Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#3089
The Gifted Can Not Choose The Gift Part 1
Terkadang gw berpikir apakah ini adalah semua yang dunia ini punya? Gw melirik ke kiri dan ke kanan, orang orang berlalu lalang di malam hari ini, pulang dari kegiatan rutin sehari hari mereka, pulang dari pekerjaan mereka, dan menunggu sampai hari esok tiba dan mengulang hal itu berkali kali, seumur hidup mereka. Betapa kecil hidup mereka ini, hidup dalam keacuhan yang semu, hidup dalam sebuah illusi keharmonisan hidup mereka, tanpa sadar, di waktu yang sama, di belahan lain, orang mati kelaparan, seorang anak sedang berperang, atau lebih jauh lagi, seorang anak perempuan sedang dirudapaksa di sebuah ruang sempit.

Pikiran gw, kembali lagi, melantur entah kemana, semua itu hanyalah persepsi gw dulu saat masih kecil, ketika di mata gw hanya ada hitam dan putih. Namun setelah menjalani semua ini gw bisa merasakan abu abu, sebuah netralitas yang tidak boleh dilangkahi. Gw mulai membuka mata gw yang terlarut dalam alunan biola yang gw mainkan saat ini, terlihat banyak orang berhenti sejenak, menikmati permainan gw, menaruh sejumlah uang di kotak yang gw sediakan di bawah itu, lalu kembali pergi. Tak lama kemudian gw pun selesai memainkan alunan yang gw mainkan tadi. Orang sekitar pun ada yang bertepuk tangan sambil melantunkan pujian ke gw, yang gw balas dengan sebuah tundukan dan senyuman. Gw mulai menghitung jumlah uang yang terkumpul di kotak dibawah ini, dan tidak gw sangka hitungannya mencapai tiga puluh tiga ribu rubel. Gw pun mulai menyusun uang dan koin yang tergeletak dengan rapih lalu berbalik ke orang yang sedari tadi menjadi vocal alunan biola gw.

‘Tiga puluh tiga ribu rubel lebih terkumpul hari ini , pak tua.’ Ucap gw ke pak tua, seorang homelessman, yang gw temui di lorong subway ini.

‘Kau yakin untuk memberikan semua ini kepadaku?’ ucap pak tua itu tidak percaya

‘Yakin, dan tidak usah khawatir. Kegiatan tadi berhasil mengusir bosan gw’ ucap gw

‘Terima kasih, terima kasih, terima kasih, anak muda.’ Ucap Pak tua itu

‘Dan kalau boleh gw kasih saran pak tua, apakah kau ingin mendengarkannya?’

‘Apa yang mau kau bicarakan nak?’ tanya pak tua itu

‘Jika kau bisa tahan nafsu makanmu sedikit lagi dan hanya membeli sebuah roti dan air. Pergilah ke stasiun, dan beli sebuah tiket ke Novorossiysk, pergi ke pelabuhan kota itu, dan cari barang murah hasil sitaan yang dijual oleh para custom sana. Dan jual kembali ke St.Petersburg atau ke Moscow ini dengan harga dua kali lipat. Tergantung dari kemauan kau yang kuat atau tidak, lihat takdir akan membawa mu kemana.’ Jelas gw ke pak tua itu.

‘.... Kenapa? Mengapa kau memberitauku tentang hal seperti ini?’ tanya pak tua itu bingung

‘Oh itu hobby ku pak tua, bermain dengan kesempatan, dan mengubah takdir. Mari kita lihat, apakah enam bulan kedepan kau kembali berteduh disini, atau kita akn bertemu ditempat yang lebih layak’ Ucap gw sambil tersenyum lalu berjalan lebih dalam ke stasiun subway ini, menuju rumah.

Empat puluh lima menit berlalu dan gw udah sampai di depan pintu apartment gw. Tanpa basa basi gw langsung masuk dan mendapatkan meja makan sudah siap dengan berbagai makanan, seperti sebuah pesta kecil. Tak lama kemudia Anastasya keluar dari kamar nya dan langsung memeluk gw, dan mendekapkan mukanya ke dada gw.

‘Hey hey. Ada apa ini, tumben sekali kamu manja.’ Ucap gw

‘Gak papa, lagi pingin aja. Hehehe’ jawab Sya

‘Terus ini apa? Kok banyak banget makanan?’

‘Oh ini, hari ini kita pesta Di.’

‘Pesta untuk?’ tanya gw

‘Mhm, gak tau, aku lagi pingin makan banyak aja sama kamu.’ Ucap Sya lalu duduk di kursinya seperti biasa.

‘Hahaha. oke deh.’

Well, apa yang bisa gw katakan? Masakan Sya perlahan tapi pasti sudah melampaui kelezatan masakan gw sendiri. Entah dia belajar dari mana, namun satu hal yang gw tau, dari berbagai orang yang dia tanya, Valli adalah salah satu yang mengajari Sya. Dan gw gak heran kenapa masakan dia bisa enak. Kami pun terlarut dalam obrolan dan candaan ringan. Sya pun sempat menunduk sejenak, seperti ingin menunjukan sesuatu, dan benar saja ia mengeluarkan buku yang merupakan laporan nilai dia di sekolah. Gw pun menerima buku itu, dan sebelum gw sempat bicara Sya pun memotong omongan gw.

‘Sebelum kamu buka, Adi, nilai Biologi ku jelek.’ Ucap dia tegas. Namun gw tau di bawah meja sana, dia sedang memainkan kedua ibu jarinya, menandakan dia gugup.

‘Lalu?’ tanya gw lebih lanjut

‘Aku. Gak punya alasan buat itu.’ Ucap dia kali ini tidak setegas tadi. Ia sedikit menunduk.

‘Kenapa, kamu tidak punya alasan untuk nilai jelek mu Sya?’

‘Karena kamu sudah mengajariku sebelumnya, dan aku tetap mendapatkan nilai jelek.’ Kali ini ia tidak berani menatap mata gw. gw pun tersenyum.

‘Hahahaha. Sya. Biarku lakukan apa yang ayahku lakukan kepadaku, dan apa yang ayah nya ayahku lakukan kepada ayahku.’ Gw pun meletakan buku laporan nilai Sya diatas meja.

‘.......’ Sya pun tau kalau gw akan berbicara serius kepadanya, ia lalu menaikan pandangannya ke arah gw kembali.

‘Apakah... kamu merasa senang? Mempelajari semua ini?’ tanya gw

‘Iya.’ Jawab Sya.

‘Good.’ Gw lalu mengusap tambut nya lalu kembali makan lagi.

Sya pun tersenyum lalu kembali makan dengan lahap. Keluarga gw tidak pernah mengkritik seseorang berdasarkan hasil semata, apalagi jika hasil hanya dalam bentuk angka. Karena potensi seseorang bukanlah dalam hasil, malainkan dalam diri masing masing orang itu sendiri. Ambisi hanya akan membawa seseorang sejauh itu. Namun jika orang itu memang senang dan menjiwai apa yang mereka jalankan? Potensi yang akan mereka capai itu tidak terbatas.

Tok Tok Tok.

Suara pintu depan terketu. Tumben sekali dijam seperti ini ada yang mengetuk pintu kamar gw. Gw pun berhenti sejenak, lalu berdiri untuk membukakan pintu. Sya yang sedang makan pun juga ikut berdiri, takut posisi kita yang seperti ini tidak sopan untuk dilihat tamu. Gw membuka kan pintu dimana didepan sana berdiri seseorang yang sangat familiar, Dr.Leo.

‘Assalamu;alaikum’ ucap dr.Leo sambil tersenyum

‘Lo, kenapa? Mengapa? Bagaimana?’ ucap gw gagap karena kaget.

‘Hmm? Tidak sopan menginterogasi tamu di depan pintu seperti ini tau.’ Ucap dia

‘Oh.. ok masuk masuk, silahkan.’ Ucap gw. Sya dibelakang gw pun terbingung bingung akan siapa orang asing ini.

‘Hahh. Jadi kamu bener bener tinggal di kamar lama ayahmu huh? Lalu siapa gadis cantik ini? jangan bilang kamu-‘

‘jangan mikir yang jorok jorok dulu, Kenalin Anastasya, ini dr.Leo, Dr.Leo ini Anastasya. Dan umm dia ughh, secara sertifikat adalah anak gw.’ ucap gw

‘Hah? Kok bisa? Jadi gw kakeknya dong?’ ujar dr.Leo

‘Ya seperti itulah. Ayo Anastasya, kenalin dirimu.’

‘Ha- halo. Namaku Anastasya. Mmm aku baru setahun disini. Salam kenal, uh ummm, kakek?’ ucap Anastasya gugup

‘Hahahaha. Kakek?! Gak gak, panggil aku dr.Leo saja ya, panggilan kakek, belum pantas dengan tampang seperti ini.’ ujar dr.Leo

‘O-okey dr.Leo’

‘Good girl.’

‘Jadi, seorang dr.Leo jauh jauh terbang dari Indonesia, ke Russia, tidak mungkin hanya untuk bertamu saja. Cepat katakan, to the point, apa job yang kau punya kali ini?’ tanya gw dengan semangat

‘Hahaha. Kau semangat sekali Adi. Dan benar, saya kesini punya pekerjaan untuk kita, setelah sekian lama.’

‘Jadi, kali ini, kemana?’

‘Sayangnya kali ini kita akan ke salah satu tempat yang kau tidak suka.’

‘Hm? Oh. Tidak....’

‘Jepang.’

‘Shit.’
fakecrash
g.gowang
sormin180
sormin180 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.