Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bomtwoAvatar border
TS
bomtwo
Life Always Spinning
Quote:

Quote:

Quote:


Spoiler for Rules:


PROLOG

Perkenalkan nama gw Een (umur 27 tahun sekarang) cowok tulen dan gak melambai (catat), gw berasal dan asli dari sebuah Kota yg menjadi Ibukota provinsi di Pulau Kalimantan. Gw anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakak gw cowok dan jarak umur kami terpaut hampir 10 tahun, sedangkan adik gw cewek terpaut 3 tahun dgn gw. Kata orang gw ini anak pungut, itu di karenakan muka gw dgn kakak dan adik gw yg jauh banget bedanya karena kakak gw ganteng dan tinggi sedangkan adik gw cantik dan mungil, apalagi Mama gw juga cantik jdi semakin kentara klo gw ini terkesan anak pungut.

Gw di takdirkan sebagai cowok yg mempunyai berat badan berlebih a.k.a padat berisi (bilang aja gendut) di tambah tinggi badan gw yg cuma 167cm berasa banget gw kayak kingkong, tapi gw gak masalah karena walaupun gw gendut bagi orang gendut gw itu beda karena tubuh gw yg padat gak melar air doank seperti orang gendut kebanyakan...

Cerita ini akan berawal saat gw masuk SMA ditahun 2004, masa di mana gw mengenal cinta, konflik anak muda dan yg pasti konflik kehidupan gw sendiri.


Spoiler for Q & A:


Spoiler for Mulustrasi:


Spoiler for Side Story:


Spoiler for Index:
Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pacar Een sampai lulus SMA
Diubah oleh bomtwo 09-05-2018 20:27
sabna.tamara
tien212700
samsung66
samsung66 dan 9 lainnya memberi reputasi
8
288.4K
2.3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
bomtwoAvatar border
TS
bomtwo
#1086
Part 29


Perdamaian yg sudah terjalin antara gw dan Sonya dengan Mela, membuat hari2 gw di sekolah sekarang lebih indah, karena gak ada lagi sesi mengheningkan cipta ketika kami bertemu. Apalagi sekarang Sonya dan Mela pun makin akrab, di tambah dengan Ifa lengkap deh mereka menjadi trio idola baru di sekolah gw. Yaa gimana lagi, cewe cakep mau ngupil juga tetap indah bila di pandang.

Tepat sebulan sudah gw menjalani pelajaran di kelas XI ini, tak ada kendala berarti bagi gw untuk memahami semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran matematika yg sudah menjadi momok menakutkan sejak gw sd, mungkin ini akibat pola pikir gw yg selalu gak mau meribetkan sesuatu masalah terlalu panjang yg membuat gw susah buat memahami mata pelajaran yg satu ini, yaa karena matematika itu ribet minta ampun, seribet memahami hati wanita #tsaaahhhhhhh.

"Teeetttt Teeetttt Teeetttt"
Bel tanda istirahat pertama datang berbunyi, gw bersama Tian dan Joni pun barengan keluar dari kelas untuk menuju kantin. Hari ini berasa banget ada yg kurang sebab Sonya tidak masuk sekolah karena demam sejak kemarin. Alhasil gw pun kali ini cuman ke kantin bersama anak2 geng gw serta Mela dan Ifa. Sesampainya di kantin No.1 kita pun langsung memesan makan dan minum lalu duduk di meja tengah2 kantin yg merupakan spot favorit kami dan entah karena geng gw sudah terkenal karena pernah mengalahkan pentolan sekolah dulu, gak ada satupun murid lain yg berani untuk menempatinya.

Saat gw dan anak2 geng gw sedang ngobrol sambil melahap makanan dan minuman masing2, tanpa sengaja ada seorang murid cowo yg menyenggol tangan Mela ketika mau minum dan akibatnya minuman yg di pegang Mela pun tumpah mengenai baju dan roknya. Sontak Jay yg duduk di samping Mela berdiri dan mencegat murid cowo tadi yg nampaknya akan meninggalkan kantin tanpa minta maaf kepada Mela.


Murid Cowo = MC

Quote:


Melihat suasana yg panas diantara Jay dan murid tersebut, gw bersama anak2 geng gw pun berdiri dan mendekati mereka berdua tapi sepertinya kami terlambat untuk mencegah terjadinya keributan yg lebih besar karena Jay langsung memberikan pukulan telak ke arah muka murid tersebut dan membuat dia jatuh tersungkur.

Suasana kantin pun heboh, gw dan Andre langsung menarik Jay mundur
agar dia tidak lagi memberikan pukulan kepada murid tersebut, karena apabila Jay udah kalap gw yakin ini anak bakalan berakhir di rumah sakit. Sedangkan Tian dan Bobby membantu berdiri murid yg di pukul Jay tadi dan menyuruh dia segera pergi dari kantin untuk menghindari keributan lanjutan.


Quote:


Suasana kantin kembali tenang dan kamipun balik ke meja untuk menuntaskan makan yg sempat tertunda. Untung aja kejadian tadi tidak ketahuan oleh guru karena cepat kami pisahkan tapi di satu sisi pikiran gw masih gelisah akibat omongan murid tersebut yg akan membalas perbuatan Jay kepada dirinya tadi. Kayaknya gw dan anak2 geng gw harus waspada ketika pulang sekolah nanti karena firasat gw mengatakan akan terjadi hal yg tidak baik kepada Jay.


¥¥-*-¥¥


Saat istirahat kedua, gw dan anak2 geng gw berkumpul di belakang kantin untuk membicarakan ancaman dari murid yg dipukul Jay ketika mereka berdua ribut saat istirahat pertama tadi. Bagi gw ini bukanlah hal sepele, karena sudah menyangkut keselamatan diri Jay. Maka dari itu gw berinisiatif untuk membicarakan masalah ini bersama sahabat2 gw untuk mencegah hal buruk yg mungkin saja terjadi pada Jay nanti.


Quote:


¥¥-*-¥¥


Akhirnya mata pelajaran terakhir di hari ini selesai dan itu tanda buat semua murid di sekolah ini untuk pulang kerumah masing2. Gw dan anak2 geng gw pun sudah berada di parkiran sekolah untuk mengambil motor masing2 dan kemudian berkumpul di warung seberang sekolah kami. Ada yg mengganjal di pikiran gw karena sejak istirahat kedua hingga pulang sekolah, gw gak sama sekali melihat murid songong yg di pukul Jay tadi, tapi gw kembali mencoba berpikir positif bahwasanya tu anak gak keluar kelas saat istirahat kedua tadi dan langsung pulang duluan ketika jam sekolah berakhir.

Setelah semua anak2 geng gw sudah lengkap, kitapun langsung berangkat menuju kerumah Jay. Tidak ada hal yg mencurigakan sesampainya kita di jalan besar, perjalanan pun relatif lancar hingga sampai di daerah tempat salah satu SMA swasta di kota gw yg terkenal karena suka ribut dengan sekolah lain, berjejer banyak sekali motor di halaman sebuah toko yg tidak terpakai lengkap dengan murid2 dari sekolah tersebut. Perasaan gw mulai was2 karena dari arah berkumpulnya mereka, ada seseorang yg menunjuk-nunjuk kan tangannya ke arah kami dan gw mengenali siapa orang tersebut yg tidak lain murid yg di pukul Jay saat istirahat pertama di kantin sekolah kami.

Gw yg melihat situasi gak menguntungkan buat kami, langsung menyuruh anak2 geng gw untuk menggeber motor lebih kencang meninggalkan murid2 yg berkumpul itu karena mereka sudah menaiki motornya masing2 dan berniat mengejar kami. Gila aja berhadapan dengan jumlah musuh sebanyak itu, biar anak2 geng gw rata2 jago berantem tapi menghadapi musuh yg jumlahnya hampir mencapai 40'n sama aja itu namanya menyerahkan nyawa secara sukarela.

Kami pun masih menggeber motor dengan kencang dan membuat beberapa pengendara motor dan mobil yg lain mengeluarkan sumpah serapah dan klakson yg bertubi-tubi. Tapi gw gak peduli karena saat ini keselamatan gw dan anak2 geng gw lebih utama, apalagi murid2 dari sekolah lain tersebut sekarang berada di belakang kami dengan menggeber motor mereka juga dengan kencangnya. Heran gw kenapa mereka bisa tau kalo kami pulang ke rumah Jay melalui jalan sekolahan mereka, apa semenjak di sekolah tadi ada yg memata-matai kami. Sudahlah nanti saja memikirkan hal tersebut karena sekarang gw harus memikirkan bagaimana caranya kami harus lolos dari kejaran mereka.


Quote:


Yapp, ketika memasuki sebuah perempatan jalan dipusat kota, gw teringat kalo disitu ada kantor polisi sektoral. Dalam pikiran gw cuma ini jalan satu2nya untuk gw dan anak2 geng gw lolos dari kejaran mereka, biarlah di bilang pengecut yg penting kami semua bisa selamat.

Kamipun sekarang sudah berada di halaman polsek, sedangkan murid2 dari sekolah lain tersebut hanya berlalu dan menjauh dari kantor polsek ini karena kalo mereka nekat mengejar kami sampai ke dalam sini, sudah dapat di pastikan para petugas kepolisian yg bertugas disini bakal menciduk mereka dan memasukkan mereka ke dalam sel.

Lega dan bersyukur, cuma itulah yg kami rasakan saat ini. Hingga kami tak menyadari kalo sekarang ada dua orang yg berjalan menuju kearah kami yg masih berkumpul di halaman polsek ini, dua orang yg tak lain dan tak bukan adalah petugas kepolisian yg berdinas di polsek ini.


Pak Polisi 1 = PP.1
Pak Polisi 2 = PP.2

Quote:


Akhirnya kami memang terbebas dari kejaran rombongan murid SMA itu dan mendapatkan jaminan keselamatan dari Pak Polisi hingga sampai ke rumah. Tapi nampaknya kami gak bakal lepas dari amukan ( omelan ) orang tua kami masing2 saat sampai di rumah nanti.

Besok gw bertekad akan menuntaskan masalah ini dengan murid songong itu, karena sudah menyangkut keselamatan gw dan anak2 geng gw dan bakal gw pastikan tu anak jera dengan perbuatannya. Nampaknya, mau gak mau gw harus menghubungi seseorang yg bisa membantu gw untuk menyelesaikan masalah ini.
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.