- Beranda
- Stories from the Heart
BULLET
...
TS
whiteshark21
BULLET
Bullet - minus personality [ fiksi | thriller ]
Satu lokasi, satu korban, satu luka, satu nyawa, satu peluru, nol tersangka.
Di saat ini siapapun orangnya tak akan ada yang begitu sangat peduli dengan sebuah angka satu, hanya sebuah angka dengan nilai terkecil di depan nol.
Hanya saja saat 'satu' itu menjadi lebih dari cukup untuk merenggut sebuah nyawa, maka tak ada seorang pun yang meremehkan keberadaannya lagi.

* FYI, keseluruhan cerita ini belum tertulis sama sekali,
jadi bukan maksud mengulur-ngulur update tapi memang tergantung situasi & kondisi.
* Kesamaan cerita terhitung sangat kebetulan, kecuali beberapa yang tercantum referensinya.
Satu lokasi, satu korban, satu luka, satu nyawa, satu peluru, nol tersangka.
Di saat ini siapapun orangnya tak akan ada yang begitu sangat peduli dengan sebuah angka satu, hanya sebuah angka dengan nilai terkecil di depan nol.
Hanya saja saat 'satu' itu menjadi lebih dari cukup untuk merenggut sebuah nyawa, maka tak ada seorang pun yang meremehkan keberadaannya lagi.
Spoiler for Konten cerita:

Quote:
[ ??? ] - [ Raka ] - [ Lintang ] - [ ??? ] - [ Ratna ] - [ ??? ]
Quote:
Chapter 00
Chapter 01
- masa lalu Raka dan awal mula permasalahan.
Chapter 02
- kasus penembakkan ke-10 dan mimpi buruk Raka.
Chapter 03
- obrolan panjang tentang pemuda yang sudah mati.
Chapter 04
- obrolan berlanjut, membuka sisi gelap seorang Raka.
Chapter 05
- tiga tahun seusai kematian.
- kasus pembulian yang menelan korban nyawa.
Chapter 06
- jawaban Raka.
Chapter 01
- masa lalu Raka dan awal mula permasalahan.
Chapter 02
- kasus penembakkan ke-10 dan mimpi buruk Raka.
Chapter 03
- obrolan panjang tentang pemuda yang sudah mati.
Chapter 04
- obrolan berlanjut, membuka sisi gelap seorang Raka.
Chapter 05
- tiga tahun seusai kematian.
- kasus pembulian yang menelan korban nyawa.
Chapter 06
- jawaban Raka.
* FYI, keseluruhan cerita ini belum tertulis sama sekali,
jadi bukan maksud mengulur-ngulur update tapi memang tergantung situasi & kondisi.
* Kesamaan cerita terhitung sangat kebetulan, kecuali beberapa yang tercantum referensinya.
Quote:
Q :nggak lanjut cerita lama aja? genre sama.. A : nggak, ntar niatnya cerita lama sekalian ane tamatin di cerita ini.
Q : baca dari kiri ke kanan nggak? A : ya, kalo dibaca terbalik maknanya berubah jadi teori bumi kotak dan rencana konspirasi rahasia penguasaan dunia. eeekk..
Q : baca dari kiri ke kanan nggak? A : ya, kalo dibaca terbalik maknanya berubah jadi teori bumi kotak dan rencana konspirasi rahasia penguasaan dunia. eeekk..
Diubah oleh whiteshark21 21-08-2017 18:23
anasabila memberi reputasi
1
1.8K
Kutip
7
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•3Anggota
Tampilkan semua post
TS
whiteshark21
#3
Spoiler for Chapter 01:
Tempat pemakaman umum adalah satu tempat wajib yang hampir semua anak kecil takuti.
tidak dengan Raka, saat ia masih kecil ia hanya sedikit membencinya, bukan takut.
ia membencinya karena di sana lah orang-orang baik terkubur tanpa bisa kembali ke permukaan lagi. permukaan bumi yang kian hari semakin kacau ini, andai Raka bisa menukar 1 nyawa orang buruk dengan salah satu dari mereka yang mati selama memegang teguh kebenaran.. ia sangat ingin melakukannya.
bukankah aneh, siapapun hanya perlu berubah menjadi baik setelah menyadari kesalahannya, tapi yang dipikirkan oleh si Raka muda adalah satu jalan lain dengan ujung yang sama dengan jalan semua orang.
daripada merubah, Raka muda lebih berniat untuk menyingkirkan siapa saja yang merusak keadilan dan keseimbangan di dunia ini.
idealisme yang sangat jauh untuk anak muda seukurannya pada masa itu.
pemuda jenius yang menguasai jaringan informasi di seluruh negara, pada akhirnya terpaksa hanya berdiam diri tanpa bisa melakukan apapun setelah mengetahui semuanya.
sebuah simpul yang tak semudah seperti yang dikiranya,melepaskannya bukan lagi perkara mudah..
membebaskan dunia ini dari ketidakadilan, menyetarakan kehidupan semua orang, membuat semua orang tersenyum dengan cara yang sama, ideologi semacam itu sudah lama ia kubur dalam-dalam.
awalnya ia mengira kalau baginya semakin banyak ia tau segalanya, semakin bagus untuknya. namun kenyataannya dunia ini tak sehangat harapannya.
sebuah tempat yang sangat dingin melebihi liang kubur yang paling dibencinya.
kalau saja seseorang bertanya tentang apa itu 'mimpi' kepadanya..
baginya mimpi adalah hal pertama yang tak berharga lagi setelah hari itu.. hari di saat dia tau banyak hal yang tak seharusnya ia ketahui.
hal yg tak bisa dipikul seorang diri... kenyataan tentang dunia ini.
....
"Let's just live! Day by day and not be conquered by our sorrows.. The past can't hold us down, We must break free! " nyanyi Raka sampai di reff pertamnya, sendirian di depan komputernya.
jam di pojok kiri bawah monitor menujukkan pukul 1 dini hari, rupanya Raka tak sedang ingin tidur cepat malam ini. satu lagi malam yang akan ia habiskan dengan menatapi layar monitor komputernya.
Hari ini adalah hari minggu, tepatnya pukul 8 pagi. terhitung sudah 19 jam 30 menit lebih sejak hari perayaan ulang tahun Ratna kemarin.
Agaknya Raka bangun terlalu siang hari ini karena ia kembali begadang kapan pun malam minggu tiba. Bukan karena hal wajar seperti menonton pertandingan sepak bola ataupun bola basket di channel tv kesukaannya, melainkan cuma 1 update-an rutin dari salah satu youtuber kesukaannya.
'Crimson bullets' nama channel youtube tersebut, sebuah channel yang rutin mengunggah video live berdurasi panjang yang berisikan rekaman langsung seorang perempuan menggambar menggunakan salah satu software desain ternama sambil bercerita tentang hal fiksi yang berkaitan dengan gambarnya.
Bukankah aneh menamai channelnya dengan sebutan seperti itu sedangkan content-nya bermuatan edukasi dan hiburan. Raka pernah berpendapat demikian tak kurangnya satu kali, yakni saat pertama menemukan channel tersebut.
Selain itu channel yang rutin mengunggah 1 video setiap minggunya ini juga menggunakan fitur 'private' sehingga tak akan ada orang atau user lain yang bisa menemukan channelnya.
kemudian hal aneh yang terakhir adalah pemilik channelnya akan langsung menghapus video livenya tersebut selang beberapa saat setelah siarannya dihentikan dan di publish di beranda channelnya.
Aneh.. Lalu bagaimana Raka bisa menemukannya?
Kembali ke Raka, siapa identitas dari pemuda berantakan yang tak menarik perhatian ini?
Ia adalah seorang mantan cyber criminal terbaik yang pernah diakui oleh kumpulan-kumpulan sekelasnya di dunia internet.
Mantan.. Sebuah kata yang terdengar menyedihkan di jaman ini.
Tapi terkadang berhenti adalah satu langkah terbaik yang pernah orang lain ambil.. Seperti itulah Raka, seorang peretas yang berpengalaman.
Apa itu cukup? Mungkin sebatas itu saja mengenai dirinya.
Atau... Lebih pantas disebut kalau hanya sebatas itulah yang dapat diketahui darinya, pemuda dengan segudang perasaan yang tak ditampakkannya.
....
"Yoh! Rakaa.. Udah berangkat,kah?? Kemana kau?" Suara laki-laki lain tiba-tiba saja masuk tanpa meminta izin dari sang pemilik kamar inapan tersebut.
"...jangan masuk seenak dengkulmu!" Jawab Raka dari depan komputernya.
"Hahaa.. Aku masuk eh" kata pemuda itu lagi kini sudah menemui si pemilik kamar.
Lintang, laki-laki berusia 23 tahun yang tinggal di salah satu kamar sewaan di seberang kamar milik Raka. Pemuda tinggi bertubuh atletik dengan gaya rambut jabrik di bagian atas dan belah tengah di bagian depannya, sedangkan bagian belakangnya ia potong tipis sehingga menciptakan perpaduan 3 model rambut sekaligus.. Cukup Eksentrik memang.
Soal usia, tahun ini Raka akan menginjak usianya yang ke 25 yang demikian Lintang saat ini hanya berjarak 1 tahun lebih muda dari Raka. Dengan jarak usia seperti itu tak terlalu heran bila Lintang bisa cepat akrab dengan Raka yang terhitung sangat penutup dan individualistis. Itu mungkin salah satu kelebihan Lintang dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
"Nggak ngajar Ratna? Telat lu ntar" kata Lintang baru saja mendaratkan punggungnya ke kasur milik Raka.
"...sebentar lagi, lagian masih banyak waktu.." Jawab Raka masih dengan komputernya.
"Aku numpang tidur di sini,yak?" Males banget turun-naik tangga lagi ke kamarku" tanya Lintang kurang jelas karena wajahnya menghadap ke arah bawah, terkubur di permukaan kasur.
kamar mereka sama-sama berada di lantai dua namun keduanya berbeda bangunan dan hanya saling berhadapan dengan jarak 3 meter.
"Nggak! Aku harus ke rumah Ratna.. Kamar mau aku kunci dari luar" jawab Raka menolaknya.
"Yaelaah.. Tinggalin aja gemboknya,kalau aku keluar nanti ku kunci kamarmu dari luar.. Kamu pergi bawa kuncinya aja"
"Nggak! Pergi gih, aku mau berangkat sebentar lagi"
Raka bangun dari kursinya dan pergi ke kamar mandi setelah mengambil handuk dari gantungan pintu kamarnya. Sedangkan Lintang yang sudah diusir tadi tak punya pilihan lain selain keluar.
Baru saja dua langkah ia ambil dari tempat tidur Raka,dirinya tergoda untuk memeriksa komputer Raka yang belum dimatikan tadi. Tak butuh waktu lama untuk berfikir dua kali, Lintang pun langsung saja mendarat di depan komputer itu.
Terlihat sebuah jendela mini menunjukkan proses mengkopi file dari komputer ke HDD eksternal milik Raka. Tak dihiraukannya, Lintang langsung saja asik menjelajahi semua ruang penyimpanan di komputer itu.
di bagian download, satu folder bertuliskan 'chrimson bullets' langsung menarik perhatiannya. Lintang pun membukannya dengan cepat dan berharap menemukan hal yang menarik di sana.
rupanya hanya 10 video panjang yang masing-masing berdurasi 2 jam tanpa thumbnail yang menarik baginya. tak heran orang seperti Lintang langsung enteng saja mengabaikan video-video tersebut tanpa mau membukanya terlebih dahulu.
....
"hooi!??" tegur Raka setelah kembali dari kamar mandinya dan masih melihat Lintang ada di kamarnya.
"hoii....?" jawab Lintang enteng saja belum melepaskan mouse yang ia pakai untuk mengacak-acak komputer milik seseorang di sana.
"jangan pake properti orang sembarangan sih!?"
"penasaran bentar, lagian gua kan udah temenan sama lu.."
"............"
"terus... cobalah biasain hal semacam ini, pasalnya lu masih suka tertutup kecuali sama Ratna.. orang lain yang mau akrab sama lu jadi sedikit susah kan?" ujar Lintang berhenti dari aktivitasnya dan beranjak dari kursi kerja Raka.
"............."
"cobalah berenti menolak keberadaan orang lain.. kau udah cukup terbuka saat bersama Ratna seorang, sudah waktunya kau melakukan hal yang sama ke setiap orang di sekitarmu... terutama aku" kata Lintang panjang nampak terdengar lumrah di telinga Raka, terkecuali caranya menggunakan sebutan aku-kamu di kalimatnya kali ini.
"aku udah peringatin kamu dulu.. aku ini cukup aneh, jadi jangan salah paham kalau sudah begini" balas Raka berlalu sambil mengancing bagian depan kemeja pendeknya di depan cermin lemari.
"bodo.. dunia ini penuh sama kesalahpahaman.. lagian lu nggak bisa disebut manusia kalau tau semua hal tentang orang lain.. atau tentang apapun" ujar Lintang lagi sekedar membalas pendapat Raka sebelumnya.
"......?" triggered Raka.
-- dreeetttz...... (bunyi ponsel Lintang yang bergetar panjang di dalam saku celana jean-nya)
sebuah panggilan telfon singkat dari seseorang diterima Lintang selagi Raka tak tertarik memperhatikannya.
"Na- !" apa pun yang dikatakan oleh si penelfon barusan, Lintang nampak sedikit tersentak di sela-sela percakapannya setelah mendengar kalimat tersebut.
sayang Raka tak sedang memperhatikannya sehingga tak ada satu pun orang di sana yang menangkap momen barusan.
5 menit cukup untuk Raka bersiap-siap mengemas perlengkapannya ke dalam ransel. untuk yang terakhir kalinya Raka kembali mengecek barang bawaannya dan semuanya terlihat sangat siap sedia sesuai perhitungannya.
tak menunggu lama karena jam mengajarnya akan telat sebentar lagi, ia berniat langsung berangkat saat ini juga.
"kunci pintunya kalau mau keluar.." pesan Raka yang melempar gembok pintu kamarnya ke arah Lintang di sana, tanda ia mengiyakan permintaan Lintang sebelumnya.
"hehh.. nggak perlu, aku ada kerjaan sekarang" balasnya melempar kembali gembok yang diterimanya tadi ke arah Raka.
"kerja apaan? bukannya kamu pengangguran,huh?"
"hohh.. kasar banget, aku ini termasuk orang penting di kota ini, paham?"
"gehh.. terserah!"
"Raka.. aku numpang motormu sampai ke rumah Ratna, ini mendadak" kata Lintang berubah menjadi meminta tumpangan padahal sebelumnya ia bilang ada panggilan kerja untuknya.
"...huh!?"
.
.
.
.
.
.
sementara waktu terus berjalan dan keduanya memutuskan sepakat untuk pergi bersama menuju rumah Ratna, jam mulai les Ratna sudah hampir tiba saatnya.
biasanya Ratna akan memulai chat dengan Raka jika ia belum sampai di sana tepat waktu, meledek dan menyindirnya atau sekedar menggodanya sedikit.
namun hari ini ada yang berbeda... ia sepertinya tak punya waktu untuk jadwal rutin seriap minggunya itu.
berbeda dengan biasanya saat ia duduk manis menunggu temannya datang, kali ini ia mungkin ingin bercengkrama sedikit dengan ayah tercintanya sebelum jam les dimulai.
"............" Ratna nampak diam tak bisa berbicara.
entah giliran siapa yang seharusnya merespon pembicaraan, ayahnya kah yang sedang berada di posisi berhutang jawaban atau entah Ratna yang harusnya mengatakan sesuatu pada ayahnya.
keduanya nampak sama-sama tak mengeluarkan kata-kata.
mereka pasti sedang sangat canggung saat ini.
....
tapi apa tidak masalah kalau begini? ayahnya tak terlihat baik-baik saja jika diperhatikan lebih seksama... terlebih dengan darah di kepalanya yang terlihat sangat nyata itu.
tidak dengan Raka, saat ia masih kecil ia hanya sedikit membencinya, bukan takut.
ia membencinya karena di sana lah orang-orang baik terkubur tanpa bisa kembali ke permukaan lagi. permukaan bumi yang kian hari semakin kacau ini, andai Raka bisa menukar 1 nyawa orang buruk dengan salah satu dari mereka yang mati selama memegang teguh kebenaran.. ia sangat ingin melakukannya.
bukankah aneh, siapapun hanya perlu berubah menjadi baik setelah menyadari kesalahannya, tapi yang dipikirkan oleh si Raka muda adalah satu jalan lain dengan ujung yang sama dengan jalan semua orang.
daripada merubah, Raka muda lebih berniat untuk menyingkirkan siapa saja yang merusak keadilan dan keseimbangan di dunia ini.
idealisme yang sangat jauh untuk anak muda seukurannya pada masa itu.
pemuda jenius yang menguasai jaringan informasi di seluruh negara, pada akhirnya terpaksa hanya berdiam diri tanpa bisa melakukan apapun setelah mengetahui semuanya.
sebuah simpul yang tak semudah seperti yang dikiranya,melepaskannya bukan lagi perkara mudah..
membebaskan dunia ini dari ketidakadilan, menyetarakan kehidupan semua orang, membuat semua orang tersenyum dengan cara yang sama, ideologi semacam itu sudah lama ia kubur dalam-dalam.
awalnya ia mengira kalau baginya semakin banyak ia tau segalanya, semakin bagus untuknya. namun kenyataannya dunia ini tak sehangat harapannya.
sebuah tempat yang sangat dingin melebihi liang kubur yang paling dibencinya.
kalau saja seseorang bertanya tentang apa itu 'mimpi' kepadanya..
baginya mimpi adalah hal pertama yang tak berharga lagi setelah hari itu.. hari di saat dia tau banyak hal yang tak seharusnya ia ketahui.
hal yg tak bisa dipikul seorang diri... kenyataan tentang dunia ini.
....
"Let's just live! Day by day and not be conquered by our sorrows.. The past can't hold us down, We must break free! " nyanyi Raka sampai di reff pertamnya, sendirian di depan komputernya.
jam di pojok kiri bawah monitor menujukkan pukul 1 dini hari, rupanya Raka tak sedang ingin tidur cepat malam ini. satu lagi malam yang akan ia habiskan dengan menatapi layar monitor komputernya.
Chapter 01 .
Malam berlalu selagi Raka terjaga di depan komputernya. tak sampai pagi tiba, ia justru sudah ketiduran sejak pukul 3 pagi tadi.Hari ini adalah hari minggu, tepatnya pukul 8 pagi. terhitung sudah 19 jam 30 menit lebih sejak hari perayaan ulang tahun Ratna kemarin.
Agaknya Raka bangun terlalu siang hari ini karena ia kembali begadang kapan pun malam minggu tiba. Bukan karena hal wajar seperti menonton pertandingan sepak bola ataupun bola basket di channel tv kesukaannya, melainkan cuma 1 update-an rutin dari salah satu youtuber kesukaannya.
'Crimson bullets' nama channel youtube tersebut, sebuah channel yang rutin mengunggah video live berdurasi panjang yang berisikan rekaman langsung seorang perempuan menggambar menggunakan salah satu software desain ternama sambil bercerita tentang hal fiksi yang berkaitan dengan gambarnya.
Bukankah aneh menamai channelnya dengan sebutan seperti itu sedangkan content-nya bermuatan edukasi dan hiburan. Raka pernah berpendapat demikian tak kurangnya satu kali, yakni saat pertama menemukan channel tersebut.
Selain itu channel yang rutin mengunggah 1 video setiap minggunya ini juga menggunakan fitur 'private' sehingga tak akan ada orang atau user lain yang bisa menemukan channelnya.
kemudian hal aneh yang terakhir adalah pemilik channelnya akan langsung menghapus video livenya tersebut selang beberapa saat setelah siarannya dihentikan dan di publish di beranda channelnya.
Aneh.. Lalu bagaimana Raka bisa menemukannya?
Kembali ke Raka, siapa identitas dari pemuda berantakan yang tak menarik perhatian ini?
Ia adalah seorang mantan cyber criminal terbaik yang pernah diakui oleh kumpulan-kumpulan sekelasnya di dunia internet.
Mantan.. Sebuah kata yang terdengar menyedihkan di jaman ini.
Tapi terkadang berhenti adalah satu langkah terbaik yang pernah orang lain ambil.. Seperti itulah Raka, seorang peretas yang berpengalaman.
Apa itu cukup? Mungkin sebatas itu saja mengenai dirinya.
Atau... Lebih pantas disebut kalau hanya sebatas itulah yang dapat diketahui darinya, pemuda dengan segudang perasaan yang tak ditampakkannya.
....
"Yoh! Rakaa.. Udah berangkat,kah?? Kemana kau?" Suara laki-laki lain tiba-tiba saja masuk tanpa meminta izin dari sang pemilik kamar inapan tersebut.
"...jangan masuk seenak dengkulmu!" Jawab Raka dari depan komputernya.
"Hahaa.. Aku masuk eh" kata pemuda itu lagi kini sudah menemui si pemilik kamar.
Lintang, laki-laki berusia 23 tahun yang tinggal di salah satu kamar sewaan di seberang kamar milik Raka. Pemuda tinggi bertubuh atletik dengan gaya rambut jabrik di bagian atas dan belah tengah di bagian depannya, sedangkan bagian belakangnya ia potong tipis sehingga menciptakan perpaduan 3 model rambut sekaligus.. Cukup Eksentrik memang.
Soal usia, tahun ini Raka akan menginjak usianya yang ke 25 yang demikian Lintang saat ini hanya berjarak 1 tahun lebih muda dari Raka. Dengan jarak usia seperti itu tak terlalu heran bila Lintang bisa cepat akrab dengan Raka yang terhitung sangat penutup dan individualistis. Itu mungkin salah satu kelebihan Lintang dalam hal menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
"Nggak ngajar Ratna? Telat lu ntar" kata Lintang baru saja mendaratkan punggungnya ke kasur milik Raka.
"...sebentar lagi, lagian masih banyak waktu.." Jawab Raka masih dengan komputernya.
"Aku numpang tidur di sini,yak?" Males banget turun-naik tangga lagi ke kamarku" tanya Lintang kurang jelas karena wajahnya menghadap ke arah bawah, terkubur di permukaan kasur.
kamar mereka sama-sama berada di lantai dua namun keduanya berbeda bangunan dan hanya saling berhadapan dengan jarak 3 meter.
"Nggak! Aku harus ke rumah Ratna.. Kamar mau aku kunci dari luar" jawab Raka menolaknya.
"Yaelaah.. Tinggalin aja gemboknya,kalau aku keluar nanti ku kunci kamarmu dari luar.. Kamu pergi bawa kuncinya aja"
"Nggak! Pergi gih, aku mau berangkat sebentar lagi"
Raka bangun dari kursinya dan pergi ke kamar mandi setelah mengambil handuk dari gantungan pintu kamarnya. Sedangkan Lintang yang sudah diusir tadi tak punya pilihan lain selain keluar.
Baru saja dua langkah ia ambil dari tempat tidur Raka,dirinya tergoda untuk memeriksa komputer Raka yang belum dimatikan tadi. Tak butuh waktu lama untuk berfikir dua kali, Lintang pun langsung saja mendarat di depan komputer itu.
Terlihat sebuah jendela mini menunjukkan proses mengkopi file dari komputer ke HDD eksternal milik Raka. Tak dihiraukannya, Lintang langsung saja asik menjelajahi semua ruang penyimpanan di komputer itu.
di bagian download, satu folder bertuliskan 'chrimson bullets' langsung menarik perhatiannya. Lintang pun membukannya dengan cepat dan berharap menemukan hal yang menarik di sana.
rupanya hanya 10 video panjang yang masing-masing berdurasi 2 jam tanpa thumbnail yang menarik baginya. tak heran orang seperti Lintang langsung enteng saja mengabaikan video-video tersebut tanpa mau membukanya terlebih dahulu.
....
"hooi!??" tegur Raka setelah kembali dari kamar mandinya dan masih melihat Lintang ada di kamarnya.
"hoii....?" jawab Lintang enteng saja belum melepaskan mouse yang ia pakai untuk mengacak-acak komputer milik seseorang di sana.
"jangan pake properti orang sembarangan sih!?"
"penasaran bentar, lagian gua kan udah temenan sama lu.."
"............"
"terus... cobalah biasain hal semacam ini, pasalnya lu masih suka tertutup kecuali sama Ratna.. orang lain yang mau akrab sama lu jadi sedikit susah kan?" ujar Lintang berhenti dari aktivitasnya dan beranjak dari kursi kerja Raka.
"............."
"cobalah berenti menolak keberadaan orang lain.. kau udah cukup terbuka saat bersama Ratna seorang, sudah waktunya kau melakukan hal yang sama ke setiap orang di sekitarmu... terutama aku" kata Lintang panjang nampak terdengar lumrah di telinga Raka, terkecuali caranya menggunakan sebutan aku-kamu di kalimatnya kali ini.
"aku udah peringatin kamu dulu.. aku ini cukup aneh, jadi jangan salah paham kalau sudah begini" balas Raka berlalu sambil mengancing bagian depan kemeja pendeknya di depan cermin lemari.
"bodo.. dunia ini penuh sama kesalahpahaman.. lagian lu nggak bisa disebut manusia kalau tau semua hal tentang orang lain.. atau tentang apapun" ujar Lintang lagi sekedar membalas pendapat Raka sebelumnya.
"......?" triggered Raka.
-- dreeetttz...... (bunyi ponsel Lintang yang bergetar panjang di dalam saku celana jean-nya)
sebuah panggilan telfon singkat dari seseorang diterima Lintang selagi Raka tak tertarik memperhatikannya.
"Na- !" apa pun yang dikatakan oleh si penelfon barusan, Lintang nampak sedikit tersentak di sela-sela percakapannya setelah mendengar kalimat tersebut.
sayang Raka tak sedang memperhatikannya sehingga tak ada satu pun orang di sana yang menangkap momen barusan.
5 menit cukup untuk Raka bersiap-siap mengemas perlengkapannya ke dalam ransel. untuk yang terakhir kalinya Raka kembali mengecek barang bawaannya dan semuanya terlihat sangat siap sedia sesuai perhitungannya.
tak menunggu lama karena jam mengajarnya akan telat sebentar lagi, ia berniat langsung berangkat saat ini juga.
"kunci pintunya kalau mau keluar.." pesan Raka yang melempar gembok pintu kamarnya ke arah Lintang di sana, tanda ia mengiyakan permintaan Lintang sebelumnya.
"hehh.. nggak perlu, aku ada kerjaan sekarang" balasnya melempar kembali gembok yang diterimanya tadi ke arah Raka.
"kerja apaan? bukannya kamu pengangguran,huh?"
"hohh.. kasar banget, aku ini termasuk orang penting di kota ini, paham?"
"gehh.. terserah!"
"Raka.. aku numpang motormu sampai ke rumah Ratna, ini mendadak" kata Lintang berubah menjadi meminta tumpangan padahal sebelumnya ia bilang ada panggilan kerja untuknya.
"...huh!?"
.
.
.
.
.
.
sementara waktu terus berjalan dan keduanya memutuskan sepakat untuk pergi bersama menuju rumah Ratna, jam mulai les Ratna sudah hampir tiba saatnya.
biasanya Ratna akan memulai chat dengan Raka jika ia belum sampai di sana tepat waktu, meledek dan menyindirnya atau sekedar menggodanya sedikit.
namun hari ini ada yang berbeda... ia sepertinya tak punya waktu untuk jadwal rutin seriap minggunya itu.
berbeda dengan biasanya saat ia duduk manis menunggu temannya datang, kali ini ia mungkin ingin bercengkrama sedikit dengan ayah tercintanya sebelum jam les dimulai.
"............" Ratna nampak diam tak bisa berbicara.
entah giliran siapa yang seharusnya merespon pembicaraan, ayahnya kah yang sedang berada di posisi berhutang jawaban atau entah Ratna yang harusnya mengatakan sesuatu pada ayahnya.
keduanya nampak sama-sama tak mengeluarkan kata-kata.
mereka pasti sedang sangat canggung saat ini.
....
tapi apa tidak masalah kalau begini? ayahnya tak terlihat baik-baik saja jika diperhatikan lebih seksama... terlebih dengan darah di kepalanya yang terlihat sangat nyata itu.
Quote:
* Define 'Dream'! - 9gag joke
0
Kutip
Balas