap satu jam sekali kami harus melakukan patrol di peralatan bawah hingga ke basement.
aku berada satu shift dengan seorang operator lokal bernama nur.
kebetulan aslinya adalah pasuruan sehingga percakapan kami agak nyambung.
kubilang " agak " karena nur ini orang yang sangat pendiam.
dia tidak akan ngomong kalau tidak diajak ngobrol.
dia mengajariku tentang pekerjaan pekerjaan disini,
dan juga detail tentang apa yang harus dan dilarang untuk dilakukan.
diluar materi pekerjaan, dia kembali diam.
hingga suatu hari, tibalah saat shift malamku yang pertama.
nur memberi tahuku agar nanti ketika aku berangkat kerja ( masuk malam pukul 20:00 )
aku disuruh mampir ke kost dia untuk membawa sepeda motornya.
sebab dia harus membawakan sepeda motor milik satpam yang tadi tertinggal di mess.
nur memang menempati mess nomor 4 yang letaknya berselisih dua rumah dari tempatku.
aku mengiyakan saja permintaan nur.
karena itu, ketika jam menunjukan pukul 19:40,
aku langsung berangkat meninggalkan har yang asyik menonton televisi.
aku keluar dari mess dan langsung menuju mess nur.
disana dia sudah ready diatas motor milik satpam.
nur: " beh, gowokno sepedaku ya? " ( bawakan sepedaku ya )
aku: " oke "
nur langsung berangkat tanpa menungguku setelah aku menjawab permintaannya.
aku menaiki motor bebek milik nur dan segera menyusulnya.
limaratus meter awal, aku merasa biasa.
hanya saja suasana memang gelap gulita tanpa lampu penerangan.
( fyi: posisi jalanan dari mess sampai ke PLTA sejauh 3 KM sama sekali tidak ada penerangan jalan )
akupun sampai di puncak neyama dan langsung merasakn hembusan angin yang sangat kencang dari arah laut.
bulu kudukku meremang.
aku berpikiran positif, ,
mungkin memang karna hawanya dingin, jadi bulu kudukku sampai merinding.
setelah sampai di puncak,
aku mulai berjalan menurun melewati hutan.
masih cukup banyak pohon besar di kanan dan kiri jalan yang membuat suasana semakin gelap.
penerangan satu satunya hanya berasal dari lampu depan.
jalanan mulai turun cukup curam.
aku sampai di kelokan pertama.
belokan ini sudutnya 180 derajat.
setelah itu jalanan kembali menurun, ,
tak sampai 20 meter, aku sampai di belokan kedua yang juga sudutnya 180 derajat.
ketika hendak berbelok,
tiba tiba sepeda motor mati.
reflek aku menurunkan perseneling menjadi setengah kopling karena aku berjalan cukup cepat.
" srrrrrrr "
motor meluncur sambil beberapa kali kutekan rem agak dalam.
" lha ini kenapa motornya mati? perasaan gasnya juga nggak gas kecil? "
aku berusaha menstater motor sambil terus berjalan.
namun motor tetap mati.
akhirnya aku membiarkan motor meluncur begitu saja.
mataku berusaha beradaptasi dengan kegelapan malam agar aku tidak keluar dari jalan aspal.
sebab jika aku keluar dari jalan aspal,
tidak menutup kemungkinan aku akan menyeruduk pepohonan yang membatasi jalanan dengan tebing.
satu, , dua , , tiga tikungan menurun yang tersisa kulewati sambil mencari tempat yang landai atau kalau bisa datar untuk mengetahui mengapa motor mati.
tak beberapa lama setelah aku berhasil melewati kelokan kelokan tadi,
aku sampai di jalanan yang agak datar.
aku segera berhenti dan menyangga motor dengan standar tengah.
suasana sangat gelap sehingga aku harus menggunakan hape untuk penerangan.
" apa bensinnya habis ya? "
pikirku.
akupun meraih kontak dan berniat memutar untuk mematikan kontak,
sebab aku sama sekali belum menyentuh kontak sedari tadi kendaraan mati.
namun ketika aku hendak memutar kontak,
" lho? kok nggak bisa dimatikan? "
aku berusaha lebih keras memutar kontak ke arah kiri.
namun tetap saja.
tunggu?
kok aneh?
pikiranku bertanya tanya.
sebab kontak ini kok sepertinya dalam posisi off.
akhirnya kucoba memutarkan kontak ke arah kanan.
" ceklik "
motor dalam kondisi standby.
aku langsung menginjak kick staternya.
" BREMMMMMMMM "
motor menyala seketika!
" lho! jadi dari tadi motor mati itu karena kontaknya off?! siapa yang matiin kontaknya??? "
aku baru sadar!
aku langsung naik ke atas motor dan kupacu ke arah PLTA.
bulu kudukku meremang.
ini pasti aku dikerjain, ,
begitu pikirku, ,
sebab suasana barusan sangat sepi dan gelap.
tak lama aku sampai di PLTA.
di pos satpam, nur menanyaiku mengapa lama sampainya.
kuceritakan kepada nur penyebab keterlambatanku.
kukatakan apa adanya sesuai kejadian tadi.
satpam yang berjaga mendengarkan ceritaku dan langsung memotong.
" di tikungan nomor dua dari atas ya? "
tanyanya, ,
" iya pak, kok tau? "
tanyaku balik.
" kamu beruntung cuma dimatiin kontaknya, warga sekitar sini kalau malam nggak berani lewat, , soalnya biasanya kalau naik motor sendirian, suka tiba tiba diboncengin perempuan berbaju putih dengan muka rusak "
( bersambung )
symoel08 dan 12 lainnya memberi reputasi
13