- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#4455
Part 118
drrtt...drrtt!!
Pagi-pagi HPku sudah bergetar.
Tanda ada telepon masuk.
Aku lihat layar HPku, tertera nama Della disana.
Tidak biasanya dia menelponku.
tuuut...tuuut..
Telepon terputus begitu saja.
Lalu, aku mencoba menelpon Della.
Tetapi, teleponku tidak diangkat olehnya, lalu masuk SMS darinya.
Aku lihat jam yang ada dikamarku.
Tergantung persis didinding dan menunjukkan pukul 9.30 tepat.
Sesegera mungkin aku mandi dan sarapan.
Lalu, aku memacu kendaraanku menuju warnet.
Disana tidak terlalu ramai seperti biasa.
Ada Roy yang sedang berjaga dan Reza yang sedang bermain game kesayangannya.
Roy : "Woi.. Kemana aja lu.."
Rea : "Sibuk gw.. Vina mana ?"
Roy : "Lah.. Nanya gw.. Mana gw tau.."
Rea : "Emang dia gak kesini ?"
Roy : "Dia udah gak pernah kesini lagi.. Tapi, dia nanyain lo terus.."
Rea : "Terus ?"
Roy : "Ya gw bilang aja lo gak ada.."
Reza : "Kasian itu cewek, Re.. Lo gantungin gitu.. Terakhir kapan ya gw liat dia disini nangis sesegukan nyebut nama lo.."
Rea : "Ah.. Sialan banget.."
Roy : "Tumben lo begini.. Kenapa emang ?"
Rea : "gw ditelpon Della tadi.."
Roy : "Lo hubungin aja si Vina atau Della coba.."
Tak lama kemudian, muncul seseorang yang kehadirannya kurang aku harapkan.
Adrian : "Woi, Re.. Lo kemana aja ?"
Rea : "Gak kemana-mana gw.."
Adrian : "Nganggur kan ?"
Rea : "Baru juga nyampe gw.."
Adrian : "Anterin gw yok.. Beli char.."
Rea : "Daerah mana ?"
Adrian : "Bekasi Timur.."
Rea : "Jauh aja setan.."
Adrian : "Gak apa-apa.. Sekalian jalan-jalan.."
Reza : "Bener tuh.. Daripada bunuh diri lo disini.. Hahahahahahaha.."
Roy : "Dah sana berangkat.."
Adrian : "Ayo, yang jual cewek nih.."
Rea : "Gw lagi gak nafsu sama cewek.."
Adrian : "Wah.. Lagi belok lo ? Sekalian nongkrong lah kita nanti.. Ayo.. Gw janjian sejam lagi nih.."
Rea : "Iye iye.."
Aku dan Adrian segera berangkat menuju tempat yang dituju.
Udara panas dan debu yang terhampar dijalan masih kalah terasa dengan panas yang ada dihati dan pikiranku.
50 menit perjalanan, akhirnya kami sampai ditempat yang telah Adrian dan penjual karakter janjikan.
Rea : "Yang mana orang nya ? Jangan-jangan lo dikibulin.."
Adrian : "Apaan.. Kemaren gw telepon suaranya cewek.."
Rea : "Nama nya siapa ?"
Adrian : "Lenny.."
Rea : "Hode kali.."
Adrian : "Kagak.. Lo mah gak pernah percaya sama gw.."
Tiba-tiba telepon genggam milik Adrian berbunyi.
Dan dia mengangkat telepon dari si penjual tersebut.
"Kak Adrian.."
Seorang perempuan bertubuh langsing dengan tinggi 1,6 meter datang menghampiri kami yang masih duduk diatas motorku.
Dia menatapku dan terseyum.
Lenny : "Kamu Kak Adrian kan ? Yang mau beli char archerku.."
Rea : "Adrian ? Tuh yang jelek dibelakang.."
Lenny : "Oh, Hahahahaha.. Aku pikir yang bawa motornya Adrian.. Hai, Aku Lenny.."
Adrian : "Gw Adrian.. Kalo yang ini temen gw dek.."
Lenny : "Ah gantengan temen lo, Kak.."
Rea : "Udah udah buruan.. Mau transaksi dimana ?"
Lenny : "Itu warnetku disebrang.."
Adrian : "Ya udah.. Lo tunggu sini ya, Re.."
Rea : "Iya.."
Adrian dan Lenny berjalan menyebrang dan masuk ke dalam salah satu warnet.
Aku masih menunggu mereka tepat disebrangnya.
Sambil melihat HPku yang masih tetap tidak ada notifikasi pesan apapun didalamnya.
Berharap Vina segera menghubungiku.
Atau jangan-jangan, dia sedang bersenang-senang dengan lelaki itu.
30 menit berlalu, akhirnya Lenny dan Adrian selesai bertransaksi dan datang menghampiriku.
Adrian : "Udah yuk.."
Lenny : "Makasih ya kak.. Jangan kapok kesini lagi.."
Adrian : "Pasti.. Kapan-kapan gw maen di net lo dek.."
Lenny : "Hati-hati dijalan ya.."
Rea : "Kita duluan ya.."
Aku dan Adrian berputar arah dan meninggalkan tempat itu.
Adrian : "Cakep gak ?"
Rea : "Siapa ? Vina ?"
Adrian : "Anjir.. Lenny.."
Rea : "Nggak ah.. Biasa aja.. Cantikan Vina.."
Adrian : "Lo kenapa lagi sama Vina ? Ribut mulu gw liat.."
Rea : "Gak tau dah.. Pusing gw.."
Adrian : "Nongkrong dulu dah kita di Pondok Kelapa.."
Rea : "OK.."
Aku melanjutkan perjalanan menuju tempat yang dimaksud oleh Adrian.
Tempat ini berada di wilayah Jakarta Timur.
Suasana nya juga mendukung untukku bercerita semua apa yang aku rasakan ke Adrian.
30 menit perjalanan, kamipun sampai.
Adrian : "Kenapa lo sama Vina ?"
Rea : "Kemaren tuh gw ribut.. Terus dia gw cuekin.."
Adrian : "Nah, terus ?"
Rea : "Lo tau gak kenapa gw ke net tadi pagi ? Della nelpon gw.."
Adrian : "Della kenapa ?"
Rea : "Dia bilang Vina lagi ama cowok lain.."
Adrian : "Lagian lo ada-ada aja sih.. Vania yang lebih muda, lo lepasin.. Callista yang seumuran, lo lepas juga.. Velina yang imut imut, lo sakitin.."
Rea : "...."
Adrian : "Lo suka sama Vina ? Umur lo sama dia jauh, Re.."
Rea : "Mana gw tau.. Nama nya juga perasaan.."
Adrian : "Mending lo cari yang lain deh.. Tuh Lenny lo embat aja.."
Rea : "Nggak ah.. Gw bener-bener gak bisa pindah hati.."
Adrian : "Biasanya cepet lo dapet cewek lagi.."
Rea : "Kalo gw mau mah, dari kemaren udah dapet... Kayak yang gak tau gw aja lo.. Lo kenal gw bukan baru kemaren.."
Adrian : "Iya, gw tau.. Rasa nya gimana pas tau Vina sama cowok lain ?"
Rea : "Gak tau lah gw.. Gak enak pokoknya.. Rasanya mau gw bunuh aja tuh cowok.."
Tiba-tiba saja HP milik Adrian bergetar diatas meja.
Ada nama Roy dilayarnya.
Adrian : "Halo, Roy.. Nongkrong di Pondok Kelapa.. Serius lu ? Oke Oke."
Rea : "Kenapa ?"
Adrian : "Ada Vina disana.."
Rea : "Sana mana ?"
Adrian : "Warnet.."
Rea : "Ayo kesana.."
Adrian : "Kata Roy, jangan kesana dulu lu nya.."
Rea : "Lah.. Kenapa ?"
Adrian : "Ada itu cowok.."
Rea : "Cowok yang deket sama Vina ?"
Adrian : "Iya itu maksud gw.."
Rea : "Hah.. Bagus malah.. Yuk.."
Aku dan Adrian segera bergegas kembali menuju warnet.
Kali ini, aku agak cepat mengendarai motorku.
Aku tidak mau kehilangan jejak Vina lagi.
Aku sudah persiapkan kata-kata untuk bicara padanya.
Walaupun aku harus menurunkan ego dan rasa malu.
20 menit kemudian, sampailah kami.
Tetapi, aku tidak melihat ada mobil Vina yang parkir didepannya.
Justru aku melihat mobil sedan yang sama seperti milik Mama.
Hanya beda warnanya saja.
Aku parkirkan motorku dan masuk kedalam.
Aku melihat Vina bersama lelaki lain.
Rea : "Eh, Vin.."
Vina : "Hai, Re.."
Tanggapan yang begitu dingin darinya.
Biasanya, dia selalu emosional ketika bertemu denganku.
Rea : "Maafin aku untuk yang kemarin.."
Vina : "Oh, itu.. Lupain aja udah.. Udah lewat mah biarin aja.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah kalo gitu.."
Vina : "Kenalin nih.. Nama nya Bobby."
Bobby : "Gw, Bobby.."
Rea : "Oh, Andrea.."
Bobby : "Aku beli rokok dulu didepan ya.."
Vina : "Iya.. Beliin minum sekalian ya.."
Bobby : "Siap cantik.."
Aku hanya bisa menahan emosi yang bergejolak.
Begitu manis kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Rea : "Itu siapa ?"
Vina : "Cowok Gw.."
2 kata yang tak diharapkan akhirnya keluar dari ucapannya dan berhasil membuatku semakin terdiam.
Pagi-pagi HPku sudah bergetar.
Tanda ada telepon masuk.
Aku lihat layar HPku, tertera nama Della disana.
Tidak biasanya dia menelponku.
Quote:
tuuut...tuuut..
Telepon terputus begitu saja.
Lalu, aku mencoba menelpon Della.
Tetapi, teleponku tidak diangkat olehnya, lalu masuk SMS darinya.
Quote:
Aku lihat jam yang ada dikamarku.
Tergantung persis didinding dan menunjukkan pukul 9.30 tepat.
Sesegera mungkin aku mandi dan sarapan.
Lalu, aku memacu kendaraanku menuju warnet.
Disana tidak terlalu ramai seperti biasa.
Ada Roy yang sedang berjaga dan Reza yang sedang bermain game kesayangannya.
Roy : "Woi.. Kemana aja lu.."
Rea : "Sibuk gw.. Vina mana ?"
Roy : "Lah.. Nanya gw.. Mana gw tau.."
Rea : "Emang dia gak kesini ?"
Roy : "Dia udah gak pernah kesini lagi.. Tapi, dia nanyain lo terus.."
Rea : "Terus ?"
Roy : "Ya gw bilang aja lo gak ada.."
Reza : "Kasian itu cewek, Re.. Lo gantungin gitu.. Terakhir kapan ya gw liat dia disini nangis sesegukan nyebut nama lo.."
Rea : "Ah.. Sialan banget.."
Roy : "Tumben lo begini.. Kenapa emang ?"
Rea : "gw ditelpon Della tadi.."
Roy : "Lo hubungin aja si Vina atau Della coba.."
Tak lama kemudian, muncul seseorang yang kehadirannya kurang aku harapkan.
Adrian : "Woi, Re.. Lo kemana aja ?"
Rea : "Gak kemana-mana gw.."
Adrian : "Nganggur kan ?"
Rea : "Baru juga nyampe gw.."
Adrian : "Anterin gw yok.. Beli char.."
Rea : "Daerah mana ?"
Adrian : "Bekasi Timur.."
Rea : "Jauh aja setan.."
Adrian : "Gak apa-apa.. Sekalian jalan-jalan.."
Reza : "Bener tuh.. Daripada bunuh diri lo disini.. Hahahahahahaha.."
Roy : "Dah sana berangkat.."
Adrian : "Ayo, yang jual cewek nih.."
Rea : "Gw lagi gak nafsu sama cewek.."
Adrian : "Wah.. Lagi belok lo ? Sekalian nongkrong lah kita nanti.. Ayo.. Gw janjian sejam lagi nih.."
Rea : "Iye iye.."
Aku dan Adrian segera berangkat menuju tempat yang dituju.
Udara panas dan debu yang terhampar dijalan masih kalah terasa dengan panas yang ada dihati dan pikiranku.
50 menit perjalanan, akhirnya kami sampai ditempat yang telah Adrian dan penjual karakter janjikan.
Rea : "Yang mana orang nya ? Jangan-jangan lo dikibulin.."
Adrian : "Apaan.. Kemaren gw telepon suaranya cewek.."
Rea : "Nama nya siapa ?"
Adrian : "Lenny.."
Rea : "Hode kali.."
Adrian : "Kagak.. Lo mah gak pernah percaya sama gw.."
Tiba-tiba telepon genggam milik Adrian berbunyi.
Dan dia mengangkat telepon dari si penjual tersebut.
"Kak Adrian.."
Seorang perempuan bertubuh langsing dengan tinggi 1,6 meter datang menghampiri kami yang masih duduk diatas motorku.
Dia menatapku dan terseyum.
Lenny : "Kamu Kak Adrian kan ? Yang mau beli char archerku.."
Rea : "Adrian ? Tuh yang jelek dibelakang.."
Lenny : "Oh, Hahahahaha.. Aku pikir yang bawa motornya Adrian.. Hai, Aku Lenny.."
Adrian : "Gw Adrian.. Kalo yang ini temen gw dek.."
Lenny : "Ah gantengan temen lo, Kak.."
Rea : "Udah udah buruan.. Mau transaksi dimana ?"
Lenny : "Itu warnetku disebrang.."
Adrian : "Ya udah.. Lo tunggu sini ya, Re.."
Rea : "Iya.."
Adrian dan Lenny berjalan menyebrang dan masuk ke dalam salah satu warnet.
Aku masih menunggu mereka tepat disebrangnya.
Sambil melihat HPku yang masih tetap tidak ada notifikasi pesan apapun didalamnya.
Berharap Vina segera menghubungiku.
Atau jangan-jangan, dia sedang bersenang-senang dengan lelaki itu.
30 menit berlalu, akhirnya Lenny dan Adrian selesai bertransaksi dan datang menghampiriku.
Adrian : "Udah yuk.."
Lenny : "Makasih ya kak.. Jangan kapok kesini lagi.."
Adrian : "Pasti.. Kapan-kapan gw maen di net lo dek.."
Lenny : "Hati-hati dijalan ya.."
Rea : "Kita duluan ya.."
Aku dan Adrian berputar arah dan meninggalkan tempat itu.
Adrian : "Cakep gak ?"
Rea : "Siapa ? Vina ?"
Adrian : "Anjir.. Lenny.."
Rea : "Nggak ah.. Biasa aja.. Cantikan Vina.."
Adrian : "Lo kenapa lagi sama Vina ? Ribut mulu gw liat.."
Rea : "Gak tau dah.. Pusing gw.."
Adrian : "Nongkrong dulu dah kita di Pondok Kelapa.."
Rea : "OK.."
Aku melanjutkan perjalanan menuju tempat yang dimaksud oleh Adrian.
Tempat ini berada di wilayah Jakarta Timur.
Suasana nya juga mendukung untukku bercerita semua apa yang aku rasakan ke Adrian.
30 menit perjalanan, kamipun sampai.
Adrian : "Kenapa lo sama Vina ?"
Rea : "Kemaren tuh gw ribut.. Terus dia gw cuekin.."
Adrian : "Nah, terus ?"
Rea : "Lo tau gak kenapa gw ke net tadi pagi ? Della nelpon gw.."
Adrian : "Della kenapa ?"
Rea : "Dia bilang Vina lagi ama cowok lain.."
Adrian : "Lagian lo ada-ada aja sih.. Vania yang lebih muda, lo lepasin.. Callista yang seumuran, lo lepas juga.. Velina yang imut imut, lo sakitin.."
Rea : "...."
Adrian : "Lo suka sama Vina ? Umur lo sama dia jauh, Re.."
Rea : "Mana gw tau.. Nama nya juga perasaan.."
Adrian : "Mending lo cari yang lain deh.. Tuh Lenny lo embat aja.."
Rea : "Nggak ah.. Gw bener-bener gak bisa pindah hati.."
Adrian : "Biasanya cepet lo dapet cewek lagi.."
Rea : "Kalo gw mau mah, dari kemaren udah dapet... Kayak yang gak tau gw aja lo.. Lo kenal gw bukan baru kemaren.."
Adrian : "Iya, gw tau.. Rasa nya gimana pas tau Vina sama cowok lain ?"
Rea : "Gak tau lah gw.. Gak enak pokoknya.. Rasanya mau gw bunuh aja tuh cowok.."
Tiba-tiba saja HP milik Adrian bergetar diatas meja.
Ada nama Roy dilayarnya.
Adrian : "Halo, Roy.. Nongkrong di Pondok Kelapa.. Serius lu ? Oke Oke."
Rea : "Kenapa ?"
Adrian : "Ada Vina disana.."
Rea : "Sana mana ?"
Adrian : "Warnet.."
Rea : "Ayo kesana.."
Adrian : "Kata Roy, jangan kesana dulu lu nya.."
Rea : "Lah.. Kenapa ?"
Adrian : "Ada itu cowok.."
Rea : "Cowok yang deket sama Vina ?"
Adrian : "Iya itu maksud gw.."
Rea : "Hah.. Bagus malah.. Yuk.."
Aku dan Adrian segera bergegas kembali menuju warnet.
Kali ini, aku agak cepat mengendarai motorku.
Aku tidak mau kehilangan jejak Vina lagi.
Aku sudah persiapkan kata-kata untuk bicara padanya.
Walaupun aku harus menurunkan ego dan rasa malu.
20 menit kemudian, sampailah kami.
Tetapi, aku tidak melihat ada mobil Vina yang parkir didepannya.
Justru aku melihat mobil sedan yang sama seperti milik Mama.
Hanya beda warnanya saja.
Aku parkirkan motorku dan masuk kedalam.
Aku melihat Vina bersama lelaki lain.
Rea : "Eh, Vin.."
Vina : "Hai, Re.."
Tanggapan yang begitu dingin darinya.
Biasanya, dia selalu emosional ketika bertemu denganku.
Rea : "Maafin aku untuk yang kemarin.."
Vina : "Oh, itu.. Lupain aja udah.. Udah lewat mah biarin aja.."
Rea : "Hhmm.. Ya udah kalo gitu.."
Vina : "Kenalin nih.. Nama nya Bobby."
Bobby : "Gw, Bobby.."
Rea : "Oh, Andrea.."
Bobby : "Aku beli rokok dulu didepan ya.."
Vina : "Iya.. Beliin minum sekalian ya.."
Bobby : "Siap cantik.."
Aku hanya bisa menahan emosi yang bergejolak.
Begitu manis kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Rea : "Itu siapa ?"
Vina : "Cowok Gw.."
2 kata yang tak diharapkan akhirnya keluar dari ucapannya dan berhasil membuatku semakin terdiam.
JabLai cOY memberi reputasi
1
