- Beranda
- Stories from the Heart
My Diary From My Way()
...
TS
rbassb
My Diary From My Way()
Quote:
Setelah sekian lama cuma jadi silent rider, sekarang gw pingin ngeshare sesuatu dari sebuah diary, dengan semua kenangan dan tetek bengek didalamnya.. walaupun buat nulis ini butuh tenaga ekstra karena gw harus membuka lembaran demi lembaran yang udah….. ahh, langsung aja deh..
Spoiler for Q.T.A:
Spoiler for RULES:
JADWAL UPDATE
Quote:
Spoiler for INDEX:
Spoiler for Penting:
Spoiler for Mulus Terasi:
Polling
0 suara
Siapakah Istri Randeka?
Diubah oleh rbassb 14-11-2022 14:19
rendolkribo dan 216 lainnya memberi reputasi
197
1.6M
5.3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rbassb
#556
SESI 31
Pagi ini gw berangkat agak lebih cepat dari biasanya. Selain karena tidak mau telat saat upacara tetapi juga karena hari ini adalah ujian kenaikan kelas, jadi gak mungkin untuk telat minggu ini
. Saat tiba, disekolah sudah lebih ramai dari biasanya. Bener aja feeling gw
mereka pada rajin pas ujian aja
.Selesai upacara masing-masing siswa/i balik ke kelas masing-masing dan inilah saat-saat penentuan pantaskah kami naik ke kelas 2
. Soal pertama yaitu matematika
.Quote:
Berbeda dengan yang lain salah satunya Sandy yang terlihat shock menerima lembaran soal matematika
. Saat ujian dimulai Nisa langsung ngebut mengerjakan soalnya, tak seperti gw yang harus oret-oretan beberapa kali sebelum benar-benar berhasil menjawabnya. Walaupun gw sebangku dengan Nisa, mustahil bagi gua untuk menconteknya selain karena pengawas yang selalu mondar-mandir dan juga Nisa orangnya pelit apa lagi waktu ujian kayak gini
. udah gitu konsekuensi dari nyontek juga lumayan fatal akibatnya
.Setelah selesai bahasa Inggris bel istirahat berbunyi dan gw langsung keluar menuju kelas Melani
. Sampai didepan kelas, gw lihat Melani masih merapihkan peralatanya.Quote:
Setelah percakapan singkat, kami menuju ke kantin. Ditengah perjalanan tepatnya dari kejauhan gw liat karena sedang berjalan ke arah kami. Kalian inget tentang balas dendam yang akan gw lakuin ke kak Rena? Ya... gw akan melakukannya sekarang
.Saat berjalan otomatis dia melihat gw dan Melani karena memang dia menuju ke arah sebaliknya, jadi gw dengan sengaja menggandeng tangan Melani
.Quote:
Sementara kak Rena semakin mendekat, dan akhirnya melewati kami
. gw tau banget kalau dia sebenernya kesel
yah bodo amat walaupun dia suka atau enggak ke gw itu urusan dia, tapi dengan berdekatannya gw dengan Melani apalagi pegangan tangan itu udah buat dia gondok pastinya
apa lagi kalau dia beneran suka ke gw maka?...
.Quote:
Saat gw perhatikan sekitar ternyata benar, beberapa anak ngeliatin kita
. Spontan gw langsung melepaskan tangan Melani
. Tapi saat gw melepaskan gandengan Melani langsung ngeledek gw
.Quote:
Sesudah ujian berlangsung gw selalu ngajak Melani ke kantin khususnya selama seminggu ini dan melarangnya untuk membawa bekal dengan alasan nyari suasana baru, sebenarnya ada maksud tertentu didalamnya yaitu membuat panas kak Rena dengan gw deket-deketan terus sama Melani. Selain menggandeng tangannya, gw juga sering mengelus-elus rambut Melani yang panjang dan itu cukup membuat Melani risih dan mukanya juga merah merona. Tapi gpp, asalkan melihat kak Rena kayak kebakaran jenggot itu cukup membuat gw senang
. Waktu itu juga ada sebuah kejadian yang cukup unik tepatnya saat kami(gw dan Melani) sedang asik makan dikantin, ada sisa makanan yang nempel dibibir Melani dan itu jackpot buat gw karena gw berhasil membuat Melani benar-benar tersipu malu karena gw berhasil membersihkan sisa makanan itu dengan tangan gw
pokoknya drama banget deh
dan gw melihat dengan jelas mata kak Rena terpaku ke arah kami
. FYI : kak Rena bisa melihat semua itu karena posisi duduk kami selalu dekat dengannya, cuma jarak beberapa meter saja dan itu sengaja gw yang milih tempat duduk agar balas dendam gw sukses
.Pokoknya balas dendam gw sukses dan Melani pun tidak menyadari apa yang sedang terjadi saat itu
sampai akhirnya.... sebuah kejadian pada hari kamis membuat rencana balas dendam gw gagal total. Kejadian atau lebih tepatnya tragedi dalam hidup gw yang sampai detik ini gw belum bisa lupain
.Tragedi ini benar-benar seperti sebuah rencana yang tersusun dengan rapih atau mungkin sangat sempurna, waktu kejadiannya hari kamis. Saat ujian selesai otomatis semua siswa & siswi pada berhamburan keluar kecuali gw yang saat itu sedang asik menghabiskan beberapa lembar novel yang gw baca, karena sedang seru-serunya mana mungkin gw lewatkan sampai 30mnt pun berlalu dan gw mulai membereskan peralatan sekolah gw dan bersiap pulang.
Kejadian itu tak disangka-sangka, sebuah rentetan-rentetan kesialan tepatnya gw alami begitu saja(ibaratkan tertimpa tangga, mau bangun kejatohan genteng, mau bangun lagi kepleset dan seterusnya). Waktu itu sekolah sudah tidak seramai biasanya karena memang jam pulang sekolah telah lewat lebih dari 30mnt, jadi hanya ada beberapa murid yang asik nonggkrong atau kegiatan lain diluar jam belajar.
Semua murid yang ada saat itu hanya mentertawai gw yang bisa dibilang apes ini, bahkan Sandy, Dion dkk tak berkutik saat kejadian itu terjadi :’). Mungkin jika waktu itu gw gak muntah, rentetan-rentetan kesialan itu tidak berhenti sampai disitu.
Gw muntah karena gw phobia sesuatu, yaitu rambut. Ya rambut biasa, gw juga punya rambut. cuma kalau ada rambut panjang sehelai... gw ulangi lagi... “SEHELAI” dijejel-jejelin ke muka gw, gw bisa mual-mual apa lagi jika rambut itu masuk ke mulut, otomatis gw bisa muntah saat itu juga. Bagaimana gw bisa phobia Sehelai rambut?, karena dulu waktu kecil ada sehelai rambut yang masuk ke mulut gw dan rambut itu nyangkut gak bisa ketelen, jadi semenjak saat itu gw phobia banget sama sehelai rambut apalagi rambut yang panjang.
Quote:
Setelah itu dia berlalu pergi dan gw hanya terduduk di pinggi lapangan dengan beberapa anak yang menertawai gw. Saat itu juga Dion dkk menghampiri gw sambil bertanya dengan puluhan pertanyaan, “gw gak ulang tahun” itulah inti jawaban yang sebenarnya mereka tanyakan. Setelah kejadian itu gw cukup shock, dan saat itu Sandy beserta Dion dkk tidak membawa gw pulang melainkan kami nongkrong dulu ke rumah Dion yang tujuan sebenarnya adalah membuat gw tenang. Pukul 17.00 gw sampai rumah, itupun di anter Dion naik motor.
* * * *
Jum’at pagi gw masuk seperti biasa, selain karena ini hari terakhir ujian gw juga udah agak mendingan setelah kejadian kemarin. Cuma hari ini gw agak lebih diam dari biasanya
. Saat sampai dikelas beberapa anak mendengar kejadian yang menimpa gw kemarin dan otomatis gw diserbu beberapa pertanyaan lagi, untungnya mereka yang dengar rata-rata anak laki-laki jadi gw harap Nisa dan Melani gak dengar berita ini.Saat istirahat gw lebih memilih dikelas karena gw lagi males keluar. Saat sedang asik mendengarkan musik Sandi & Dion dkk masuk ke kelas gw.
Quote:
* * * *
Sabtu adalah hari dimana sekolah ini lebih banyak di isi dengan ekstrakulikuler, apalagi setelah selesainya ujian pada Jum’at kemarin jadi anak-anak pun sangat menikmati kegiatan hari ini seolah ini adalah hari kebebasan mereka. Berbeda dengan yang lain, gw beseta Dion dkk kumpul untuk melancarkan rencana pembalasan yang menurut gw cukup apik dan tersusun sedemikian rupa. Pukul 12.15 kami semua kumpul kecuali Dion yang tidak ikut menjalankan aksi karena ada keperluan di perpus.
Rehan, Andi dan Denis berpencar sedangkan gw dan Sandy menunggu di lantai 2, Sandy bagian finishing dan gw harus senyum sekece mungkin saat Sandy melancarkan aksinya. Saat aksi sedang berlangsung tiba-tiba kak Rena muncul dari arah yang salah atau diluar rencana kami. Kak Rena nongol langsung di Pos Sandy, seharusnya dia melewati koridor 2 sebelum kesini soalnya kelas Kak Rena memang dari arah situ.
Quote:
Kak Rena pun menoleh ke arah kami
, cuma ada yang gak beres saat itu. Kak Rena memandang kami dengan tatapan sayu dan seperti hewan kurban yang pasrah akan disembelih. Dari cara dia berjalan pun berbeda dari biasanya yang berwibawa yang pastinya cool, saat itu dia berjalan tertatih-tatih dan tanganya pun melingkar diperut.Quote:
Gw langsung berlari ke arah gerbang dengan tujuan untuk memastikan kak Rena gak bener-bener sedang sakit seperti apa yang Dion bilang. Pantas saja dia keliatan pucet dan berbeda dari dia biasanya, mungkin kalau dia gak sedang sakit gw bakal dikejar. Kenapa hanya gw? seperti yang Rehan katakan, kita maen diem-diem jadi seolah-olah hanya gw yang bermain disitu.
Saat sampai digerbang gw liat kak Rena masih berjalan dengan pelannya, saat itu bajunya pun basah kuyup setelah disiram pakai air tadi. Tanpa basa-basi gw langsung membuka jaket gw dan memakaikanya dari belakang, untungnya jaket yang ada resleting alias bukan sweater yang langsung pakai you know lah... jadi bisa langsung dipakein dari belakang. Dan saat gw pakaikan pun sebenernya masa bodoh kalau kak Rena bakal ngamuk, tapi ajaibnya dia tetap berjalan seperti biasa dan tangannya masih melingkar di perut. Saat itu gw gak sengaja nyenggol tangannya saat memakaikan jaket(ini dipakainya cuma disampirin dari belakang loh, tau kan maksudnya?) tangannya terasa panas, dan fix dia bener-bener sakit.
Saat berjalan keluar gerbang gw agak memeluk bahunya dengan tujuan biar kalau dia pingsan ketahan sama gw, lagian dia jalan pun super pelan dan bikin gw takut
. Sampai didepan jalan raya gw masih dengan posisi yang sama, dan waktu itu gw menstop taksi karena gak mungkin kalau dia balik naik angkot. Saat itu pun gw ikut nganterin dia pulang dan gw sudah bener-bener siap menjelaskan kalau seandainya tante Maya nanya kenapa baju Natali a.k.a Rena basah. Diperjalanan tak ada sepatah katapun dari kami, dan saat supir taksi menanyakan alamat gw lah yang menjawabnya. Sepertinya supir taksinya pun mengerti kondisi kami saat itu jadi gak banyak tanya, dan untungnya gw tau alamat rumah kak Rena karena sebelumnya gw pernah kesana sama kak Lena saat ngaterin sesuatu.Setibanya didepan rumah kak Rena, jantung gw udah berdebar-debar kayak maling yang akan masuk kantor polisi kali. Saat pintu dibuka ternyata yang keluar pembantu rumah tangganya, namanya Bi Tati.
Quote:
Setelah itu gw balik dari rumah kak Rena, apesnya bagi gw saat itu karena gw harus jalan beberapa ratus meter untuk mencapai jalan raya. Soalnya uang gw hanya cukup buat naik angkot aja dan gak cukup buat naik ojek kedepan, karena uang gw hampir habis buat bayar taksi tadi
gara-gara idenya Rehan gw malah dapat masalah baru
.Sampai rumah gw udah siap-siap aja seandainya tante Maya menelfon dan bertanya sesuatu
. Quote:
jenggalasunyi dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup


Laras
,” kata Melani dengan muka sebal tapi tangan kami masih bertautan.
,” Melani
Aku gandeng lagi nih..! ,” ancam gw