- Beranda
- Stories from the Heart
Namaku Aleya (Based on true story)
...
TS
alealeya
Namaku Aleya (Based on true story)
Peringatan : Cerita ini mengandung unsur BB 18+.
Selamat datang di thread pertama ane, sambil dengerin lagu yuukks...

Selamat datang di thread pertama ane, sambil dengerin lagu yuukks...
Quote:

Quote:
Spoiler for sedikit penjelasan tentang alur cerita:
Quote:
Quote:
Spoiler for video:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Siapa kira-kira yg lebih pantas buat jadi pendamping Aleya?
Rian
43%
Tomy
0%
Gak keduanya
57%
Diubah oleh alealeya 25-07-2017 06:46
imamarbai dan 35 lainnya memberi reputasi
36
144.2K
869
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
alealeya
#144
Part 18

Masa-masa ospek di perguruan tinggi bener-bener bikin aku hampir gila!. Buset yg bener aja masa tiap hari selama 3 hari disuruh pake tas dari karung bekas semen, terus rambut di kuncir sesuai bulan kelahiran, nyusahin amaaatt! Aku harus menguncir rambut ku jadi 8 bagian tiap hari. Belom lagi berangkat nya harus jam 6, otomatis aku harus bangun 1 jam lebih awal buat nguncir rambut. Astagaaa!
Sedikit pesan ya buat panitia ospek, jangan samain semua orang kayak lu, emang dikira semua orang punya orang tua yg bisa bantu anak nya nyiapin ini itu di pagi hari sebelum berangkat ke kampus?
Semester awal.
Mendekati penghujung tahun 2011, semester baru dimulai. Ternyata universitas yg di pilih Rian jaraknya gak jauh-jauh banget dari kampus ku. Cuman sekitar beberapa menit aja. Hal ini membuat aku dan Rian sering ketemu, bahkan sering banget kita makan siang bareng di dekat kampusku, atau kadang disekitar kampus nya Rian. Rambutku tumbuh makin panjang, awal-awal ketemu Rian kuliat ekspresi kaget dimuka nya gara-gara liat penampilan ku yg agak beda. Oh ya, tentu saja pertemuanku dengan Rian ini tanpa sepengetahuan Tomy. Bakal marah tiap hari dia kalo tauk aku yg hampir tiap hari ketemu sama Rian. Lagian aku sering bingung, apa sih yg bikin Tomy marah ama Rian? Kan tiap kali ketemu juga cuma ngobrol-ngobrol doang, paling saling bertukar pendapat atau sharing tentang pelajaran di kampus masing-masing, gak pernah aneh-aneh kok. Dan jua ketemuan nya selalu di tempat umum, mana bisa kalo seandainya pun mau macem-macem.
"Ley, ajakin aku ketemu ama Tomy dong," pinta Rian saat kami sedang asyik nikmatin mie ayam dekat kampus ku.
"Boleh aja sih, tapi aku atur dulu waktu nya yaa," jawabku.
"Iya deh, lagian kamu kok gak buru-buru ngenalin aku ke dia sih? Udah berapa bulan aku disini masih juga gak diajak-ajak kenalan," timpalnya.
"Yah elah Yan, bukan nya gak mau, kamu kan tau sendiri Tomy tu agak gak suka sama kamu,"
"Kenapa sih kok dia gak suka sama aku? Harusnya tuh yaa aku yg gak suka sama dia, emang dulu waktu awal-awal kamu pacaran aku sempet gak suka dan kesel," kata Rian.
"Lho? Emang kenapa kok kamu gitu?"
"Ya kesel lah, harusnya kan aku yg jagain kamu, aku tu gak yakin ada yg bisa jagain Leya sebaik aku dan temen-temen jagain kamu, apalagi kalo statusnya 'pacar' banyak hal bisa terjadi," Pernyataan Rian membuatku terdiam sejenak, memikirkan kesalahan di masa lalu. Yaa ampun kata-kata Rian emang terbukti benar, terus sekarang aku merasa nyesal banget.
"Ley kok diem?" Di sentil nya hidungku.
"Aduhh, ih jagain apaan kamu tuh malah nyakitin terus," sambil menutupi hidung yg terasa agak sakit.
"Duuhh sakit yaa? Kasiaann, sini sini puk puk," Rian membentangkan lebar kedua tangan nya.
"Ogah, Rian bau," jawabku.
"Ehh malah ngatain bau, berani yaa," dicubitnya pipi ku.
"Ah ahh sakit aduuuhhh disakitin mulu, nangis nih," nutup mata pura pura nangis.
Candaan kami masih aja gak berubah setelah bertahun-tahun gak ketemu. Gak ada orang lain yg pas buat diajak becanda selain sahabat-sahabat ku. Tomy juga sering sih becanda kek gitu sama aku, tapi entah kenapa rasanya beda aja.
"Ciee ciee pacaran mulu," sebuah tepukan mendarat di pundakku, terdengar dari belakang suara seorang cewe. Dia Cindy, teman satu kelas ku di kampus.
"Eh mba, ngomong jangan sembarangan yaa, siapa yg pacaran," sahut Rian agak kesal.
"Cind, nih kenalin Rian temen ku dari kecil, Rian ini Cindy temen ku sekelas,"
"Haalah, temen apa temen? Udahh ngaku aja, kalian kan dah lama saling kenal, masa sih temen aja?" Kata Cindy sambil cekikikan.
Cindy adalah seorang wanita 'tulen', jauh beda sama aku. Rambut panjangnya yg lurus disemir berwarna agak kecokelatan, matanya sedikit sipit, dan kulitnya putih bersih, tinggi nya sih kurang lebih kayak aku, tapi agak lebih pendek, yaa mungkin 155 atau 156 cm lahh.
"Yaudah Al, aku kesana dulu ya," ucapnya sambil menunjuk sisi lain dari kantin yg berjajar rapi.
"Oke Cind, inget yaa, kami gak pacaran," kembali ku tegaskan.
Ia berlalu pergi meninggalkan kami berdua, agak kesel rasanya di tuduh pacaran. Emang sih, banyak orang pasti menyangka kalo kami pacaran, melihat kedekatan dan ke akrab an kami.
"Boleh juga tu temen kamu Ley," Mata Rian kedip-kedip genit.
"Idiihh kamu mau sama cewe kayak gitu?"
"Lah aku kan cuma bilang boleh juga, emang aku bilang mau?"
"Kirain kamu pengen kenalan, coba kamu liat, rambut nya aja coklat-coklat gitu, pasti kebanyakan main layangan,"
"Itu nama nya semir rambut pe'ak," pletak jitakan mendarat dikepala ku.
"Aduuh duuuhhh sakit banget, awas ya sekali lagi beran...." belum selesai aku ngomong
"Pletaakk," sebuah jitakan kembali mendarat dikepala.
"Yan sakit!" Suara ku agak kencang, membuat sekitar terganggu dan menatap kami cukup lama. Ku tutupi mulut yg keceplosan ngomong nyaring banget, setelah itu kami cekikikan.
Berapa hari kemudian, aku sedang jalan bareng Tomy, ke sebuah pusat perbelanjaan. Dia mau servis console game nya yg rusak, sekalian aku mau liat-liat tas buat kuliah. Oh iya, sekarang uang ku tambah banyak, kiriman dari Ibu dan Ayah di gandakan karena aku sudah masuk kuliah, dan mereka tau kalo kebutuhan ku pasti meningkat. Padahal dari uang kiriman salah satu dari mereka aja aku udah bisa hidup sebulan penuh, tapi berhubung aku dapet dobel, jadi gak ada salahnya dong kalo uangnya ku pake buat yg lain hihihi.
Aku dan Tomy sedang berada disebuah toko game, ia sedang asyik menjelaskan kerusakan console nya pada penjaga toko, aku melihat-lihat sekeliling, banyak cd-cd game dengan covernya yg unik-unik. Ku perhatikan satu-satu barang pajangan toko itu.
"Kak Leyaaaa," terdengar suara dari kejauhan. Eh? Manggil aku? Aku berbalik badan menghadap lorong di depan toko. Lhoo rupanya Yana, adik nya Rian.
"Hei Nana, lho sama siapa?" Tanya ku.
"Sama kak Rian, tapi aku gak tau dia dimana, tadi aku abis pipis soalnya," jawabnya.
Waduhh si Rian ada disini juga? Bisa-bisa ketemu sebelum waktunya nih Tomy sama Rian, hmmmm.
"Kamu mau kemana?" Tanya ku.
"Mau nyari kak Rian dulu deh kak, mau ikut sekalian?"
"Mmmhh gimana yaa, aku lagi nemenin cowo ku sih, tuh dia lagi servis s-box nya," sambil nunjuk ke arah Tomy.
"Ohh yaudah kak kalo gitu biar aku nyari sendiri aja deh," sambil mengeluarkan hp dari saku celana nya.
"Yuk yang," Tomy tiba-tiba muncul dari belakang, kemudian merangkul ku.
"Lhoo ada temen kamu?," sambungnya.
"Astaga yang bikin kaget aja, ee... iya nih kenalin nama nya Yana, Yana ini cowo aku Tomy,"
"Halo kak, aku Yana," Yana tersenyum sambil berjabat tangan dengan Tomy.
"Hehe iya, aku cowonya Aleya, jadi kamu adek kelas nya atau gimana?" Tanya Tomy mencoba menggali informasi. Duhh kok malah tanya-tanya sih, ntar ajaaa! Jangan sekarang kamu tau nya!.
"Oohh dia ini e... anu..." aku berusaha cari jawaban lain sebelum Yana menjawab.
"Aku adek nya Rian kak, temen nya kak Leya," sahutnya tiba-tiba memotong omonganku.
Nah loh, aduhh bisa gawat ini.
"Oh adek nya si Rian? Terus Rian nya mana sekarang?" Sahut Tomy lagi. Aku cuman bisa diem aja, masih kagum.
"Ini aku lagi nyari kak Rian, barusan tadi dari toilet abis itu ke pisah deh sama kak Rian," jawabnya.
"Yuk kita cari sama-sama aja, kita kan gak ada tujuan abis ini, kan yang?" Ucap Tomy. Ya ampun panas dingin rasanya badanku. Kok bisa dia nawarin solusi gitu, apa dia udah siap mau ketemu sama Rian?
Quote:
Diubah oleh alealeya 17-07-2017 12:38
Nikita41 dan 4 lainnya memberi reputasi
5





