Masa Lalu Ario dan Reni

“Yo, kita bisa kembali seperti kita dulu. Kita saling mendukung dan membantu.”, Reni berusaha meyakinkan Ario.

“Itu dulu. Sebelum kau mengkhianatiku. Sekarang tidak sama.”, Ario menatap Reni tajam.

“Yo, kamu juga tahu sekarang. Itu bukan hal yang aku inginkan. Aku dipaksa oleh orang tuaku. Aku menikah dengannnya karena terpaksa.”

“Kalau memang kamu terpaksa, kenapa kamu tidak pernah menghubungiku? Aku meneleponmu sampai hampir gila. Tapi kamu tidak pernah mengangkatnya. Ini sudah lebih dari sepuluh tahun sejak itu. Aku sudah menganggap semua hal yang terjadi di antara kita adalah masa lalu.”, ucap Ario.

“Ario..”, Reni terisak. Ario sangat marah dan menghidupkan sebatang rokok dan menghirupnya dalam-dalam.

“Kita tidak bisa kembali seperti dulu. Aku mendorongmu ke lembah yang hitam.”
“Maksudmu karena kita sering tidur bersama?”, Reni terkesan terus mendesak Ario.

“Segalanya. Termasuk saat aku berharap kalau kamu masih mencintaiku meskipun aku telah jatuh dan tidak memiliki apa-apa.”, Ario memilih meninggalkan Reni di kamar tersebut.

Iya. Saat itu Ario masih sangat muda. Bersama Reni adalah sebuah kebanggaan bagi Ario. Ario sangat menginginkan Reni. Ario mau melakukan apa saja, selama itu diinginkan dan disenangi oleh Reni. Mereka menghabiskan suatu malam yang menggairahkan di rumah Reni.

Saat itu adalah pertama kalinya. Selesai melakukannya, mereka sama-sama merasa bersalah. Reni menangis hampir sepuluh menit. Ario hanya menunduk dan terus menerus meminta maaf dan memohon agar Reni tidak menangis lagi.

Namun, pada kenyataannya mereka kembali melakukannya dan dengan menggunakan pengaman. Reni bilang itu ‘naik level karena sudah berpengalaman’. Reni sepertinya adalah model maniak seks yang tidak disadari. Ario? Tentu saja Ia tidak menolak dan malah kecanduan.

Hingga hubungan mereka kandas karena musibah yang menimpa Ario. Reni segera dinikahkan dengan seseorang yang telah dipilih oleh orang tuanya.