Keputusan terbalik

Sebelum ane menceritakan liburan ane di semester empat, ane akan menceritakan keadaan ane sebelum pulang ke rumah.

Perekonomian keluarga ane masih luluh lantak, belum terlihat ada perubahan. Selain ane sudah mulai mandiri, namun ketergantungan kiriman dari orang tua masih terus berlanjut. Mulai dari orang tua mencari uang kesana kemari, menjual ayam (kebetulan ternak ayam juga), hingga pinjam uang. Hati ini begitu teriris, serasa ane salah pilih jalan. Tapi ane bisa apa? Toh jalan sudah di pilih, setiap jalan pasti ada resikonya sendiri dan harus siap dengan apa yang terjadi.

Di kampus kuliah masih tetap berjalan, tak seperti teman yang dekat kosan ane, perekonomian keluarganya berantakan dan kuliah ane berantakan. Bersyukur kuliah ane aman-aman saja, bahkan indeks prestasi (ip) kuliah ane semester tiga dapat nilai A semua. Sebelum nya ane pesimis untuk dapat nilai ip sempurna, mengingat pelajaran semester makin tinggi makin susah, tapi alhamdulillah ane bersyukur bisa menggapainya.

Organisasi? Cukup berantakan di tahun pertama hingga ane memutuskan untuk tidak lanjut di organisasi, namun nyatanya di akhir-akhir ane mengambil putusan terbalik yaitu bertahan di organisasi untuk tahun selanjutnya.

13 juni 2014, ane jadi ketua divisi di organisasi dan punya anggota. Tak seperti tahun sebelumnya, ane kini punya tanggung jawab lebih untuk menyelesaikan proker-proker yang dibuat bersama tim divisi untuk satu tahun kedepan.


Holiday coming

Akhirnya... liburan kembali datang, seperti biasa ane pulang ke kampung halaman. Senang sekali ane bisa berjumpa dengan sanak keluarga, bahkan adik ane menanyakan kegiatan kuliah



Banyak kegiatan yang ku lakukan terutama mencari uang buat kembali lagi berangkat ke perantauan lagi. Mulai dari bekerja magang di salah satu lembaga keuangan, menjadi saksi pemilu presiden hingga bisnis jual beli barang rongsokan.

Yang paling berkesan bagi ane yaitu jual beli bisnis rongsokan, karena harus kesana kemari untuk mencari orang yang mau menjual barang bekas, untung yang di dapat cukup banyak. Di waktu pemilihan presiden juga punya kesan, karena akhirnya ane bisa ikut pertama kali hak pilih sebagai warga negara sampai-sampai ane dulu upload foto jari tangan bertinta ke media sosial.

Cukup lama ane di rumah sekitar dua bulan lebih, bahkan saat kegiatan agustusan juga masih di ada rumah. Sama pak kadus (kepala dusun) ane disuruh pegang bendera (lumayan dapat upah hehe).


Bapak-bapak di mobil bus

September 2014, tiba waktunya ane untu merantau lagi meninggalkan kampung halaman tercinta demi mengapai kembali cita-cita...

Ada kenangan yang tak dapat dilupakan saat berangkat lagi merantau, ane yang biasanya tidak mengobrol dengan orang yang duduk di samping ane, saat itu malah asyik mengobrol dengan orang di samping ane.

Seorang bapak-bapak sebut saja pak amin mengajakku mengobrol ngalor ngidul, awalnya ane tak terlalu tanggap namun lama kelamaan ane asyik ngobrol dengan beliau ngalor-ngidur



Cukup panjang ane ngobrol dengan beliau, ketika beliau sudah sampai tujuan, ia segera turun dari mobil bus. Dari percakapan dengan bapak-bapak tersebut banyak inspirasi yang didapat, ane juga sempat minta no hp nya, kali aja nanti ane ada perlu dengan beliau.

Inspirasi ada dimana-mana termasuk saat dalam perjalanan akan selalu ada inspirasi baik verbal maupun non verbal.

****

Seperti biasa ane nyampe ke kosan sore hari, perut terasa lapar dan segera membuka bekal yang dibawa dari rumah. Saat ane membuka lauk daging ayam kok ada hewan kecil-kecil yang bergerak?



Ane akhirnya makan seadanya saja waktu itu