- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#268
Saat sedang asyik mengobrol dengan mama, Papa pulang dari jogging bersama laura
"Loh, Graham sama Thia sejak kapan disini? Laura salim dulu sama Mas Graham dan Kakak Thia"
"Belum lama kok pa, baru saja"jawabku
"Halo Laura cantik, huh keringatnya bikin cantik kalau abis lari pagi" goda Thia
"Kakak, Mas, kok jarang main ke rumah Laura? Emang mas sama kakak nggak kangen sama Laura?"
"Adek, Mas sama Kakak kan harus di Jakarta, nggak bisa sering - sering ke bandung" ucap Papa Mich
"Jadi gimana? Kapan kalian akan menikah? Secepatnya kalau bisa, jangan di tunggu - tunggu!" terusnya
"Papa, Kita ngobrol dulu berdua, Mama ceritain dulu" kemudian Mama mengajak Papa keruangan dirumah ini
Aku, Thia dan Laura asik bercanda satu sama lain, main gelitik - gelitik, anak kecil memang asik untuk di ajak bercanda selagi papa dan mama berdiskusi
"Eh Ham, Gua siap kok kalau harus nikah sekarang" bisiknya pelan
"ngaco lu"bisikku
"mama udah ngebet pengen mantu gua itu"
"guanya yang ga ngebet punya istri lu"
"alah, masih sip kok adek bang, mau berapa ronde bang?" ucapnya, namun kalimat itu cukup horor ditelingaku
"nggak - nggak, jangan aneh - aneh, kalau emang jodoh nggak kemana kok"
Kemudian kami lanjut bercanda - canda hingga terdengar suara Papa Mich sedikit agak keras, tak lama mereka keluar
"Jadi kalian belum nikah Mas, kak? Terus semalam si Jaya juga ngusir kamu lagi Mas? Udah kamu tinggal disini aja, bantu Papa kerja, Jaya emang begitu kelakuannya"
"maaf pak, biarpun bagaimana juga saya rasa anda tidak berhak untuk menjelekkan Papa saya, saya rasa saya harus pamit, maaf mengganggu hari anda, selamat tinggal Ma"
Kemudian aku salim sama Mama, tapi tidak untuk papa Mich, hari itu aku kesal sekali dengannya, Mama pun juga menyayangkan hal tersebut
Selangkah dua langkah, aku harus kembali ke gereja, Pak Indra tau aku harus apa mungkin, tanpa Thia aku berlari dari pagar rumah, persetan dengan semua ini
sabar, break dulu lanjut besok
"Loh, Graham sama Thia sejak kapan disini? Laura salim dulu sama Mas Graham dan Kakak Thia"
"Belum lama kok pa, baru saja"jawabku
"Halo Laura cantik, huh keringatnya bikin cantik kalau abis lari pagi" goda Thia
"Kakak, Mas, kok jarang main ke rumah Laura? Emang mas sama kakak nggak kangen sama Laura?"
"Adek, Mas sama Kakak kan harus di Jakarta, nggak bisa sering - sering ke bandung" ucap Papa Mich
"Jadi gimana? Kapan kalian akan menikah? Secepatnya kalau bisa, jangan di tunggu - tunggu!" terusnya
"Papa, Kita ngobrol dulu berdua, Mama ceritain dulu" kemudian Mama mengajak Papa keruangan dirumah ini
Aku, Thia dan Laura asik bercanda satu sama lain, main gelitik - gelitik, anak kecil memang asik untuk di ajak bercanda selagi papa dan mama berdiskusi
"Eh Ham, Gua siap kok kalau harus nikah sekarang" bisiknya pelan
"ngaco lu"bisikku
"mama udah ngebet pengen mantu gua itu"
"guanya yang ga ngebet punya istri lu"
"alah, masih sip kok adek bang, mau berapa ronde bang?" ucapnya, namun kalimat itu cukup horor ditelingaku
"nggak - nggak, jangan aneh - aneh, kalau emang jodoh nggak kemana kok"
Kemudian kami lanjut bercanda - canda hingga terdengar suara Papa Mich sedikit agak keras, tak lama mereka keluar
"Jadi kalian belum nikah Mas, kak? Terus semalam si Jaya juga ngusir kamu lagi Mas? Udah kamu tinggal disini aja, bantu Papa kerja, Jaya emang begitu kelakuannya"
"maaf pak, biarpun bagaimana juga saya rasa anda tidak berhak untuk menjelekkan Papa saya, saya rasa saya harus pamit, maaf mengganggu hari anda, selamat tinggal Ma"
Kemudian aku salim sama Mama, tapi tidak untuk papa Mich, hari itu aku kesal sekali dengannya, Mama pun juga menyayangkan hal tersebut
Selangkah dua langkah, aku harus kembali ke gereja, Pak Indra tau aku harus apa mungkin, tanpa Thia aku berlari dari pagar rumah, persetan dengan semua ini
sabar, break dulu lanjut besok
0