Sebuah perusahaan yang sudah diakui telah banyak melahirkan karya-karya hebat dari tangan para seniman pekerjanya. Raka,pemuda yang memutuskan keluar dari pekerjaan lamanya karena persaingan ideolagi yang tak kunjung reda,akhirnya memutuskan pergi untuk melamar masuk ke Fruits.
Pemuda biasa tanpa banyak pengalaman mendesain karya seni,apa yang bisa dia lakukan?
Q :PM artinya Private Message bukan Personal Message,bro? A : mmh.. baru nyadar kemarin. Q : Fiksi aneh-aneh lagi? A: mmh.. Fiksi 99% tanpa ada riset sungguhan, jadi tingkat kesamaannya dengan dunia nyata sangat diragukan. Q : Pesan moral keseluruhan cerita aja,langsung? A : pakai helm saat berkendara motor sama stop ngeluh di saat macet (seriously!)
"Nah, Raka? aku penasaran mengenai ceritamu.." kata Delia mengajakku memulai obrolan saat kami selesai membereskan tempat tidur kami.
"cerita yang mana,maksudmu?" tanyaku tak tau.
"kamu bilang waktu masa pemulihanmu kamu sering memikirkannya? tentang tangan kita.." jawab Delia ingin terus berlanjut.
"ahh.. yang itu? ya ampun,ini hari pernikahan kita tapi kamu justru mau tau soal itu" balasku tertawa.
"biarlah... bukannya sudah lewat?"
"ya.. udah sah,kok"
"ihihihii..."
"sejak kapan tawamu seperti itu,huh? merinding.."
"ahh~ "
huuu... ini hari yang sulit,
banyak orang menghadiri pesta pernikahan kami pagi tadi.
teman-teman dari FRUITS hadir semua.. nggak nyangka,deh.
.....
ku kira ini waktunya kami berdua santai,kan?
Delia juga sudah lelah,ku yakin..
"kamu bilang semenjak hari kecelakaan kita,kamu terus memikirkannya?" tanya Delia masih berada di sampingku.
"he-mmh..." jawabku bermanja-manja dengannya.
"kenapa? apa yang menarik di dalamnya?"
"menarik? ....entahlah"
"......"
"aku memikirkan kalau saja saat pertama kali kita bertemu,keadaanmu sudah seperti itu.." jelasku.
"mmmm... lalu? apa tetap berakhir seperti ini?"
"seperti apa??"
"menikahiku... apa kalau saja kamu bertemu aku dengan keadaan yang seperti ini"
"yah.. di akhir bayanganku,aku akan tetap menyukai orang sepertimu"
"sekedar suka,kan? kalau aku seperti ini sejak awal bukan kah mungkin kamu lebih memilih perempuan lain??"
"hmmm... mungkin"
"hiiiiiiihhh...!!??"
"ahahahaa.." tawaku senang.
aku benar kan?
kenyataannya bisa saja berbeda.. kalau Delia yang ada di hayalanku saat itu memang benar dia,
apa aku akan tetap menyukainya?
yang ku bayangkan sih aku akan tetap suka padanya.. tapi apa akan sama kalau itu semua adalah kenyataan?
"Raka?? kenapa kamu nggak menemuiku selama sebulan itu? sejak hari kecelakaan kita.." tanya Delia lagi menyenderkan kepalanya di bahuku kali ini.
"aku... entahlah, bisa dibilang aku belum siap menerima kenyataan saat itu.." jawabku ikut menyenderkan sedikit kepalaku pada kepalanya.
"aku selalu menunggumu,tau? hari demi hari.."
"oh,ya? maaf yah? ...aku minta maaf"
"....aku juga takut, aku juga belum siap menerima kenyataan saat itu"
"yah,masa sulit yang sudah sama-sama kita lalui,kan??"
"mmhh..."
"nah,sudahi dulu ya?? kita lanjut ke agenda lain.." ajakku menggodanya seraya bangun dari tempat duduk kami.
"............"
"hupp.. hahaha, selimutnya nyaman.. kamu yang pilih kah,sayang?" tanyaku sudah mendahuluinya terbaring di tempat tidur.
"Raka???" panggil manja Delia menyusul ke posisiku.
"hmmm?? kenapa?"
"aku juga memikirkan hal yang sama setelah kejadian itu.."
"hum?? sama denganku? nggak mungkinn.." balasku menggodanya.
"hiih.. aku- aku serius,aku juga memikirkan yang sama denganmu saat 1 bulan itu" jawabnya tersenyum menahan godaanku.
"oh' gitu?? coba ceritakan... aku mau dengar versi punyamu.." kataku lagi.
"kamu bilang kita ada agenda lain,tadi.."
"nggak papa.. aku akan dengar sampai selesai" bisikku seraya memeluk tubuhnya.
"...aku memikirkan apa jadinya kalau aku bertemu denganmu dengan keadaanmu yang saat ini,untuk pertama kalinya.." jawabnya langsung selesai lebih singkat dari cerita milikku sebelumnya.
Spoiler for Hints:
- Warna judul di Daftar is itu ada maksudnya, His dan Her berbeda.
- Present time cerita ini cuma part 20.