- Beranda
- Stories from the Heart
Generation With No Mythologies To Follow
...
TS
konigswood
Generation With No Mythologies To Follow
Love? What is that? Seems legit, can I have some on it?
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Everybody talk about love, but what the true love mean?
Everybody sayin love more than his/her love
But I have Love for You more than words I can say
It is real? Nope maybe it is rael
Hai untuk seseorang disana, Aku sayang padamu ketika aku benar benar membencimu saat ini, maafkan aku yang terlalu angkuh untuk mengatakan aku sayang padamu, maafkan aku yang ternyata tidak berusaha saat engkau hendak meninggalkan ku terdampar disini
Just enjoy it, If there was same name, same place, same stories (Copy Paste) at this story, i just said So sorry im to terrible to hear that, cz My stories gonna using similar name similar place, if you wanna share it, please dont forgot the copyright
Moral? I dont give a fuck with it, so here we go!
Kita coba sedikit pengindexan ya, sebelumnya ga ada indexnya
Spoiler for Sop Iler:
Diubah oleh konigswood 11-01-2018 11:35
0
92K
501
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
konigswood
#211
PriSe
Hari itu mobil SUV bertuliskan Terios melaju menuju ke sebuah kampus di sekitaran Bandung kampus ini adalah kampus kenamaan, lalu masuklah seorang gadis yang ku pikir usianya hanya berbeda setahun atau dua tahun denganku, Emo ya mungkin itu kalimat yang bisa kukatakan serba gelap, bahkan cenderung tomboy
"Rocker kok di jemput Papa?" Ejekku dalam hati
"Sekar, kenalan dulu sama Aa yang nantinya bakal gantiin Abah jemput neng"
"Ini? Ya elah, Sekar udah gede bah, nggak perlu di jemput"
"Ilham, Salam kenal Teh"
Hanya di acuhkan saja, namun harus tetap sabar, i dont have power over here, i cant control it
"Sombong bener, perasaan aku dulu tak sesombong itu, ya sudahlah aku hanya orang kere saat ini"
Mobil di arahkan kesekitar rumahan
"Aa ini rumah saya, nanti tiap habis jemput Sekar sama si Priya langsung ke sini aja,sebentar lagi kan jam 12 kita langsung jemput Priya ya a, besok Aa jemput pake mobil sendiri ya A"
"Iya pak"
Ternyata sedikit jauh dan berbeda arah dari kampus Sekar
"Halo Abah, loh ini siapa bah?" Tanya bingung saat ada aku didalam mobil
"Saya Ilham, Kamu Priya ya?" Sahutku sembari mencoba mengakrabkan diri dengan mereka
"Oh Aa Ilham, Abah ini Aa Ilham kok ikut Abah?"
"Besok Aa gantiin Abah jemput teh Sekar sama Kamu, Abah mau fokus di toko"
"Oh, Aa Ilham ganteng pisan,pacarna mesti gelis pisan ie" Candanya, beda dengan Sekar, Priya lebih melunak bahkan terlihat jika ia tipikal easy going with other
"Saya? Mana ada yang mau sama saya yang kere gini? Susah sekarang mah cari pacar Teh"
"Hahaha jangan gitu atuh A, Saya mau kok jadi pacar Aa, Aa ganteng kitu, aing kabogoh lah"
"Mbu masak apa bah? Aa Ilham nanti kita makan di rumah dulu ya, jangan langsung pulang"
"Iya gampang teh"
"Mbu masak Tumis, Aa Ilham tinggalnya di Gereja, rumahnya jauh disana Priya"
"Oh gitu Bah, Nanti Aa cerita ya ama Priya"
Singkatnya aku berkenalan dengan Bu Indra, Orangnya baik seperti Pak Indra, aku di tawari tumis, rasanya muantap, siang - siang makan tumis yang sedikit pedas
Setelah selesai makan aku di antar oleh Pak Indra untuk ke birojasa pembuatan Sim, setelahnya kembali ke Gereja dan merapihkan kamar baru yang nantinya akan kutempati
Hari - hariku berubah, Makan seadanya masih favorit dengan kerupuk dan nasi putih beli di warteg, cuman terkadang Pak Indra membawakan menu Ayam Goreng Kakek tua, Dan terkadang Aa Rahman juga mengajak untuk perbaikan gizi di rumah makan padang, tapi tetap saja, aku masih belum terbiasa makan seperti ini, baru dapat 5 suap, kulihat makanan yang tidak steril dan bahkan kadanh sendok atau gelas atau bahkan piring tidak tercuci dengan baik, masih ada sisah atau kerak membandelnya, hal itu tentu mengurangi niatku untuk makan
"Maneh nanaonan? Teu dahar padang? Teu Doyan? Meni sombong, mahasia weh lah" Ucapnya kesal karena aku tidak selera makan di rumah makan yang katanya perbaikan gizi ini
"Hampura a, aing ningali eta teu bersih a, Aa perhatikeun teu? Gelasna sesabunan A"
"Ah mahasia weh lah, aing dahar enak didie"
"Manga kan, di raosken"
Sundanese Language amateur level, ya wajar aing pendatang
"Aa Ilham, nanti malam bisa antar aku ke Mall?"
"Bisa atuh Priya, jam sabaraha?"
"Meni jam 8an wae lah ya A, Aa pake baju yang ganteng ya A, kita nongkrong dulu abis dari Mall"
"Siap atuh"
Tiba - tiba saja di hari sabtu Priya datang pagi - pagi padahal jadwal untuk ibadah masih nanti sore, ternyata hanya minta untuk di antar olehku, jarak rumah Priya dan Gereja tidak begitu jauh, hanya sekitar 300 meter saja
*Kesorean harinya*
"A, sini atuh a, ikut kita ibadah, dengerin Abah lagi khotbah"
"Tapi Priya...."
"Ah lu dek, demen banget deket - deket gembel begini? Biarin aja sih dia ada di kamarnya, biar kalo antar jemput gua ga klemer - klemer" Sakit, tapi tidak berdarah, Aku bisa apa di hina seperti itu?
"Teteh nanaonan? Gelut jeung aing lah" Ucap Priya setelah menapuk mulut Sekar
"Kalo bukan adek gua, udah gua telanjangin lu dek"
Kemudian Sekar langsung memasuki ruang ibadah, berbeda dengan Priya yang masih ada di Pos Satpam bersamaku
"Rocker kok di jemput Papa?" Ejekku dalam hati
"Sekar, kenalan dulu sama Aa yang nantinya bakal gantiin Abah jemput neng"
"Ini? Ya elah, Sekar udah gede bah, nggak perlu di jemput"
"Ilham, Salam kenal Teh"
Hanya di acuhkan saja, namun harus tetap sabar, i dont have power over here, i cant control it
"Sombong bener, perasaan aku dulu tak sesombong itu, ya sudahlah aku hanya orang kere saat ini"
Mobil di arahkan kesekitar rumahan
"Aa ini rumah saya, nanti tiap habis jemput Sekar sama si Priya langsung ke sini aja,sebentar lagi kan jam 12 kita langsung jemput Priya ya a, besok Aa jemput pake mobil sendiri ya A"
"Iya pak"
Ternyata sedikit jauh dan berbeda arah dari kampus Sekar
"Halo Abah, loh ini siapa bah?" Tanya bingung saat ada aku didalam mobil
"Saya Ilham, Kamu Priya ya?" Sahutku sembari mencoba mengakrabkan diri dengan mereka
"Oh Aa Ilham, Abah ini Aa Ilham kok ikut Abah?"
"Besok Aa gantiin Abah jemput teh Sekar sama Kamu, Abah mau fokus di toko"
"Oh, Aa Ilham ganteng pisan,pacarna mesti gelis pisan ie" Candanya, beda dengan Sekar, Priya lebih melunak bahkan terlihat jika ia tipikal easy going with other
"Saya? Mana ada yang mau sama saya yang kere gini? Susah sekarang mah cari pacar Teh"
"Hahaha jangan gitu atuh A, Saya mau kok jadi pacar Aa, Aa ganteng kitu, aing kabogoh lah"
"Mbu masak apa bah? Aa Ilham nanti kita makan di rumah dulu ya, jangan langsung pulang"
"Iya gampang teh"
"Mbu masak Tumis, Aa Ilham tinggalnya di Gereja, rumahnya jauh disana Priya"
"Oh gitu Bah, Nanti Aa cerita ya ama Priya"
Singkatnya aku berkenalan dengan Bu Indra, Orangnya baik seperti Pak Indra, aku di tawari tumis, rasanya muantap, siang - siang makan tumis yang sedikit pedas
Setelah selesai makan aku di antar oleh Pak Indra untuk ke birojasa pembuatan Sim, setelahnya kembali ke Gereja dan merapihkan kamar baru yang nantinya akan kutempati
Hari - hariku berubah, Makan seadanya masih favorit dengan kerupuk dan nasi putih beli di warteg, cuman terkadang Pak Indra membawakan menu Ayam Goreng Kakek tua, Dan terkadang Aa Rahman juga mengajak untuk perbaikan gizi di rumah makan padang, tapi tetap saja, aku masih belum terbiasa makan seperti ini, baru dapat 5 suap, kulihat makanan yang tidak steril dan bahkan kadanh sendok atau gelas atau bahkan piring tidak tercuci dengan baik, masih ada sisah atau kerak membandelnya, hal itu tentu mengurangi niatku untuk makan
"Maneh nanaonan? Teu dahar padang? Teu Doyan? Meni sombong, mahasia weh lah" Ucapnya kesal karena aku tidak selera makan di rumah makan yang katanya perbaikan gizi ini
"Hampura a, aing ningali eta teu bersih a, Aa perhatikeun teu? Gelasna sesabunan A"
"Ah mahasia weh lah, aing dahar enak didie"
"Manga kan, di raosken"
Sundanese Language amateur level, ya wajar aing pendatang
"Aa Ilham, nanti malam bisa antar aku ke Mall?"
"Bisa atuh Priya, jam sabaraha?"
"Meni jam 8an wae lah ya A, Aa pake baju yang ganteng ya A, kita nongkrong dulu abis dari Mall"
"Siap atuh"
Tiba - tiba saja di hari sabtu Priya datang pagi - pagi padahal jadwal untuk ibadah masih nanti sore, ternyata hanya minta untuk di antar olehku, jarak rumah Priya dan Gereja tidak begitu jauh, hanya sekitar 300 meter saja
*Kesorean harinya*
"A, sini atuh a, ikut kita ibadah, dengerin Abah lagi khotbah"
"Tapi Priya...."
"Ah lu dek, demen banget deket - deket gembel begini? Biarin aja sih dia ada di kamarnya, biar kalo antar jemput gua ga klemer - klemer" Sakit, tapi tidak berdarah, Aku bisa apa di hina seperti itu?
"Teteh nanaonan? Gelut jeung aing lah" Ucap Priya setelah menapuk mulut Sekar
"Kalo bukan adek gua, udah gua telanjangin lu dek"
Kemudian Sekar langsung memasuki ruang ibadah, berbeda dengan Priya yang masih ada di Pos Satpam bersamaku
0