Who?
Quote:
Akupun masuk dan langsung ke kamarku, terlihat Wina sedang bersiap-siap.
“pulang yang?”, tanyaku
“iya yang, pulang, minggu depan aku dateng lagi ko”, katanya
“iya, kak Queen nungguin di bawah”, kataku
Akupun mengantar Wina untuk pamitan dan berjalan ke mobil. Sesampainya di mobil Wina langsung duduk di bangku belakang, dan rebahan, ngantuk katanya.
“gua balik dulu”, kata kak Queen
Akupun tidak menjawabnya.
Perlahan mereka pun pergi dan menghilang di gelapnya malam, sedangkan aku kembali ke kamar. Semalaman aku tidak tidur karena sudah puas tidur, dan yang ku lakukan hanya mendengarkan music, hingga tak terasa sudah pagi, mata ini baru terasa berat dan ngantuk pun datang menghampiri. Memang sudah tidak ada pelajaran tapi di sekolah aku mencari informasi tentang SMA di kotaku.
Setibanya di sekolah aku langsung di sambut Iam dan Kiki.
“sendirian?”, tanya Iam
“iya, kenapa?”, tanyaku
“Luna mana?, tanya Kiki
“libur panjang, keluar kota”, kataku
“wih jomblo dong sekarang”, ledek Iam
“ya ga lah Am”, kataku
“iya Am, masa lu lupa dia masih punya Wina”, sambung Kiki
“oh iya gua lupa kalau temen kita playboy tingkat dewa”, kata Iam lalu mereka tertawa.
“sialan. Masih rame aja ini sekolah”, kataku
“iya lah, nih pada di ruang guru nanya soal SMA, lu ga kesana?”, tanya Iam
“nilai aja belum keluar Am, udah nyari SMA sih. Aneh”, kataku
“lu yang aneh, orang buat jaga-jaga. Supaya ga dadakan”, kata Kiki
Kamipun ngobrol mau kemana setelah lulus dari sini dan impian-impian yang lainnya. Beberapa hari tidak ada hal yang wah, hanya kegiatan nganggur seperti biasa di sekolah, akhir-akhir ini Luna sulit di hubungi, kalaupun member kabar paling hanya sekali atau dua kali mungkin karena aku belum ganti hp atau kesibukannya dia. Sedangkan Wina cukup sering telepon ke rumah, dan tak jarang dia selalu menggodaku di telepon.
Sekarang hari kamis dan seperti biasa kegiatan nganggur masih berlangsung.
“eh Teo”, sapa seseorang
“kenapa Al?”, tanyaku
Dia adalah Al, salah satu teman Abay dan Pris. Dia ini memiliki wajah baby face, dalam artian yang sebenarnya karena dia selalu di bilang lucu oleh anak cewe yang lain, tapi predikatnya tidak jauh denganku, ya tukang rusuh, jail dan lain-lain.
“nongkrong lah di mall biasa, jarang maen kan kita-kita”, kata Al
“kita? Siapa aja?”, tanyaku
“lu, gua, Iam. Banyak dah, Abay sama Pris juga ikut”, katanya
“tumben rame, biasanya berlima doang kan”, kataku
“ikut lah, ayo”, katanya
“ga aneh-aneh kan?”, tanyaku
“santai lah, Cuma maen biasa, lagian udah mau lulus masih aja ga bener sih.”, katanya
“tumben lu ngomong bener, biasanya bejat”, kataku
“anjir lah. Ayo cabut”, katanya
“masih pagi gila, belum buka itu mall”, kataku
“eh iya ya. Maap-maap”, katanya sambil tertawa
Akupun pergi ke kantin bersama Al, disana sudah ada banyak anak yang lain sedang berkumpul, sekolah serasa milik kelas 3 karena yang lain masih libur, kelaspun banyak di pakai untuk sekedar tiduran ataupun main gitar. Siang pun datang dan kami pergi ke mall dekat SMP.
“eh, lu susah di hubungin sih”, kata Pris
“hp gua ancur”, kataku
“ganti lah”, katanya
“nanti aja lah, gampang”, kataku
Kami berjalan sudah seperti geng yang akan tawuran, sesampainya di depan mall, security mengecek kami.
“lah, tumben pada ngumpul. Tawuran?”, tanya security sambil melihat tas kami satu-persatu
“kaga lah, tobat dulu”, kata Abay
“jangan bikin ribut di dalem”, kata security
“siap!”, teriak kami bersamaan.
Sesampainya di food court tempat tidak terlalu ramai, kamipun menyusun bangku dan meja memanjang agar muat untuk semua orang.
“jir Bay, yakin disini?”, tanyaku
“napa?”, tanyanya
“ini kita di tengah Bay, di liatin orang dah”, kataku
“kita bayar sih”, katanya cuek
Setelah meja dan bangku tersusun kamipun mendatangi kedai-kedai yang ada. Setelah semua memesan makanan, aku pergi ke arah lift.
“mau kemana?”, tanya Al
“biasa”, kataku
Di mall ini ada lokal radio stationnya, jadi bisa request lagu dan mendapatkan informasi sekitar mall dari radio tersebut. Tak jarang aku dan beberapa temanku menjadi penyiar dadakan untuk iseng. Setelah memesan beberapa lagu akupun kembali. Lagu yang kupesan itu lagu-lagu band indie, seperti “putih abu” dan lain-lain (alias lupa). Sesampainya di food court dari kejauhan makanan belum semuanya datang jadi aku berdiri di pagar pembatas dan melihat-lihat seisi mall. Saat sedang bersantai tiba-tiba
“Teostra”, sapa seseorang sambil menepuk pundakku