- Beranda
- Stories from the Heart
T University 2 (Season 2)
...
TS
anism
T University 2 (Season 2)

Cover Super Keren by Awayaye <Ane minta
> Terima banyak untuk respon positif agan dan aganwati di thread sebelumnya. T University.
Bagi yang belum membacanya. Bisa mengklik judul dibawah ini.
T University
Spoiler for Daftar Isi/Case 1 : Lost Son:
Case 1 Finish
Spoiler for Case 2 : Lativa's Twins Terror:
Case 2 Finish
Spoiler for Case 3 : Arelia And Edward:
Case 3 Finish
Spoiler for Samantha And Mom:
Finish
Spoiler for Case 4 : Johnny Comes Back To China or England:
Case 4 Finish
Spoiler for Case 5 : King Killer's Son:
Case 5 Finish
Spoiler for Case 6 : Losing In A Plane:
Diubah oleh anism 30-05-2019 17:56
anasabila memberi reputasi
1
21.6K
198
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
anism
#72
Death Magnet
Mereka dibawa Johnny ke sebuah rumah makan dengan taksi.
“Seharusnya dari awal kita naik taksi saja.”, keluh Brian.
“Kenapa?”, tanya Johnny. “Kau tidak suka naik bus?”
“Bukan. Kita akan liburan dengan tenang di China. Tanpa kasus. Tanpa kematian.”, ujar Brian.
“Kau benar Brian.”, ujar Johnny.
“Tapi sepertinya ke depan kita akan menghadapi banyak kematian.”, lanjut Johnny.
James dan Romeo mengangguk mengiyakan.
Di taksi lainnya.
“ Teman-teman. Kalian tahu, aku berpikir sejak tadi. Dulu saat aku menonton film detektif. Rasanya keren sekali atau mungkin aneh sekali, dimana detektif berada. Di sana kematian berada. Tapi saat ini terjadi dengan kita, rasanya agak menyedihkan. Kita seperti magnet kematian.”, ujar Cindy.
“Aku juga merasa begitu.”, sahut Samantha agak sedih.
“Aku tidak berpikir seperti itu.”, ujar Arelia tiba-tiba. Arelia memandang yang lainnya. Dan menghela napas.
“Kematian bisa datang kepada siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Selama bukan yang kita bunuh. Bagaimana bisa kita adalah magnet kematian kan? Mungkin kamu cuma terlalu kepikiran Cindy. Relax dear. Tidak masalah.”, ujar Arelia.
Pak supir yang mendengar percakapan mereka yang sedang seru-serunya. Meski tidak mengerti mencoba masuk ke dalam percakapan dengan membuka sebuah topik. Pak supir itu berbicara dengan bahasa Inggris yang patah-patah.
“You listen about death people in bus?”, tanyanya.
“Pardon?”, tanya Samantha.
Pak supir mengira mereka tidak mendengar kata-katanya barusan dan mengulang kalimatnya.
“Iya, Pak. Kami dengar soal itu. Anda tahu soal itu?”, tanya Arelia bercanda. Dia merasa bahkan orang ini tidak mengerti tentang apa yang mereka katakan.
“Tentu saja. Kami sesama pembawa kendaraan terkadang bertemu. Dan kau tahu, supir bus itu jadi terkenal. Kami suka mendengar ceritanya. Tentang kematian itu. Walaupun dia menjadi sangat lagak. Dan ceritanya menjadi berlebihan dari waktu ke waktu. Karena aku mendengar pertama kali. Bersama-sama dengan supir lain. Lalu, tiba-tiba saat aku mendengar dari teman lain. Ceritanya jadi lebih dibuat seperti sebuah pertarungan hidup dan mati.”, gelak supir taksi itu.
Arelia menatap supir tersebut. “Apa dia bilang kalau dia kenal pria tersebut? Pria yang meninggal”
“Seharusnya iya. Si Tua Rong bilang pria itu sering naik bus yang dikendarainya. Dan dia juga bilang semua orang yang ada di dalam bus itu mengenal pria tersebut.”, ujar supir taksi.
“Mengapa?”, tanya seseorang dari mereka.
“Mereka saling menyapa satu sama lain saat naik ke dalam bus tersebut. Semuanya. Temanku bilang itu benar-benar sebuah kebetulan tak terduga.”, ujar supir taksi.
“Jadi…. Sekarang mereka semua adalah tersangka?”, desis Samantha.
Mereka dibawa Johnny ke sebuah rumah makan dengan taksi.
“Seharusnya dari awal kita naik taksi saja.”, keluh Brian.
“Kenapa?”, tanya Johnny. “Kau tidak suka naik bus?”
“Bukan. Kita akan liburan dengan tenang di China. Tanpa kasus. Tanpa kematian.”, ujar Brian.
“Kau benar Brian.”, ujar Johnny.
“Tapi sepertinya ke depan kita akan menghadapi banyak kematian.”, lanjut Johnny.
James dan Romeo mengangguk mengiyakan.
Di taksi lainnya.
“ Teman-teman. Kalian tahu, aku berpikir sejak tadi. Dulu saat aku menonton film detektif. Rasanya keren sekali atau mungkin aneh sekali, dimana detektif berada. Di sana kematian berada. Tapi saat ini terjadi dengan kita, rasanya agak menyedihkan. Kita seperti magnet kematian.”, ujar Cindy.
“Aku juga merasa begitu.”, sahut Samantha agak sedih.
“Aku tidak berpikir seperti itu.”, ujar Arelia tiba-tiba. Arelia memandang yang lainnya. Dan menghela napas.
“Kematian bisa datang kepada siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Selama bukan yang kita bunuh. Bagaimana bisa kita adalah magnet kematian kan? Mungkin kamu cuma terlalu kepikiran Cindy. Relax dear. Tidak masalah.”, ujar Arelia.
Pak supir yang mendengar percakapan mereka yang sedang seru-serunya. Meski tidak mengerti mencoba masuk ke dalam percakapan dengan membuka sebuah topik. Pak supir itu berbicara dengan bahasa Inggris yang patah-patah.
“You listen about death people in bus?”, tanyanya.
“Pardon?”, tanya Samantha.
Pak supir mengira mereka tidak mendengar kata-katanya barusan dan mengulang kalimatnya.
“Iya, Pak. Kami dengar soal itu. Anda tahu soal itu?”, tanya Arelia bercanda. Dia merasa bahkan orang ini tidak mengerti tentang apa yang mereka katakan.
“Tentu saja. Kami sesama pembawa kendaraan terkadang bertemu. Dan kau tahu, supir bus itu jadi terkenal. Kami suka mendengar ceritanya. Tentang kematian itu. Walaupun dia menjadi sangat lagak. Dan ceritanya menjadi berlebihan dari waktu ke waktu. Karena aku mendengar pertama kali. Bersama-sama dengan supir lain. Lalu, tiba-tiba saat aku mendengar dari teman lain. Ceritanya jadi lebih dibuat seperti sebuah pertarungan hidup dan mati.”, gelak supir taksi itu.
Arelia menatap supir tersebut. “Apa dia bilang kalau dia kenal pria tersebut? Pria yang meninggal”
“Seharusnya iya. Si Tua Rong bilang pria itu sering naik bus yang dikendarainya. Dan dia juga bilang semua orang yang ada di dalam bus itu mengenal pria tersebut.”, ujar supir taksi.
“Mengapa?”, tanya seseorang dari mereka.
“Mereka saling menyapa satu sama lain saat naik ke dalam bus tersebut. Semuanya. Temanku bilang itu benar-benar sebuah kebetulan tak terduga.”, ujar supir taksi.
“Jadi…. Sekarang mereka semua adalah tersangka?”, desis Samantha.
Diubah oleh anism 03-06-2017 19:56
0