- Beranda
- Stories from the Heart
Namaku Aleya (Based on true story)
...
TS
alealeya
Namaku Aleya (Based on true story)
Peringatan : Cerita ini mengandung unsur BB 18+.
Selamat datang di thread pertama ane, sambil dengerin lagu yuukks...

Selamat datang di thread pertama ane, sambil dengerin lagu yuukks...
Quote:

Quote:
Spoiler for sedikit penjelasan tentang alur cerita:
Quote:
Quote:
Spoiler for video:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Siapa kira-kira yg lebih pantas buat jadi pendamping Aleya?
Rian
43%
Tomy
0%
Gak keduanya
57%
Diubah oleh alealeya 25-07-2017 06:46
imamarbai dan 35 lainnya memberi reputasi
36
144.2K
869
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
alealeya
#183
Part 22

Akhirnya aku berhasil juga dapat kerjaan, setelah sekian lama berusaha kesana kemari melamar, mulai hari ini aku resmi bekerja disebuah rumah makan yg baru buka. Rumah makan itu menjual masakan italy, mulai dari pizza dan beragam pasta. Jam kerja ku gak tentu, kadang kena shift pagi sampe sore kadang sore sampe malam.
Karena shift yg gak menentu itu, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat kerja pakai motor sendiri, kan kasihan Rian kalo setelah pulang kerja dia harus ngantar aku kerja lagi. Mending aku ngalah deh. Awalnya sih Rian nolak, dia tetap ngotot bakal nganter jemput aku, tapi akhirnya aku bisa meyakinkan nya. Kebetulan jarak dari kost ku ke tempat kerja juga gak jauh kok, lagian aku gak mau manja selalu mengharapkan Rian.
Kini kami sama-sama sibuk bekerja, sesekali Rian membawa teman sekantor nya buat santap siang di tempat kerjaku. Aku yg bekerja sebagai pelayan pun melayani mereka sepenuh hati. Senang banget rasanya walaupun Rian sekarang sudah sukses jadi calon PNS, tapi dia gak malu memperkenalkan aku kepada temen-temen nya sebagai sahabatnya.
Waktu terus berlalu, setahun sudah aku kerja di restoran itu. Hubunganku dan Rian pun masih tetap sama, gak ada yg berubah. Walaupun aku sempat beberapa kali menginap di kost Rian, tapi gak terjadi hal yg kayak waktu 'itu'. Oleh karna itu aku percaya sama Rian sepenuhnya.
"Ley...", ucap Rian saat aku sudah membaringkan diri di kasur di kamar kostnya.
"Apa Yan?" Jawabku.
"Misalnya yaa.. ini cuman misal lho kamu jangan salah sangka,"
"Apa sih? Bikin penasaran aja"
"Kita kan udah lama sama-sama, udah banyak yg kita lewatin berdua,"
"He'em, terus?" Aku menduga-duga apa yg akan di sampaikan Rian, tapi gak mau cepet seneng, karena takut kalo maksudnya bukan itu.
"Gimana kalo kita pacaran?" Ucapnya sambil menatapku.
"Hah? Serius kamu Yan?" Aku kaget, emang sih itu yg ku harap diucapkan oleh Rian, tapi aku gak nyangka kalo dia bakal se lempang itu ngomong nya.
"Iya serius Ley, karena aku ngerasa belakangan ini hubungan kita udah lebih dari sekedar sahabat," sambungnya.
Iya sih aku juga ngerasa gitu, hmm aku senang sih akhirnya dia juga ngerasa apa yg ku rasakan selama ini.
"Yan..." aku kemudian mengambil posisi duduk di sebelahnya yg sedang asyik di depan TV kecil satu-satunya hiburan di kamar kost itu.
"Aku juga udah ngerasa yg sama kayak yg kamu rasain, udah bertahun yg lalu aku rasain itu, perhatian mu jadi beda ke aku," kataku sambil ku rangkul badannya.
"Syukur deh kalo kamu juga ngerasa hal yg sama, tapi aku mau jujur sama kamu," sahut Rian. Membuat ku penasaran, ia mau jujur tentang apa.
"Sebenernya aku udah sejak lama naksir kamu, mulai dari kita masuk SMP, terus kita sama-sama selama SMP, sedikit pun aku gak pernah bisa berpaling dari kamu," kulihat sepercik kejujuran di matanya.
"Ya ampun Yan, aku gak tau kalo kamu menyimpan perasaan selama itu buat aku, kenapa kamu gak ngomong sejak awal?"
"Aku takut Ley,"
"Takut apa? Takut ku tolak?"
"Enggak bukan itu, aku takut kalo misal dari dulu kita pacaran, terus suatu saat ada masalah, akhirnya kita malah gak bisa terus berhubungan. Makanya bener kata Miza dulu, aku sempat cemburu waktu tau kalo kamu udah punya cowo,"
Air mata menetes jatuh setelah ku dengar penjelasan Rian. Ya ampuun ternyata dia memikirkan sampe segitunya, aku sangat terharu. Ku peluk erat Rian dari belakang, tak terasa baju yg dipakai Rian mulai dibasahi oleh air mataku.
"Aku mau Yan," ucapku.
"Mau apa?"
"Aku mau jadi pacar, eh bukan, aku mau jadi calon istri mu," air mata makin menetes deras, saking terharunya aku sampai ku peluk erat Rian, kuat banget. Dia membalikkan badannya, membalas pelukan ku.
"Makasih ya Ley, makasih banyak," ucapnya.
"Tapi Yan..."
"Apa?"
"Apa aku pantas buat kamu? Kamu orang yg baik, dan perasaan mu tulus ke aku, sedangkan aku... ak.. aku.. aku kan udah gak...." bibirku terbata-bata menyampaikan kekecewaan dalam hati, kenapa aku harus kehilangan 'hal' berharga itu di tempat orang yg salah.
Sebuah ciuman terasa amat hangat di bibirku, aku gak bisa melanjutkan lagi omonganku tadi.
"Leya, aku sayang kamu dan aku gak peduli gimanapun atau apapun yg udah kamu lewatin di masa lalu," ucapnya sambil menggenggam tanganku.
Aku menangis makin kencang, ya tuhan terimakasih telah kau kirimkan Rian yg tulus mencintai aku, walaupun ia tau aku sudah ternoda.
Mulai hari itu, aku dan Rian resmi pacaran, bukan sekedar pacaran. Kami berniat untuk segera melanjutkan hubungan ini ke jenjang yg lebih serius lagi.
Waktu berlalu, aku dan Rian masih tetap menjalani rutinitas seperti biasa, tak ada yg berubah drastis setelah kami resmi berstatus pacaran. Hubungan dan perhatian masih terus mengalir seperti biasanya. Malam itu aku menginap di kost Rian karena aku pulang larut malam setelah kerja shift 2 dimalam minggu itu, kalo pulang ke kost pasti udah di kunci tuh pagar, makanya aku pulang ke kost Rian aja.
"Lho akhirnya pulang juga Leya sayang," ucap Rian menyambutku di depan pintu.
"Aduuuhh yang sumpah cape banget hari ini, penuh banget di resto," jawabku.
"Hahaha ya iyalah namanya juga malem minggu, lagian ini kan tanggal muda, nih mandi dulu sana," ia menyerahkan sebuah handuk bersih kepadaku. Kebetulan kostnya Rian kamar mandi nya di dalam, jadi aku bisa leluasa mandi agak lama walaupun gak ada shower air panas, yaa gak papa lah paling gak bisa nyegerin badan.
Dalam kamar mandi aku terpikir sesuatu, sempet ngelamun saat mandi, jadi agak lama deh mandi nya. Seusai mandi, ku lilitkan handuk di badan, langsung keluar dari kamar mandi, menuju ranjang. Disitu ada Rian yg sedang asyik nonton TV.
"Lho baju nya mana?" Tanya Rian.
"Ada kok, kenapa?"
"Gak papa, kok gak di pake?" Sambungnya lagi.
Setttt tiba-tiba kulepaskan handuk dihadapan Rian, ia keliatan kaget melihat aku yg tiba-tiba melepaskan semuanya, sempat terdiam sejenak dia memperhatikan ku.
"Apaan sih Ley, pake lagi!" Ucapnya agak kesel.
"Lho kamu gak mau?" Tanya ku sambil terus menggoda nya.
"Kamu ngomong apa sih? Nih pake lagi, sorry ya aku gak kayak cowo lain," jawab Rian sambil memakaikan lagi handuk di badanku. Ya ampuun rupanya dia emang beneran tulus sayang sama aku.
"Emang kamu gak pengen?" Tanya ku lagi.
"Kalo nurutin nafsu sih yaa pengen, apalagi udah liat gitu, tapi gak! Belum saatnya,"
Jawaban Rian tadi membuatku mewek, astaga orang ini bener-bener jagain aku, kenapa gak sejak awal aja aku sama dia sih. Tadi di kamar mandi kupikir kalo Rian juga berhak mendapatkan apa yg Tomy dapatkan dulu, dan aku bakal pasrah kali ini demi Rian. Ternyata diluar dugaan, dia malah menolak 'ajakan' ku. Rian memang luar biasa.
Nikita41 dan 2 lainnya memberi reputasi
3





