- Beranda
- Stories from the Heart
Pelangi Diatas Laut
...
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:
Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.
Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.
Quote:
Spoiler for Sambutan:
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
.raffertha
#4419
Part 117
Setelah kejadian aku berkelahi dengan lelaki itu, sudah tidak ada lagi ancaman demi ancaman yang masuk.
Hidupnya Riska pun sudah perlahan berubah menjadi lebih baik.
Sekarang, dia selalu menghabiskan waktunya dirumah saudaranya guna menghindari hal yang sebelumnya terjadi.
~~~
Hari-hari aku jalani seperti biasa.
Hanya kuliah, makan, lalu pulang.
Tidak ada yang spesial di kehidupanku dikampus.
Setelah dari kampus, aku lanjutkan aktivitasku berbisnis didalam game online.
Seperti itu saja setiap hari.
2 minggu aku jalani hariku.
HPku juga sepi.
Tidak ada SMS atau telepon yang masuk.
Tiba-tiba saja aku teringat oleh Vina.
Sudah lama aku tidak menghubunginya.
Aku mencoba mengirimkan sebuah SMS untuknya.
Aku segera bersiap menuju warnet tercinta.
Tak membutuhkan waktu yang lama untukku sampai disana.
Aku parkirkan motor kesayanganku, lalu aku masuk kedalamnya.
Sudah ada Vina yang sedang berjaga di meja server.
Vina : "Sini.", Vina memanggilku sambil tersenyum manis kepadaku.
Rea : "Iya..", aku berjalan kearahnya dan duduk disampingnya.
Vina : "Hehehehehe.."
Rea : "Kenapa kamu cengar cengir aja ?"
Vina : "Seneng aja.. Ada yang kangen sama aku.."
Rea : "Jalan yuk.."
Vina : "Ayo, mumpung sepi ini warnet.."
Rea : "Ke tempat biasa aja.. Habis itu kita lanjut lagi.. Mumpung masih siang.."
Vina : "Ya udah ayo.."
Aku dan Vina keluar dari warnet.
Aku titipkan kunci motorku kepada Roy.
Aku dan Vina pergi menggunakan mobilnya.
Seperti biasa, aku yang menjadi supir.
30 menit kemudian, sampailah aku ditempat tujuan.
Tapi, bukan ke tempat yang biasa aku singgahi, tetapi ini tempat yang lain.
Satu lokasi tetapi beda tempat.
Vina : "Disini aja, Re.. Enak.."
Rea : "Iya.. Sama aja sih.. Pemandangannya laut juga.."
Vina : "Kalo hari biasa, sepi ya disini.."
Rea : "Ya nama nya juga tempat hiburan.. Penuh nya pas orang libur butuh liburan.."
Sesekali Vina memandangiku.
Aku balas memandangnya pula.
Vina duduk disampingku sambil merangkul tanganku.
Rea : "Kamu gak nyari pacar, Vin ?"
Vina : "Nggak mau ah.. Gak ada yang lebih baik dari kamu.."
Rea : "Tapi, aku gak bisa jadi pacar kamu, Vin.."
Vina : "Aku gak masalah kok, Re.."
Rea : "Kamu mau sayang sama aku walaupun aku bukan pacarmu ?"
Vina : "Iya, aku gak keberatan kok.. Asal kamu juga sayang sama aku, Re.."
Rea : "Aku gak bisa bohongin diriku, Vin.."
Vina : "...."
Rea : "Kamu begitu perhatian sama aku.. Ngobatin luka aku, bersihin noda darah.. Cemburunya kamu sama cewek lain yang deket sama aku.."
Vina : "...."
Rea : "Ya aku sayang sama kamu.."
Suasana hening seketika.
Rangkulan yang diberikan oleh Vina sudah terlepas dar tanganku.
Lalu, kami berdua bersama-sama memandangi lautan.
Vina : "Eh iya, Re.. Sebentar lagi Della ulang tahun.. Enak nya gimana ya ngerayain nya ?"
Rea : "Jangan diomongin disini deh.. Kita sambil makan aja yuk.. Aku laper.."
Vina : "Ya udah, yuk.."
Aku dan Vina pergi dari tempat ini.
Kita kembali bertolak menuju restoran yang ada di Semanggi.
Rea : "Jadi, gimana ?"
Vina : "Aku mau kasih kejutan gitu buat Della.. Dengan biaya yang gak terlalu besar sih kalo bisa.."
Rea : "Gimana ya ? Kamu ada Villa gak dipuncak atau pinggir pantai gitu ?"
Vina : "Gak ada.. Eh tapi, temenku kayaknya ada yang punya deh.."
Rea : "Ya udah coba aja tanyain dulu.."
Tak lama kemudian, pelayan datang dengan memberikan menu makanan.
Vina : "Kamu mau pesen apa ?"
Rea : "Apa ya ? Spageti aja deh.."
Vina : "Kamu tuh ! Makan nasi kenapa ! Itu badan kamu mau tambah kurus ?"
Rea : "Zzz.. Iya iya deh.. Serem kalo mak lampir marah-marah.."
Vina : "Bilang apa tadi ?", sambil mencubit tangan kananku.
Rea : "Aduh.. Sakit ah.. Becanda doang.. Gitu aja marah.."
Vina : "Ya udah cepet pesen.. Sekalian pesenin aku.."
Rea : "Kamu mau makan apa ?"
Vina : "Terserah.."
Rea : "Anjir..", gumamku dalam hati.
Rea : "Eek kucing ya.."
Vina : "Enak aja kamu !"
Rea : "Katanya terserah.."
Vina : "Bodo ah.. Jadi cowok bego banget.."
Sabar sabar..
Aku hanya bisa menyabarkan diriku..
Begini memang Vina..
Kadang dia menyebalkan, kadang dia menyenangkan..
Rea : "Ya udah ayam bakar mentega mau ?"
Vina : "Gak mau, nanti aku gendut.."
Rea : "Mie goreng ?"
Vina : "Gak ah, aku mau makan nasi.."
Rea : "Ya udah mau apa ?"
Vina : "Terserah.."
Rea : "Astaga, Vin.. Kamu mau nguji kesabaran aku ? Aku mending balik aja ke rumah.."
Vina : "Aku bilang terserah ! Terserah mau pesenin aku apa ! Bukan nanya mau ini apa mau itu ! Tinggal pesenin aja sih ! Bego banget jadi cowok !"
Aku ambil kunci mobil Vina dari saku celanaku.
Lalu, aku lemparkan kunci itu keatas meja tepat didepan Vina.
Rea : "Gw balik ya..", sambil beranjak dari tempat duduk.
Vina : "Kok balik sih.. Re, tunggu !", Vina beranjak dari duduknya dan mengejarku.
Vina : "Kenapa sih ?", sambil menahan tanganku.
Rea : "Lo tuh yang kenapa !"
Vina : "Kamu kenapa marah ?"
Rea : "Kenapa ? Astaga, kamu mau aku lempar kebawah ?!"
Vina : "...."
Rea : "Iya aku emang bego ! Gak peka sama perempuan ! Kamu mau aku mati aja kan !"
Vina : "...."
Rea : "Kayaknya aku emang bego.. Udah sayang sama kamu.. Aku mau pulang.. Bisa nyetir sendiri kan ?"
Vina : "...."
Rea : "Bye, Vin.."
Aku pergi meninggalkan dia sendiri disana.
Sambil menahan rasa marahku, aku berjalan perlahan.
Aku masih bisa pulang naik kendaraan umum yang ada disana.
Aku benar-benar tidak memikirkan Vina yang diam mematung melihatku pergi.
Sesampainya dirumah, aku masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhku sejenak.
Setelah itu, aku nyalakan PC ku untuk sekedar bermain game online.
Ada sebuah SMS masuk ke HPku tapi aku tahu pasti itu dari Vina.
Aku abaikan saja SMSnya karena sedang fokus didalam game.
3 jam kemudian, barulah aku membuka HPku.
Ada beberapa SMS dari Vina yang masuk.
Aku bingung harus bagaimana.
Ingin memaafkan, tetapi pasti dia seperti itu lagi padaku.
Tidak dimaafkan, tetapi hatiku masih sayang padanya.
Apakah memang semua lelaki selalu disalahkan seperti ini ?
Hidupnya Riska pun sudah perlahan berubah menjadi lebih baik.
Sekarang, dia selalu menghabiskan waktunya dirumah saudaranya guna menghindari hal yang sebelumnya terjadi.
~~~
Hari-hari aku jalani seperti biasa.
Hanya kuliah, makan, lalu pulang.
Tidak ada yang spesial di kehidupanku dikampus.
Setelah dari kampus, aku lanjutkan aktivitasku berbisnis didalam game online.
Seperti itu saja setiap hari.
2 minggu aku jalani hariku.
HPku juga sepi.
Tidak ada SMS atau telepon yang masuk.
Tiba-tiba saja aku teringat oleh Vina.
Sudah lama aku tidak menghubunginya.
Aku mencoba mengirimkan sebuah SMS untuknya.
Quote:
Aku segera bersiap menuju warnet tercinta.
Tak membutuhkan waktu yang lama untukku sampai disana.
Aku parkirkan motor kesayanganku, lalu aku masuk kedalamnya.
Sudah ada Vina yang sedang berjaga di meja server.
Vina : "Sini.", Vina memanggilku sambil tersenyum manis kepadaku.
Rea : "Iya..", aku berjalan kearahnya dan duduk disampingnya.
Vina : "Hehehehehe.."
Rea : "Kenapa kamu cengar cengir aja ?"
Vina : "Seneng aja.. Ada yang kangen sama aku.."
Rea : "Jalan yuk.."
Vina : "Ayo, mumpung sepi ini warnet.."
Rea : "Ke tempat biasa aja.. Habis itu kita lanjut lagi.. Mumpung masih siang.."
Vina : "Ya udah ayo.."
Aku dan Vina keluar dari warnet.
Aku titipkan kunci motorku kepada Roy.
Aku dan Vina pergi menggunakan mobilnya.
Seperti biasa, aku yang menjadi supir.
30 menit kemudian, sampailah aku ditempat tujuan.
Tapi, bukan ke tempat yang biasa aku singgahi, tetapi ini tempat yang lain.
Satu lokasi tetapi beda tempat.
Vina : "Disini aja, Re.. Enak.."
Rea : "Iya.. Sama aja sih.. Pemandangannya laut juga.."
Vina : "Kalo hari biasa, sepi ya disini.."
Rea : "Ya nama nya juga tempat hiburan.. Penuh nya pas orang libur butuh liburan.."
Sesekali Vina memandangiku.
Aku balas memandangnya pula.
Vina duduk disampingku sambil merangkul tanganku.
Rea : "Kamu gak nyari pacar, Vin ?"
Vina : "Nggak mau ah.. Gak ada yang lebih baik dari kamu.."
Rea : "Tapi, aku gak bisa jadi pacar kamu, Vin.."
Vina : "Aku gak masalah kok, Re.."
Rea : "Kamu mau sayang sama aku walaupun aku bukan pacarmu ?"
Vina : "Iya, aku gak keberatan kok.. Asal kamu juga sayang sama aku, Re.."
Rea : "Aku gak bisa bohongin diriku, Vin.."
Vina : "...."
Rea : "Kamu begitu perhatian sama aku.. Ngobatin luka aku, bersihin noda darah.. Cemburunya kamu sama cewek lain yang deket sama aku.."
Vina : "...."
Rea : "Ya aku sayang sama kamu.."
Suasana hening seketika.
Rangkulan yang diberikan oleh Vina sudah terlepas dar tanganku.
Lalu, kami berdua bersama-sama memandangi lautan.
Vina : "Eh iya, Re.. Sebentar lagi Della ulang tahun.. Enak nya gimana ya ngerayain nya ?"
Rea : "Jangan diomongin disini deh.. Kita sambil makan aja yuk.. Aku laper.."
Vina : "Ya udah, yuk.."
Aku dan Vina pergi dari tempat ini.
Kita kembali bertolak menuju restoran yang ada di Semanggi.
Rea : "Jadi, gimana ?"
Vina : "Aku mau kasih kejutan gitu buat Della.. Dengan biaya yang gak terlalu besar sih kalo bisa.."
Rea : "Gimana ya ? Kamu ada Villa gak dipuncak atau pinggir pantai gitu ?"
Vina : "Gak ada.. Eh tapi, temenku kayaknya ada yang punya deh.."
Rea : "Ya udah coba aja tanyain dulu.."
Tak lama kemudian, pelayan datang dengan memberikan menu makanan.
Vina : "Kamu mau pesen apa ?"
Rea : "Apa ya ? Spageti aja deh.."
Vina : "Kamu tuh ! Makan nasi kenapa ! Itu badan kamu mau tambah kurus ?"
Rea : "Zzz.. Iya iya deh.. Serem kalo mak lampir marah-marah.."
Vina : "Bilang apa tadi ?", sambil mencubit tangan kananku.
Rea : "Aduh.. Sakit ah.. Becanda doang.. Gitu aja marah.."
Vina : "Ya udah cepet pesen.. Sekalian pesenin aku.."
Rea : "Kamu mau makan apa ?"
Vina : "Terserah.."
Rea : "Anjir..", gumamku dalam hati.
Rea : "Eek kucing ya.."
Vina : "Enak aja kamu !"
Rea : "Katanya terserah.."
Vina : "Bodo ah.. Jadi cowok bego banget.."
Sabar sabar..
Aku hanya bisa menyabarkan diriku..
Begini memang Vina..
Kadang dia menyebalkan, kadang dia menyenangkan..
Rea : "Ya udah ayam bakar mentega mau ?"
Vina : "Gak mau, nanti aku gendut.."
Rea : "Mie goreng ?"
Vina : "Gak ah, aku mau makan nasi.."
Rea : "Ya udah mau apa ?"
Vina : "Terserah.."
Rea : "Astaga, Vin.. Kamu mau nguji kesabaran aku ? Aku mending balik aja ke rumah.."
Vina : "Aku bilang terserah ! Terserah mau pesenin aku apa ! Bukan nanya mau ini apa mau itu ! Tinggal pesenin aja sih ! Bego banget jadi cowok !"
Aku ambil kunci mobil Vina dari saku celanaku.
Lalu, aku lemparkan kunci itu keatas meja tepat didepan Vina.
Rea : "Gw balik ya..", sambil beranjak dari tempat duduk.
Vina : "Kok balik sih.. Re, tunggu !", Vina beranjak dari duduknya dan mengejarku.
Vina : "Kenapa sih ?", sambil menahan tanganku.
Rea : "Lo tuh yang kenapa !"
Vina : "Kamu kenapa marah ?"
Rea : "Kenapa ? Astaga, kamu mau aku lempar kebawah ?!"
Vina : "...."
Rea : "Iya aku emang bego ! Gak peka sama perempuan ! Kamu mau aku mati aja kan !"
Vina : "...."
Rea : "Kayaknya aku emang bego.. Udah sayang sama kamu.. Aku mau pulang.. Bisa nyetir sendiri kan ?"
Vina : "...."
Rea : "Bye, Vin.."
Aku pergi meninggalkan dia sendiri disana.
Sambil menahan rasa marahku, aku berjalan perlahan.
Aku masih bisa pulang naik kendaraan umum yang ada disana.
Aku benar-benar tidak memikirkan Vina yang diam mematung melihatku pergi.
Sesampainya dirumah, aku masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhku sejenak.
Setelah itu, aku nyalakan PC ku untuk sekedar bermain game online.
Ada sebuah SMS masuk ke HPku tapi aku tahu pasti itu dari Vina.
Aku abaikan saja SMSnya karena sedang fokus didalam game.
3 jam kemudian, barulah aku membuka HPku.
Ada beberapa SMS dari Vina yang masuk.
Quote:
Aku bingung harus bagaimana.
Ingin memaafkan, tetapi pasti dia seperti itu lagi padaku.
Tidak dimaafkan, tetapi hatiku masih sayang padanya.
Apakah memang semua lelaki selalu disalahkan seperti ini ?
JabLai cOY memberi reputasi
1
