Fallen (2)
Gue memainkan handphone di tangan gue. Tidak lama handphone gue bergetar menandakan pesan masuk.
“Kak Aldi berarti terakhir hari ini?” tanya Vina di Whatsapp.
“Hooh. Tapi, dia akan bantu untuk event akhir bulan sih” balas gue.
“Jadi, gimana?” tanya Vina lagi.
“Gimana apanya?” tanya gue balik.
“Kak Cit akan stay?”
“Entah, aku juga gak tau” balas gue singkat.
Siang itu gue pun menyelesaikan pekerjaan gue dan beranjak makan siang. Aldi lewat di meja gue.
“Makan gak lu?” tanya Aldi.
“Kuy, makan mane?” tanya gue.
“Terserah. Gue traktir deh” kata Aldi lagi.
“Asek. Yang mahal kalo gitu ya” sahut gue antusias.
“Pel*r. Yang murah aja njing. Gua juga ntar masih harus traktir anak – anak pizza” kata Aldi memaki.
“Pedit lu bangs*t” kata gue lagi.
Gue dan Aldi pun menuju salah satu lantai di gedung kantor gue yang menjual makanan dengan harga di tengah – tengah. Gak terlalu murah dan gak terlalu mahal.
“Rencana lu gimana Net?” tanya Aldi sambil menyalakan rokoknya.
“Hmm. Gue bakal cabut juga mungkin” jawab gue.
“Nanti, gue bantuin cari kerjaan deh. Kantor istri gue juga lagi cari orang konten kok” kata Aldi lagi.
“Oh yah boleh lah. Kalo ada oper aja ke gue tuh lowongan” balas gue santai.
“Yah, lu sih bisa lebih dari ini Net. Setidaknya kemampuan lu udah lebih dari cukup saat ini. Kebukti dari cara nulis lu sekarang” kata Aldi lagi.
Kemudian makanan yang kita pesan pun datang.
“Yoi. Tapi, entah kenapa tetep gak pede gue” keluh gue.
“Perasaan lu aja itumah ler. Sesekali pede kenapa” maki Aldi.
“Ini mesti siapin portofolio juga ya?” tanya gue lagi.
“Intinya siapin CV dulu sono. Nanti gue bantuin lah bikin CV. Masukin aja apa yang udah lu lakukan disini” balas Aldi sambil menyendok makanannya.
“Naah gitu doong” kata gue sambil tertawa.
“Asal jangan lu masukin aja tuh ke CV. Jadi vege karena ngejar Vina” kata Aldi sambil tertawa.
“Yeee Kont*l” maki gue.
Kita berdua pun tertawa lepas.
“Eh tar bantuin ambil pizza yak buat anak – anak” kata Aldi lagi.
“Yoii, gampang lah itu” kata gue lagi.
Setelah selesai makan, benar saja tempat pizza yang Aldi pesan menelpon dan mengabarkan bahwa pizzanya sudah di antar ke tempat yang di maksud. Gue dan Aldi pun bergegas pergi mengambil pizza tersebut.
“Asik, jarang nih Aldi traktir – traktir” sahut Diki ketika melihat gue dan Aldi membawa pizza menuju pantry.
“Bawel lu ya. Masih untung gue beliin” kata Aldi sambil tertawa.
Satu kantor pun berpesta dengan pizza yang sudah Aldi beli di sore hari itu. Hingga, akhirnya waktu berpisah pun tiba. Aldi menyalami satu – satu rekan kantor dan beranjak meninggalkan kantor.
Singkat cerita, setelah kepergian Aldi. Masih ada satu event yang harus di selesaikan Aldi karena dia merupakan penanggung jawab dari event tersebut. Event tersebut bersangkutan dengan project yang sedang gue buat dan tentunya gue juga hadir ke event tersebut.
“Lu dateng kaga?” tanya gue di whatsapp.
“Hari kedua deh kayaknya. Ini gue cek kesehatan bini gue dulu. Biar cepet hamil doi” balas Aldi.
“Penanggung jawab kok ya kaga dateng. Cih” balas gue.
“Semprul lu ya. Awas besok” kata Aldi lagi.
Gue bertugas di stand khusus yang disewa kantor gue. Daripada libur bengong di rumah, mending gue ikut ke event sekalian bantu – bantu. Soalnya kantor gue juga merekrut beberapa SPG cantik untuk meramaikan stand. Lumayan, sekalian cuci mata hehehe.
“Cit, ini gimana ya maksudnya?” tanya salah satu SPG sambil menghampiri gue.
“Oh, yang mana yang nanya? Biar gue aja yang jelasin ke mereka” jawab gue sambil menghampiri customer.
Sambil ditemani SPG tersebut gue menjelaskan tentang produk baru dari kantor gue yang akan rilis dalam waktu dekat. Terlihat beberapa pengunjung puas dengan penjelasan gue. Tidak lama bos baru gue yang berasal dari china tersebut datang dan duduk di salah satu bangku yang disediakan. Dia mengamati stand dengan seksama. Tidak lama kemudian, teman gue yang berprofesi sebagai penerjemah datang ke arah gue.
“Cit, kata bos lu suruh jelasin tentang produk kita ke pengunjung” kata teman gue.
“Lah, kan dari tadi gue begitu” balas gue santai.
Gue pun masih berkutat dengan pengunjung dan berusaha tidak menggubris perkataan bos gue. apalagi sambil di temenin SPG yang cantik. Pegal ngomong gak berasa deh ! Tapi, anehnya teman gue datang ke gue sampai 3x dan mengatakan hal yang sama.
“Tolong jelasin produknya ke konsumen”.
Saat dia datang ketiga kalinya, gue balik bertanya.
“Emangnya yang dia liat gue ini ngapain sih?” tanya gue.
“Dia bilang lu cuma berdiri aja. Nggak kerja dari tadi” balas teman gue.
Tanpa basa basi gue pun memilih keluar pameran dan menuju tempat sepi.
“Ngent*t !” maki gue kencang – kencang.
Teman gue gak mungkin berbohong masalah terjemahan. Karena, dia orangnya paling jujur di kantor gue. Dan gak mungkin juga dia salah terjemahin perkataan bos gue. karena, teman gue lama di China. Dia baru pulang ke Indonesia beberapa bulan ini.
Hari pertama berlalu dan menginjak hari kedua. Ketika Aldi datang, gue malah mengajak Aldi merokok diluar area pameran sambil menenangkan diri karena gak di anggap gak kerja di hari pertama. Daripada gue dituduh begitu. Mending gak usah kerja sekalian. Pikir gue saat itu. Gue belum menceritakan hal itu ke Aldi.
Selesai pameran hari terakhir, gue menghubungi Vina. Seperti biasa, Vina dengan sabar mendengarkan omelan gue. Gue berusaha sama sekali tidak menggunakan bahasa kasar ke Vina. Vina hanya menyarankan untuk bersabar. Karena dia tahu dengan baik kelakuan para mainland dari China sana.
Setelah insiden dianggap gak kerja tersebut. Gue malas – malasan masuk kantor. Kerja dengan setengah hati. Intinya mood gue langsung drop saat itu. Entah bagaimana caranya Vina peka dengan keadaan gue.
“Kak Cit. Daripada moodnya gak enak gitu. Mending ikut aku yuk” kata Vina di whatsapp.
“Ngapain?” tanya gue singkat
“Menenangkan diri dengan caraku” kata Vina mantap
Maaf ya kalo gue udah sebulan vakum. Terlalu banyak hal ini itu. Harusnya beberapa chapter ke depan thread ini akan selesai. Gue akan berusaha menyelesaikan thread ini juga semampu gue di tengah kesibukan yang bertumpuk. jadi, mohon bersabar yaa