- Beranda
- Stories from the Heart
Guardian Angel
...
TS
brienna
Guardian Angel
Quote:
Prolog
Quote:
Namaku sabrina biasa dipanggil brina, ayahku seorang wirausahawan yang sering pergi keluar kota entah kemana, ibuku pun sama seorang wirausahawan dan sering berpergian seperti ayahku.
Aku mewarisi darah jepang dari ayahku, secara fisik aku lebih mewarisi ayahku dibanding ibuku. Tapi aku mempunyai mata yang indah dan sifat seperti ibuku, terkadang aku menjadi keras kepala seperti ayahku.
Aku sangat menyukai musik, bagiku musik adalah bahasa universal manusia untuk menyatakan perasaannya. Aku berbeda dengan teman-temanku, aku tidak suka bergosip apalagi tentang membicarakan laki-laki.
Bagiku semua perempuan sama saja, hanya memikirkan tentang kuliner, fashion dan travelling. Entahlah aku juga tidak tahu kenapa aku berbeda dengan kebanyakan perempuan.
Aku merasa kesepian tidak ada yang peduli denganku, hari-hariku sangat membosankan setiap hari aku mencari kegiatan untuk menghilangkan rasa bosanku.
Tidak semua orang yang tersenyum memiliki cerita yang indah, tidak semua orang yang tertawa memiliki cerita yang lucu.
Saat aku bermain piano, aku memikirkannya entah kenapa dia selalu ada dipikiranku. Aku menjadi diriku sendiri saat berada disampingnya, mengapa dia selalu tersenyum apapun yang terjadi.
Ah dia mengacaukan permainan pianoku, mengganggu pikiranku. Apa yang sebenarnya aku rasakan ini, mengapa aku selalu memikirkannya membuatku menangis di atas piano ini.
Aku beruntung bisa menemui seseorang sepertimu malaikat penjaga, akankah aku bisa menemukan seseorang sepertimu lagi.
Quote:
Malaikat penjaga yang tidak bersayap dan tidak rupawan
Yang selalu menjaga tapi tidak ada yang menjaganya
Sendirian dalam kesepian, keheningan dan kehampaan
Dalam kegelapan malam, hingga esok hari terbit
Mengapa orang baik seperti selalu tidak disadari kehadirannya
Hanya penyesalan yang ada, penyesalan yang ada diakhir cerita
Yang selalu menjaga tapi tidak ada yang menjaganya
Sendirian dalam kesepian, keheningan dan kehampaan
Dalam kegelapan malam, hingga esok hari terbit
Mengapa orang baik seperti selalu tidak disadari kehadirannya
Hanya penyesalan yang ada, penyesalan yang ada diakhir cerita
Guardian Angel
Mungkin aku terlalu berharap padanya, aku selalu ingin berada disampingnya. Jika nanti semuanya tak lagi sama berjanjilah ada disampingku. Tetapi semuanya sudah berlalu ya penyesalan hanya diakhir, aku selaku melakukan kesalahan yang membuatmu kesal.
Kini terus berlanjut berjalan ke depan, aku selalu ingin bersamamu. Bayangan dirimu selalu ada di setiap hariku, aku selalu tersenyum saat memikirkanmu. Adakah hari indah bersamamu nanti, aku bermimpi untuk selalu bersamamu.
Mungkin aku terlalu berharap padanya, aku selalu ingin berada disampingnya. Jika nanti semuanya tak lagi sama berjanjilah ada disampingku. Tetapi semuanya sudah berlalu ya penyesalan hanya diakhir, aku selaku melakukan kesalahan yang membuatmu kesal.
Kini terus berlanjut berjalan ke depan, aku selalu ingin bersamamu. Bayangan dirimu selalu ada di setiap hariku, aku selalu tersenyum saat memikirkanmu. Adakah hari indah bersamamu nanti, aku bermimpi untuk selalu bersamamu.
Spoiler for original soundtrack:
Spoiler for index:
Polling
0 suara
Akhir cerita :
Diubah oleh brienna 05-08-2017 01:19
0
52K
Kutip
455
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
brienna
#66
Part 5
Quote:
Aku berlari menuju kamar, dengan menutup mulutku dan airmata yang jatuh menetes, rasa sakit yang gak bisa diungkapin dengan kata-kata.
Aku menangis dalam kamar tersedu-sedu.
"Kenapa sih gak ada yang ngertiin aku sama" ucapku disela air mata menetes
Aku mencari kontak yang bisa aku hubungi, tidak ada satupun yang dapat aku hubungi. Semuanya berisi kontak yang aku tidak tahu siapa, yang setiap hari menggodaku.
Dan aku teringat perkataan dari sherlyn, kalau dia sering ngumpul di tempat bang sadam. Kapanpun aku mau, aku bisa datang kapanpun.
Pergilah aku menuju tempat bang sadam, disana aku melihat 2 laki-laki sedang bermain gitar dan satunya hanya diam bermain hp.
"Maaf aku cari sherlyn, ada gak ya" ucapku
"Oh kamu, sab" ucap kevin
"Oy, Ni sherlyn kemana?" Tanya laki-laki yang sedang bermain gitar
Laki-laki itu hanya menolehkan kepala lalu bermain hp lagi.
"Dia pergi sebentar, katanya mau balik lagi tunggu aja" ucapnya datar
Aku duduk menunggu sherlyn sembari mendengarkan kevin dan entah siapa yang sedang bermain gitar.
"Yuk nyanyi, Na" ajak kevin
"Daripada bengong nungguin pacarnya oni, mending nyanyi aja" ucap laki-laki itu
Oh jadi dia yang namanya Oni, kulihat dia tersenyum mendengar ucapan laki-laki ini.
"Kev, yang namanya bang sadam yang mana ya?" Tanyaku
"Dia itu ganteng, kulitnya putih, drummer" ucap laki-laki itu menyelaku
"Haha taelah bang, ini nih Na yang namanya bang sadam" ucap kevin tersenyum
"Iya kev, orangnya ganteng, kulitnya juga putih" ucapku
"Karena terlalu putih, kalo kena sinar matahari jadi bisa iritasi" ucap oni
"Haha" tawa kevin
"Wah penghinaan ini" ucap bang sadam
Ada rasa nyaman di hati, saat mendengar celetukan-celetukan nyeleneh dari mereka. Rasa yang tidak bisa dibeli dengan uang, yaitu rasa kebersamaan.
"Sab, kamu ngapain disini?" Tanya sherlyn
"Hehe main aja bosen dirumah" ucapku
"Yuk nginep dirumahku gantian ya sekarang, kemarin kan aku yang nginap"
"Beneran nih" ucapku meyakinkan
"Iya beneranlah" ucap sherlyn tersenyum
"Aku boleh nginep juga gak, sher" ucap oni
"Gak boleh" ucap sherlyn menggelengkan kepala
Aku terdiam di kamar sherlyn yang rapi dan bersih, melihat foto-fotonya dari kecil sampai sekarang. Di meja belajarnya terdapat banyak tulisan-tulisan puisi, dan tergeletak buku diary.
"Hey jangan lihatin fotoku terus jadi malu, itu aku waktu tk tembem banget ya" ucapnya menunjuk foto masa kecilnya
"Kamu suka nulis, sher?"
"Iseng aja gak ada kerjaan" ucapnya tersenyum
"Ada diary juga" ucapku melirik diary yang tergeletak di meja belajar
"Kamu boleh baca kok" ucapnya tersenyum
"Beneran, gak deh itu kan privasi kamu"
"Kan aku yang ngijinin, gimana sih"
Aku menyentuh sampul diary dan melihat ke arah sherlyn, dia tersenyum lalu aku beranikan membuka sampul diarynya.
Membaca tentang kisah sherlyn membuatku ingin tertawa, ternyata dia itu orang yang cengeng walaupun dia selalu menunjukkan galaknya.
"Aku cengeng ya, Na" ucapnya tersenyum
"Wajar kita kan perempuan"
"Laki-laki selalu gak ngerti kita"
"Na, kamu denger gak sih"
"Maaf keasyikan baca diarymu, sher" ucpaku tersenyum
"Kamu juga bikin diary, biar aku baca nanti"
"Kalo ada perselisihan diantara gimana, sher"
"Perselisihan pasti ada namanya juga orang, dan mungkin malah akan menjadi kenangan saat kita tua nanti" ucapnya tersenyum
"Kalau kita menyukai orang yang sama atau kita memiliki pasangan masing-masing dan akhirnya lupa dengan persahabatan kita"
"Kamu itu ya terlalu paranoid, kita tidak akan tahu kedepannya gimana yang penting kita jalani aja sekarang"
"Aku akan jujur dengan semuanya dan aku tulis di diaryku tapi mulai besok ya"
"Janji" ucapnya mengaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku
"Jika nanti semuanya tak lagi sama, berjanjilah ada disampingku ya" ucapnya
"Kata-katamu bagus"
"Itu kutipan dari seseorang" ucapnya tersenyum
Aku melihat langit-langit kamar, yang sudah gelap tak bercahaya. Inikah rasanya mempunyai teman, selama ini aku tidak mempunyai teman hanya sekedar kenal saja.
Aku menangis dalam kamar tersedu-sedu.
"Kenapa sih gak ada yang ngertiin aku sama" ucapku disela air mata menetes
Aku mencari kontak yang bisa aku hubungi, tidak ada satupun yang dapat aku hubungi. Semuanya berisi kontak yang aku tidak tahu siapa, yang setiap hari menggodaku.
Dan aku teringat perkataan dari sherlyn, kalau dia sering ngumpul di tempat bang sadam. Kapanpun aku mau, aku bisa datang kapanpun.
Pergilah aku menuju tempat bang sadam, disana aku melihat 2 laki-laki sedang bermain gitar dan satunya hanya diam bermain hp.
"Maaf aku cari sherlyn, ada gak ya" ucapku
"Oh kamu, sab" ucap kevin
"Oy, Ni sherlyn kemana?" Tanya laki-laki yang sedang bermain gitar
Laki-laki itu hanya menolehkan kepala lalu bermain hp lagi.
"Dia pergi sebentar, katanya mau balik lagi tunggu aja" ucapnya datar
Aku duduk menunggu sherlyn sembari mendengarkan kevin dan entah siapa yang sedang bermain gitar.
"Yuk nyanyi, Na" ajak kevin
"Daripada bengong nungguin pacarnya oni, mending nyanyi aja" ucap laki-laki itu
Oh jadi dia yang namanya Oni, kulihat dia tersenyum mendengar ucapan laki-laki ini.
"Kev, yang namanya bang sadam yang mana ya?" Tanyaku
"Dia itu ganteng, kulitnya putih, drummer" ucap laki-laki itu menyelaku
"Haha taelah bang, ini nih Na yang namanya bang sadam" ucap kevin tersenyum
"Iya kev, orangnya ganteng, kulitnya juga putih" ucapku
"Karena terlalu putih, kalo kena sinar matahari jadi bisa iritasi" ucap oni
"Haha" tawa kevin
"Wah penghinaan ini" ucap bang sadam
Ada rasa nyaman di hati, saat mendengar celetukan-celetukan nyeleneh dari mereka. Rasa yang tidak bisa dibeli dengan uang, yaitu rasa kebersamaan.
"Sab, kamu ngapain disini?" Tanya sherlyn
"Hehe main aja bosen dirumah" ucapku
"Yuk nginep dirumahku gantian ya sekarang, kemarin kan aku yang nginap"
"Beneran nih" ucapku meyakinkan
"Iya beneranlah" ucap sherlyn tersenyum
"Aku boleh nginep juga gak, sher" ucap oni
"Gak boleh" ucap sherlyn menggelengkan kepala
Aku terdiam di kamar sherlyn yang rapi dan bersih, melihat foto-fotonya dari kecil sampai sekarang. Di meja belajarnya terdapat banyak tulisan-tulisan puisi, dan tergeletak buku diary.
"Hey jangan lihatin fotoku terus jadi malu, itu aku waktu tk tembem banget ya" ucapnya menunjuk foto masa kecilnya
"Kamu suka nulis, sher?"
"Iseng aja gak ada kerjaan" ucapnya tersenyum
"Ada diary juga" ucapku melirik diary yang tergeletak di meja belajar
"Kamu boleh baca kok" ucapnya tersenyum
"Beneran, gak deh itu kan privasi kamu"
"Kan aku yang ngijinin, gimana sih"
Aku menyentuh sampul diary dan melihat ke arah sherlyn, dia tersenyum lalu aku beranikan membuka sampul diarynya.
Membaca tentang kisah sherlyn membuatku ingin tertawa, ternyata dia itu orang yang cengeng walaupun dia selalu menunjukkan galaknya.
"Aku cengeng ya, Na" ucapnya tersenyum
"Wajar kita kan perempuan"
"Laki-laki selalu gak ngerti kita"
"Na, kamu denger gak sih"
"Maaf keasyikan baca diarymu, sher" ucpaku tersenyum
"Kamu juga bikin diary, biar aku baca nanti"
"Kalo ada perselisihan diantara gimana, sher"
"Perselisihan pasti ada namanya juga orang, dan mungkin malah akan menjadi kenangan saat kita tua nanti" ucapnya tersenyum
"Kalau kita menyukai orang yang sama atau kita memiliki pasangan masing-masing dan akhirnya lupa dengan persahabatan kita"
"Kamu itu ya terlalu paranoid, kita tidak akan tahu kedepannya gimana yang penting kita jalani aja sekarang"
"Aku akan jujur dengan semuanya dan aku tulis di diaryku tapi mulai besok ya"
"Janji" ucapnya mengaitkan kelingkingnya dengan kelingkingku
"Jika nanti semuanya tak lagi sama, berjanjilah ada disampingku ya" ucapnya
"Kata-katamu bagus"
"Itu kutipan dari seseorang" ucapnya tersenyum
Aku melihat langit-langit kamar, yang sudah gelap tak bercahaya. Inikah rasanya mempunyai teman, selama ini aku tidak mempunyai teman hanya sekedar kenal saja.
Diubah oleh brienna 12-06-2017 01:05
0
Kutip
Balas