*
*
*

Kisah kali ini adalah sebuah cerita satu keluarga bahagia dalam menjalani hari-harinya. Kebahagiaan yang nyata itu hadir ketika seorang lelaki baru saja menikahi wanita yang mencintainya sejak lama. Dalam rumah tangga yang mereka bangun, segala canda, tawa bahagia dan sedikit kesedihan hadir menguji keluarga ini. Tidak ada yang aneh dan rumit dalam cerita mereka. Layaknya keluarga baru seperti orang lain, semuanya berjalan normal dan terasa memabukkan.

Hingga... Hari itu tiba...

Dimana sebuah keyakinan dan cinta dipertaruhkan. Ikhlas adalah sebuah kata yang bermakna dalam. Mudah menyebutkannya tapi teramat sulit untuk dijalani.

Untuk kalian, para pembaca yang sudah setia mengikuti cerita hidup seorang Reza dari 'Masa yang Paling Indah' dan 'Cinta dalam Elegi'.Saya persembahkan kisah hidup kali ini, kisah yang menuntun langkah saya pada takdir Tuhan, yang tentunya tidak disangka sama sekali. Dan Inilah bagian akhir dari dua cerita sebelumnya...

Matahari - Rembulan dan Bintang

***



Cinta kan membawamu kembali disini
Menuai rindu, membasuh perih
Bawa serta dirimu, dirimu yang dulu
Mencintai ku apa adanya...

Hari Pernikahan.

Gua berjalan kedalam sebuah tempat ibadah, membuka sepatu pada halaman depan lalu kembali memasuki area suci ini. Gua langkahkan kaki perlahan bersama keluarga yang mengikuti di sisi kanan dan kiri. Di dalam masjid ini, telah berkumpul beberapa orang yang cukup Gua kenali, dan tentu saja, ada dia yang sebentar lagi akan Gua sah kan sebagai Ibu dari seorang anak yang kelak lahir, dan kami beri nama Maurenza. Dia terlihat sangat cantik dengan pakaian yang ia kenakan. Warna pink yang menjadi dasar kebayanya serta satu hal yang sangat istimewa, hijab yang ia kenakan benar-benar membuatnya nampak sangat berbeda. Tidak seperti wanita yang Gua kenali selama ini. Kamu cantik hari ini, dan aku suka...

Janji suci ini sudah Gua ucapkan dengan menjabat tangan sang penghulu. Semua orang yang hadir merapalkan do'a kepada Tuhan YME. Kami bersyukur, karena Gua telah melewati prosesi ijab kabul dengan baik. Kemudian dia, istri Gua, mencium punggung tangan kanan ini, lalu tersenyum manis.

"Alhamdulillah... Terimakasih", ucapnya.

Gua mendekatkan wajah dan mencium keningnya. Lalu kembali menatap wajahnya.
"Aku yang berterima kasih kepadamu, terimakasih... Terimakasih banyak atas cinta ini. Mulai sekarang, kamu adalah tanggungjawab ku..".