- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Mistis di Keluargaku yang Berujung Miris [based true story]
...
TS
naiztumityu02
Kisah Mistis di Keluargaku yang Berujung Miris [based true story]
Prolog
Sedikit perkenalan gan, namaku Wawan... Aku tinggal disebuah kampung yg ada dipinggiran kota besar dipulau jawa yg sebagian besar penduduknya masih bertani.
Begitu juga dengan orang tuaku, selain bertani mereka juga berdagang.
Aku anak kedua dari tiga bersaudara, perlu diketahui gan..tahun 1998 aku lulus SMA, jadi sudah ketebak berapa umurku saat ini.
Cerita ini berdasarkan pengalamanku sendiri dan keluarga serta beberapa orang terdekatku.
INDEX
Part 1 Suara Misterius
Part 2 Keanehan pada Bapakku
Part 3 Tentang kampungku, Aku melihat Tuyul
Part 4 Masalah mulai datang
Part 5 Rumah baru
Part 6 Rumah baru 1.1
Part 7 Rumah baru 1.2
Part 8 Telapak kaki
Part 9 Something Wrong
Part 10 Something Wrong 1.1
Part 11 Gardu Pandang
Part 12 Gardu Pandang 1.1
Part 13 Home Sweet Home
Part 14 Home Sweet Home 1.1
Part 15 Home Sweet Home 1.2
Part 16 Home Sweet Home 1.3
Part 17 Nenek Pembawa Obor
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Cerita waktu now (masih berlangsung)
Me and my problem part1
Me and my problem part2
Lanjutan Part2 (20-10-2017 jam 10.57 wib)
Side Story
Mumpung masih anget gan!!!
Miss kriwil
Sedikit perkenalan gan, namaku Wawan... Aku tinggal disebuah kampung yg ada dipinggiran kota besar dipulau jawa yg sebagian besar penduduknya masih bertani.
Begitu juga dengan orang tuaku, selain bertani mereka juga berdagang.
Aku anak kedua dari tiga bersaudara, perlu diketahui gan..tahun 1998 aku lulus SMA, jadi sudah ketebak berapa umurku saat ini.
Cerita ini berdasarkan pengalamanku sendiri dan keluarga serta beberapa orang terdekatku.
INDEX
Part 1 Suara Misterius
Part 2 Keanehan pada Bapakku
Part 3 Tentang kampungku, Aku melihat Tuyul
Part 4 Masalah mulai datang
Part 5 Rumah baru
Part 6 Rumah baru 1.1
Part 7 Rumah baru 1.2
Part 8 Telapak kaki
Part 9 Something Wrong
Part 10 Something Wrong 1.1
Part 11 Gardu Pandang
Part 12 Gardu Pandang 1.1
Part 13 Home Sweet Home
Part 14 Home Sweet Home 1.1
Part 15 Home Sweet Home 1.2
Part 16 Home Sweet Home 1.3
Part 17 Nenek Pembawa Obor
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Cerita waktu now (masih berlangsung)
Me and my problem part1
Me and my problem part2
Lanjutan Part2 (20-10-2017 jam 10.57 wib)
Side Story
Mumpung masih anget gan!!!
Miss kriwil
Diubah oleh naiztumityu02 20-10-2017 10:57
anasabila memberi reputasi
3
352.8K
932
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
naiztumityu02
#260
Part 12 Gardu pandang 1.1
Beberapa saat kemudian daun itu dilepaskan dari dada ibuku, kini daun kopi itu digenggam pak marto, ada yg aneh... diatas daun itu kini ada sesuatu benda berwarna merah muda dan lumayan banyak, mirip kembang jambu yg sudah mekar.
"itu apa pak? tanyaku sambil mendekat
" Ya ini penyakit yg ada ditubuh ibumu, awas jangan dipegang, ini hanya wujud semu, kalo wujud aslinya beda" kata Pak marto gitu
" Oh gitu pak..." kataku agak terkejut karena hampir memegangnya, aku kembali mengamati benda yg mirip kembang jambu itu, sebagian benda itu berlumur cairan kental berwarna merah.
"Yg merah2 itu darah bukan pak?" tanyaku
"Kurang lebih seperti itu, kayaknya masih ada banyak ditubuh ibu, biar aku bersihkan sekalian" kata pak marto
Beliau mengambil selembar daun kopi yg masih bersih dan kembali menempelkannya ke dada ibuku, benar saja berapa saat kemudian selembar daun kopi itu yg tadinya bersih kini penuh dengan benda serupa seperti tadi.
"Sekarang gimana rasanya bu?" tanya pak marto
"Perih pak.... tapi sudah terasa lebih lega, udah gak sesek lagi" jawab ibuku
"Kalo perihnya itu gpp bu, ibarat tubuh kita terkena duri, setelah durinya diambil maka akan merasakan perih, ya udah ibu istirahat dulu aja sambil diminum tehnya mumpung masih anget" kata pak marto sambil menunjuk ke arah meja tamu yg telah tersedia beberapa gelas berisi teh hangat lengkap dengan beberapa camilan yg tadi dihidangkan keluarga beliau.
"Sekarang giliranmu mas.." kata beliau sambil menunjuk kearahku.
Akupun mendekat ke beliau, selembar daun kopi kembali telah dipegangnya....
"Ambil nafas panjang mas.... kalo terasa perih ditahan ya, cuma sebentar kok" kata pak marto.
Akupun mengikuti perkataan beliau, selembar daun itu sekarang telah menempel didadaku, rasa dingin pertama yg kurasakan... sesaat kemudian aku merasakan perih.
"Tahan nafas mas...." kata pak marto
Tak lama kemudian beliau melepas daun yg menempel didadaku, benar saja benda yg menyerupai kembang jambu itu kembali aku lihat walaupun tidak sebanyak yg tadi.
"Sudah mas, istirahat dulu aja" kata pak marto.
Selanjutnya beliau juga mengobati adik dan kakak-ku dengan metode yg sama.
"Saya tekankan lagi, hanya ini yg bisa saya lakukan, untuk sekedar memagari agar tidak kena kiriman lagi saya tidak sanggup" kata pak marto
"Sebenarnya sih bisa, tapi itu terlalu beresiko bagi saya sendiri dan keluarga, saya sudah membuat komitmen seperti itu, jadi kalo merasakan sakit lagi segera saja kesini, tapi semoga aja tidak terjadi lagi, perbanyak doa saja dan selalu mendekatkan diri kepada yg diatas" lanjut beliau.
Beliau kembali bercerita, dulu pernah ada orang yg minta tolong, beliau sendiri yg cedera dan fatalnya lagi teman beliau yg ikut membantu meninggal dunia, maka sejak saat itu pak marto berkomitmen hanya bersedia mengobati saja.
Setelah ngobrol panjang lebar dan waktu sudah menjelang sore kamipun berpamit pulang.
bersambung...
Nb: Nama tokoh dan lokasi cerita diatas adalah real, mengenai beliau masih sugeng (hidup) atau tidak aku sendiri kurang tau, mengingat kami kesana sekitar tahun 2000 dan hanya satu kali itu saja.
Beberapa saat kemudian daun itu dilepaskan dari dada ibuku, kini daun kopi itu digenggam pak marto, ada yg aneh... diatas daun itu kini ada sesuatu benda berwarna merah muda dan lumayan banyak, mirip kembang jambu yg sudah mekar.
"itu apa pak? tanyaku sambil mendekat
" Ya ini penyakit yg ada ditubuh ibumu, awas jangan dipegang, ini hanya wujud semu, kalo wujud aslinya beda" kata Pak marto gitu
" Oh gitu pak..." kataku agak terkejut karena hampir memegangnya, aku kembali mengamati benda yg mirip kembang jambu itu, sebagian benda itu berlumur cairan kental berwarna merah.
"Yg merah2 itu darah bukan pak?" tanyaku
"Kurang lebih seperti itu, kayaknya masih ada banyak ditubuh ibu, biar aku bersihkan sekalian" kata pak marto
Beliau mengambil selembar daun kopi yg masih bersih dan kembali menempelkannya ke dada ibuku, benar saja berapa saat kemudian selembar daun kopi itu yg tadinya bersih kini penuh dengan benda serupa seperti tadi.
"Sekarang gimana rasanya bu?" tanya pak marto
"Perih pak.... tapi sudah terasa lebih lega, udah gak sesek lagi" jawab ibuku
"Kalo perihnya itu gpp bu, ibarat tubuh kita terkena duri, setelah durinya diambil maka akan merasakan perih, ya udah ibu istirahat dulu aja sambil diminum tehnya mumpung masih anget" kata pak marto sambil menunjuk ke arah meja tamu yg telah tersedia beberapa gelas berisi teh hangat lengkap dengan beberapa camilan yg tadi dihidangkan keluarga beliau.
"Sekarang giliranmu mas.." kata beliau sambil menunjuk kearahku.
Akupun mendekat ke beliau, selembar daun kopi kembali telah dipegangnya....
"Ambil nafas panjang mas.... kalo terasa perih ditahan ya, cuma sebentar kok" kata pak marto.
Akupun mengikuti perkataan beliau, selembar daun itu sekarang telah menempel didadaku, rasa dingin pertama yg kurasakan... sesaat kemudian aku merasakan perih.
"Tahan nafas mas...." kata pak marto
Tak lama kemudian beliau melepas daun yg menempel didadaku, benar saja benda yg menyerupai kembang jambu itu kembali aku lihat walaupun tidak sebanyak yg tadi.
"Sudah mas, istirahat dulu aja" kata pak marto.
Selanjutnya beliau juga mengobati adik dan kakak-ku dengan metode yg sama.
"Saya tekankan lagi, hanya ini yg bisa saya lakukan, untuk sekedar memagari agar tidak kena kiriman lagi saya tidak sanggup" kata pak marto
"Sebenarnya sih bisa, tapi itu terlalu beresiko bagi saya sendiri dan keluarga, saya sudah membuat komitmen seperti itu, jadi kalo merasakan sakit lagi segera saja kesini, tapi semoga aja tidak terjadi lagi, perbanyak doa saja dan selalu mendekatkan diri kepada yg diatas" lanjut beliau.
Beliau kembali bercerita, dulu pernah ada orang yg minta tolong, beliau sendiri yg cedera dan fatalnya lagi teman beliau yg ikut membantu meninggal dunia, maka sejak saat itu pak marto berkomitmen hanya bersedia mengobati saja.
Setelah ngobrol panjang lebar dan waktu sudah menjelang sore kamipun berpamit pulang.
bersambung...
Nb: Nama tokoh dan lokasi cerita diatas adalah real, mengenai beliau masih sugeng (hidup) atau tidak aku sendiri kurang tau, mengingat kami kesana sekitar tahun 2000 dan hanya satu kali itu saja.
destinationbali dan Bolangtelmi memberi reputasi
2