Quote:
Atma : Mereka udah Almarhum Gri! tepatnya 3 tahun yang lalu saat kepulangan mereka dari Haji, kebetulan mereka mendapat sebuah kecelakaan yang mengharuskan merenggut nyawa mereka
Gue : Innalillahi Wainalillahi Roji’un, maafin gue At! gue beneran gak tau, maaf karena gue telah lancang menyinggung tentang mereka, semoga Almarhum Almarhumah selalu mendapatkan ampunan, serta senantiasa diberikan tempat yang mulia di sisi-Nya
Atma : Amin! terima kasih Gri! sebenernya biar lo tau pun juga gak pa2 kok! karena sudah lama kejadianya dan gue juga udah bisa nerima, ya jadi seperti inilah keadaan gue sekarang, hanya seorang gadis yatim piatu, itulah sebab kenapa gue gak bisa lagi main2, sama seperti lo Gri! saat ini gue juga hanya mencari hubungan yang serius untuk menjamin masa depan gue kelak, karena gue tahu gak ada lagi yang bisa gue banggakan dan harapkan kecuali kepada orang yang nanti akan menjadi Imam keluarga gue, bahwa hanya dialah nanti yang sanggup menjalani sisa kehidupanya bersama gue, bukan orang lain dan bukan juga orang tua gue, hanya dia satu2nya! memang semuanya pasti gak akan mudah tapi gue mau mencobanya bersama lo Gri! tentu saja andaikan lo berkenan
Gue : Entahlah At! rasanya akan sangat sulit untuk lo tetap mengharapkan gue, apakah gue bisa menjadi pilihan yang tepat buat lo, dan sebaliknya lo juga menjadi pilihan yang tepat untuk gue, tapi tak taulah! gue tak dapat berandai pun tak dapat menolak keinginan lo, biarkan dulu berjalan seperti apa adanya, gue sebenernya masih belum yakin tentang ini semua, jika dikemudian nanti sesuatu yang seperti ini bisa menjadi apa yang sama2 kita harapkan, ya mungkin tak ada salahnya kita mencoba, hanya saja seperti prinsip gue sebelumnya! sebelum gue memperoleh pilihan yang tepat, gue belum bisa menjanjikan sebuah hubungan dengan lo, lo hanya tetap menjadi sebuah pilihan, sebaliknya lo juga begitu, jangan jadikan gue sebagai satu2nya harapan, jika lo bisa temukan kenyamanan bersama orang lain, maka lo tak bisa lantas terus mempertahankan gue kan, berjuanglah bersama orang tersebut untuk mencapai impian dan kebahagian lo
Atma : Gak apa2 Gri! hanya dengan begitu setidaknya gue udah lega karena telah ada kejelasan dari lo, setidaknya ada upaya dari lo untuk bisa menerima gue walaupun bukan menjadi satu2nya, jadi selanjutnya gimana tentang rencana lo kedepanya? apakah lo masih akan kembali bekerja di tempat sebelumnya? tak adakah pekerjaan yang dapat lo cari disini? lagian untuk apa sih lo harus jauh2 bekerja di kota orang, jika peluang disinipun tak juga sedikit yang dapat lo ambil, atau jika perlu lo bahkan tak perlu payah2 bekerja, apa yang udah gue punya sekarang dan semua yang telah diwariskan oleh orang tua gue bisa semuanya menjadi milik lo suatu hari nanti jika lo telah resmi mempersunting gue, rumah beserta isinya, usaha dan semua bisnis ini akan menjadi milik kita bersama, apakah itu masih kurang buat lo? jujur Gri! gue masih butuh kehadiran lo disini, jadi jika tak karena sebab apapun, apakah lo mau mempertimbangkan lagi seandainya gue minta untuk lo tetap tinggal di kota ini, hubungan ini butuh kelanjutan Gri! dan itu gak bisa dan gak mungkin didapat ketika kita justru jauh2an, intinya kita harus lebih sering ketemu
Gue : Apapun itu At! gue gak bisa secepat itu memutuskan, karena gue juga ada kehidupan sendiri disana, lagian kesempatan disini jangan lo bandingkan dengan disana yang masih terbuka lebar, pengalaman yang didapat pun juga jelas berbeda, tapi biar gimanapun terima kasih atas tawaran lo tadi, jika kesempatan yang sama lo berikan kepada orang lain, tentu saja akan langsung mereka ambil tanpa berpikir panjang, tapi buat gue berbeda At, mungkin gue terlahir untuk terbiasa menakhlukan tantangan, bekerja keras, bukan hanya berpangku tangan, karena gue takut ketika telah terpenuhi semua materi dan fasilitas, jatuhnya gue hanya akan menjadi pribadi yang manja dan pemalas
Atma : Baiklah! gue mengerti, lo emang berbeda Gri! itulah mengapa setiap kebersamaan dengan lo selalu berkesan, lo bisa memikirkan yang bahkan banyak orang lain tak pernah coba pikirkan, walau sungguh bodoh gue akui jika lo masih bisa menolak kesempatan tersebut
Gue : Gue bukanya menolak At, hanya bidang itu bukanlah keahlian gue, mungkin akan lebih baik jika orang lain yang lebih kompeten yang bisa memegangnya
Atma : Bukankah semua itu masih bisa lo dapat dari belajar Gri! lo gak harus menguasai satu bidang tertentu saja kan? lagian kata lo tadi lo butuh pengalaman dan tantangan! apakah lo gak mau mencobanya? jika hanya itu yang lo cari! gue yakin usaha seperti ini adalah sumber dan gudangnya masalah seperti itu, bahkan bisa semuanya lo dapet sekaligus dari sini sehari2nya
Gue : Entahlah At! gue gak bisa menemukan alasan untuk bisa berdebat dengan lo tentang ini, intinya buat sekarang gue belum tertarik aja, gue masih ingin menikmati dulu apa yang sudah gue jalani sementara ini, mengenai kemudian selanjutnya tinggal kita tunggu nanti aja, sudah ya gue minta cukup! sekarang kita mulai bahasan yang lain, gue masih penasaran! lo tinggal di rumah sebesar ini dan hanya seorang diri, emang lo bisa ngurus semuanya sekaligus, lagian lo gak kawatir terjadi apa2 dengan lo, misal tentang kesehatan lo dan lain2, apa lo beneran gak ada saudara atau kerabat yang bisa lo ajak tinggal bersama?
Atma : Apakah itu salah satu bentuk perhatian dan kepedulian lo Gri, btw terima kasih karena udah mau khawatir, ya seperti itulah gue sehari2nya Gri, makanya gue ingin secepatnya memiliki pendamping yang bisa selalu terus menjaga gue, melindungi gue, membantu mengurus semuanya, teman gue dikala gue sendiri, penghibur dikala gue sedih, penyemangat dikala gue terpuruk dan sakit, dan apakah gue berlebihan jika mengharapkan itu semua dari lo Gri? sebenernya masih ada sih anggota keluarga gue, tepatnya beliau adalah adik dari Bokap/ Om gue, hanya kebetulan beliau sekarang tak tinggal di kota ini, beliau menempati salah satu rumah dinas di kota di mana Widia tinggal saat ini, tau kan Widia anak yang tadi ketemu?
Gue : Ya! lalu kenapa lo gak minta beliau aja untuk menemani lo di sini?
Atma : Lo pikir bisa semudah itu, kalau emang bisa! mungkin udah sejak dari dulu gue minta beliau ngejaga dan temenin gue disini, hanya saja masalah tanggung jawab profesi dan tugas yang jadi alasanya Gri! kebetulan beliau juga seprofesi seperti Bokap, telah disumpah untuk menghabiskan masa baktinya di kesatuanya, terlebih beliau sekarang juga telah berkeluarga, jadi sangat sedikit memiliki waktu untuk dapat menemui gue, seperti itulah gue dituntut harus menjalani kehidupan seperti ini karena keadaan Gri, bukan atas kemauan gue
Gue : Baiklah cukup! tapi gue masih benar2 gak percaya jika lo sanggup sendirian mengatasi semua ini, emang tak adakah orang yang dapat lo percaya untuk membantu lo mengurus semuanya, orang yang bisa lo gaji untuk membantu meringankan beberapa pekerjaan lo, jangan terlalu keras memperlakukan diri lo At, tak ada salahnya jika lo beristirahat dari rasa lelah, cukup jalani aja kodrat lo sebagai wanita yaitu mengurus rumah tangga, lo tak seharusnya bekerja keras atas nafkah
Atma : Ohya! lantas gue harus mengandalkan siapa Gri? sedang gak ada orang di dekat gue sekarang yang sanggup menjamin itu semua, adapun cuma lo orangnya
Gue : Bukan seperti itu maksud gue, itu hal yang beda lagi
Atma : Ya ya baik, gue mengerti kok maksud lo tadi, entah gimana ya mesti menjelaskanya ke lo, singkatnya gue emang udah terbiasa seperti ini, melakukan semua2nya sendiri, lo tahu kan jika kebiasaan itu sulit dirubah, sama seperti prinsip lo tadi, apa yang akan lo rasakan jika seandainya prinsip lo itu diusik? apa lo akan marah? mungkin ibaratkan saja sama seperti itu, gue pun akan melakukan tindakan yang sama, jadi kedepan gue hanya minta kemaklumaan lo aja
Waktu berikutnya tak terasa demikian cepat berlalu, sedang telah banyak obrolan yang terjadi antara kami berdua sebelumnya, dengan semua itu gue semakin yakin menjatuhkan pilihan gue ke Atma, gue benar2 tak percaya dari segala yang telah dia punyai saat ini dia masih dapat hidup dengan sederhana, menjalankan semuanya secara mandiri, sesuatu yang gak mudah dilakukan bahkan mungkin gue sendiri, gak tahu kenapa hari itu dia benar2 telah menyita perhatian gue. Jam setengah 10 saat gue mendapatkan khabar dari keluarga gue bahwa mereka telah sampai dirumah, dan seperti biasa Atma kembali bersedia mengantar gue pulang, di perjalanan memang tak banyak percakapan yang terjadi, selain permintaanya untuk kebersediaan gue besok menemaninya ke rumah Om nya, permintaan yang lagi2 tak sanggup gue tolak
Hari ini seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, gue telah berada di sebuah rumah dinas di kota Malang, dan kehadiran gue bersama Atma disana telah disambut oleh seorang pria paruh baya yang waktu itu memperkenalkan dirinya sebagai Om nya Atma, sebut aja nama beliau adalah Om Aji
Quote:
Om Aji : Gimana perjalananya tadi? capek? gak sulit kan nyari alamat rumah Om?
Atma : Lumayan sih Om! alhamdulillah alamatnya gak sulit kok, kan komplek perumahan ini cuma ada satu2nya di kota ini, tinggal tanya2 langsung ketemu deh
Om Aji : Yaudah! terus gimana rumah dan bisnis disana, kamu masih bisa handle?
Atma : Ya mau gak mau Om, karena saya pewaris satu2nya, jadi saya dituntut harus bisa mengatasi semuanya, lagian mau mengandalkan siapa lagi kalau bukan saya sendiri
Om Aji : Itulah mengapa Om selalu minta kamu untuk segera mencari seorang pendamping, biar ada yang bisa perhatiin dan jagain kamu, paling tidak orang yang bisa selalu ada disamping kamu
Atma : Contohnya macem dia Om (Tunjuk Gue)
Om Aji : Lhoh ternyata dia ini calonmu toh, tak kira hanya temen
Atma : Yah Om! lagian suasana kayak lebaran gini, temen macam apa yang mau diajak ketemu keluarga, jika dia bukan orang yang spesial
Om Aji : Yah Om kan gak tahu! yaudah2 sana bikinin minum dulu gih! nungguin tantemu pulangnya lama
Berikutnya Atma langsung sibuk di dapur, tinggal menyisakan gue dan Om nya
Quote:
Om Aji : Jadi adek udah lama ya hubungan sama Atma? udah serius?
Gue : Belum terlalu lama juga kok Om, baru beberapa hari, masalah serius? belum terlalu serius juga, tapi ya ada lah sedikit2 yang sudah saya pikirkan gimana kedepanya bersama Atma
Om Aji : Kalau Om boleh tau apa profesimu?
Gue : Sementara saya masih jadi buruh ngikut orang Om, itung2 cari pengalaman dulu, nah setelah itu saya bermaksud jadi wiraswasta
Om Aji : Oooh! lalu apa kira2 menurutmu yang membuat Atma bisa tertarik ke kamu, jujur saja sebelum2nya beberapa kali Om pernah mencoba menjodohkanya dengan junior2 Om di kesatuan tempat Om bertugas, tapi tak satupun diantara mereka yang diterimanya, justru malah orang sipil sepertimu yang membuatnya tertarik, jadi kira2 apa itu sebabnya?
Gue : Kalau soal itu saya sendiri kurang tahu Om, karena saya gak berhak melabeli diri saya sendiri, cukuplah Atma dan Om sendiri nanti yang nilai, tapi kalau boleh menyimpulkan sepertinya ada kaitanya dengan orang yang Atma kenal sebelumnya, dia pernah berkata saya mirip dengan otang tersebut
Om Aji : Tapi kamu tahu kan tradisi di keluarga kami, yang mengharuskan salah satu anggota keluarga berdinas di militer, saya pribadi sih sebenarnya gak ada masalah siapapun itu sepanjang serius dengan Atma entah berprofesi sebagai apa dia Swasta, PNS, TNI, POLRI, tapi yang namanya tradisi kan sebaiknya juga harus dijalankan, kebetulan aja Atma terlahir hanya semata wayang dan tak memiliki saudara kandung lain, jadi harapan besar itu tentu ada pada suaminya kelak, jadi bagaimana menurutmu?
Gue : Maaf bukan saya tak tertarik dan lancang dengan merendahkan profesi Om, hanya saja saya memang telah memiliki cita2 lain yang ingin saya capai, dan kebetulan minat saya bukan pada instansi tempat Om berdinas, itulah yang membuat saya nanti akan sulit untuk menjalankan tradisi keluarga tersebut Om
Om Aji : Om suka pada pemuda seperti kamu yang masih memiliki prinsip, hanya aja sepertinya prinsipmu itu bertemu dengan keluarga yang salah, entah kebetulan atau apa sepertinya prinsip mu tak bisa diterapkan di keluarga ini
Gue : Saya tahu Om, kondisi saya sekarang memang belum bisa meyakinkan Om, saya juga sadar dan tahu diri dimana batasan saya, saya merasa tak pantas bersanding dengan Atma, namun apakah saya salah untuk mencoba memberikan yang terbaik buatnya, tak ada maksud buruk dari itu selain hanya ingin melihatnya bahagia
Om Aji : Baiklkah nanti akan coba Om pertimbangkan lagi, jika saja Atma terlahir dari keluarga biasa, sebenernya sosok yang seperti kamu ini tentu saja sudah sangat luar biasa sempurna untuknya, hanya saja di keluarga kami memanglah tak bisa segampang itu menerima kamu, sandungan terbesar kalian nanti tentu saja tradisi yang telah berlangsung turun temurun tersebut
Gue : Saya tahu Om, apapun yang terjadi saya tetap ingin mencoba sampai pada batasan saya, saya gak berencana untuk menyerah
Setelah itu Atma balik dari dapur sambil menyuguhkan 2 cangkir kopi dan beberapa camilan
Quote:
Atma : Wah lagi asyik ngobrolin apa?
Om Aji : Btw At, ternyata Agri ini sosok yang cukup memiliki karakter ya? pantes aja kamu bisa suka! wawasanya luas, bicaranya juga tegas, hanya kok sayangnya nasibnya gak jadi seorang perwira aja ya, kalau bisa seperti itu, tanpa pikir panjang Om akan kasih restu buat kalian
Atma : Masih mikirin tradisi kolot itu Om, apakah Atma gak berhak memiliki pilihan sendiri untuk kebahagiaan Atma, apakah hanya seorang perwira aja yang sanggup menjamin itu, cukup Om! Atma udah capek terus seperti itu, cukup yang telah Atma rasakan dulu saat setiap kali harus kehilangan waktu berharga bersama Almarhum Bapak, beliau yang selalu tak pernah memiliki waktu bersama keluarga karena harus menjalankan tugas, belum lagi kekhawatiran bilamana Bapak harus ditugaskan di tempat konflik yang musibah bisa aja terjadi sewaktu2 tanpa kita tahu, Atma tak ingin seperti itu terus Om, Atma hanya ingin bahagia dalam hidup Atma, tanpa terus diliputi kekhawatiran, Atma ingin membesarkan anak2 Atma dengan selalu didampingi oleh suami Atma, walau Atma telah terlatih dan terbiasa untuk mengerjakan segala sesuatu sendiri, Atma masih membutuhkan panutan dan ketokohan seseorang yang bisa selalu ada disamping Atma, dan Atma rasa sosok seperti itu tak bisa Atma temukan pada seorang perwira sekalipun yang tak memiliki waktu fleksibel, yang hanya dituntut untuk setia dalam tugas
Om Aji : Iya! tapi itu sekedar pendapat kamu pribadi kan, buktinya tantemu biasa aja setelah menikah dengan Om? dia tak pernah mengeluh ini dan itu, sebenernya wajar aja apa yang kamu khawatirkan! memang dari beberapa yang kamu katakan tadi banyak benernya, itu manusiawi dan sifat dasar manusia yaitu ingin selalu memperoleh kebahagiaan dan tak mau mendapat kehilangan, tapi itulah resiko menjadi seorang perwira At, kita harus dituntut setia dalam tugas dan menyelesaikan masa bakti di instansi, walau gaji kami lumayan kecil untuk ukuran jasa kami yang telah mempertahankan NKRI, namun bagi kami yang menjalaninya sebuah kebanggaan sebagai seorang tentara adalah sesuatu yang tak dapat terbayar dengan apapun
Berikutnya datang tante Atma beserta 2 orang anak gadisnya yang masih kecil2, sebut aja mereka Bila dan Nabil kedua gadis cantik lucu sepupunya Atma, gak tau kenapa sejak mereka datang langsung minta gelendotan aja di kaki gue, mereka juga ajak gue main padahal gue termasuk orang asing di keluarga tersebut, gue turutin aja perintaan mereka untuk menyalakan petasan dan kembang api, padahal masih tengah hari bolong, rada ngeri juga sih takut kalau2 ngeganggu tetangga Om nya, bisa2 dibolongin dahi gue pake senapan laras panjang, puas mainan kembang api berlanjut kita jalan2 sekitaran komplek dan tak lupa ge jajanin chiki dan es krim, untuk Atma tak lupa juga gue bungkusin es krim kesukaanya, begitu pulang Om nya nampak heran gue bisa langsung akrab dengan anak2nya, tampak sebuah senyum terkembang yang beliau lemparkan ke gue, padahal sebelum2nya beliau tunjukan tampang yang sinis, dan dibuat2 serius
Quote:
Om Aji : Wah dek makasih ya pakek repot2 jajanin anak Om, gak tau juga ya kok sama adek mereka bisa lengket gitu padahal baru sekalinya juga ketemu, jarang2 loh mereka kayak gini sebelumnya, mereka cenderung malu ketika bertemu orang baru
Gue : Saya juga gak tahu Om, tapi gak pa2 kok saya udah terbiasa seperti ini, kebetulan dirumah saya juga banyak memiliki ponakan dan sepupu seumuran mereka
Om Aji : Tapi asli loh, kami yang orang tuanya aja kadang suka kuwalahan ngatasin bandelnya mereka, tapi dengan kamu malah pada nurut2 aja sungguh ajaib! boleh tuh! Om dikasih trik nya
Gue : Ah biasa aja kok Om, kuncinya hanya coba bersikap seperti sewajarnya mereka aja, bayangkan jadi diri mereka, berpikir seperti yang mereka pikirkan, gunakan bahasa yang mudah mereka pahami, intinya jangan dibatasi justru kalau bisa dibebaskan saja, hanya tetap masih dikontrol, sekali2 boleh kasih ketegasan tapi jangan terlalu over, dan terakhir jangan menciptakan sekat, batasan atau jarak bagi mereka, jangan biasakan memberi perintah tapi beri pengertian atas apa yang baik dan buruk yang mesti mereka lakukan, selebihnya tinggal improvisasi aja
Om Aji : Wah sepertinya kamu cukup pengalaman ya?
Gue : Gak juga kok Om, kebetulan saya dapet ilmu ini juga dari yang sering saya baca dibuku, disamping itu sering saya praktekan juga kepada sepupu2 dan ponakan saya dan berhasil
Om Aji : Begitu rupanya! yaudah makasih2! tuh udah ditungguin sama Atma di dalem, sepertinya udah selesai beres2nya, mau mampir ke tujuan selanjutnya ya? buat kamu nanti apapun yang terjadi antara kalian entah berhasil atau gagal dalam hubungan kalian, jangan sungkan2 untuk datang dan mampir kesini, kamu akan selalu Om sambut sebagai tamu di rumah ini
Gue : Iya Om, terima kasih juga sudah disambut dengan hangat disini, insyaallah saya akan maen lagi kesini jika berkesempatan
Seetelah berpamitan ke Om dan Tantenya Atma, kami akhirnya melanjutkan lagi perjalanan kerumah berikutnya yaitu rumah Mbak Widia/ Rumah Erin, selama perjalanan Atma banyak bercerita tentang Om nya
Quote:
Atma : Lo tahu gak Gri! tadi ketika lo pergi ngajak sepupu2 gue maen, Om banyak cerita tentang lo ke gue, lo dinilai sosok luar biasa oleh Om gue, kedewasaan lo, pengetahuan lo membuat om gue kagum, bahkan lo dinilai sebagai cow yang pantas untuk mendampingi gue, jadi intinya kita telah mendapat restu Gri, gue seneng banget deh dengernya! sekarang tinggal nunggu keyakinan lo aja, kapan lo siap nikahin gue dan meninggalkan sebagian kehidupan lo di tempat kerja demi gue
Atma : Jadi begini kata2 Om gue tadi “sebenernya Om sedikit menyayangkan bahwa kamu memilih pasangan di luar profesi yang telah di tentukan dari keluarga ini turun temurun, tapi apa daya untuk berikutnya tergantung kamu saja, kamulah yang bebas menentukan hidupmu sendiri, kami sebagai keluarga hanya bisa mendukung, semua yang kamu putuskan sepanjang itu yang terbaik buat kamu pribadi, akan kami restui, mengenai keluarga2 yang lain Om siap menghandle nya demi kalian, walau sebenernya jika masih bisa berharap, Om ingin dia dapat berubah mengikuti tradisi keluarga, tapi sepertinya itu sudah tak mungkin, tapi kalau masalah yakin? ya kali ini Om yakin atas pilihan kamu satu ini, cuma dia satu2nya sepertinya yang pantas buat kamu sekarang, untuk itu Om gak akan khawatir tentang kamu, Om percaya dia bisa memberikan segalanya demi kebahagiaanmu, menjadi sosok yang selama ini kamu idamkan dalam keluarga