- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#234
Daddy Maddy
Setelah belajar lebih dari 2 jam, akhirnya kita menyudahi sesi belajar hari itu, kemudian dilanjutkan dengan Priya yang mengajar di sekolah minggu, selagi bosan aku pergi ke sebuah Warnet, yang bisa di katakan saat itu kiblat dunia dota bandung ada disitu,Dota 2 masih sepi saat itu,sudah hampir 2 bulan tidak bermain dota, ku buka id ku pada saat baru login steam aku langsung di bredel oleh banyak pertanyaan dari teman - teman (base camp kampus)
"Grahaaammmm..... Kemana aja looooo" Kukukakikakeku
"Weh kemane aje lu? Ini cewe lu 2 biji ntar gua comot" Lucas
Ah sial, mute better
Baru main 2 game dan itu kacau semua gamenya penyakit emang
Coba buka Socmed, ternyata ada Thia yang mention ke semua akun socmedku
"Ham, cepat pulang ham, kasian Papa, Nathan bilang tadi kamu online, Love You" sambil terlampir foto papa duduk di kursi roda, the fuck is this
Papa? Kenapa dengan papa? Bukan tipikal papa sekali, jika aku pulang dan bertemu Papa, sudah pasti Papa akan marah - marah dan mengusirku lagi, hal ini lebih membingungkan ketimbang memilih Laras atau Thia
Suasana hati pun tak nyaman mau tidak mau aku segera pulang dan menenangkan diri
Ku duduk di sudut ruangan, kemudian aku menangis sendu - sesendunya
Aku harus apa ya Tuhan? Pak Indra, ya aku harus tanya beliau baiknya bagaimana
Sesudah peribadahan, aku menceritakan masalahku padanya, bsliau memberika saran supaya aku kembali kerumah dan bertemu dengan Papa
Di bulan November ini, aku ingat betul suasana terminal kota Bandung yang ramai seakan memantapkan aku untuk pulang
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, akhirnya aku sampai juga didepan rumahku, gimana cara ketemu Papa ya? Nggak mungkin juga kan kalau pencet bel, biasanya kan emang nggak ada orang, kalaupun ada paling Claudia yang baru pulang sekolah, aku memilih untuk duduk di depan pagar rumah berharap Thia datang dan mengajakku masuk
Sudah hampir 2 jam aku disini, sampai Nathan lewat depan rumahku
"Graham? Ya ampun kemana aja lu?" Ucapnya sambil memeluk tubuhku erat - erat
"Ga kemana - mana kok, hehehe" ucapku
"Eh kok lu iteman? Wah?? Liburan ya lu? Eh tapi kok Thia nyari lu ya kalo liburan? Bentar gua telphon Thia" nice kenapa selama 2 jam ini aku tidak berfikir untuk menelphonenya ya? Kenapa hanya diam saja disini? Terkadang saat sulit jalan pikiran memang buntu
.
"Halo blay, lu dimana? Cepet pulang, liat siapa dirumah"
"Udah cepet buruan, kerumah gua yak nanti"
"Oke blay"
Kemudian Nathan mengajakku naik kemobilnya
"Si Jablay bentar lagi kerumah gua, dia lagi ada di kantor"
"Jablay?" Tanyaku
"Thia, iya jablay lu kan? Udah lah gua udah tau masalah kalian berdua, ga usah di tutup2in kaya ama siapa aja?"
"Sialan lu, lu juga jablay gua kan?"
"Sorry ya gua milih - milih"
"Hahahah"
"Lu cerita dong sama gua, gua pengen denger langsung dari lu, gua baru denger dari Thia doang nih ceritanya
"Grahaaammmm..... Kemana aja looooo" Kukukakikakeku
"Weh kemane aje lu? Ini cewe lu 2 biji ntar gua comot" Lucas
Ah sial, mute better
Baru main 2 game dan itu kacau semua gamenya penyakit emang
Coba buka Socmed, ternyata ada Thia yang mention ke semua akun socmedku
"Ham, cepat pulang ham, kasian Papa, Nathan bilang tadi kamu online, Love You" sambil terlampir foto papa duduk di kursi roda, the fuck is this
Papa? Kenapa dengan papa? Bukan tipikal papa sekali, jika aku pulang dan bertemu Papa, sudah pasti Papa akan marah - marah dan mengusirku lagi, hal ini lebih membingungkan ketimbang memilih Laras atau Thia
Suasana hati pun tak nyaman mau tidak mau aku segera pulang dan menenangkan diri
Ku duduk di sudut ruangan, kemudian aku menangis sendu - sesendunya
Aku harus apa ya Tuhan? Pak Indra, ya aku harus tanya beliau baiknya bagaimana
Sesudah peribadahan, aku menceritakan masalahku padanya, bsliau memberika saran supaya aku kembali kerumah dan bertemu dengan Papa
Di bulan November ini, aku ingat betul suasana terminal kota Bandung yang ramai seakan memantapkan aku untuk pulang
Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam, akhirnya aku sampai juga didepan rumahku, gimana cara ketemu Papa ya? Nggak mungkin juga kan kalau pencet bel, biasanya kan emang nggak ada orang, kalaupun ada paling Claudia yang baru pulang sekolah, aku memilih untuk duduk di depan pagar rumah berharap Thia datang dan mengajakku masuk
Sudah hampir 2 jam aku disini, sampai Nathan lewat depan rumahku
"Graham? Ya ampun kemana aja lu?" Ucapnya sambil memeluk tubuhku erat - erat
"Ga kemana - mana kok, hehehe" ucapku
"Eh kok lu iteman? Wah?? Liburan ya lu? Eh tapi kok Thia nyari lu ya kalo liburan? Bentar gua telphon Thia" nice kenapa selama 2 jam ini aku tidak berfikir untuk menelphonenya ya? Kenapa hanya diam saja disini? Terkadang saat sulit jalan pikiran memang buntu
.
"Halo blay, lu dimana? Cepet pulang, liat siapa dirumah"
"Udah cepet buruan, kerumah gua yak nanti"
"Oke blay"
Kemudian Nathan mengajakku naik kemobilnya
"Si Jablay bentar lagi kerumah gua, dia lagi ada di kantor"
"Jablay?" Tanyaku
"Thia, iya jablay lu kan? Udah lah gua udah tau masalah kalian berdua, ga usah di tutup2in kaya ama siapa aja?"
"Sialan lu, lu juga jablay gua kan?"
"Sorry ya gua milih - milih"
"Hahahah"
"Lu cerita dong sama gua, gua pengen denger langsung dari lu, gua baru denger dari Thia doang nih ceritanya
0