Saat sampai rumah, ane buru-buru menuju kamar. Untung aja ibu nggak begitu memperhatikan wajah ane, soalnya kalo liat wajah ane lebam pasti beliau bakalan menginterogasi ane. Sampai kamar ane langsung bercermin, sembari mengelap bekas darah kering pake tissu basah. Hah.. untung aja lebamnya nggak begitu kelihatan, meski begitu sudut bibir ane masih rada perih. Dasar para baj*ngan tengik, beraninya cuma maen keroyokan, batin ane dalam hati. Kayaknya ane kudu hati-hati deh, soalnya ane yakin si Edo kampret itu bakalan cari gara-gara lagi ke ane.

Paginya ane bangun tidur dan ane inget sesuatu .… ah iya, hari ini, tepatnya malem nanti ane ada jalan sama Rara. Cihuii… ane beranjak dari ranjang dengan perasaan berbunga-bunga. Ane lihat jam udah menunjukkan pukul setengah tujuh, dan dengan santai ane mengambil baju ganti di lemari lalu berjalan menuju kamar mandi. Dan saat sarapan, untung aja semua berjalan aman 86 soalnya lebam di wajah ane udah nggak begitu kelihatan, sehingga ibu nggak tahu. Cuma sudut bibir ane masih perih dan rada senut-senut.

Kuliah dimulai jam delapan dan ane duduk termangu sembari menatap dosen yang lagi asyik menerangkan di depan. Hari ini, seperti biasanya Wulan tampil begitu cantik dan mempesona, eh nggak tetapi sangat cantik dan luar biasa mempesona. Seandainya aja nanti malem yang jalan sama ane bukan Rara tapi Wulan… ooh… betapa indahnya. Arrggghh… mikir apa sih ane ini ?! Wulan udah punya cowok woiii !!

“Mas yang di dekat jendela !! Laba atau rugi ? “ tanya dosen tiba-tiba ke ane.

“Saya pak ? “ tanya ane dengan kaget sekali.

“Iya kamu yang sejak tadi senyum-senyum sendiri. “ kata dosen, dan udah ane duga satu ruangan lalu pada ngeliatin ane.

Ah sial !! Ane bener-bener nggak siap dengan pertanyaan dosen kali ini gara-gara sejak tadi ngelamun soal Rara atau Wulan.

“Menurut diagram ini, perusahaan laba atau rugi ?! “ tanya dosen lagi sambil menunjuk sebuah gambar histogram di white board.
Ane perhatikan angka dan bar di histogram tersebut dan aah… gampang, jelas banget jawabannya.

“Laba, pak !! “ jawab ane dengan mantab.

“Lhooo… mana laba-labanya ? “ tanya dosen itu tersenyum meledek, dan “geeerrrrr…” seisi ruangan spontan menertawakan ane.

Kok salah sih ? Ane perhatikan lagi white board, dan ah elah, ternyata bener, emang posisinya perusahaan lagi rugi. Ane cuma menunduk sembari menahan malu, soalnya seisi ruangan nggak henti-hentinya menertawakan ane. Kling..kling… tiba-tiba HP ane berbunyi tandanya ada pesan WA masuk, dan saat ane cek, yaah elah kampret, si Irfan ngirim ane gambar Spider-Man.

Tapi saat ane melihat ke Wulan, dia juga ternyata melihat ke ane, dan dia langsung tersenyum dengan manisnya. Oh… perasaan ane yang panas karena dongkol langsung adem seketika. Wulan, dia bener-bener cewek yang baik bagai malaikat, karena ane lihat cuma dia yang nggak mentertawakan ane.

Kuliah hari ini cuma sebiji, dan hari ini ane pulang jam sepuluh. Saat dosen udah meninggalkan ruangan ane pun berkemas dan bersiap pulang namun tiba-tiba saat keluar ruangan ada suara memanggil ane.

“Vin.. Vino !! “ ane pun menoleh ke arah suara tersebut.

Ternyata Irfan yang lagi duduk di bangku koridor yang memanggil dan lho kok … ada Citra didekatnya. Heh.. tumben-tumbenan nih mereka duduk berdua-duaan. Dengan tersenyum penuh arti ane mendekati mereka.

“Cieee yang lagi mojok berduaan. “ kata ane dengan nada meledek.

“Apaan mojok mojok ?! Ini ada masalah serius nih. “ jawab Irfan sewot, sedangkan Citra cuma tersenyum simpul.

“Masalah apaan ? “ tanya ane penasaran.

“Komputernya Citra error, makanya aku tanya sama kamu, kan kamu jago komputer. “ jawab Irfan.

“Errornya gimana ? “ tanya ane lagi.

“Kayak gini Vin. “ kata Citra sembari menunjukkan layar HP-nya ke ane.

Ane pun memperhatikan layar HP Citra yang menampilkan foto monitor LCD dengan black screen bertuliskan Windows failed to start …bla..bla..bla…

“Kayaknya sih Windows-nya harus direpair deh. Ada sistem file yang hilang jadi nggak mau masuk ke menu. “ kata ane.
“Benerinnya lama nggak Vin ? Tadinya sih aku mau bawa ke tempat servis tapi takutnya nginep. Terus Irfan bilang kalau kamu jago reparasi komputer. “ kata Citra.
“Kalo cuma repair sih palingan sejam nggak nyampai. “ jawab ane.
“Tuh bener kan, Vino emang jago kalo masalah komputer. “ kata Irfan.
“Kalo gitu kamu bisa hari ini ke kosan aku ? Bisa kan ? Please… “ pinta Citra dengan nada memohon.
“Bisa sih, tapi aku pulang dulu ya untuk ngambil bahan-bahan buat reparasi komputer kamu. “ jawab ane.
“Oh boleh boleh, nggak papa. Eh kamu udah tahu belum kosan aku ? “
“Belum. “ jawab ane.
“Kamu tahu ruko ***** dekat perempatan ? “
“Tahu. “ jawab ane.
“Nah, kosan aku dibelakangnya persis. Kamu cari aja rumah nomor 34 bercat hijau, pagernya biru. “ kata Citra.
“Oke siap. Ntar kalo aku bingung telpon kamu ajah. “ jawab ane.
“Boleh. “
“Oh ya Fan, kamu nggak usah ke kosan aku, kan udah ada Vino. Tapi makasih banyak ya. “ kata Citra ke Irfan.
“Iya sama-sama. “ jawab Irfan dengan nada gimana gitu.
“Ya udah kalo gitu aku duluan yah. “ kata Citra lagi sembari beranjak berdiri lalu menuju ke pintu ruang kuliah.
“Woii, aku pulang dulu ya ?! “ teriak Citra ke arah Wulan dan Putri sembari melambaikan tangan.
“Vin, jangan lupa ya, I’ll be waiting for you. “ kata Citra seraya menunjuk ke ane.
“Anytime, baby. “ jawab ane ngasal, dan Citra cuma ketawa lalu ngeloyor pergi.
“Kampret ?! Kamu kok pake bilang beibeh beibeh segala ke Citra ?! “ tanya Irfan dengan nada sewot sembari mencengkeram kerah jaket ane.
“Iiiih apaan sih kok kamu malah marah-marah ? “ tanya ane dengan nada heran.
“Awas ya kalo kamu ntar berani macam-macam sama Citra. “ kata Irfan lagi dengan nada mengancam.
“Lho siapa juga yang mau macam-macam, kan tadi aku cuma bercanda. Parno amat. “ jawab ane ketawa.
“Lagian kok kamu tiba-tiba jadi sensi gini ? Mencurigakan deh… “ tanya ane penuh selidik.
“Nggak, nggak papa… “ kata Irfan sembari melepaskan cengkeramannya.
“Hmmmmmm... “ ane pun tersenyum mengguman sembari menatap Irfan penuh selidik.
“Aku tahu, kamu pasti diem-diem naksir Citra yah. “ kata ane tersenyum simpul sambil menunjuk ke muka Irfan.
“Hah ehh nggak… aku biasa aja… “ jawab Irfan terlihat kikuk.
“Udah jangan bohong. Aku tahu kok dari caramu memandang Citra tadi. Ayo, ngaku aja, toh aku suka sama Wulan juga nggak malu-malu bilang ke kamu. “ kata ane.
“Tapi awas ya kalau kamu bilang ke siapa-siapa, apalagi ke Citra. “ jawab Irfan.
“Yeee berarti bener kan kamu naksir Citra ? “ kata ane sambil nyengir.
“Aku udah ngincer dia sejak lama Vin tapi denger-denger sih dia udah punya cowok. “ jawab Irfan dengan nada lesu.
“Kalo gitu kita senasib yah ? Cewek yang kita taksir sama-sama udah punya pacar. “ jawab ane ketawa, tapi Irfan cuma diem aja.
“Tapi aku kan nggak kayak kamu, aku naksir cewek yang masih dalam jangkauan. Lha kamu ? Naksir kok Wulan ? Sama aja kamu tukang kebun istana naksir sama putri raja. “ jawab Irfan dengan nada meledek.
“Woii kampret, kok malah ngeledek sih ?! “ giliran ane yang sewot, tapi Irfan malah ketawa.
“Sebenernya Vin, tadi aku seneng banget ada kesempatan buat maen ke kosannya. Sayang aku nggak begitu paham soal komputer. “ kata Irfan dengan nada curhat.
“Emang komputernya Citra errornya parah nggak sih ? “ tanya Irfan lagi.
“Kalo dugaanku sih nggak begitu. Repair Windows tinggal colokin flashdisk lalu klik klik klik tinggal tunggu aja. Gampang kok. “ jawab ane.

Mendengar penjelasan ane Irfan langsung terdiam.

“Atau gini aja, aku yang ketempatnya Citra, kamu sekarang ajari aku caranya repair Windows tadi. Kamu bilang gampang kan ? “ kata Irfan
“Yakin kamu bisa ? Gampang buat aku belum tentu gampang buat kamu lho. “ jawab ane.
“Kalau kamu kasih tahu kan akunya pasti bisa. Udah gimana caranya ? “ tanya Irfan nggak sabar.
“Oke deh aku kasih tau. Awalnya kamu hidupkan dulu komputernya, lalu masuk ke menu BIOS. “ kata ane mulai menjelaskan.
“Bi…yos… apa itu ? “ tanya Irfan.
“Itu lho menu awal komputer yang tampilannya biru semua, tau kan ? “ tanya ane.
“I… yaa.. terus cara masuknya gimana ? “ tanya Irfan lagi dengan nada bingung.
“Pas kamu hidupin komputernya kamu pencet tombol del berkali-kali. “ jawab ane.
“Oke, terus ? “
“Nah setelah itu kamu masuk ke menu setup utility atau apalah, kamu cari tuh menu first boot device, terus kamu ganti ke CD-ROM. Aku nggak tau pasti soalnya tiap mainboard menunya berbeda-beda. Kalo udah, exit dan save changes. “ kata ane lagi.
“Aduh kok jelimet banget Vin. Coba deh kamu jelaskan yang lebih simpel. “ jawab Irfan.
“Yah elah, emang caranya gitu keles. “ kata ane.
“Inget lho kalo kamu salah setting BIOS ntar komputernya Citra malah makin error nggak karuan. “ jawab ane.
“Ya udah deh, kamu aja yang kesana. “ jawab Irfan dengan nada lesu.

Tiba-tiba aja Wulan sama Putri lewat di depan kami berdua, dan seperti biasa sang bidadari melontarkan senyumannya ke ane, dan ane pun membalas sembari tersenyum dan melambaikan tangan. Wihhh.. Wulaaan, kamu cantik sekaliiii….

“Tenang aja bro, aku nggak akan macem-macem sama Citra. Lagian aku kan udah punya gebetan hehe.. “ jawab ane.
“Siapa ? Cewek SMA kemaren yang pake kacamata itu ? “ tanya Irfan.
“Lho kok kamu tahu ? “ tanya ane.
“Ya tahu lah, orang semua pada ngeliatin pas kalian ketemuan di bawah pohon. “ jawab Irfan ketawa.
“Siapa namanya ? “ tanya Irfan.
“Kirana, panggilannya Rara. “ jawab ane.
“Udah ya aku pulang dulu, kasihan kalo Citra nunggunya lama. “ kata ane lagi sembari berjalan meninggalkan Irfan.
“Vin !! Awas ya… “ kata Irfan sembari menunjuk ke ane.
“Iya iya !! “ jawab ane, lalu kembali berjalan menuju lobby kampus.

Sehabis dari kampus ane kemudian pulang sebentar mengambil bahan-bahan buat reparasi, kemudian langsung menuju kosan Citra. Nggak susah sih mencari tempatnya karena letak kosannya ada di sebuah jalan yang cukup lebar, nggak pake masuk ke jalan-jalan kampung. Ane langsung memarkir motor di halaman kosan, dan dengan sedikit grogi ane berjalan masuk ke dalam.

Wih, kamarnya Citra yang mana ya ? Ah bego, kok tadi nggak sekalian nanya, gerutu ane dalam hati. Ane lihat kosan Citra nggak begitu besar, mungkin cuma ada lima atau enam kamar, tapi begitu bersih dan terkesan mewah, dan sepertinya harganya relatif mahal soalnya nggak jauh dari kampus. Ane lalu mengeluarkan HP, dan mencari kontak Citra di BBM. Mending ane kirim BBM aja ngasih tau kalo ane…

“Hayo celingukan nyari siapa ?! “ tiba-tiba ada yang mencablek pundak ane dari belakang.

“Walah, baru aja aku mau BBM kamu. “ jawab ane seraya menoleh dan Citra cuma ketawa.

“Dah yuk. Langsung aja ke kamarku. “ ajak Citra sambil bergegas masuk ke kosan.

Ane lalu mengikuti Citra dari belakang menuju kamarnya, dan ane lihat ke kanan kiri ternyata emang bener kamarnya cuma sedikit, mungkin ada sekitar 6 kamar. Dan sepertinya semuanya keisi, cuma penghuninya kayaknya pada pergi. Mungkin masih pada kuliah.

Akhirnya kami sampai di kamarnya Citra dan ternyata kamarnya ada di paling ujung. Ane masuk ke kamarnya dengan perasaan canggung soalnya selain nggak begitu akrab sama Citra, ane juga jarang banget maen ke kosan cewek. Dan ane perhatikan kamarnya Citra bersih juga, buku-bukunya tertata rapi di rak dan seperangkat komputer di dekatnya, yang bakal jadi pasien ane. Ya maklum kalo rapi namanya juga kamar cewek, batin ane.

“Ini komputernya ? “ tanya ane.

“Iya, kamu bisa kan ngidupin ? “ tanya Citra sambil duduk di sebelah ane.

“Gampang. “ jawab ane sembari memencet tombol on off.

Nggak beberapa lama monitor menampilkan black screen dengan tulisan Windows failed to start… persis seperti foto di HP-nya Citra tadi. Ane lalu ngeluarin sebuah flash-disk yang udah ane ubah jadi bootable lalu ane colokkan ke komputer, lalu ane pencet tombol restart dan ane pencet tombol del berkali-kali. Setelah masuk menu BIOS ane cari menu first boot device dan ane ubah menjadi USB-Flash Disk. Dan nggak beberapa lama proses repairing Windows berjalan.

“Wih ternyata kamu emang jago komputer yah. “ kata Citra yang sejak tadi duduk di sebelah ane.

“Ah biasa aja hehe. “ jawab ane sok tersipu malu.

Ane emang sengaja pake flash disk biar prosesnya cepet soalnya ane nggak enak kalau berlama-lama di kosan Citra. Selain ane nggak begitu akrab, ane juga nggak begitu cocok sama sifatnya cewek satu ini. Selain terkenal vokal dan kalo ngomong suka teriak-teriak, dia juga rada nyablak kalau ngobrol. Emang sih selama ini ane nggak pernah ngobrol langsung sama dia, cuma liat pas dia ngobrol sama temen-temen lain.

Tapi kalo diliat-liat sih Citra nih lumayan, rambutnya agak pendek, wajahnya juga cantik meskipun dibanding Wulan mah jauh banget. Levelnya cuma setara sama Putri, hanya saja seperti Rara, Citra juga pake kacamata sehingga menjadi nilai minus buat dia. Tapi secara postur, Citra agak tinggi semampai dibanding kedua temennya sehingga tampak ramping dan sporty. Kalo diurutkan dari yang paling cantik sih urutannya pertama jelas Wulan, kedua Rara, ketiga Putri terakhir Citra. Cuma…

"Aku ganti baju dulu ya. " kata Citra tiba-tiba.

"Bentar ya, nanggung nih. " kata ane sambil menatap layar monitor.

Citra nggak menjawab tapi ane denger suara kresek kresek di belakang ane dan ane pun menoleh... anjrittt !! Oh my oh my oh my, ternyata Citra lagi melepas celana jeans-nya dengan posisi membelakangi ane sehingga kelihatan paha... ah sudahlah skip skip skip...

"Aaahhh !!! " tiba-tiba Citra berteriak saat tahu ane ngeliatin dia pas ganti baju. Tentu saja ane kaget banget soalnya Citra teriaknya lumayan kenceng.
"Kok malah noleh sih ?!! Dasar nggak sopan !! " teriak Citra lagi sembari menutupi asetnya pake celana jeans yang kadung dilepas.
"Mana aku tau kamu lagi ganti baju. Kan aku udah bilang sebentar sebentar... " protes ane lalu buru-buru kembali menatap layar monitor.
"Kan aku udah bilang kalau aku mau ganti baju ?! " jawab Citra nggak mau kalah.
"Iya aku tau, tapi kukira kamu mau nunggu aku keluar kamar dulu... "
"Ah alesan !! Bilang aja kamu mau ngintip !! " jawab Citra ketus.
"Sapa pula yang mau ngintip ?! Kayak gitu mah aku sering liat di internet keles !! " jawab ane nggak kalah ketus.

Mendengar jawaban ane Citra nggak menjawab dan ane lalu melanjutkan menatap monitor. Tiba-tiba aja dia udah duduk bersimpuh di sebelah ane, dan tentu saja bikin ane kaget lagi sekaligus gelagapan.

"Yang bener kamu nggak tertarik ? " tanya Citra dengan tersenyum penuh arti sembari mendekatkan wajahnya ke ane.
"Y..y.. yaaa tertarik sih... cuma... " jawab ane dengan nada masih gelapapan.
"Kok pakai ‘cuma’ segala ? " tanya Citra lagi.
"Ngg… kamu pakai celana dulu dong. " jawab ane sembari menunjuk ke bawah.
"Emang kenapa ? Kan kamu tadi bilang sering liat di internet jadi nggak masalah kan. " kata Citra kali ini tersenyum genit. Ya ampun nih cewek... ??
"Gimana ? Bagusan mana sama yang di internet ? " tanya Citra lagi, kali ini semakin mencondongkan wajahnya ke ane dan ane nggak sengaja melihat ke dalam kemejanya yang rada kebuka dan...
"Kamu nggak pakai BH yah ? " tanya ane sembari tersenyum kecut.
"Nggak nyambung mulu sih dasar o'on !! " jawab Citra dengan nada sewot. lalu ngeloyor pergi keluar kamar dengan baju yang masih nggak karu-karuan. Astaga, bener-bener nih cewek, kata ane dalam hati.

Saat asyik menggerak-gerakkan mouse, nggak sengaja tangan ane menyenggol sebuah HP yang sejak tadi berada di dekat mouse yang sepertinya HP-nya Citra. Ane lalu mengambil HP tersebut untuk ane pindahkan, tapi ups… nggak sengaja ane memencet tombol on/off sehingga layarnya nyala. Ane pun iseng melihat ke layar dan ternyata Citra lupa menutup chat WA-nya. Lho apaan nih ? “cewek egois kita putus aja“ Ane spontan mengernyitkan dahi melihat kiriman chat WA. Dari siapa nih ? Kok nggak ada namanya ? Apa pacarnya Citra ngajak putus lewat chat WA ? Tapi ane buru-buru mematikan layar HP lalu menaruhnya di atas CPU. Udahlah, ngapain dipikirin toh bukan urusan ane, kata ane dalam hati.

Nggak berapa lama Citra datang, dan ane nggak tahu dia dari mana, mungkin dari toilet atau dari kamar temen sebelahnya.

“Bisa nggak komputerku ? “ tanya Citra.
“Bentar, lagi proses. “ jawab ane sambil menunjuk layar monitor yang menampilkan progress bar bertuliskan copying files.
“Kamu nggak malu apa jalan-jalan keluar kamar kayak gitu ? “ tanya ane sembari menunjuk ke Citra yang pake kemeja doang tanpa bawahan.
“Ngapain malu kan disini isinya cewek semua. “ jawab Citra cuek.
“Tapi kalo ada cowok yang main gimana ? “ tanya ane lagi.
“Ah biarin, bodo amat. “ jawab Citra lagi. Ah elah, nih cewek punya malu nggak sih ? tanya ane dalam hati.
“Ya tapi minimal pake celana dalam lah. “ kata ane sembari nyengir.
“Kamu kok sejak tadi ngeributin bajuku terus ? Katamu udah sering liat di internet ? “ tanya Citra lalu beringsut duduk bersimpuh di sebelah ane.
“Iya emang, tapi kan beda kalau liat langsung… “ jawab ane sekenanya.
“Prosesnya masih lama nggak ? " tanya Citra.
"Biasanya sih setengah jam, mungkin kurang ya tergantung komputernya sih. " jawab ane.
"Gimana kalo sambil nunggu kita have fun ? " tanya Citra seraya tersenyum penuh arti.
"Have fun ? Kamu ngomong apaan sih ? " tanya ane penasaran.
"Ah elaaa gitu aja pake nanya. Kami ini pura-pura blo'on atau emang blo'on beneran sih ? " tanya Citra dengan nada marah.
"Mau nggak ? Itung-itung ongkos servis komputer. " kata Citra lagi.
"Kamu yakin ? " tanya ane.
"Ih kamu ini nanya mulu sih ? Kalo nggak mau ya udah. " jawab Citra ketus.
"Oke lah kalau kamu maksa. " jawab ane tersenyum.
"Siapa juga yang maksa dasar o'on !! " jawab Citra makin ketus, dan ane cuma ketawa melihat Citra yang sejak tadi uring-uringan.

Kami lalu... ehm .... biar nggak vulgar, anggap aja kami berdua maen catur yang ane lihat ada di pojokan kamar. Cuma masalahnya Citra bener-bener hebat, dia maennya super agresif dengan serangan yang sporadis yang bikin pertahanan ane berantakan , tapi ane nggak nyerah dan lalu menyerang balik sehingga sempet bikin Citra menjerit. Ah elah, ane salah milih lawan...