Kaskus

News

sianrajaturiAvatar border
TS
sianrajaturi
[Misteri] TEN LOST TRIBES OF YISRAEL di Indonesia ?
Pernahkah mendengar bahwa NKRI tercinta ini adalah tempat diaspora terbesar dari TEN LOST TRIBES OF YISRAEL (10 suku Yisrael yang hilang/tersesat) ?

Yang konon berasal dari kerajaan Utara (Northtern Kingdom), yang disebut juga sebagai The House of Yisrael yang dihuni oleh 10 bnei (suku). Kerajaan Utara dan Selatan terbagi dua dari kerajaan induknya Erezt Yisrael kira-kira 2.900 tahun yang lalu, setelah Raja Salomo meninggal dunia.

Kisah pembuangan penduduk Israel utara (Samaria) oleh Raja Sargon II dari Assyria pada masa 720-an SM (2.700 tahun yang lalu).

Klaim Sargon II atas penaklukan Israel utara (Samaria), terdapat pada banyak tulisan di istana Dur-sharrukin, ada pada tulisan dinding ruangan tertentu, pada pintu, dan paling detail pada prisma Sargon II/Nimrud prims (lokasi penemuan pada istana dur-sharrukin walau menyandang nama Nimrud/Kalhu)
Quote:


Singkat ceritanya, 2.700 kemudian (masa sekarang ini) diadakanlah pencarian besar-besaran untuk menemukan kembali 10 bnei/suku yang hilang tersebut. Dan salah satu kawasan yang menjadi fokus utama pencarian tersebut adalah Kepulauan Nusantara ini. Dari berbagai sumber penelitian yang tersebar di dunia maya, entah bagaimana nama Kepulauan Nusantara (Indonesia) selalu tercantum, sebagai salah satu wilayah diaspora TEN LOST TRIBES OF YISRAEL (10 suku Yisrael yang hilang/tersesat).

Dari sekitar 500-550 juta keturunan TEN LOST TRIBES OF YISRAEL di dunia saat ini (perkiraan sementara), di Indonesia diperkirakan dihuni 70 juta lebih (14%). Sedangkan di Anak benua India/Asia Selatan, 20-25 juta The Pathan (Suku Pusthun) di Afghanistan dan Pakistan, 10 juta lebih di India modren (3 juta The Afridi/Bnei Efraim di Kashmir, 3 juta di India Utara, Suku Mizoram/Bnei Menashe di Manipur 1,5-2 juta dll. Sedangkan di benua Biru (Eropa) diperkirakan 20-25%. Dan di berbagai negara lainnya di belahan bumi ini, yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Quote:


Kembali ke laptop, di Indonesia sendiri ada puluhan suku yang terindikasi kuat sebagai keturunan TEN LOST TRIBES OF YISRAEL.

Di Pulau-pulau di laut: Dimanakah di pulau-pulau di laut ?

KEPULAUAN NUSANTARA RAYA INDONESIA !!!



Sumber dari Wikipedia
Quote:



Sumber lainnya dari Wikipedia, sebelum diedit :
Quote:



Sumber lainnya :

http://losttentribes-tenlosttribes.b...nsulindia.html
http://iengalways.blogspot.com/2011/...ish-tribe.html
http://www.israelite.net/disperse.pdf

Bersambung.............



Komentar :

Tidak akan ada asap, kalau tidak ada api !

Tidak akan ada suku-suku di Indonesia, yang mengaku sebagai keturunan Bangsa Yisrael (TEN LOST TRIBES OF YISRAEL) tanpa sebab dan alasan !

TS tidak mempercayai yang namanya "Kebetulan" aka Coincidental/Accidental !

Bagaimana dengan pendapat, kaskuser-kaskuser sekalian di Forsex ini ?

NB: Ralat komentar, karena komentar terdahulu, sedikit membuat bulu kuduk yang membaca pada berdiri.



HORAS (God Bless You) !
SHALOM ALEICHEM !
Diubah oleh sianrajaturi 05-07-2017 20:02
nona212Avatar border
pakisal212Avatar border
pakisal212 dan nona212 memberi reputasi
1
129K
601
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
lmpersonalmanAvatar border
lmpersonalman
#472
DINASTI SAGALA (SORIMANGARAJA)
Raja-raja Dinasti Sagala, yaitu:
1. Sorimangaraja I-XC (1000 SM-1510M)
2. Sorimangaraja XC (1510). Dikudeta oleh orang-orang marga Simanullang
3. Raja Soambaton Sagala menjadi Sorimangaraja XCI
4. Sorimangaraja CI (ke-101) 1816 M dengan nama Syarif Sagala. Sudah Masuk Islam

Dinasti ini berdiri di pusat tanah Batak, Sianjur Sagala Limbong Mulana (SSLM) sejak berabad-abad sebelum masehi dan kemudian berkembang di tanah Batak selatan atau Mandailing, Angkola dan Natal. Pada fase 1000 SM – 1510 M, dari ibukotanya di SSLM, dinasti Sorimangaraja memerintah selama 90 generasi dalam sebuah bentuk kerajaan teokrasi. Rajanya bergelar Datu Nabolon atau Supreme Witch Doctor.

Dinasti ini pernah mengalami guncangan politik dalam negeri yang hebat saat pihak komunitas Batak di Simalungun memisahkan diri pada tahun antara 600-1200 M dan mendirikan Kerajaan Nagur yang menjadi fondasi terhadap kesultanan Islam di tanah Batak perbatasan Aceh dan di Aceh sendiri. Melihat luasnya cakupan kerajaan ini, kalangan komunitas Batak di tanah karo dusun, juga akhirnya memilih untuk memisahkan diri dan mendirikan kerajaan Haru Wampu. Pemisahan diri tersebut juga berakibat kepada pemisahan sistem sosial dan identitas.

Pada tahun 1510, pemerintahan Sorimangaraja XC dikudeta oleh orang-orang marga Si Manullang. Informasi ini didapat dengan menganalisa legenda dan cerita rakyat di Kerajaan Dolok Silo di Simalungun yang menyebutkan bahwa Dinasti Sorimangaraja dikudeta oleh orang-orang marga Simanullang hanya dua tahun paska kemenangan Sultan Aceh yang pertama dalam mengalahkan Raja Haru Wampu yang keempatbelas.

Dalam peristiwa tersebut, atas perintah Sultan Ali Mughayat Syah, Panglima Manang Sukka (Seorang Batak Karo) merebut daerah Haru Wampu pada tahun 914 H atau 1508 M. Banyak kisah dan sejarah Batak yang sangat kaya tersebut tidak dilengkapi dengan tarikh dan penanggalan yang jelas. Namun karena kejadian-kejadian tersebut selalu berhubungan dengan kesultan dan kerajaan-kerajaan Aceh, yang sudah banyak tenaga ahlinya menuliskan sejarah yang bertanggal, maka sangat mudah untuk memastikan tahun-tahun kejadian di kerajaan Batak tersebut.

Orang-orang marga Simanullang sempat berkuasa di tanah Batak pada tahun 1510-1550 M, Namun akhirnya kekuasaan mereka redup dan digantikan oleh Dinasti Sisingamangaraja. Kekuasaan orang-orang marga Simanullang direbut oleh seorang Datu marga Sinambela. Dinasti Sisingamangaraja sendiri memerintah percis dalam tahun-tahun yang sama dengan pemerintahan Dinasti Sultan Ali Mughayat Syah (1513-1904 M). Oleh sebab itu, terdapat banyak angka-angka tahun di dalam tarikh hijriah perihal raja-raja Sisingamaraja ada di dalam buku-buku hikayat perang Aceh. Raja-raja Sisingamangaraja sendiri selalu menuliskan penanggalan mereka dalam tarikh hijriyah. Misalnya, stempel kerajaan yang bertanggal hijriyah.

Saat kejatuhan dinasti Sorimangaraja, mereka kemudian, pindah ke tanah Batak Selatan. Di sana mereka berusaha untuk menampilkan kembali kejayaan mereka yang dulu. Mereka sangat disegani oleh raja-raja lokal di Tapanuli Selatan sekarang ini. Raja Soambaton Sagala menjadi Sorimangaraja XCI. Dia migrasi ke selatan melewati tanah Batak yang aman dalam kekuasaan Dinasti Hatorusan (Pasaribu) dan Dinasti Pardosi.

Raja Soambaton diikuti oleh dua orang pengawal pribadinya; Tahi Sitanggang dan Bonggar Simbolon. Di daerah ini Tahi Sitanggang dan Bonggar Simbolon dalam sebuah perayaan Tabut Hassan Hussein memeluk agama Islam dan keduanya menikah dengan putri-putri Batak Syiah di teluk Sibolga. Keduanya membangun kampung-kampung komunitas Batak di Teluk Sibolga dalam bentuk masyarakat maritim. Mereka banyak menjadi pelaut dan bekerja pada kapal-kapal musafir asing yang singgah di daerah tersebut. Komunitas mereka ini berkembang sampai ke daerah Ujung Karang yang sekarang bernama Padang. Orang-orang Batak yang berasal dari Humbang, Toba dan Silindung ini saat itu menganut agama Islam mazhab syiah karmatiyah lengkap dengan perayaan Tabuik-nya (Tabuk Hassan Hussein).

Raja Soambaton sendiri memilih untuk meneruskan perjalanannya ke Sipirok melalui Batangtoru dan Marancar. Di sana dia berkesempatan menjadi seorang Ahli Hujur Panaluan dalam tradisi perayaan ritual Upacara Gajah Lumpat. Berkat posisinya tersebut dia akhirnya diangkat menjadi Datu Nahurnuk oleh penduduk lokal di Sipirok yang kebanyakan bermarga Siregar. Dia kemudian membangun singgasananya di Sampean, di atas bukit Dolok Pamelean di bawah pohon Bona Ni Asar. Dia resmi diakui oleh raja-raja lokal di Sipirok menjadi Sorimangaraja yang ke-91. Pasar Sipirok dan Dolok Pamelean menjadi pusat pemerintahan yang ramai.

Pada tahun 1816, Sorimangaraja CI (ke-101) menjadi pemeluk agama Islam dengan ajakan Raja Gadumbang. Dia mengucapkan syahadat dan mengganti namanya menjadi Syarif Sagala. Pada tahun 1834, hegemoni raja-raja Batak yang menjadi kaum adat mendapat tantangan dari kaum Padri yang berasal dari Sumatera Barat. Dua orang saudara Syarif Sagala yakni; Jamaluddin Sagala dan Bakhtiar Sagala kembali menganut agama tradisional Batak. Sejarah Batak pada tahap ini seakan berhenti dengan intrusi orang-orang Eropa; Inggris dan Belanda.

Orang-orang marga Sagala yang kembali menganut agama tradisional Batak tersebut akhirnya dikristenkan oleh Pendeta Gerrit van Asselt menjadi penganut protestan kalvinist. Paska kemerdekaan RI, orang-orang marga Sagala yang kristen yang jumlahnya sedikit hidup dengan aman penuh toleransi dari saudara-saudara mereka di Sipirok, tepatnya di kampung Sampean yang praktis seluruhnya beragama Islam.

http://batak-people.blogspot.co.id/2...sti-batak.html
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.