Her Name
Quote:
Akupun nengok, seorang perempuan mengenakan batik SMPN paling favorit di kotaku, bisa di bilang urutan pertama. Dan dia bersama temannya
“hei, ko diem?”, tanyanya
“siapa?”, tanyaku
“ini gua temen SD lu, masa lupa”, katanya
Akupun menggelengkan kepala.
“lu salah orang kali”, kata temannya
“lu Teostra kan? Lulusan SD ini?”, tanya nya
“iya bener”, kataku
“gua temen SD lu, Angel”, katanya
Akupun mencoba mengingatnya, tapi tidak ada gambaran tentang perempuan ini.
“yang suka bareng Yuna”, katanya
“oh, adenya Yuna? Iya inget-inget lu kan kemana-mana berdua terus”, kataku
“gua bukan adenya sih Teo, Cuma emang dia selalu bantuin gua”, katanya
“tapi gua ko tadi sempet ga inget ya. Lu pindah ke kelas A kan kalo ga salah?”, tanyaku
“iya, dari situ kita jarang ketemu”, katanya
“iya gua inget sekarang, apa kabar?”, tanyaku
“baik, lu gimana? Tinggi lu sekarang”, katanya
“gua baik ko, lah masih sama aja kayanya. Lu yang beda, gua sempet ga ngeh tadi”, kataku
“beda apanya?”, tanya nya
“ya beda agak beningan deh kayanya”, kataku
“masa sih? Gombal”, katanya
“seru banget ngobrolnya”, kata temannya
“eh, sory Cel”, kata Angel
“ini temen gua Ciel”, katanya
Akupun menjabat tangannya.
“sering kesini?”, tanyaku
“ga sih, tapi Angel ngajakin gua kesini”, kata Ciel
“lu sering kesini Ngel?”, tanyaku
“ko ngel sih?”, tanyanya
“kan nama lu Angel, jadi Ngel”, kataku
“Angelita kali Teostraaaa”, katanya mencubit ku
“aduh, lah tadi bilangnya Angel sih”, kataku
“tau ah”, katanya bt
“iya-iya maaf sih Ta”, kataku
“kalian dulu deket banget ya?”, tanya Ciel
“kaga, kenapa?”, tanyaku
“akrab banget”, katanya
“keliatannya doang akrab Cel, dia punya bodyguard jadi susah ngedeketinnya”, kata Angel
“siapa?”, tanya Ciel
“oh iya, ngomong-ngomong mana Rathi?”, tanya Angel
Akupun tidak menjawabnya.
“lu mau makan apa Ciel?”, tanyaku
“lah gua dicuekin”, kata Angel sambil mencubitku
“aduh, sakit Ta, bahas yang laen dah”, kataku
“tuh udah tau kan bodyguardnya siapa Cel. Iya mau makan tapi gad a tempat rame tuh sama anak SMP mana tau”, katanya
“SMP gua”, kataku
Angel dan Ciel langsung melirikku.
“sini kalo mau makan”, kataku sambil menarik tas Angel
“tunggu”, lanjutku
Akupun meminta kepada salah satu kedai langananku untuk menyediakan bangku dan meja untuk 2 orang dan mereka menyanggupi.
“anak bos lu?”, tanya Angel
“maksudnya?”, tanyaku
“maen minta segala, di turutin lagi”, katanya
“gua udah sering kesini, jadi udah deket lah, bawel lu”, kataku menjitaknya
Angel ini blasteran, ibunya asli indo tapi ayahnya keturunan german. Tinggi nya pun sekupingku dan posturnya hampir sama dengan Wina, tapi ku akui lebih putih Angel. Sedangkan Ciel, dia memang asli indo. Tapi kulitnya cukup putih untuk keturunan indo, sedangkan posturnya dia seleherku dan perawakannya agak kecil.
“tuh udah siap, tinggal makan dah sono”, kataku
“lu mau kemana?”, tanya Angel
“balik tuh kesana, makanan gua udah siap kayanya”, kataku
“ga mau nemenin gua?”, tanyanya
Aku lupa satu sifat yang paling menyebalkan dari Angel adalah dia suka memaksa kemaunnya dan dia itu koplak, juga tidak punya rasa malu. Akupun tidak menjawabnya dan kembali bersama teman-temanku.
“siapa?”, tanya Al
“temen”, kataku
“anjir lah, baru turun aja udah dapet 2 cewe, bening-bening lagi”, kata Abay
“temen Bay”, kataku
“tenang sih gua ga akan ngadu”, katanya
“Bay, mereka temen gua”, kataku
“temen? Yakin?”, ledek Iam sambil melihat ke belakangku
Akupun menoleh, dan Angel sudah di belakangku sambil tersenyum.
“temenin”, katanya sambil memegang kedua pipiku
Akupun menepis tangannya.
“lu kan udah ada yang nemenin sih”, kataku
“sama gua aja mbak di temeninnya”, kata Al
“jangan mbak, dia mesum soalnya”, kata Iam sambil tertawa
“anjir lah Am, usaha nih gua”, kata Al
“tuh sama Al”, kataku
“nda mau”, katanya dengan nada manja
Akupun melihat ke arah Abay dan dia hanya tersenyum dan mengangkat bahunya.
“ayo sih, lama lu”, kata Angel memegang pipiku lagi
“ganggu sih lu Njel”, kataku
“mbak, cantik-cantik namanya Njel?!”, tanya Kiki
“Angel mas”, kata Angel
“ayo Teostra, gua kangen sama lu, baru ketemu lagi kan kita”, katanya menarik-narik pipiku.
Akupun menghela nafas panjang dan pindah meja sambil membawa makananku. Dan akupun meminta 1 bangku lagi untuk menemani wanita sue satu ini.
“repot sih lu Ta”, kataku
“yeeee, temenin sih”, katanya
“kan ada Ciel”, kataku
“jadi aneh sih lu Lit”, kata Ciel
Angel malah bersenandung sambil makan dan tidak menghiraukan kami.
“Ciel, kenapa temen lu?”, tanyaku
“dia kalo lagi seneng banget kaya gitu, emang lu ga tau?”, tanya Ciel
“kaga kan gua ga ketemu dia dari kelas 4 sampe tadi”, kataku
Tiba-tiba Angel berhenti bersenandung dan memegang rambutku. Dia memiliki mata yang tajam untuk ukuran seorang perempuan. Rambutku pun langsung di elus-elus layaknya kucing.
“udah lama ga giniin lu”, katanya