Perjalanan berikutnya ke rumah Erin tak memakan waktu cukup lama, ibarat kita hanya memutari jalanan perkotaan dan sedikit masuk ke dalam gang2 sebelum akhirnya kita tiba di tujuan, kehadiran kita disana segera disambut oleh mereka diantaranya Mbak Sofi Bang Bisma, Mbak Widia Mas Nugie, Erin dan Suami, dan tak lupa juga Nyokap Erin, entah kenapa dua orang ini Abang gue dan Mas Nugi telah lebih dulu ada disini, padahal kita gak pernah janjian sebelumnya, hanya sekitar 1 jam kita disana, sampai ada salah satu dari mereka mengusulkan untuk merencanakan sebuah trip ke salah satu pantai wisata disana
Sampai di tempat yang dimaksud, setelah berhasil memarkirkan mobil pada tempatnya, mereka langsung berhambur menuju pantai, mengejar debur ombak dan bermain lempar pasir, termasuk Atma, tiba2 aja dia sudah menghilang dari samping gue yang nampaknya telah mendapatkan spot yang dia inginkan untuk berfoto, disana hanya tinggal menyisakan gue Erin dan Suami serta juga Nyokapnya, saat gue hendak menyusul yang lainya, nama gue justru dipanggil oleh Erin
Quote:
Erin : Gri! lo keberan gak jika gue minta waktu lo sebentar buat bicara, sekalian temenin gue berkeliling2 sekitar sini
Gue : Tapi Rin! apa boleh?
Erin : Boleh kok! nanti biar gue ijin sama Mas Hadi, orangnya baik kok pasti dia kabulin
Gue : Yah namanya lo udah berkeluarga Rin, ya gue gak enaklah! ntar dikira antara kita masih ada apa2 lagi, gue jaga perasaan dia aja
Erin : Udah gak pa2 kok!
Akhirnya gue memenuhi permintaan Erin untuk menemaninya berkeliling2, tapi jangan anggap semuanya akan mudah! kalian pasti tahu kan namanya kursi roda, rodanya tentu tak disesuaikan untuk medan seperti dipantai, tak dirancang untuk medan berpasir dan tanah yang basah, jadi sangat sulit bagi gue untuk mendorong nya, andaipun bisa bergerak tak seperti di media seperti seharusnya, 15 menit gue mencoba kita hanya berpindah sekitar beberapa jengkal dari tempat semula, merasa menyerah akhirnya gue memohon kepada Erin untuk membatalkan saja keinginanya, namun justru permintaan lain yang kemudian dia ajukan, dia meminta gue untuk menggendongnya, dia berkeras pingin merasakan sapuan ombak dikakinya, yaudah setelah kembali meminta ijin ke suaminya akhirnya gue melakukan apa yang dia minta, gue memilih untuk menjauh dari yang lainya, terutama menghindari dari Atma yang berkemungkinan melihat kebersamaan kita, di perjalanan Erin banyak bertanya ke gue tentang banyak hal
Quote:
Erin : Hari ini gue seneng banget Gri! bisa bareng2 sama lo menikmati semua ini, sesuatu yang dulu hanya bisa sanggup gue bayangkan semasa kita masih kanak2, tapi baru terkabul ketika keadaan kita masing2 sekarang telah banyak berubah
Gue : Gue juga Rin! yah mau dikata apalagi, kita memang tak berkuasa atas takdir, jadi mau bagaimana keadaan kita, itu tanpa pernah kita miliki rencana sebelumnya
Erin : Tapi walau kita sama2 tak beruntung atas jodoh dan takdir, setidaknya lo masih lebih baik dari gue Gri, itu tadi cew lo yang baru kan? siapa namanya? terima kasih telah membawanya kesini dan memperkenalkanya ke gue (menangis)
Gue : Insyaallah Rin! Atma namanya! Eh! kenapa lo tiba2 nangis Rin? jangan katakan kalau lo cemburu ya? sekarang sudah bukan masanya lagi lo masih memiliki perasaan seperti itu, ingat lo sekarang udah berkeluarga
Erin : Cemburu? untuk apa? insyaallah gue udah ikhlas kok Gri, bahkan dengan siapa lo memiliki sebuah hubungan saat ini, kepada semuanya gue akan rela memberikan restu untuknya, sekarang semua sudah seperti yang gue harapkan buat lo, dia pantas untuk menjadi pasangan lo, padahal sebelumnya gue bakal marah jika saja orang itu justru malah lebih buruk dari gue, tapi nyatanya tidak! yah akhirnya gue sekarang bisa lega setelah mengetahuinya, dia cantik Gri! sepertinya sosok yang sempurna saat ini yang pantas untuk mendampingi lo
Gue : Terima kasih! itu yang sebenernya gue harapkan dari lo sejak dulu Rin, untuk lo berhenti terus menghawatirkan gue, ibaratkanlah kita telah berjalan di track kita masing2, dan kita bahagia di kehidupan kita masing2, itu aja sih! jadi apakah sekarang artinya lo udah menemukan kebahagiaan itu dari dia Rin? atau lo masih menyesal atas perjodohan lo dulu?
Erin : Alhamdulillah sekarang gue udah bahagia Gri! bahkan bahahagia saja mungkin tak cukup untuk menggambarkan perasaan gue saat ini, bisa ketemu dengan lo lagi, mendapatkan keluarga yang selalu mendukung dan mensuport gue, terlebih gue juga telah dipercaya oleh tuhan untuk dititipkan sebuah cindera matanya yang terindah untuk kehidupan keluarga kecil gue, ya betul gue sekarang tengah mengandung Gri
Gue : Benarkah? selamat ya atas buah kerja keras kalian, semoga kalian nanti bisa menjaga dan merawat amanat tersebut dengan baik
Erin : Pasti Gri! gue pasti bisa melakukanya
Berikutnya gue mencari tempat persewaan kendaraan, salain karena udah capek, juga karena gue kasihan ngelihat Erin, dengan keadaanya tengah mengandung saat itu sangat gak etis bila gue masih terus memaksakan untuk tetap menggendongnya, bagaimanapun telah ada kehidupan baru dalam rahimya sekarang, gue tak ingin sampai dia kanapa2 karena kecapekan, sebelum nya gue mampir dulu ke sebuah warung yang jual kelapa muda, gue minta ke penjualnya untuk membungkuskan air kelapa hijau muda yang konon katanya baik buat janin
Quote:
Gue : Nih lo minum! bungkus sekalian juga boleh! tenang! biar gue ntar yang traktir! buat besok2 lo kudu telatenin terus konsumsi ini biar nanti kulit anak lo bisa bersih, biar wajahnya bisa ganteng seperti gue, atau cantik mirip lo
Erin : Lhah! ngarep amat lo, emang ini anak siapa? ya jelas mirip sama bapaknya lah
Gue : Yah gimana lagi Rin, sejak lo hamil gini! lo jadi semakin cantik sih! makin menarik dan gemesin juga, gak tau ya bawaanya pengen gue nafkahi aja
Erin : Jiah koplak lo! gue sekarang udah jadi bini orang woy! gombal aja lo! dasar buaya amazon
Gue : Eh tapi bener, kok gue sedikit berharap ya, bahwa janin itu adalah buah dari kekhilafan gue, walaupun gue juga tau bahwa lo sekarang telah bersuami, hahaha tapi bercanda aja kok jangan masukin hati
Erin : Dasar! hampir aja gue tadi juga sedikit berharap! Eh!
Berikutnya! setelah puas kita muter2 gue anter Erin kembali menuju mobilnya, disana ternyata telah berkumpul semuanya, hanya minus Atma aja, hanya dia yang belum kembali sejak dari tadi, gue putuskan untuk berkeliling mencari, sedang yang lainya pun tampaknya juga mengikuti gue mencarinya, sekitar hampir setengah jam kita berkeliling2 mencari, gue baru menemukan Atma tengah berdiri terbengong di bibir pantai, dengan keadaanya waktu itu ketika gue ketemukan mukanya telah berubah pucat, sedang bibirnya telah membiru dengan tubuh yang gemetar, ketika gue sahut namanya dia sama sekali gak bisa menjawab, adapun bibirnya dapat bergerak suaranya sama sekali tak dapat terdengar, melihat sesuatu yang gak beres gue kemudian segera mendekatinya dan coba membacakan do’a2 yang gue bisa, untunglah berangsur2 keadaannya mulai membaik
Melihat keadaan yang tidak memungkinkan untuk kita tetap berada disana, akhirnya kita sepakat untuk kembali pulang ke rumah Erin, dalam perjalanan gue masih terus mencoba bertanya ke Atma atas kejadian yang barusan dialaminya, tapi dia masih enggan untuk menjawab, dia menjanjikan jika telah berada di rumah dia akan menceritakanya, saat itu dia beralasan masih takut entah karena apa, hingga tak lama setelah kita semua tiba dirumah, kita duduk berkumpul di ruang tamu untuk mendengarkan pengalaman Atma
Quote:
Atma : Maaf sebelumnya kepada semuanya karena telah membuat kalian semua khawatir, dan maaf juga dikarenakan gue perjalanan kalian yang seharusnya buat bersenang2 jadi terganggu, baiklah akan gue ceritakan apa yang tadi gue alami selama disana sebelum akhirnya kalian ketemukan, waktu itu gue berniat untuk mengabadikan pemandangan pantai disana, hingga suatu ketika gue seperti menangkap sebuah obyek aneh yang keluar dari permukaan air, semakin gue perhatikan obyek tersebut kemudian semakin menyerupai sesosok seorang wanita, memakai pakaian pengantin lengkap khas adat jawa tempo dulu, namun yang tak normal darinya adalah ukuranya yang raksasa, juga bentuk tubuhnya yang sedikit berbeda, dia tak memiliki kaki senormalnya kita manusia, tapi justru sebagian tubuhnya bersisik layaknya menyerupai seekor ular, awalnya gue kurang tau waktu itu dia murka karena apa? disana padahal gue merasa tak sedang membikin onar, atau beraktifitas yang mengganggu tempat tinggalnya, tau2 saja seketika ekornya telah membelit tubuh gue sampai gue hampir kehilangan nafas, beruntung saja akhirnya kalian segera datang dan menemukan gue, dan begitulah ceritanya!
Mbak Widia : Tak salah lagi yang lo temui pasti adalah siluman ular, jelmaan dari Nyi Roro Kidul sang penguasa laut selatan, beruntung lo masih dapat selamat, karena biasanya yang seperti ini kejadianya kalau gak dibikin kalap atau hilang, mungkin akan mendapatkan celaka
Atma : Sepertinya bukan! karena sebelumnya gue juga sempat mendengar dia sedikit bergumam, dari kataya yang sedikit gue denger, dia menyebut nama makhluk lain yang mungkin lebih berkuasa darinya, “tak boleh ada seorangpun yang lebih menarik dan lebih cantik dari Nyi Ratu, karena hanya Nyi Ratu lah satu2nya wanita tercantik se pulau jawa” dan begitulah akhirnya peristiwa selanjutnya dapat kalian liat sendiri tadi, tapi terlepas dari itu semua, entah dia benar orang yang sama atau berbeda, gue tak percaya bahwa makhuk sepertinya bisa mendatangkan celaka untuk kita, karena takdir, maut dan ajal adalah satu2nya kuasa Tuhan
Mbak Widia : Yaudah, terpenting lo masih selamat dan baik2 aja sekarang, kita semua disini udah sangat bersyukur
Skip lumayan cepat ke waktu dimana gue telah merencanakan untuk kembali bekerja di kota Delta, ya! semenjak kejadian itu tak bayak memang kejadian yang bisa gue ceritakan, karena semua berjalan masih sewajarnya dan normal2 aja, selama sisa liburan itu intinya banyak waktu yang telah gue habiskan bersama Atma, dan kedekatan kami pun juga semakin nampak jelas, hingga tibalah saatnya gue berpamitan?
Quote:
Gue : Tampaknya sudah lengkap semua yang harus gue bawa, dan tak ada yang tertinggal, yaudah gue pamit sekarang ya At! tetap jaga diri lo dan jaga kesehatan, terima kasih beberapa hari ini lo udah selalu temenin gue, jika berkesempatan di lain waktu gue ingin mengulangnya lagi
Atma : Bodoh! masih ada yang tertinggal, yaitu hati gue! gue tak ingin terus memilikinya sendiri, ambilah dan bawalah pulang bersamamu! gue lah yang seharusnya lebih berterima kasih, karena justru lo yang telah banyak mengubah hari2 gue selama ini jadi berkesan dan penuh warna ketika bersama lo, lo juga Gri tetap jaga diri, makan yang teratur dan jangan sampe sakit, pasti Gri! akan selalu ada banyak kesempatan di pertemuan kita selanjutnya
Setiba pertama kali di kostan gue dapati suasana yang sedikit berbeda, tak seperti seminggu sebelumnya dimana selalu ada senyum Vani yang setia menyambut kepulangan gue, kali ini justru tampak kosong, beberapa perabotan juga telah banyak berkurang, dimana memang sebelumnya gue amanatkan kepada Irfan untuk mengemas semua barang2 Vani yang masih tertinggal disana, gak tau kenapa begitu gue memasuki tempat ini seperti memutar ulang lagi adegan2 kenangan gue bersama Vani dulu, kehadiran Vani dulu telah terlanjur terpatri begitu dalam di tempat ini, bahkan hari pertama masuk kerja pun rasanya juga begitu membosankan, entah lah gue seperti kembali lagi menjadi jati diri gue sebelum ketemu Vani
Tak terasa beberapa bulan pun telah berlalu dan gue masih stagnan disitu, tak maju tak pula mundur, tak bertambah juga tak berkurang, berada di level tengah dan sedang saja, hanya terpaku disitu dan tak bisa berubah, gue tahu keadaan ini memang tak baik untuk diteruskan, tapi gue sadar bahwa kenangan gue bersama Vani memang tak bisa semudah itu dapat dilupakan, beruntung beberapa kali sms dan telepon yang rutin dilakukan Atma sedikit banyak membuat gue dapat sedikit berpaling dari itu semua, hingga akhirnya gue dapat memutuskan cukup hingga disitu! lupakan kenangan tentang Vani! sedang sekarang Atma adalah tujuan gue berikutnya! jadilah gue semakin intens berhubungan dengan Atma lewat sms atau telpon, bahkan pernah beberapa kali pas libur kerja gue sempet2in menemuinya, dari beberapa itu gue semakin mantab untuk menjatuhkan pilihan gue kepada Atma, namun belum juga menyampaikan khabar itu ke Atma, gue kemudian menjadi ragu setelah secara tak sengaja berjumpa dengan orang dimasa lalunya
Kejadian itu bermula ketika saat kebetulan salah seorang teman kerja gue mengalami kecelakaan, dan mengharuskanya dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Pahlawan, gue yang datang hendak menjenguk kesana justru dipertemukan dengan Yuda secara tak sengaja, jadi suatu ketika saat gue sedang menjenguk teman gue itu, gue tiba2 diseret dan digelandang dengan semena2 oleh seorang perawat disana, karena gue disangkanya adalah seorang pasien yang berniat kabur meninggalkan ruang perawatan, seingat gue! gue digelandang menuju kesebuah ruang perawatan kelas 3 di rumah sakit tersebut, dan begitulah awal pertama kalinya gue bertemu dengan Yuda, orang yang ternyata benar2 mirip seperti deskripsi Atma dulu, memiliki wajah dan perawakan yang mirip dengan gue, hanya mungkin beda segi usia, tinggi badan, dan warna kulit aja, mengetahui keadaan tersebut tentu saja bukan hanya sang perawat saja yang kaget, bahkan kami berduapun juga sama kagetnya, pantaslah si Mbak perawat waktu itu terus ngotot bahwa gue dan Yuda adalah orang yang sama, hingga beberapa menit berikutnya kecanggungan tersebut begitu saja mencair setelah si perawat selesai mengucapkan permintaan maafnya ke gue, yaudah terlanjur dalam situasi tersebut mau tak mau gue harus menyapa Yuda dan sedikit berbasa-basi
Quote:
Yuda : Silahkan duduk, perkenalkan gue Yuda! maaf atas ketidak nyamanan dan kesalah pahaman tadi, gara2 muka kita yang mirip, btw nama lo siapa? dan lo asli mana?
Gue : Gue Agri! dan asli gue dari kota tahu, udah gak usah dipikirkan, gue udah anggap biasa kok masalah yang tadi, siapa orang juga mungkin bisa salah mengira mengenai kita yang mirip, gue gak akan salahin siapapun kok! tenang aja!
Yuda : Btw kenapa bisa kebetulan gitu ya! karena gue juga asli kota tahu! apa ada kemungkinan kalau kita itu saudara yang telah dipisahkan?
Gue : Sepertinya bukan, karena seingat gue! gue tak memiliki kembaran begitu gue lahir
Yuda : Begitu! tapi gue masih gak habis pikir bahwa ada orang yang begitu mirip dengan gue, sekarang gue jadi takut keadaan ini justru kemudian bisa disalah gunakan dengan maksud2 yang gak baik, bisa aja kan begitu?
Gue : Jika lo khawatir, mungkin sekarang juga lo bisa buat janji ke gue, gue janji gak akan pernah ambil keuntungan dari lo, dari wajah kita yang mirip
Yuda : Hahaha ….. santai aja, gue tadi cuma bercanda jangan dianggep serius, lagian orang seperti gue ini apa yang masih bisa lo ambil, gak ada yang bisa lo dapatkan dari gue, dan juga gak ada yang bisa untuk gue berikan, jangankan memiliki harta benda, bisa hidup cukup buat makan aja gue udah sangat bersyukur, paling harta gue satu2nya hanyalah seseorang wanita yang selalu setia menunggu gue disana, seseorang yang dulu pernah sangat gue cintai, sedang gue tak merasa pantas untuk dapat sekedar membahagiakanya, orang yang selamanya tak akan pernah gue rela bertemu dengan lo dalam keadaan apapun
Gue : (Deg! tiba2 aja jantung gue seperti berhenti berdetak, gue sangat tahu bahwa bukan mustahil bila orang yang Yuda bicarakan itu adalah sosok Atma, gue tak tahu bahwa dia masih memendam perasaan terhadapnya hingga saat itu) tentang dia! apa gue boleh mengetahuinya? untuk jaga2 aja, setidaknya kalau gue udah tau orangnya gue akan berusaha menjauh darinya demi lo
Yuda : Jangan berlebihan, gue gak minta lo sampai sejauh itu kok, boleh aja jika sekedar kenal atau dekat denganya, tapi jika memiliki sebuah perasaan istimewa terhadapnya, itu yang tak akan bisa gue biarkan, tapi tenang aja gue yakin lo bukan orang yang seperti itu, gue percaya!
Gue : Ya mungkin saja lo benar, ohya gue boleh minta no kontak lo gk? siapa tahu gue nanti butuh
Yuda : Nih lo catet sendiri di contact number dengan nama gue, gue gak biasa hapalin nomor gue sendiri soalnya (serahin Hpnya ke gue)
Gue : Maaf gue sedang gak ada pulsa hari ini, lain kali aja gue mised call, terpenting nomor lo udah gue simpen, yaudah gitu aja ya! sekarang gue mau balik, terima kasih atas waktu bincang2nya hari ini, dan semoga berikutnya lo bisa segera sembuh
Yuda : Iya makasih! suatu hari saat kita kebetulan ketemu lagi, boleh kita berbagi cerita lagi
Gue : Ya tentu saja, gue akan sangat menantikanya
Berikutnya gue meninggalkan bangsal tempat Yuda dirawat, dalam perjalanan gue banyak berpikir, apakah keputusan yang gue ambil tadi tepat atau tidak? (sebelumnya walau penuh ragu2, saat gue mencatat no Yuda ke Hp gue, gue juga sekaligus memasukan no Atma kedalam contact Hp nya, termasuk juga mengirimkan sebuah pesan sms ke no Atma, yang isinya “Siang At! gue Yuda! ternyata sampai sekarang gue masih belum bisa lupain lo! apa kabar lo sekarang? isi pesan yang gue kirimkan ke Atma lewat Hp Yuda)
Entah apa yang telah gue pikirkan waktu itu, sebenernya sangat gak etis untuk gue mencampuri urusan pribadi mereka (Atma-Yuda), namun gue tahu antara mereka masih memiliki perasaan dan harapan yang sama antara satu sama lain, dan apakah gue salah jika ingin menyatukan mereka kembali, walaupun itu mungkin akan berbuah kesakitan lagi untuk gue, biarlah! walau sedikit gak rela! gue sedapat mungkin akan mencoba mengikhlaskan Atma, seseorang yang berkemungkinan untuk menjadi jodoh yang tepat buat gue, gue gak akan egois untuk tetap mempertahankanya, karena gue sadar diri, gue bukanlah orang pertama yang telah hadir dalam kehidupanya, tentunya dengan orang sebelumnya dia telah banyak mendapat kesan dan kenangan dalam hidupnya, sesuatu yang gak akan sanggup gue gantikan selama beberapa bulan gue dekat bersamanya
Namun rupanya gue tetap hanyalah seorang manusia biasa yang tak sempurna, padahal sehari sebelumnya gue pernah meniatkan dan menjanjikan, keesokan hari ternyata justru berkata lain, walau telah berkeras usaha gue melupakan Atma, tapi ada sedikit celah dihati gue untuk tetap berharap mengetahui khabarnya, entah karena apa gue bisa kangen lagi denganya, pembicaraan di telefon dan sms dari Atma yang berhari2 sebelumnya hanya senantiasa gue hiraukan akhirnya gue tanggapi kembali, lewat beberapa percakapan dia mempertanyakan keadaan gue yang selama beberapa hari ngilang tanpa khabar dan susah dihubungi, entah kenapa gue merasa senang diperhatikan lagi olehnya, egois ya gue? gue bahkan lupa atas misi gue awalnya untuk mencoba melupakanya, karena gue justru kembali nyaman mendapat perhatian2 kecil darinya, semua obrolan di telepon dan sms kemudian kami jalani lagi dengan wajar, dan untuk sementara itu belum ada pengakuan atau steatmen langsung dari Atma, jika Yuda telah menghubunginya, memang ada banyak kemungkinan, pertama emang Atma berniat merahasiakanya dari gue atau sengaja untuk tak jujur, ke dua bisa juga karena sms gue waktu itu lewat no Hp nya Yuda beneran gak direspon dan disangkanya ulah orang iseng, namun jika kemungkinan pertama itu adalah benar, tentu saja akan membuat banyak perbedaan kedepanya, bagaimanapun akhirnya gue yakin Atma akan lebih memilih Yuda, orang yang telah lama dikenalnya, bukan gue yang hanya sekilas lewat aja dalam hidupnya, andai pun gue bisa sedikit memberi kesan, tentu saja tak akan dapat sebanding dengan kesan dan kenangan dari orang yang telah lama dikenalnya bertahun2