Part 30.15 Kisah Pemuda Yang tewas | Balas dendam salah alamat
Quote:
Kalau ingat cerita ane yang ini, betapa nakal dan usilnya ane dulu. Dari mulai ngasih racun di kue bandung berharap setannya keracunan dan mati, sampai menebang habis pohon yang ada penghuni dengan penampakan sosok wanita dengan badan terbalik.
Sejak tedy kesambet/ketempelan sosok wanita dengan badan terbalik, dia tidak pernah keluar apalagi menemui ane, ane juga terakhir tahu kabar tedy dari paman ane yang mengabarkan bahwa sosok yang mengikuti tedy itu sudah dipindahkan ke tempat sekitar dimana ane melihat sosok wanita terbalik sebelumnya.
Quote:
Tiga hari setelah tedy kesambet, tepatnya malam minggu, ane keluar untuk sekedar nongkrong dikampung gan, ditempat dimana ane bersama tedy sebelumnya, setelah beberapa menit kemudian ucup datang diwarung dan langsung menemui ane.
“Yas, untung kamu disini.” Sapa ucup
“Emang kenapa cup?” Tanya ane
“Aku disuruh ibunya rudi kalau kamu disuruh datang ke pengajian harinya rudi.” Ucap ucup
“Ohh.. Kapan cup?” Tanya ane
“Malam jumat habis isya.” Jawab ucup
Kalau setiap pengajian meninggal setiap malam jumat pasti diadakan habis isya, karena setiap habis maghrib banyak kegiatan gan. pengajian yang ane datangi itu pengajian malam 300 meninggalnya rudi, biasanya kalau pengajian ditempat ane itu diadakan setiap 7 hari, 40 hari, 300, mendak, mendak pindo (kalau dalam jawa).
“Aku harus kabari hendra, siska sama ratna.” Ucap ane
“Tedy juga sekalian yas!” Suruh ucup
“Kalau tedy kamu ajalah!” Bantah ane
“Kamu aja sekalian jalan besok!” Suruh ucup lagi
“Kamu aja cup, aku jauh kerumah siska.” Ngeles ane
Padahal ane masih gak enak dengan orang tua tedy, takutnya mereka marahi ane gara-gara kejadian tedy kesambet, karena ane belum tahu secara detail bagaimana reaksi keluarga tedy, yang ane tahu hanya tedy kesambet sosok penampakan wanita dengan badan terbalik di pohon depan rumahnya.
“Ya sudah, nanti sms aja.” Ucap ucup
Dalam hati ane, “Kayak tedy juga gak bakalan datang.”
“Kerumah aja cup!” Suruh ane
“Iyah.. Iyah!” Jawab ucup
“Ehh.. Cup udah tahu kabar tedy belum?” Tanya ane
“Belum, emang kenapa?” jawab dia berbalik tanya
“Tedy kesambet sosok hantu wanita ditempat kita mancing cup.” Ucap ane
“Setan? Setan apalagi yang dibawa tedy?” Tanya ucup
“Kamu ingat kemarin, ketika aku suruh kamu ambil pancing?” Ucap ane
“Iyah...” Jawab ucup
“Nahh.. tedy itu aku suruh nebang pohon, dan disitu ada penghuninya cup, setan wanita dengan badan terbalik.” Ucap ane
“Haah? Kamu nyuruh tedy yang nebang?” Ucap ucup kaget
“Bener deh, sama kayak almarhum.” Tambah ucup menyamakan keusilan ane dengan rudi
“”Terus tedy diikutin dunk?” tanya ucup
“Iyah, tiga hari yang lalu dia nginep dirumahku cup, sebelumnya juga kesini dulu, malah kamu katanya kesini cuma beli obat nyamuk bakar.” Ucap ane ketawa
“Terus sosok hantunya gimana yas?” Tanya ucup
“Yah.. nanti kamu ngobrol aja sama tedy sekalian ngabarin kalau malam jumat ada pengajian meninggalnya rudi.” Ucap ane
Ucup hanya diam, akhirnya dia mendengarkan cerita ane tentang apa yang dialami oleh tedy gan.
Akhirnya ane memutuskan untuk pulang malam itu gan, karena sudah malam juga dan hampir jam 10. Jadi ane tidak mau bermalam-malam, apalagi sendirian balik kerumah.
Tiga hari kemudian,
Tak disangka tedy hadir gan dipengajian meninggalnya rudi, untuk siska dan ratna tidak bisa hadir karena ada kejadian yang menimpa ratna sebelumnya
(Ane belum bisa ceritakan). Ternyata tedy sudah berada dirumahnya ucup, padahal jika tedy bermain dikampung pastilah yang pertama dia temuin adalah ane sama seperti halnya hendra, karena tedy dan hendra itu berbeda kampung. Sedangkan ane yang mengenalkan teman-teman kampung.
“Njirr... Tedy datang, bisa gawat nih kelepasan ngomong sama ucup.” Dalam hati ane
Quote:
Ane tadinya berpikir bahwa tedy itu gak bakalan datang karena masalah kemarin gan.
“Hi yas.. kita gak ada yang boleh pulang!” Sapa tedy ke ane untuk meminta agar ane tidak pulang sehabis pengajian
“Hmmm.. iyah.” Jawab ane sambil menengok muka hendra
“Gimana ndra?” Tanya ane
“Ya gpp.” Jawab hendra
Isya mulai berlalu, kita berlima waktu itu (ane, hendra, ucup, tedy, dan dani) yang berada didepan rumah tedy, sebenarnya kedatangan ane disana bisa dikatakan tim hore saja gan, karena hanya duduk didepan pura-pura menunduk ketika warga membawa yasiin, dan amin-amin ketika pak kyai membaca doa.
Ketika pengajian sudah selesai, warga pun sudah mulai berangsur pulang, hanya menyisakan kita berlima dan ada dua bapak-bapak yang masih terlihat ngobrol dengan bapaknya tedy didalam rumah, posisi kita berlima didepan teras rumahnya rudi, kita duduk diatas sofa yang biasanya diletakkan diruang tamu rumah rudi, karena ada pengajian sofa ruang tamu diletakkan didepan, dan ruang tamu diganti karpet untuk duduk para warga yang mengikuti pengajian.
Ane tadinya berpikir bahwa bakalan ngobrol sampai subuh dan ikut ke kuburan rudi, karena tedy ingin sekali kekuburan rudi.
Quote:
Waktu berjalan, akhirnya bapak-bapak yang ngobrol didalam rumah itupun pamit untuk pulang, disana hanya menyisakan kita berlima ditambah keluarga dirumah rudi.
“Kalian mau nginap disini yah?” Tanya bapaknya rudi
“Iyah pak.” Jawab kita berlima
“Ya sudah, pintu gak saya tutup yah.” Ucap bapaknya rudi
Kita pun memulai ngobrol bersama, untuk mengusir rasa jenuh kita, dan menghabiskan malam kita dirumah rudi. Disela-sela kita ngobrol ane pun sesekali mengajak hendra untuk tidur.
“Ngantuk gak ndra? Tidur yuk!” Ucap ane
Hendra hanya diam dan melihat ane dengan tersenyum
“Apaan, ditemenin ngobrol kok malah mau tidur.” Ucap tedy
Ane sebenarnya hanya cari aman, dengan mengajak hendra untuk tidur didalam rumah, karena hendra juga orangnya yang paling menurut.
Quote:
Ketika ane mendengar ucapan tedy yang tidak memperbolehkan ane untuk tidur, ane jadi berprasangka, “Jangan-jangan tedy bakalan balas dendam nih sama ane.”
“Waduh.. ngobrol kalau gak ada kopi gak seru. Sana yas beli kopi sekalian rokok!” Suruh tedy
“Njiirr... Ane yang disuruh.” Dalam hati ane
“Mana duitnya!” Jawab ane
“Ini!” Ucap tedy sambik menyodorkan uang ke ane
Ane bergegas untuk kewarung dengan menaiki motor.
“Ayo cup mbonceng!” Suruh ane ke ucup untuk menemani ane
“Kayak anak TK aja ke warung minta dianter.” Ucap tedy
“Oke-oke ted, untuk hari ini ane ngalah, anggap aja buat rasa bersalah ane.” Dalam hati ane
Akhirnya ane bergegas menuju kewarung gan, agar secepatnya ane bisa pulang kembali
Setelah ane pulang dari warung dan menuju kerumah rudi, ane hanya melongo keempat teman ane sudah tidak ada didepan rumahnya rudi, mungkin kalau ane jadi rudi waktu itu, mendingan ane langsung pulang, masalah rokok dan kopi gampang itung-itungan aja besoknya kalau ketemu, cuma ini ane gan, dan ane adalah ane bukan rudi yang suka usil. Ditambah lagi ada rasa bersalah ane dengan tedy, jadi ane turutin kemauan tedy.
Ane yang pergi membeli kopi sama rokok saja sebentar saja sudah lenyap keempat teman ane, jadi pikiran ane langsung mengira bahwa teman-teman ane ini mau ngerjain ane, ane juga melihat pintu rumah rudi sudah dalam keadaan tertutup, dan lampu rumah didalamnya sudah mati, hanya lampu teras depan rumahnya yang terlihat terang, sedangkan suasana jalan dikampung maupun jalan setapak dibawah rel sudah sepi banget gan, ane yang kewarung untuk membeli kopi dan rokok saja sudah gak ada orang yang lewat maupun sekedar nongkrong diwarung. Malam itu kampung benar-benar tidak terlihat manusia yang berkeliaran.
Quote:
Ane akhirnya sms ke hendra, tapi hendra gak dibalas, dan ane sms ke ucup, sama dirinya juga tidak membalas, terpaksa ane akhirnya sms ke tedy.
“Pada kemana?” SMS ane
“Diseberang rel.” jawab SMS tedy
Ane bohongin tedy yang hanya diam didepan rumah rudi, jujur waktu itu merinding banget walaupun ane berada hanya berada didepan rumah. Rumahnya rudi dekat dengan rel, ditambah lagi dulu juga ane sama rudi pernah dihantui sosok didepan rumahnya, dan jalan 100 meter didepan rumahnya juga sudah pernah ada penampakan. Ditambah rudinya sudah meninggal, makin nambah merinding lagi ane malam itu.
“Mana?” Ane balas SMS ke tedy
Ane pura-pura diseberang, padahal ane masih didepan rumahnya rudi.
Setelah hampir lima menit sms ane gak dibalas, akhirnya ane sms lagi ke tedy
“Ya udah aku pulang dulu yah, sorry baterre low!” Sms ane
Ane masih bohongin tedy dengan mengatakan baterre low, tak lama kemudian tedy langsung membalas menelpon ane, “Hallo yas, langsung kerumahnya dani saja.”
Gak pake lama gan, ane langsung meninggalkan rumahnya rudi dan langsung menuju rumahnya dani yang letaknya tidak jauh dari rumah rudi. Setelah beberapa menit kemudian ane melihat ketiga teman ane yang ternyata sudah didepan rumahnya dani, ane jadi berpikir yang aneh-aneh malam itu, mereka pasti menyuruh ane diseberang rel.
FYI. Yang dimaksud seberang rel itu dimana ada gardu didekat rel kereta api, dan disitu dulu sosok rudi pernah memperlihatkan diri, dan gelap banget tempatnya gan, dan asal agan tahu juga, untuk akses diseberang rel juga ane harus melewati dimana ane bersama hendra dan ucup melihat sosok penampakan tinggi besar, ditambah lagi ane pernah naik motor disana dan ada yang melempar batu dan ternyata ada sosok hantu yang duduk bersandar diatas pondasi dengan kaki yang selonjor seperti menghalangi jalan ane. Jadi ane yakin mereka menyuruh kesana agar ane dihantui mahluk halus penunggu rel kereta api.
Ane langsung menuju kerumah dani dengan motor ayam jago berlogo huruf S, yang sudah tanpa kunci kontak lagi, karena kuncinya sudah dol
(ane gak tahu bahasa indonesianya apaan), yang pasti kuncinya sudah hilang dan ane nyalakan dengan gunting. (Kisahnya ane alami dengan rudi, tegang, takut, kocak), motor ini berbeda dengan motor yang ane pakai sebelumnya.
Quote:
Akhirnya setelah beberapa menit kemudian tibalah ane didepan rumah dani, ane mendapati ketiga teman ane yang duduk-duduk santai.
“Kamu ditungguin gak datang-datang?” Tanya tedy
“Emang kamu nyarinya dimana kok ngomong gak ada.” Tanya tedy lagi
“Kirain digardu.” Ucap ane nyemperin ketiga teman ane
“Aman kan?” Tanya tedy
“Amanlah!! Aku udah kebal, lagian udah pada kenal aku hantu-hantu disana.” Ucap ane
Dalam hati ane, “Aman apaan ted..ted.. kesana aja enggak.”
Ane melihat hendra yang diam, sementara ucup terlihat seperti mau ketawa tapi ditahan. Dan tedy terlihat senyum-senyum hina, tapi ane bersyukur sebenarnya karena jika mungkin kalau ane dengan tedy bukan teman dekat dan sudah pernah menolong dirinya yang pingsan dipinggir rel, ane sudah dipukuli kalau dengar ternyata dia sudah ane kerjain suruh nebang pohon yang ada penghuni hantunya.
Quote:
“Ini kopi sama rokoknya.” Ucap ane
“Kembaliaannya?” Tanya tedy
“Masih ninggal diwarung, gak ada kembaliannya.” Jawab ane
Padahal udah masuk kantong ane, biarin karena sudah ngerjain ane.
Ketika ane nyamperin keempat teman ane, disamping mereka berlima itu sudah ada tas pancing yang tergelatak gan, cuma ane tidak mau menanyakan apapun yang berkaitan dengan mancing, karena sudah malam.
Malam semakin larut, ane berpikir mungkin tedy hanya ngerjain ane sampai disini, dia gak bakalan lagi ngerjain ane karena kita sudah mulai ngobrol lagi dengan santai, nampak tedy juga terlihat ketawa-ketawa bercanda, mungkin dirinya puas karena sudah ngerjain ane, karena tahunya dia pikir ane sudah muter-muter dan menunggu diseberang rel, padahal sih ane cuma duduk diatas motor depan rumah rudi.
Quote:
Akhirnya kita kembali ngobrol berlima dengan menikmati, kopi sachet dan rokok yang barusan ane beli, tak lama kemudian tedy mengajak untuk berangkat mancing.
“Ayo habisin, terus berangkat!” Ucap tedy
“Berangkat kemana?” Jawab ane
“Mancing aja daripada disini ngapain, nanti kita pulang subuh.” Ucap tedy
“Gak mau ah..” Jawab ane
“Ya sudah nungguin disini.” Ucap tedy
“Gak apa-apa ada hendra.” Ucap ane
“Hedra mau ikut. Yukk ndra!” Ucap tedy yang langsung berdiri diatas motor
Mau gak mau akhirnya ane ikut dengan mereka gan, akhirnya kita beempat menuju ketempat yang biasa menjadi langganan kita mancing sekaligus, langganan lihat sosok penampakan.
Kita berjalan kesana dengan menaiki dua motor, dani memutuskan untuk tidak ikut, karena dia juga tidak suka mancing, sukanya nangkap burung. Akhirnya tedy berboncengan dengan hendra, sedangkan ane waktu itu berboncengan dengan ucup, mungkin ane ngerasain sedikit janggal, biasanya hendra yang bersama ane berboncengan sekarang gantian ucup, ane yakin mungkin jika ane berboncengan dengan hendra, didalam perjalanan hendra ditakutkan bakalan ngomong sesuatu yang dirahasiakan tedy.
Quote:
Tibalah kita sampai dibawah jembatan jalan gan,
Dalam hati ane, “Mereka mau ngerjain kok nanggung banget disini tempatnya.”
Dikali sebelah timur itu jujur minim banget penampakan, jadi kalau ane mancing disana 5 kali, paling-paling hanya satu kali yang apes melihat penampakan. Berbeda dengan yang sebelah barat, hampir setiap mancing, pasti ada-ada aja gangguannya, disebelah barat juga tedy pernah pingsan.”
Quote:
Anehnya setelah kita disana itu pancing gak segera dipakai gan, jadi ngobrol-ngobrol dulu diatas ditepi kali/sungai tersebut.
“Ayolah, kalau mau ngobrol mendingan dirumah aja.” Ucap ane
“Oh.. Iya aku lupa, belum beli umpan.” Ucap tedy
Ditempat ane, yang jualan umpan 24 jam gan ditambak, sekalian nungguin tambaknya biar gak dimaling, soalnya dulu pernah ada yang maling. malingnya diseret pakai motor dengan tangan diiket, setelah pingsan, malingnya ditaruh ditengah jalan, dan dilindas terus menerus macam agan naik motor nglewatin polisi tidur dan setelah mati tahu gan? cuma digletakin didekat pantai dengan ditutup pasir . (Ada cerita horornya juga gan, ternyata malingnya itu mempunyai anak kecil laki-laki berumur sekitar 4 tahunan, dan tinggal bersama neneknya yang punya penyakit katarak, sedangkan ibunya kerja jadi TKW dimalaysia. Pokoknya yang ini serem bett. Next thread)
Balik lagi ke cerita gan...
Akhirnya tedy meninggalkan ane, dia pamit untuk membeli umpan dengan hendra, dan lagi-lagi hendra yang diajak oleh tedy, bukannya ucup. Ane tambah yakin bahwa ane bakalan dikerjain oleh tedy malam itu, FYI. Malam itu sudah jam 11 lebih gan.
Quote:
Setelah kita hampir 10 menit dibawah jembatan jalan, kita beranjak dan berjalan kaki menuju kearah bawah jembatan rel, disana lembab banget, dan kita tetap masih duduk diatas besi jembatan disamping rel.
“Yas, aku beli umpan dulu!” Ucap tedy
“Yuk ndra!” Ajak tedy ke hendra
“Mau beli dimana?” Tanya ane
“Ditambak biasa!” Ucap tedy
Hendra lantas membonceng tedy, dan meninggalkan ane dan ucup.
Ane tahu jika tedy membeli umpan udang, ditempat biasa dimana kita membeli, butuh waktu sekitar 15 menit, paling lama hanya 20 menit.
Ane pun berbincang dengan ucup untuk mengusir rasa jenuh ane berdua malam hari ditempat angker malam-malam lagi, ucup juga terlihat tidak nyaman berada disitu beberapa kali tengak-tengok kanan kiri, terkadang juga dirinya kaget jika ada sesuatu suara yang dia dengar, sesekali juga dia membalas sms yang ane tidak tahu dari siapa.
Quote:
“Cup, kalau malam-malam gini, kamu lihat sosok penampakan disini lagi gimana cup?” Tanya ane
Sebenarnya ane ingin menakut-nakuti ucup agar ucup parno disitu dan mengajak ane pulang.
“Dulu pas aku sama rudi, tepatnya disana cup, sebelum rudi meninggal aku lihat orang tabrakan cup...” Ucap ane yang menceritakan ke ucup
“Udah gak usah, ngomongin yang aneh-aneh.” Ucap ucup
Ane gak mau kalah dengan tedy yang mau ngerjain ane, pokoknya sebisa mungkin tedy gak bisa ngerjain ane, karena ane tahu dan yakin waktu itu, kita kesana itu hanya akal-akalan dari tedy yang mau balas dendam karena ane sudah menyuruh tedy untuk menebang pohon yang ada penghuni sosok wanita dengan badan terbalik.
“Gimana cup, mau pulang aja?” Tanya ane
“Tungguinlah, kasihan mereka ntar, datang-datang kita enggak ada.” Ucap tedy
15 menit berlalu, tapi tedy dan hendra tak kunjung datang gan, ane coba sms hendra juga tidak dibalas. Ane coba bersabar menunggu sambil duduk dibesi rel, sesuatu yang gak nyaman banget bagi ane gan, malam-malam disana gak jelas mau ngapain.
Ane nyalakan lagi rokok, berharap setelah rokoknya habis mereka sudah datang bersama ane. ane sudah tahu kalau mereka itu bakalan ngerjain ane, tapi cara ngerjainnya yang gimana ane kurang tahu.
“Cup, udah setengah jam nih kita disini. Pulang aja!” Suruh ane
“Yaa.. Yaa.. jangan dunk!” Jawab ucup seperti ragu-ragu
Sengaja ane gak mau tanya sama ucup kalau mau ngerjain ane. kita kembali diam, saling tengak-tengok kanan kiri depan belakang gak jelas, kali aja ada sosok penampakan yang mengintai ane.
“Yas, coba aku jemput!” Ucap ucup
Dalam hati ane, “Njir enak aja, ane mau ditinggal disini sendirian.”
“Ya sudah ayo bareng.” Jawab ane
“Kamu tunggu disini aja, lagian kalau kita berdua yang jemput, nanti kalau mereka kesini gak ada orang gimana dunk, kan gak ketemu?” Ucap ucup
Ane disuruh menunggu sendirian disekitar kali/sungai jembatan rel kereta api gan.
“Ya sudah sana, kalau kamu mau jemput.” Ucap ane
Licik ane, gak mungkin ucup bisa nyalain motor ane.
“Mana kuncinya?” Tanya ucup
“Udah gak pakai kunci cup. Kamu tadi berangkat kan lihat sendiri, kalau motorku gak pakai kunci” Jawab ane
Karena motor ane sudah gak pakai kunci lagi gan, selalu dalam keadaan on, jadi setiap ane mematikan motor dalam keadaan hidup, knalpot ane tutup dengan sandal, dan ketika sudah mati kabel busi selalu ane cabut ketika ane tinggal parkir. Dan ucup belum tahu gan.
Quote:
Ucup mulai berjalan dan menuju ke motor ane, dan akhirnya dia mulai menyalakan motor ane dengan kick stater, berkali-kali dirinya memancal kick stater dan tetap tidak nyala, ane belum ngasih tahu ke ucup kalau kabel busy ane cabut gan.
“Gimana cup, kok gak bisa sih?” Tanya ane
“Kok susah?” Jawab ucup kembali bertanya
“Bensinnya habis kali cup, ya sudah kita tunggu aja deh disini.” Jawab ane
Ane mulai berpikir, bagaimana agar ane bisa keluar dari tempat tersebut gan, karena sudah terlalu dingin banget malam itu, ditambah lagi malam jumat, dan ane hanya berdua tidak ngapa-ngapain.
“Coba sms tedy, nyampai mana?” Tanya ane
Ketika ucup membuka hapenya, sekelebat ane langsung memasangkan kabel busy.
“Cup, gimana kalau aku beli bensin dulu. Kamu disini sebentar...” Ucap ane
“Gak mau lah!” Jawab ucup
“Kamu sendiri aja gak mau kalau aku tinggalin disini sendirian, apalagi aku cup.” Ucap ane
“lagian cuma bentar.” Tambah ane
Ucup hanya diam.
“Ya udah gini aja cup, kamu tuntun sana motornya cari bensin. Aku disini deh biar gak ada yang tungguin, takutnya gak ketemu.” Ucap ane lagi
Ucapan ane termasuk adu untung gan, kalau ucup mau yah terpaksa ane kena sialnya.
“Apa kamu yang nungguin disini aku beli bensin, terus langsung kesini lagi, dan kamu yang jemput tedy sama hendra.” Ucap ane
Ucup terlihat mulai berpikir
“Hmmm.. Ya udah.” Jawab ucup