Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andra.wmAvatar border
TS
andra.wm
"MILAH"


INDEX
Sebuah Penggalan Cerita Bersamanya
Awal Aku Bertemu Dengannya
Kebun Pinggir Sungai
Tangisan Tengah Malam
Ningsih

Kuntilanak, Sebutan untuk Jin dengan ciri-ciri berjubah putih berambut panjang. Aku masih mengenangnya, Aku tak pernah mengakuinya sebagai teman dan memang aku tak mau. Tapi tidak bisa di pungkiri bahwa aku memiliki banyak kisah yang aku lalui bersamanya, baik sedih, senang maupun lucu.

Namanya “MILAH”, aku tersenyum saat pertama kali dia memberitahu namanya karena identik dengan nama jawa kuno, aku tertawa saat dia memberitahu bahwa nama panjangnya “SUMILAH”, dan aku terbahak-bahak saat dia memberitahu bahwa “SUMILAH” memiliki arti “BERSERI-SERI”

Dia adalah seorang Kuntilanak yang berbeda dengan kuntilanak lainnya, dia memiliki tinggi sekitar 5 sampai 6 meter, dia hobi mengelus-ngelus rambutnya yang panjangnya hampir mendekati lututnya, paling tidak panjang rambutnya 4 meter. Dia juga hobi bersenandung sendiri tanpa aku tahu apa yang sedang dia senandungkan
Diubah oleh andra.wm 14-07-2017 14:50
no_doubt
312yes5758
pulaukapok
pulaukapok dan 4 lainnya memberi reputasi
5
25.9K
144
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
andra.wmAvatar border
TS
andra.wm
#10
Awal Aku Bertemu Dengannya

Tahun 2012, tanpa ada angin lewat tiba-tiba harga kos melunjak 100%, dari harga 200 menjadi 400 ribu, sebagai orang dari keluarga pas-pasan itu sangat membenaniku, bayangkan saja semula setahun aku mengeluarkan uang 2,4 juta, dan sekarang aku harus mengeluarkan uang 4,8 juta. Dengan uang segitu dan fasilitas yang menurutku kurang memadai aku merasa dirugikan. Tiba-tiba saja aku berpikir untuk mencari kontrakan, banyak aku menghubungi teman tapi tidak ada yang berminat, mereka berkata jika tanggung sekali mencari kontrakan, karena sebentar lagi kami lulus atau wisuda.

Aku terus berusaha mencari kontrakan yang kalau bisa lebih murah dari harga kos dan aku berhasil mendapatkannya. Jarak lumayan jauh, kira-kira 12-15 km dari kampusku. Setelah survei aku tertarik, disamping harganya yang cuma 3 juta pertahun dengan 2 kamar dan 1 kamar mandi itu cukup memuaskan. Apalagi ada pohon mangga yang besar dan lebat, kalau berbuah rasanya seperti dapat jackpot, apalagi si pemelik berkata jika pohon mangga ini menjadi hakku selama setahun. Selain pohon mangga, aku juga dapat bonus lainnya…Kuntilanak setinggi 5 meter.

Barang anak kos tidak sebanyak barang orang saat pindah rumah, dengan dibantu teman pindahan cuma butuh waktu sebentar, setelah selesai beres-beres, aku mengunjungi tetangga, yang pertama kukunjungi adalah keluarga Alan, dengan sedikit basa basi untuk mengakrabkan diri aku sudah bisa nyaman bersama mereka. Tetangga selanjutnya yang aku kunjungi adalah mas Ridho, dan yang terakhir Pak Joko, Pak Joko seorang duda, semenjak istrinya meninggal dia pindah rumah ke daerah itu.

Tak perlu lama bagi MILAH untuk menggangguku, sama seperti yang dialami mantan pacar mbak Dwi, yaitu kamar mandi, saat aku sedang mandi dalam posisi keramas tiba-tiba ada suara sedikit keras “HEI!”, aku membuka mataku yang dipenuhi sampo dan melihat ada kepala besar berwajah pucat dengan mata menyala di dinding kamar mandi, aku kaget dan menyiram kepalaku untuk memastikan apa yang aku lihat ini nyata, tapi tidak ada sema sekali. Aku berpikir mungkin ini cuma perasaanku, jadi aku belum begitu khawatir.

Setelah magrib aku rebahan terlentang menghadap langit-langit rumah, betapa nyamannya yang aku rasakan, tak ada lagi suara anak kos ribut dimalam hari yang sangat menggangguku, atau suara desahan wanita dari kos sebelah saat mereka membawa pacarnya. Aku balikkan badanku menghadap jendela dan ada tangan yang sangat besar bernanah yang nanahnya sampai menetes sedang masuk melalui jendela, Aku sangat kaget dan berdiri dari kasurku, saat kutatap kearah jendela sudah tidak ada tangan itu, tapi bau busuk menyengat muncul dikamarku. Aku melihat keseluruh ruangan sambil berpikir apa yang sedang aku alami, tangan siapa itu dan bau busuk apa ini ?. Aku hanya bisa berpikir positif, mungkin ini hanya halusinasi karena capek, dan bau busuk mungkin dari arah sungai karena ada binatang mati.

Waktu Isya datang, aku mengambil wudhu dan mulai sholat, saat sedang duduk diantara 2 sujud, ada MILAH merangkak melewati pintu kamarku, saking kagetnya aku berdiri dan merapat ke tembok, “HEI, SIAPA DISANA??!!” Ucapku berteriak, tak ada balasan suara sama sekali, aku mencoba menuju pintu sambil mengendap-endap untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Lagi-lagi tak ada apa-apa, bahkan aku berpikir apa aku sedang mabuk.

Aku mencoba sholat kembali, kali ini aku bisa menyelesaikan sholat tanpa ada sesuatu yang terjadi. Untuk menenangkan diri aku membuat teh didapur, sambil menunggu air mendidih aku selalu berpikir apa yang sedang terjadi, setan kah ?, atau cuma halusinasi ?. sama sekali aku tak menemukan jawabannya. Teh pun jadi aku berdiri didapur sambil menyeruput teh dan memikirkan hal yang sama lagi.

“HEI!!” Suara nyaring terdengar dari arah kamarku, Aku taruh teh dan menuju kamar. Saat itu aku sama sekali tak bisa bergerak, MILAH dengan posisi merangkak ada dihadapanku, dia membuka mulutnya sangat lebar, taring-taring dan lidah bercabangnya terlihat sangat jelas dihadapanku, kaki terasa lemas, hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.

Aku terbangun dan itu masih malam, aku duduk dan menyandarkan diri ketembok paling tidak untuk mengumpulkan sedikit energi. Tiba-tiba saja aku teringat jika aku pingsan karena MILAH, bulu kudukku merinding dan langsung melihat ke arah sekitarku, dan kali ini kepala raksasa itu sedang mengintipku dari jendela kamar sambil tersenyum. Aku berlari ke luar rumah dan berhenti didepan jalan rumahku. Aku ingin meminta tolong kepada keluarga Alan tapi lampu dirumahnya sudah mati dan menyisakan lampu teras. Tak mungkin bagiku membangunkan keluar tersebut, apalagi mereka memiliki balita.

Aku berpikir jika aku harus pergi ke kos temanku. Motor sudah ada didepan, karena aku pingsan jadi tidak sempat memasukkan motor ke dalam rumah, dan aku bersyukur saat itu, bagaimana jika aku pingsan saat motor ada didalam rumah?. Itu akan memakan waktu lagi untuk melarikan diri.

Aku mempersiapkan diri untuk mengambil kunci, aku masih ingat jelas jika kunci ada dimeja laptop dikamarku. Aku persiapkan dulu motor kejalan. Aku berlari masuk kedalam rumah dan menuju kamarku, Aku obrak abrik meja laptop bahkan laptopku sampai kebanting tapi tidak aku temukan sama sekali. Kata-kata kotor terus keluar dari mulutku sambil mencari kunci. Terdengar suara tertawa pelan dari arah jendela, aku melihat ke arah sumber suara itu, ternyata Kepala Raksasa itu masih mengintip sambil tersenyum. Tiba-tiba saja aku mengingat kalau aku masih memiliki kunci cadangan di tas, dengan cepat aku raih tas dan membawa keluar rumah, aku berencana mencari kunci motor saat berada diluar.

Aku berlari keluar rumah dengan terburu-buru, sampai diluar aku bongkar tas untuk mencari kunci dan akhirnya ketemu. Saat itu aku baru menyadari bahwa motorku sudah tidak ada ditempatnya, aku sangat panik, aku melihat sekeliling untuk mencari motor dan akhirnya aku menemukannya, dan itu berada diatas pohon mangga rumahku, MILAH terlihat sedang menggenggam motor.

Aku bertekuk lutut dan pasrah, aku menangis diluar rumah kontrakanku. Pikiranku sudah tidak tenang, aku benar-benar shock. Aku berjalan terombang-ambing masuk ke dalam rumah sambil menangis, tawa MILAH semakin keras. Aku jatuhkan badanku kekasur tengkurap dan terus menangis. Tapi tak sampai disitu MILAH menghantuiku

“HEI” Suara itu berasal dari sampingku dan berusaha memanggilku, aku acuhkan dan terus menangis, HEI!!” Kali ini suara itu lebih kencang memanggilku dan aku tetap mengacuhkannya, “HEII!!!!!” Suara itu sangat keras. Aku membalikan badanku kearahnya dan teriak “BUNUH AKU BANGSAAAT!!!”. MILAH menyeringai dan tertawa lagi, Dia mengiris lehernya dengan kukunya, sehingga darah keluar terkucur sangat cepat, bau amisnya benar-benar menusuk hidungku. Hingga akhirnya aku tak sadarkan diri

Hari kedua saat aku berada dikontrakan itu, aku mengajak temanku untuk menginap, aku memintanya menginap dengan alasan yang jujur, “ada hantu dirumahku”. Mereka tidak menertawakan aku, tetapi mereka heran denganku sekaligus tidak percaya dengan. Mereka tau bahwa jin itu ada, tapi mereka tidak pernah melihatnya ataupun mengalami kejadian mistis. Meski mereka tidak percaya denganku, ada sebagian dari mereka menolak ajakanku karena takut. Dan sekarang aku yang heran dengan mereka. Tidak percaya tapi tidak berani mencobanya

Namanya Diko, dia temanku, badannya besar dan paling pemberani diantara teman-temanku. Kalau dikatakan, dia adalah pentolannya. Maksud dari pemberani itu sendiri adalah berani dalam bertindak, baik dalam kekerasan atau mengambil keputusan, jadi jangan mengira bahwa dia berani dengan makhluk gaib.

4 orang temanku bermain kerumah, kami bercanda dan tertawa bersama hingga magrib tiba. Dan saat magrib datang, 3 dari 4 orang temanku meminta ijin untuk pulang, mungkin mereka sudah waspada dengan ceritaku tentang hantu tadi siang.

Dan sekarang menyisakan aku dan Diko dirumah. Saat Diko mandi, tidak ada suara teriakan dari dalam kamar mandi, aku berpikir “Apa MILAH tidak mengganggu Diko”. Jujur saja dalam hati yang terdalam, aku pingin Diko diganggu oleh MILAH, agar dia bisa menjadi saksi dalam ceritaku. Magrib datang, kami berdua sholat tanpa ada gangguan sedikitpun, sama halnya dengan sholat isya, tak ada gangguan yang menimpa kami. Aku bahkan mengira jika aku ada teman dirumah ini MILAH tak akan mengganggu lagi, dan aku pun berencana untuk mengajak salah seorang temanku untuk menginap.

Malam tiba, kami berdua disibukkan dengan mengobrol sambil bermain kartu remi. Banyak hal yang kami obrolkan meski tidak penting sama sekali. Disela-sela mengobrol, MILAH muncul, dia melihat kami dari jendela, dia seperti membungkuk dan memperlihatkan kepalanya yang memenuhi jendela. Aku mengarahkan pandanganku ke arah Diko, tanganku mulai bergetar, irama nafasku pun mulai cepat. Diko hanya heran menatapku

“Kenapa?” Tanya Diko, aku mengacuhkan omongannya dan tetap menatap kartu dengan nafas terengah-engah. Aku lihat Diko melihat sekitarku, bahkan dia melihat ke arah jendela. Tapi dia tidak bisa melihat MILAH, aku bahkan ikut melihat jendela dan MILAH masih ada tersenyum menatap kami.

MILAH masuk ke kamarku, dengan posisi merangkak dia masih menatapku, kegelisahanku makin menjadi. Aku memeluk kakiku dan menundukkan wajahku. Diko sangat heran melihatku, bahkan dia bertanya “Apa kamu sudah gila?!, jangan bikin orang khawatir!!”. Aku hanya diam dan tetap memeluk kaki. Hingga akhirnya Diko menarik kakiku. Diko menyuruhku untuk tenang dan menyuruhku tiduran. Aku berusaha menenangkan diriku walau ada MILAH menatapku.

Aku berusaha mengatur nafasku dan berhasil, aku bisa sedikit tenang karena ada Diko disitu. Aku mencoba menatap MILAH, dia berjalan kearah tasku, dia mengangkat tas itu dan mengoyang-goyangkannya hingga menghasilkan suara yang sedikit berisik. Diko melihat kearah suara itu dan terdiam. “Tas mu terbang” Ucap Diko. Hanya kata itu yang terdengar dari mulut Diko, dia terus menatap tas itu, aku melihat tangannya bergetar. Tak lama MILAH melemparkan tas itu dan hampir mengenai Diko, tak hanya itu, dia bahkan tertawa hingga akhirnya Diko berlari meninggalkan kamarku. Aku pun mengikutinya, Diko berlari keluar rumah mengambil motornya dan pergi meninggalkanku. Aku tak percaya Diko melakukan hal itu, dia bahkan meninggalkan sandal jepitnya dirumah. Bagaimana denganku ?. aku hanya melanjutkan menangis bersama gangguan MILAH.

Dihari ketiga, Diko membawa “orang pintar”. Aku sudah tak percaya dengan “orang pintar” itu saat dia berkata “Badan saya pegal mas, tadi habis keliling soalnya”. Dia berkata seperti itu sambil memijat kedua bahunya sendiri. Dia bahkan tidak tahu bahwa MILAH sedang berdiri diatas bahunya.
Diubah oleh andra.wm 21-06-2017 19:07
pulaukapok
pulaukapok memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.