Kaskus

Story

.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
Pelangi Diatas Laut
Quote:


Aku duduk didepan jendela kamarku.
Melihat langit yang biru dan awan putih yang menghiasi.
Hari ini cukup cerah.
Membuatku ingin sekali pergi keluar hanya untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menyenangkan.

Namaku Andrea Raffertha.
Aku biasa dipanggil Rea.
Aku lahir dikeluarga yang berkecukupan, walaupun teman-temanku selalu mengatakan bahwa aku adalah anak orang kaya.
Ya memang ayahku seorang pegawai negeri sipil yang golongannya sudah tinggi dengan jabatan menjanjikan.
Apa lagi ibuku.
Ibuku seorang Sekretaris Direksi Utama disebuah perusahaan milik negara.

Aku duduk dibangku Sekolah Menegah Atas kelas 10.
Dan dari sinilah kisahku dimulai.


Quote:


Spoiler for Sambutan:


Quote:

Quote:

Quote:

Quote:
Polling
0 suara
Siapakah sosok yang abadi dalam hati Andrea Raffertha ?
Diubah oleh .raffertha 14-08-2017 05:52
samsung66Avatar border
fikrifbsAvatar border
Arsana277Avatar border
Arsana277 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
838K
4.5K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
.rafferthaAvatar border
TS
.raffertha
#4379
Part 116
Quote:


Itu adalah sebuah pesan singkat dari Riska yang ditujukan kepadaku.
Malam ini aku tidak bisa tidur.
Mata mengantuk tetapi pikiranku masih melayang-layang.
Bayang-bayang Vina mulai meracuni otakku.
Tetapi, mau tidak mau aku tetap paksakan untuk tidur.

Pukul 5 pagi, Riska menelponku.
Dia hanya membangunkanku untuk menjalankan ibadah shubuh bersama.
Bukan berjama'ah, karena dia ibadah dirumahnya dan aku tetap dirumahku.
Setelah itu, aku kembali beraktivitas seperti biasa.

Hari-hari aku jalani dengan biasa.
Berangkat kuliah pagi, pulang sore.
Hubunganku dengan Riska juga semakin dekat karena aku terus memberinya perhatian.
Terkadang juga dia memarahiku jika aku melakukan kesalahan.


~~~

3 minggu kemudian, aku memutuskan untuk mengunjungi warnet.
Sudah lama aku tidak main kesana.
Aku sibuk dengan kuliahku, juga dengan Riska.
Siang itu, aku langsung berangkat menuju warnet itu.
Kali ini, tidak ada mobil dengan logo 'H' berwarna merah terparkir didepannya.

Oh iya, aku juga sudah mempunyai kendaraan sendiri.
Walaupun kendaraan ini jelek, tetapi aku membelinya dengan usahaku sendiri dengan berbisnis di game online.

Aku parkirkan motor hitamku disamping warnet dan masuk kedalam.

Roy : "Wih, panjang umur.. Baru diomongin.."
Adrian : "Kemana aja lo, Re ?"
Rea : "Sibuk gw.."
Reza : "Sibuk pacaran sama Vina ?"
Rea : "Anjir.. Gw gak pacaran sama Vina.."
Roy : "Boong banget lu.. Perlakuan dia ke lo udah kayak lebih dari temen.."
Rea : "Yaelah dibilangin gak percayaan amat.."
Adrian : "Ayo lah main kita.. Sombong banget sekarang.."
Rea : "Ayo ayo.. Gw login dulu.."

Aku duduk didepan PC samping Adrian.
Kami berempat bermain game yang sama.
Begitu asyiknya kami bermain hingga malam hari, aku lupa mengecek HPku.
Ada sebuah SMS masuk kedalam HPku.


Quote:


Aku langsung beranjak dari tempat duduk lalu pergi keluar.

Adrian : "Mau kemana lo ?
Rea : "Nelpon."

Aku segera menelpon Riska pada saat itu juga.


Quote:


Riska mematikan teleponnya sepihak.
Perasaanku kini tak menentu.
Aku khawatir dengan keadaanya.
Aku melihat jam yang ada di HPku.
Masih menunjukkan pukul 7 malam.
Tanpa pikir panjang, aku langsung pergi kerumahnya.

1,5 jam kemudian, aku sampai dirumahnya.
Aku ketuk pintunya namun tidak ada jawaban.
Tetapi, aku bisa mendengar suara tangisannya dari luar.
Pintunya tidak dikunci, aku masuk kedalam dan menemukan Riska dalam keadaan menangis.

Rea : "Riska..", aku menghampirinya dan memeluknya.
Riska : "Kakak..", dia membalas pelukanku.
Rea : "Kamu kenapa adek ?"
Riska : "Maafin aku, Kak.."
Rea : "Maaf kenapa ?"

Riska melepaskan pelukannya.

Riska : "Aku gak bisa jadi orang baik.."
Rea : "Coba jelasin sama aku semuanya.. Kenapa kamu bisa sampai kayak gini ?"
Riska : "Cowok itu, Kak.."
Rea : "Kamu diapain ?"
Riska : "Dia paksa aku untuk berhubungan lagi.."
Rea : "Jadi, kamu berhubungan badan lagi sama dia ?"
Riska : "....", dia menggelengkan kepalanya.

Riska : "Malam ini, jam 10 dia mau jemput aku dan main dirumahnya."
Rea : "Kenapa kamu mau sih ?", aku sedikit marah.
Riska : "Mau nggak mau, Kak.. Aku terpaksa.. Dia ngancem aku.. Dia ngancem mau bunuh kakak kalo aku gak ngelayanin dia.."
Rea : "Oh, kalo gitu biar aku aja yang bunuh dia nanti.."
Riska : "Kak, jangan.. Aku mohon.. Aku gak mau kakak kenapa-kenapa.."
Rea : "Jujur sama aku, sebenernya kamu mau main lagi sama dia atau nggak ?"
Riska : "Aku nggak mau main lagi.. Tapi, karena aku takut maka nya aku turutin kemauannya.."
Rea : "Ya udah kalo gitu.. Biar aku yang hadapin nanti.."
Riska : "Kak.."
Rea : "Udah diem aja.. Ini udah tugasku karena bantu kamu untuk berubah.. Walaupun darahku harus tumpah nantinya.."
Riska : "Kakak jangan.."

Riska memelukku dengan kencang.
Tangisannya semakin keras dan pecah.

Riska : "Nggak mau! Aku nggak mau kakak mati! Aku nggak mau kakak luka!"
Rea : "...."
Riska : "Aku sayang sama kakak.. Aku sayang banget sama kakak.."
Rea : "...."
Riska : "Rasa sayangku sama kakak sudah lebih dari adik-kakak.. Tolong kak, jangan ngorbanin diri sendiri cuma buat perempuan gak baik ini."
Rea : "Riska.."
Riska : "Aku gak mau pokoknya!"

Aku diam tak bicara.
Dia masih terus berkata untuk menjauhiku dan berurusan dengan lelaki yang ingin memakai tubuhnya.

Tiba-tiba saja dia mencium bibirku.
Ciuman ini berlangsung beberapa detik.
Lalu, dia lepaskan bibirnya dari bibirku.

Riska : "Aku sayang sama kakak.."
Rea : "...."
Riska : "Kakak pulang aja.. Maafin aku, Kak.."
Rea : "Nggak akan.. Aku akan tetep nunggu dia disini.. Aku harus jaga kamu.. Kamu sayang aku kan ?"
Riska : "Iya, Kak.."

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
Benar saja, lelaki itu datang menjemput Riska.
Aku menyuruh Riska untuk tidak berdiri jauh dariku.
Kami berdua menghampiri lelaki itu didepan rumahnya.

.... : "Lo lagi.. Belom kapok nyari gara-gara sama gw ?"
Rea : "Katanya lo mau ngebunuh gw ? Nih gw udah ada didepan lo.."
.... : "Gw ga ada urusan sama lo.. Gw ada urusan sama Riska.."
Rea : "Mau ngapain sih lo ? Lo gak bakalan bisa bawa dia pergi.. Lo gak akan bisa paksa dia lagi untuk nurutin nafsu lo.."
.... : "Ngeselin lo ya lama-lama!"

Lelaki itu melayangkan tangan kanannya kearah wajahku.
Tetapi, gerakannya sudah terbaca olehku.
Aku bisa menahannya dan membalas dengan tendangan.
Dia terjatuh kebelakang dan bangkit kembali.

Rea : "Segitu doang?"
.... : "Sialan!"

Dia kembali melayangkan beberapa pukulan.
Ada yang tepat mengenai wajahku dan badanku, tetapi aku masih bisa tahan dan tidak hilang keseimbangan.
Satu pukulan telak dariku berhasil mengenai pipi nya.
Lalu aku lanjutkan dengan upper cut dan dia tersungkur kembali.

Rea : "Lo mau bawa seratus orang pun, gw gak takut.. Gw bakalan tetep jaga Riska.."
.... : "....", dia hanya bisa diam menahan sakit.
Rea : "Mendingan lo pergi dari sini.."
.... : "Oke, gw pergi.. Mungkin lo bisa selamat, Re.. Tapi, Nggak dengan Riska.. Hahahahahaha.."

Aku yang mendengar kata-kata itu justru semakin marah.
Tanpa sadar aku mengambil sebuah linggis yang ada dipekarangan rumah Riska dan memukul kepala dan punggung si lelaki tersebut.
Lalu, aku terus pukuli dia.
Hingga akhirnya Riska datang dan menarikku dengan paksa.

Riska : "Kak, udah Kak!", dia menarik tanganku.
Rea : "Biar mati anak ini!"
Riska : "Kakak!"
Rea : "Minggir!"

*PLAK!!*

Sebuah tamparan keras mendarat dipipiku.
Riska melayangkan tangannya kewajahku dan menyadarkanku.

Riska : "Sadar, Kak! Bisa mati anak orang!"
Rea : "...."
Riska : "Kita masuk kedalam!"

Aku dan Riska masuk lagi kedalam rumahnya.
Dia mengambil obat luka untuk mengobati luka yang ada di tangan dan wajahku.
Air mata nya jatuh kembali seraya dia mengobatiku.

Rea : "Kenapa nangis, dek ?"
Riska : "Aku seneng aja, Kak.."
Rea : "Seneng kenapa ?"
Riska : "Seneng aja ada kakak yang lindungin aku.."
Rea : "Ya kan memang itu udah jadi tugasku.."

Riska kembali memberikan pelukannya.

Riska : "Makasin banyak, Kak.. Aku sayang sama kakak.."
Rea : "Sama-sama ya, dek.. Mendingan kita pergi dari sini deh.. Takutnya dia balik lagi.."
Riska : "Kita mau kemana, Kak ?"
Rea : "Kamu punya sodara ?"
Riska : "Ada sepupuku di Pondok Gede, Kak.."
Rea : "Ya udah.. Sementara kamu tinggal disana dulu.. Gimana ? Takut dia macem-macem sama kamu disini."
Riska : "Iya, Kak.. Aku beres-beres barangku dulu.."

Riska mengemas pakaian dan barang-barang lainnya untuk dibawa.
Aku melihat keadaan didepan rumahnya dan ternyata sudah aman.
Aku membawa Riska kerumah saudaranya yang tidak begitu jauh dari rumahnya.
Sesampainya disana, Riska langsung masuk kedalam dan berpamitan kepadaku.
Aku lanjutkan perjalananku menuju rumahku.
Tubuhku baru merasakan sakit ketika aku sampai dikamarku.
Hingga akhirnya aku bisa tidur dengan lelap.
Diubah oleh .raffertha 09-06-2017 10:53
JabLai cOY
JabLai cOY memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.