Kaskus

Story

alealeyaAvatar border
TS
alealeya
Namaku Aleya (Based on true story)
Peringatan : Cerita ini mengandung unsur BB 18+.
Selamat datang di thread pertama ane, sambil dengerin lagu yuukks...



Quote:


Namaku Aleya (Based on true story)


Quote:


Spoiler for sedikit penjelasan tentang alur cerita:


Quote:


Quote:


Spoiler for video:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Siapa kira-kira yg lebih pantas buat jadi pendamping Aleya?
Rian
43%
Tomy
0%
Gak keduanya
57%
Diubah oleh alealeya 25-07-2017 06:46
fajar1908Avatar border
DeviafebAvatar border
imamarbaiAvatar border
imamarbai dan 35 lainnya memberi reputasi
36
144.2K
869
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
alealeyaAvatar border
TS
alealeya
#126
Part 16

kaskus-image


"Hmmmmm..." jawab Tomy, matanya masih tertutup rapat, cuman tangan nya doang yg bergerak menepiskan tanganku yg mendorong-dorongnya tadi.
Kutarik selimut Tomy tiba-tiba, ASTAGA! Kita abis ngapain sih kok bisa gini?!.

"Dingin tauk, siniin selimutnya lagi," kata nya sambil meraba-raba sekitar karpet.

"Bangun dan jelasin sekarang, tadi malem kita ngapain?! Kok bisa gini sih?", aku geram, astaga rasanya sumpah campur aduk banget perasaanku, antara marah, malu, kesel, dongkol.

"TOM! Bangun sekarang!!" Sambungku lagi.

Ia lalu membalikan badan nya kearah ku, matanya mulai sedikit terbuka. Mungkin masih tersisa rasa pening dikepala akibat minuman semalam, sama aku juga.

"Ih ihh tutupin dulu 'ituh', nih selimut mu," ku lemparkan selimut kewajahnya, tepat mengenai wajahnya. Kesel banget sumpah!.

Akhirnya Tomy mulai sadar, aku langsung berjalan cepat ke kamar setelah Tomy duduk diatas lantai, mencari baju dan celana ku, lalu segera ku kenakan.
Tomy masih berupaya mengumpulkan kehidupan, aku tau pasti kepalanya terasa berat banget.

"Udah sadar kamu? Udah bisa ngomong?" Tanya ku setelah duduk di atas sofa, dekat dengan nya.

"Lumayan, duhh dingin banget sih, siniin dong selimut yg itu," sambil menunjuk selimut yg tadinya ku pakai.

"Nihh!" Ku lemparkan lagi selimut yg tadi tergeletak disofa dekat dengan tempat ku duduk. Masih kesel aku sama dia.

"Sekarang coba kamu jelasin, ceritain, kenapa bisa kayak gini?!" Aku menanyai nya lagi.

"Hmmm bagian mana yg mau dijelasin? Emang kamu lupa?" Tanya nya dengan wajah yg masih terlihat teler.

Iya aku lupa semuanya, terakhir ku ingat di malam itu adalah minum lagi sebotol terakhir yg dikeluarkan Tomy, lalu kami nyanyi-nyanyi lagu yg diputarnya, abis itu lupa, mungkin aku ketiduran.

"Aku mau dengar penjelasan dari kamu!" Aku masih dengan tampang kesel mencoba mencari tau, apa yg terjadi.

"Kan kita minum lagi tadi malem, whiskey yg kamu bukan botolnya," sahut Tomy.

"Terus?"

"Terus kita nyanyi lagu-lagu, abis itu joget gak jelas, terus kamu bilang, duh panas banget sih," sambungnya.

"Abis aku bilang panas banget? Terus kamu apain aku?" Aku makin penasaran.

"Yaa aku lakuin apa yg kamu pinta, kalo kamu gak minta, mana aku berani," jawabnya.

Astagaa aku bener-bener lupa apa yg udah terjadi tadi malem. Apa bener aku yg minta Tomy 'melakukan' itu? Ya ampuun, kok aku bisa gitu?.

"Kamu yakin aku yg minta? Bukan kamu yg mulai duluan?" Aku menanyai nya lagi, berusaha mencari kepastian dan meyakinkan diri.

"Yakin lah, orang kamu $#*@& banget gitu," jawabnya enteng.

Keliatan dari muka nya kalo ni anak gak bo'ong, lagian biasanya orang kalo masih mabok ditanyain pasti jawab jujur. Tapi kok aku bisa lupa semuanya sedangkan Tomy ingat ya?. Aneh.
Pagi itu aku gak banyak ngomong sama Tomy, ada sedikit rasa kecewa dihati ku. Sebelumnya aku yakin dan percaya kalo dia itu orang baik dan bakal ngejagain aku, eh tapi kok dia malah mengambil sesuatu yg paling berharga dari aku? Dan banyak penyesalan, kenapa malam itu aku harus nambah lagi sih? Harusnya udah cukup aja dengan sebotol, kok malah ikut-ikutan Tomy nambah lagi. Kalo udah gini siapa yg salah coba?.
Sambil badanku di guyur air hangat dari shower, aku merenungi apa yg telah aku perbuat. Air mata menetes begitu derasnya, tersamarkan oleh air yg mengucur membasuh diriku dari rasa penyesalan luar biasa. Apa yg harus ku perbuat abis ini? Harus jaga jarak dengan Tomy setelah semua yg dia 'perbuat' ke aku? Emang kalo aku lepas dari Tomy, masih ada gitu yg mau sama aku yg udah 'cacat' gini?.

"Tok... tok.. tok...", pintu kamar mandi di gedor cukup kencang.

"Apa!?" Teriak ku dari dalam kamar mandi.

"Kamu jangan marah yaa, maafin aku ya sayang," kata Tomy dari balik pintu.

Aku gak menghiraukan nya, kulanjutkan terus mandi dan merenung di ruangan itu. Ya ampun aku harus gimana?. Beberapa menit berselang, aku keluar dari kamar mandi dengan pakaian yg biasa ku pakai dan celana panjang. Ku lilitkan handuk di kepala agak rambut ku kering lebih cepat.

"Yang..." Tomy yg daritadi ternyata menunggu ku di balik pintu kamar mandi langsung menarik tanganku sesaat setelah aku keluar.

"Apa?" Jawabku dengan nada datar.

"Aku tau sekarang bukan waktu yg tepat, tapi tolong kamu jangan marah lagi ya sama aku, mohon maafin aku," tomy bersimpuh dihadapanku meminta maaf, ia terlihat begitu tulus memohon.

"Yaudah mandi dulu sana, abis itu siap-siap anterin aku mau pulang," sahutku sambil kembali melangkahkan kaki menuju kamar.

"Tapi aku mau kamu janji sama aku, jangan tinggalin aku yaa," ucap nya, tangan nya kembali menarik tangan kananku.

Lha aneh, perasaan yaa seharusnya itu kata-kata keluar dari mulutku, emang dia rugi apa sampe minta jangan di tinggalin? Aku yg harusnya rugi besar udah kehilangan 'something' berharga dalam hidupku di bangku kelas 2 SMA ini. Edan.

"Cepet sana mandi dulu, tar abis itu baru kita ngomong serius," jawabku.

Ku bereskan semua barang bawaan, ku masukan lagi kedalam ranselku, ehh aku akhirnya aku dapet juga tuh baju yg ku pake tadi malem. Ternyata baju nya ada di bawah sofa. Kok bisa ya?.
Semua sudah masuk dalam ransel, aku sudah pake jaket, duduk diatas sofa tempat yg ku yakini sebagai TKP 'kejadian' malam itu. Sambil menunggu Tomy mandi, sesekali aku berusaha mengingat, apasih yg ku lakukan malam tadi, kenapa kok aku bisa lupaa?!.
Selesai mandi, Tomy langsung duduk disofa tepat disebelahku. Ia juga sudah siap dengan pakaian yg dipakainya kemarin waktu berangkat menuju kesini, semua peralatan fotografi nya udah masuk dalam tas dan di letakan nya disamping tempat kami duduk.

"Aleya sayang, maafkan aku yaa, gak seharusnya aku 'ngelakuin' itu ke kamu, harusnya aku jagain kamu, bukan nya gini," katanya, digenggam nya erat kedua tanganku.

"Nah itu kamu tau harusnya kamu jagain aku? Kok malah kamu lakuin sih?" Ku tepiskan tangan nya dari tanganku.

"Maaf yaa, abis kamu yg minta sih, malah sampe kamu minta di 'buka' in segala,"

"Gak tau! Aku lupa sama kejadian tadi malem, udah yg jelas sekarang yaa, kamu udah dapet 'semua' nya dari aku, jadi aku minta sama kamu jangan pernah coba-coba tinggalin aku kalo kamu masih pengen selamat ya. Serius!" Nada ku meninggi, memberikan ancaman.

"Aku gak bakalan lah ninggalin kamu, kamu kan tau yang kalo aku sayang banget sama kamu," ia kembali meraih kedua tanganku lalu menggenggamnya lagi.

Perasaanku cukup tenang mendengar pernyataan Tomy barusan. Oke ini bukan sepenuhnya kesalahan nya, semuanya sebenarnya berawal dari salahku. Tapi tetep aja aku kesel, harusnya kan dia bisa jaga diri!.
Setelah kejadian malam itu, kami sepakat buat saling mempertahankan hubungan ini, aku gak mau setelah dia dapet 'enak' nya, malah main pergi gitu aja. Dan Tomy sudah menjelaskan kalo dia gak bakal begitu, dia bakal terus menyayangi aku, dan setulus hati tetap ada buat aku apapun yg terjadi. Apakah aku bodoh jika aku percaya akan hal itu?.

Quote:
Sienyoo353
pintokowindardi
Nikita41
Nikita41 dan 3 lainnya memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.